ORV Chapter 341: Episode 64 – A Road That Isn’t a Road (2)

 Disclaimer: Novel ini bukan punya sayaaaa


Berbagai pikiran muncul dalam kepalaku.

 [‘Fourth Wall’ bergetar pelan.]

Di depanku ada dua pintu dan seseorang sepertinya sedang berbisik padaku. Sebenarnya aku bisa masuk ke dalam salah satu pintu itu. Tapi, jika aku memilih satu itu artinya aku harus menyerah untuk masuk ke pintu lainnya. Aku tidak bisa melakukannya.

“Demon King of Salvation.”

 “.... Ya.”

 “Jika kau terus menunda, kau tidak akan bisa menyelamatkan keduanya.” Anehnya, aku tidak bisa merasakan kenyataan dari kata-kata Aileen.

 “Tolong tunggu sebentar.”

Dalam pandanganku yang mulai kabur, aku bisa melihat dua koridor yang berasal dari dua kamar yang berbeda. Kata-kata Mass Production Maker melintas dalam kepalaku.

 ‘Tidak ada apa-apa di sana. Itu hanya jalan yang tertutup.’

Akhir dari dua koridor yang ada di depanku sangat gelap hingga aku tidak bisa melihat ujungnya. Akan tetapi semua orang tahu jika tidak ada apa-apa di ujung koridor itu. Atau mungkin saja…. sejak awal koridor itu dibuat seperti ini. Kosong tanpa ada sesuatu apapun di ujungnya,

< Kim Dokja berpikir: Ini tidak mungkin. >

Tenanglah. Pasti ada cara yang tersembunyi. Aku sudah susah payah sampai di titik ini…. Tapi sekarang aku harus memilih di antara dua orang!? Siapa yang harus mati dan siapa yang bisa tetap hidup….? Aku tidak bisa melakukannya!

 [‘Fourth Wall’ menatapmu.]

< Ta pi bu kan nya ka u su dah me mi lih? >

Detik itu juga, ingatan dari skenario pertama muncul dalam kepalaku. Terowongan gelap yang berguncang. Orang-orang yang mati di sana. Mungkin aku bisa menyelamatkan mereka.

< Ka re na it u ka li i ni ka u ju ga ha rus me mi lih. >

…. Tapi situasi saat ini dan dulu berbeda jauh!

< A pa be da nya? >

Aku memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Fourth Wall. Aku menoleh ke arah Aillen dan kemudian bertanya, “Berapa waktu yang masih tersisa?”

 “Sekitar 20 menit…. Kondisi Lee Sookyung-ssi lebih kritis. Setelah itu…”

20 menit. Sangat sebentar, tapi itu cukup untuk mencoba beberapa hal. Masih terlalu cepat untuk menyerah.

 “Jika ada lebih banyak star fluid, apakah kau bisa menyelamatkan mereka berdua?”

 “.... Kemungkinannya sangat tipis.”

Aku langsung mengambil Old to New Toad. Kodok itu langsung mengeluarkan suara.

 “Berikan aku rumah lama dan aku akan memberikanmu rumah baru.”

Aku menunjuk botol Nectar yang setengah penuh dan kemudian bertanya.

 “Apa kau bisa merubahnya menjadi sesuatu yang baru?”

Old to New Toad menggelengkan kepalanya.

 “Itu bukan benda lama atau baru.”

 “Aku sudah meminum setengahnya, jadi itu adalah benda lama. Aku akan memberikan item lain untukmu, karena itu bisakah kau memenuhi botol…”

“Harganya….. Aku tidak bisa membantumu.”

Seperti yang kuduga, trik seperti ini tidak bisa digunakan untuk star fluid. Padahal aku sempat berpikir jika itu bisa dilakukan.

“Capek. Jangan panggil aku.”

Mungkin dia sudah lelah karena menelan prajurit raksasa beberapa saat yang lalu. Aku melihat Old to New Toad tidur dengan perasaan kalut.

Aku kembali menyimpannya dan mencoba untuk melakukan cara kedua. Jika aku tidak bisa menduplikasinya, aku harus mencari star fluid baru.

