ORV Chapter 343: Episode 64 – A Road That Isn’t a Road (4)
Disclaimer: Novel ini bukan punya saya
Percikan cahaya mulai menyelimuti jiwa yang tadinya hancur,
vitalitas ibu perlahan juga mulai kembali. Para wanderer terus sibuk menyatukan
fragmen-fragmen cerita ibu. Bagi mereka, kesalahan sekecil debu tidak bisa
ditolerir.
“Ini yang terjadi saat itu. Apa kau masih ingat?”
Seperti sebuah lukisan yang digambar oleh banyak pelukis...
Rasanya saat ini aku sedang berada di pesta para seniman yang sedang berkumpul
untuk menyelesaikan satu proyek seni raksasa. Aku sangat takjub saat tahu ada
banyak orang yang mengingat ibuku.
Beberapa tatapan dapat membunuh seseorang. Setelah skenario
yang sama dimulai, para inkarnasi mati di hadapan banyak konstelasi. Mereka
terekspos, diperhatikan tanpa izin, dan dipaksa untuk mengikuti kemauan
konstelasi. Saat ini, semua tatapan itu sedang berusaha menyelamatkan
seseorang.
“.... Ah, aku merindukan waktu seperti ini.”
“Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan jika Sookyung-ssi
tidak ada di sana. Benar kan?”
Para wanderer terus menggerakkan kuas mereka sambil bergumam
satu sama lain. Mungkin seluruh kehidupan yang kita jalani pada akhirnya akan
menjadi kenangan untuk satu dua orang yang kita kenal.
[Konstelasi ‘Scribe of Heaven’
menunjukkan kekaguman pada orang-orang yang mengumpulkan cerita-cerita yang
telah tercerai-berai.]
[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’
merasa sangat bahagia!]
[Konstelasi ‘Prisoner of the Golden
Headband’ menarik rambutnya dengan ekspresi yang tidak bisa digambarkan.]
[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’
menggerutu sambil menatap inkarnasinya.]
Mungkin inspeksi channel sudah selesai dilakukan, karena itu
para konstelasi mulai berkumpul di channel Biyoo untuk menonton.
Ibuku, Lee Sookyung. King of Wanderers, Lee Sookyung seorang
eks-tahanan. Lee Sookyung si penulis esai. Semua ‘Lee Sookyung’ ini digabungkan
untuk membuat ‘Lee Sookyung’ yang utuh.
Aku terus berdiri diam hingga Han Sooyoung menepuk lenganku.
“Minggir. Kau mengganggu kami.”
Ya, Han Sooyoung sudah bekerja sama dengan ibu selama 3 tahun
ini. Dia mungkin juga mengetahui cerita tentangnya.
Aku menganggukkan kepalaku dan berjalan keluar dari ruang
operasi. Restorasi cerita hampir selesai dan sepertinya bantuanku sudah tidak
diperlukan. Aku merasa sedikit khawatir, tapi Han Sooyoung adalah seorang
penulis… Dia mungkin tidak akan menghancurkan cerita ibu.
Aku mendengar suara Han Sooyoung yang berbicara dari arah
belakangku, “Ini…. Kau pernah menceritakannya saat itu? Aku tidak tahu. benar
juga. Yah….”
…. Kumohon sembuhkan ibuku. Itu yang terus terngiang dalam
pikiranku saat aku berjalan ke arah anggota party yang sudah lama menungguku.
“Paman!”
“Dokja hyung!”
Aku memeluk dua anak itu sambil menatap semua companionku.
Jung Heewon, Lee Jihye, dan Lee Hyunsung sedang diikat ke sebuah kasur…. Mereka
sepertinya sedang menunggu jawaban dariku. Jujur, kurasa mereka pasti sudah
memahami situasi yang sedang terjadi saat ini meski aku tidak menceritakannya
panjang lebar. Beberapa saat kemudian Shin Yoosung bertanya, “Nenek? Apa nenek
Sookyung akan baik-baik saja?”
“Kurasa begitu. Operasinya sudah memasuki tahap akhir.”
Raut lega muncul di wajah mereka. Tapi hanya ada satu orang
yang tidak sama.
“Hei, kenapa ibu Dokja-hyung menjadi nenekmu?”
“Ibu paman memang nenekku.”
“Dokja-hyung bukan ayahmu.”
Aku langsung menepuk pelan punggung mereka. “Ayo, jangan
bertengkar. Kalian berdua bisa memanggilnya nenek.”
“Benarkah? Aku boleh melakukannya?”
“Ya.”
Saat aku melihat raut bahagia di wajah dua anak itu, aku ingin
mengatakan sesuatu pada mereka, tapi aku langsung menutup mulutku.