 [Konstelasi ‘Demon King of Salvation’....]

 [Penggunaan pesan tidak langsung telah dibatalkan.]

 [Fungsi pesan tidak langsung tidak bisa digunakan karena sedang dalam proses pemeriksaan dan perbaikan setelah skenario tertentu berakhir.]

…. Apa?

 [Skenario yang sedang diperiksa adalah skenario ke-60.]

Ini adalah situasi tidak terduga yang tidak kupikirkan sebelumnya. Aku tidak pernah memikirkan jika efek dari skenario ke-60 akan menyebar hingga ke tempat ini.

Tapi, aku membutuhkan bantuan konstelasi lain untuk mendapatkan star fluid.

“Jang Hayoung!”

Saat Aileen mendengar teriakanku, dia langsung menolehkan kepalanya. Jang Hayoung sekarang sedang berada di ruangan milik Yoo Sangah. Saat aku berdiri di mana lampu gawat darurat sedang menyala, bulu kudukku tiba-tiba berdiri.

 “Kau tidak boleh masuk tanpa permisi!” aku bisa mendengar seseorang berteriak ke arahku.

Fragmen cerita terus mengalir keluar dari tubuh Yoo Sangah, dan semua itu melayang di atas tubuhnya. Aku mencoba untuk tidak menghiraukannya dan berbalik menghadap Jang Hayoung. Dia sedang berbaring di pojokan kamar. Aku langsung berjalan ke arahnya dan membangungkannya. “Jang Hayoung! Bangun! Cepat!”

 “Tunggu sebentar! Dia juga sedang dalam kondisi kritis!”

Para staf medis langsung berlari ke arahku dan menarikku menjauh. Sekarang aku bisa melihat jika ada beberapa story pack dan perban yang membungkus tubuhnya. Sepertinya dia menderita luka yang sangat parah setelah mengikuti Perang Returnee. Meski begitu aku tetap membutuhkan skill yang dia miliki.

 [‘Unidentified Wall’ sedang menatapmu.]

 [‘Fourth Wall’ sedang menatap ‘Unidentified Wall’.]

Percikan cahaya muncul saat aku bisa merasakan tatapan dinding milik Jang Hayoung. Tatapannya terasa sangat dingin, seakan dia tidak mau diajak bekerja sama.

… Apa aku harus melakukannya? Begitu pikirku sambil mengaktifkan Bookmark. Pada akhirnya Unidentified Wall adalah skill. Masalahnya aku belum begitu memahami karakter Jang Hayoung, karena itu aku membutuhkan keberuntungan yang tinggi untuk bisa menggunakannya. Ah, tapi….

Aku mulai mencari nama Jang Hayoung dalam daftar karakter Bookmark. Unidentified Wall tiba-tiba memberiku peringatan. Mungkinkah dia merasa tidak nyaman dengan apa yang ingin kulakukan?

 [‘Unidentified Wall’ berkata: Kau bukan masterku. Jangan lakukan hal yang tidak perlu.]

 “Aku membutuhkan bantuanmu.” ujarku dengan jujur karena ini adalah situasi yang sangat genting. “Jika kau tidak mau membantuku, aku harus membangunkan mastermu.”

Dinding itu terdiam selama beberapa saat, dan kurasa dia sedang memikirkan kata-kataku. Beberapa saat kemudian dinding itu berkata.

 [‘Unidentified Wall’ berkata: …. Aku akan membantumu.]

Di saat yang sama, ada partisi ruang kecil yang muncul di depanku, dan entah kenapa partisi itu mengingatkanku dengan sebuah ruangan yang pernah kulihat di Mino Soft dulu. Sebuah panel besar muncul di depanku dan aku bisa melihat alat input suara yang kukenal.

Mungkin Jang Hayoung sudah mendengar banyak cerita tentang banyak konstelasi melalui dinding kecil itu. Jang Hayoung mendengarkan cerita yang ditulis di dinding ini seperti grafiti, lalu…

 [‘Unidentified Wall’ berkata: Lakukan tugasmu dengan baik.]

…. Tidak ada lagi yang bisa kukatakan. Aku menatap Jang Hayoung yang sedang tertidur selama beberapa detik dan kemudian mengalihkan pandanganku.

Pertama, aku harus mematikan semua lampu darurat yang ada di sini.

 [‘Unidentified Wall’ telah memberikan akses sementara kepadamu.]

 [Masukkan tujuan pesan yang ingin kau kirim.]

Konstelasi pertama yang ingin kuhubungi adalah Dionysus.

 [Pesanmu tidak bisa dikirim ke konstelasi tujuan.]

 [Saat ini, semua bentuk komunikasi dengan nebula Olympus sedang lumpuh.]

Pesan pertama tidak bisa terkirim. Aku langsung mengganti nama penerimanya. Beberapa saat kemudian ada jawaban yang muncul.

S: Kau membutuhkan lebih banyak  Soma? Maaf, tapi… Aku sudah memberikan semua Soma yang kumiliki padamu.’

Jawaban itu berasal dari Surya. Sepertinya situasi di sana sedang tidak baik-baik saja.

KDJ: Apa kau tidak bisa meminta sebagian dari nebulamu?

S: Aku barusan keluar dari Vedas, jadi mereka mencabut hak produksi Somaku.

KDJ: Apa Dionysus ada di sebelahmu?

Beberapa saat kemudian ada jawaban dari Surya.

S: Baru-baru ini Olympus sedang kesulitan karena cerita paceklik. Suplai Nectar mereka sepertinya juga sedang terhenti. Tidak ada yang bisa mereka berikan padamu.

KDJ: Aku mengerti. Terima kasih.

S: Maaf aku tidak bisa membantu.

KDJ: Tidak masalah.

Aku tidak mungkin meminta lebih banyak ketika sudah menerima bantuan dari Surya selama skenario Gigantomachia berlangsung.

Aku mencoba mengingat berbagai macam star fluid yang muncul dalam novel Cara Bertahan Hidup. Tapi di timeline ini tidak ada star fluid yang bisa menggantikan Nectar dan Soma.

Aku menggigit bibirku. Jika aku tidak bisa mengobati mereka berdua, aku harus mencari cara lain.

 [Mengirim pesan pada konstelasi ‘Queen of the Darkest Spring.’]

Karena Persephone dan Hades bukan anggota Olympus, mungkin aku bisa menghubungi mereka melalui Unidentified Wall. Aku tidak mau menggunakan cara ini, tapi ini bukan waktunya untuk merasa ragu.

Meski begitu, jawaban yang kudapat dari Persephone tidak bisa mengangkat kekhawatiranku.

P: Nak, seperti yang kau tahu, keberadaan yang sudah masuk ke dalam alur kesadaran itu.... Semua jiwa di dunia ini memang pergi ke Underworld, tapi itu hanya akan terjadi jika jiwa mereka tetap utuh.

KDJ: Sudah kuduga...

A soul suffering from this disease wouldn’t go to the Underworld. To be exact, it didn’t go anywhere. It just ended there. Just as everyone who walked on the wrong road disappeared forever.

Persephone melanjutkan.

P: Nak...

KDJ: Statusku sebagai penerus masih belum sah. Tolong jangan hubungi aku untuk sementara waktu ini.

Aku langsung memotong kata-katanya dan menutup jalur komunikasi. Aku membuka smartphone dan membuka file novel Cara Bertahan Hidup. Pasti masih ada cara yang tersisa. Aku harus bisa menemukannya.

 [‘Unidentified Wall’ berkata: Kau sudah melakukan terlalu banyak hal yang melanggar probabilitas.]

... Diam kau.

 [‘Unidentified Wall’ berkata: Probabilitas itu pasti akan kembali padamu. Itu adalah cara dunia ini bekerja.]

 “Sudah kubilang diam.”

Aku membaca novel Cara Bertahan Hidup dengan cepat. AKu menemukan beberapa situasi di mana Yoo Joonghyuk mengalami hal yang serupa. Misalnya di skenario ke-161 dan 275.