Apa yang sudah terjadi pada anak-anak ini selama 3 tahun ini?
Apa yang mereka dengar, lihat, dan bicarakan selama mereka melalui banyak
skenario tanpa diriku?
“…Hyung?”
Aku mengelus kepala Lee Gilyoung cukup lama hingga membuat
anak itu menatapku dengan tatapan bahagia. Shin Yoosung yang melihatnya
langsung mengambil tanganku yang satunya dan meletakkannya di atas kepalanya.
Aku mengelus kepala dua anak itu dan berkata, “Maafkan aku.”
“... Ya? Untuk apa?”
“Itu, semuanya.”
Aku tahu aku tidak layak untuk meminta maaf pada mereka, tidak
peduli apa yang mereka katakan padaku saat ini. meski begitu aku tetap ingin
mengatakan sesuatu pada mereka. Mungkin cerita ibu berhasil mempengaruhiku. Aku
tidak mau membuat lebih banyak tragedi yang tidak bisa kuceritakan saat ini.
Meski begitu kata-kata itu tidak bisa keluar dari mulutku dengan mudah.
‘Kalian sudah bekerja keras. Maafkan
aku.’ Aku ingin mengatakannya
pada mereka.
“Tidak apa-apa.” ucap Shin Yoosung. “Kami baik-baik saja,
paman.”
Shin Yoosung mengangkat wajahnya dan menatapku. Dia adalah
anak yang harusnya kuhibur, tapi kenapa aku malah merasa jika dia sedang
menghiburku? “Paman…. Apa kau baik-baik saja?”
Aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu, karena itu aku hanya
bisa memalingkan tatapanku darinya. Aku menatap semua anggota partyku yang ikut
balik menatapku. Lee Jihye terlihat panik dan Jung Heewon terlihat khawatir.
Aku tersenyum dan kemudian berkata, “Kenapa kalian melihatku
seperti itu? Ibuku hampir sembuh.”
“Apa kau benar-benar tidak apa-apa?”
“Aku baik-baik saja. Lalu…”
Aku mengamati mereka semua dengan seksama. Aku bisa merasakan
jalannya waktu dari luka-luka yang ada di tubuh mereka. Saat cerita
Gigantomachia berakhir, mereka langsung berlari ke tempat ini tanpa sempat
menikmati kemenangan mereka.
“Di skenario Gigantomachia…. Kalian semua sudah menderita.”
Mungkin ekspresi wajahku terlihat aneh, dan mungkin karena itu
Jung Heewon tiba-tiba berteriak.
“Apa kata-kata itu bonus untuk kami? Dokja-ssi…. kau itu ya.
Kami bekerja di sini karena ini tempat yang bagus.”
Lee Jihye menganggukkan kepalanya. Jung Heewon meneruskan
ucapannya. “Selain itu…. Kenapa kau pergi sendirian lagi? Apa kau benar-benar
ingin mati? Atau mungkin kau ingin disekap lagi?”
“Itu karena Mass Production Maker bilang…”
“Kau selalu membuat alasan.”
Aku menundukkan kepalaku ke arah mereka. “Maafkan aku.”
Untuk sekarang hanya ini yang bisa kulakukan. Aku akan
menjelaskan alasanku pergi duluan nanti. Saat aku menundukkan kepalaku, aku
bisa melihat sepatu combat yang terlihat lusuh. Aku mengangkat wajahku dan
melihat laki-laki yang mengenakan mantel hitam sedang berdiri tidak jauh
dariku. Tiba-tiba aku langsung merasa lega. Aku tahu jika ini adalah tempat
yang tepat untuk Yoo Joonghyuk.
“Yoo Joonghyuk, kau juga…”
“Ini bukan waktu yang tepat untuk bertukar cerita. Masalah
kita belum selesai.”
Yoo Joonghyuk langsung berjalan ke arah ruangan yang ada di
samping kamar ibu. Tatapannya terlihat mengerikan.
Seperti yang kuduga. Yoo Joonghyuk tetaplah Yoo Joonghyuk.
“Kenapa kalian terlihat santai sekali? Kalian pikir ini piknik
apa?”
Pintu ruang operasi terbuka dan Han Sooyoung muncul di ambang
pintu. Sepertinya dia baru saja menghabiskan cukup banyak energi sihir,
wajahnya terlihat lelah.
“Ibuku?”
“Dia butuh waktu untuk bangun, tapi penyakitnya berhasil
disembuhkan. Sekarang kita hanya bisa menunggu.”
“Kau sudah bekerja keras.”
“Yoo Sangah?”
“Para staf medis sedang memperhatikan keadaannya. Aileen akan
memulai operasi setelah dia selesai dengan ibumu. Apa masih ada star fluid yang
tersisa?”