Di kedua regresi itu, Yoo Joonghyuk berada dalam situasi di mana dia hanya bisa menyelamatkan salah satu sekutunya. Saat dia harus memilih antara Lee Seolhwa dan Lee Jihye, Yoo Joonghyuk berkata,

< “Aku akan menyelamatkan mereka berdua.” >

Begitu juga yang terjadi di regresi ke-275. Lee Hyunsung dan Shin Yoosung. Dalam situasi di mana dia harus memilih satu dari dua sekutunya, Yoo Joonghyuk berkata,

< “Aku akan menyelamatkan mereka berdua.” >

Itu adalah jawaban dari Yoo Joonghyuk. Meski begitu, Yoo Joonghyuk dari regresi ke-161 dan 275 gagal melakukannya. Dia tidak bisa menyelamatkan Lee Seolhwa, Lee Jihye, Lee Hyunsung, ataupun Shin Yoosung. Setelah itu dia membunuh dirinya sendiri. Meski begitu, Yoo Joonghyuk tetap membuat jawaban yang sama, dan aku juga akan melakukan hal yang sama.

Tangan kanan yang kugunakan untuk memegang smartphone mulai bergetar pelan.

< Ta pi Kim Dok ja bu kan Yoo Joong hyuk. >

Yoo Joonghyuk bisa membuat keputusan seperti itu karena dia adalah seorang regressor. Eksistensinya berbeda jauh denganku. Yoo Joonghyuk adalah esksistensi yang bisa mengulang kehidupan tidak peduli berapa kali banyaknya.

Di sisi lain, aku hanya punya satu nyawa yang kumiliki saat ini. Karena itu, aku tidak bisa membuat kesalahan sedikitpun.

Jika aku membuat kesalahan, seseorang akan kehilangan nyawanya. Karena itu, aku tidak boleh membuat kesalahan.

Aku sudah sampai di ttik ini sambil mengambil resiko karena sudah memutarbalikkan probabilitas yang kugunakan. Sampai detik ini, aku berpikir jika aku sudah melakukannya dengan baik.

Briareus pernah berkata seperti ini padaku.

 ‘Takdir yang sebenarnya tidak akan bisa dihindari. Jika kau menghindarinya, probabilitas harus dirubah. Dan probabilitas yang sudah dirubah itu harus dibayar oleh seseorang.’

Aku tahu. Aku benar-benar mengetahuinya. Tapi, aku tidak puas dengan semua itu. Kenapa?

“.... Ja-ssi....”

Kenapa.... Kenapa harus mereka yang membayarnya!?

“Dokja-ssi.”

Satu tetes, dua tetes. Suara yang menyentuhku terasa seperti tetesan air yang membasahi batu granit.

Aku membalikkan badan ke arah salah satu pintu.

“Dokja-ssi, aku baik-baik saja.”

Aku bisa melihat huruf-huruf yang mengalir keluar kamar  Yoo Sangah. Huruf-huruf itu kemudian membentuk kalimat yang seakan sedang berbicara padaku.

“Selamatkan Sookyung-ssi.”

Aku hanya bisa diam saat membaca kalimat itu. Meski begitu, Yoo Sangah memberikan jawaban seakan dia bisa membaca pikiranku.

“Aku sudah menemukan cara untuk bertahan. Aku menemukan cara itu lewat sistem milik Hermes.”

 [Skill eksklusif ‘Lie Detection Lv. 7’ diaktifkan!]

 [Kau memastikan jika ucapan lawan bicaramu adalah kebohongan.]

“Yoo Sang…”

“Dokja-ssi.”

Yoo Sangah menyebut namaku bukan untuk memanggilku. Nada yang digunakannya terasa sangat tegas. Hal itu membuatku teringat sebuah momen di mana aku dan Yoo Sangah harus bekerja sama.

Waktu itu, Yoo Sangah juga berbicara dengan nada seperti ini. Setiap kali dia sudah membuat keputusan yang dia rasa paling tepat, dia tidak akan pernah mengubah pikirannya. Yoo Sangah akan mengutarakan pikirannya dengan tenang dan tegas, seakan dia sedang berusaha menenangkan seorang anak yang sedang panik.

“Dokja-ssi, dengarkan aku. Tolong tenang dan berpikirlah dengan rasional.”

Kenapa? Kalimat Yoo Sangah terasa sangat familiar.

 “Aku masih memiliki sisa waktu, tapi Sookyung-ssi tidak akan selamat jika kau tidak segera bergerak.”

Kenapa aku merasa seperti sedang duduk di kereta itu.... Dan kenapa tangan dan tubuhku bergetar dengan keras?

“Ini sama seperti quest game yang dulu kita selesaikan. Ini adalah quest yang bisa kita selesaikan jika kita mengikuti petunjuknya.”

“…Yoo Sangah-ssi.”

“Dokja-ssi, ini waktunya melanjutkan quest dengan cara yang benar.”

Aku mengerti apa yang sedang dimaksud oleh Yoo Sangah. Mungkin akulah yang paling mengerti maksud dari kata-kata itu. Akan tetapi di saat yang sama, aku tidak bisa memahami kata-kata yang baru saja disampaikan oleh Yoo Sangah. Mungkin aku tidak akan bisa memahaminya. Atau mungkin aku memang tidak berani untuk memahaminya.

 [‘Fourth Wall’ telah menambah ketebalannya.]

Seperti Yoo Sangah yang saat itu berdiri dalam kereta, aku juga berdiri dan kemudian memanggil nama seseorang, “Aileen.”

Aillen menganggukkan kepalanya. Staf medis yang berdiri di sebelah Yoo Sangah langsung berlari ke kamar sebelah. Aku mengikuti mereka menuju kamar sebelah, tapi tepat sebelum aku keluar dari kamar Yoo Sangah, aku berbalik untuk menatapnya.

“Jangan khawatir. Aku akan menunggu di sini.”

Dari balik tirai itu, aku bisa melihat siluet Yoo Sangah yang semakin memudar. Mungkin di balik sana adalah Yoo Sangah yang tidak pernah kukenal sebelumnya. Seluruh tubuhnya mungkin sudah tercerai berai dan tidak bisa dikenali lagi. Aku mungkin bisa mendengar suaranya, tapi terdengar semakin memudar.

Meski begitu...

 “Yoo Sangah-ssi, aku tidak tahu apa kau masih mengingatnya atau tidak, tapi aku juga memilih nyawa beberapa orang di skenario pertama.”

Aku mengatakan semua yang kuingat pada Yoo Sangah. “Aku hanya menyelamatkan orang-orang yang kupikir harus tetap bertahan. Kupikir aku harus melakukannya untuk melihat akhir dunia ini.”

“... Dokja-ssi.”

 “Tapi, jika ini satu-satunya cara yang bisa kulakukan untuk melihat akhir cerita ini, aku memilih untuk tidak melihatnya.”

Agar aku bisa menyelamatkan nyawa seseorang, orang lain harus mati menggantikannya.

 “Jika seseorang harus memilih nyawa siapa yang harus diselamatkan atau dikorbankan, maka itu adalah cerita yang buruk.”

Saat aku mengatakan hal ini para Mass Production Maker, dia berkata jika ini adalah jalan yang bukan jalan.

 [‘Fourth Wall’ sedang menatapmu.]

Meski begitu, ini bukan sebuah pilihan, karena sejak awal memang hanya ada satu cara.

 [Konstelasi ‘Demon King of Salvation’ sedang menatap ‘Fourth Wall’.]

Aku bukan Yoo Joonghyuk. Tapi, jika itu menyangkut masalah ini, jawabanku sama dengan protagonis itu.

 “Aku akan menghancurkan cerita seperti itu. Karena itu Yoo Sangah-ssi, jangan mati. Tentu ibuku juga.”

Di depanku terdapat dinding yang ditutupi oleh kegelapan pekat. DInding itu sangat keras dan tebal hingga aku tidak bisa menghancurkannya. Meski begitu, perlahan aku menjulurkan tanganku ke arah dinding itu.

 

Chapter 340     Daftar Isi     Chapter 342


 


Komentar

Postingan Populer