Aileen berkata jika star fluid yang kubawa hanya cukup untuk
melakukan 1 operasi saja.
“Ayo segera mulai.”
Aileen memanggil tim dokter dan langsung masuk ke dalam kamar
Yoo Sangah. Ngomong-ngomong, saat kami masuk ke dalam kamar wanita itu, kami
mendapati pemandangan yang sangat aneh.
“Seolhwa-ssi?”
Aku melihat Lee Seolhwa yang memakai mantel putih, dan
sekarang dia sedang merawat Yoo Sangah yang terbaring lemah. Apa kami baru saja
melihat sebuah ilusi? Aku merasa kecepatan keluarnya fragmen cerita milik Yoo
Sangah menjadi semakin lambat.
“Aku yang terjadi?”
“Aku menggunakan beberapa obat yang diberikan Joonghyuk-ssi
padaku.”
“Obat yang diberikan Yoo Joonghyuk padamu?”
Lee Seolhwa menatap sebuah botol yang ada di atas meja. Aku
tidak pernah melihat botol itu sebelumnya. Ketika aku menyentuh botol itu,
informasinya langsung menarik perhatianku.
“…The Empty and Clear Stone Milk?”
Aku tertegun. Jika ini adalah pty and Clear Stone Milk yang
kutahu, itu adalah item langka yang bisa disetarakan dengan star fluid. Itu
adalah salah satu elixir terkuat yang bisa didapatkan di Zero Murim.
Berbagai macam pikiran melintas di kepalaku, tapi aku tidak
tahu cara untuk menyampaikannya.
“Dari mana dia mendapatkan item seperti ini?”
“Kudengar dia menerimanya dari Breaking the Sky Sword Saint.”
Breaking the Sky Sword Saint belum kembali ke Bumi. Mungkin
dia ingin tinggal lebih lama karena berkumpul dengan teman se ras nya.
Ngomong-ngomong, Breaking the Sky Sword Saint lah pemilik asli dari Empty and
Clear Stone Milk…. Apa dia mendapatkannya dari ‘pulau itu’?
Aileen memeriksa Yoo Sangah dan berkata, “Item ini berhasil
memberikan kita sedikit waktu lebih lama.”
“Berapa lama?”
“Sekitar 30 menit.”
“Jika kita bisa mendapatkan lebih banyak star fluid…”
“Kondisinya sudah mencapai fase di mana dia tidak bisa lagi
disembuhkan hanya dengan star fluid. Dia sudah melewati titik itu. Jujur saja,
aku sangat kagum saat tahu tema nya masih belum hancur. Kekuatan mentalnya
benar-benar sangat…..”
Semua anggota party ku menangis saat mendengar kata-kata
Aileen.
“Tunggu, apa yang kau katakan?”
“Sangah unnie akan mati?”
Mereka semua mendengarkan penjelasan staf medis dan mulai
menyadari betapa seriusnya situasi ini. Jung Heewon dan anak-anak terlihat
sangat pucat. Lee Jihye terlihat ketakutan.
“Paman, kau bohong kan? Iya kan?”
“…”
“Sangah unnie akan mati… Tidak mungkin, kan? Tidak kan!? Kalau
begitu untuk apa kita…”
Lee Jihye mulai limbung dan dia langsung mencengkeram
lenganku. “Paman sudah mati banyak kali! Jika kita mendapatkan atribut yang
sama…!”
Kita tidak mungkin bisa mendapatkan atribut itu sekarang. Jung
Heewon memeluk Lee Jihye dari belakang dan bertanya padaku, “Mungkin… Apa kita
bisa menggunakan cara sebelumnya?”
Cara sebelumnya. Tidak ada yang menjelaskannya, tapi mereka
semua langsung menatap Biyoo yang sedang melayang di udara.
“Itu akan sulit.”
“Kau penerus Underworld. Apa kau tidak bisa meminta tolong
pada mereka?”
“Aku sudah melakukannya.”
Di waktu yang sama, ada beberapa pesan yang muncul di depan
kami. Semua itu adalah pesan dari para konstelasi yang ingin mengambil
keuntungan dari situasi kami.
[Konstelasi ‘Emperor Who Dreamt of
Immortality’ sedang membuat pertukaran.]
[Konstelasi ‘Emperor Who Dreamt of
Immortality’ berkata jika dia akan memberimu ‘Divine Grass of Immortality’ jika
kau mau menandatangani kontrak detik ini juga.]
Emperor Who Dreamt of Immortality…. Dia adalah ‘kaisar’ China.
vine Grass of Immortality pasti item yang setara dengan star fluid dan star
fruit. Akan tetapi Yoo Sangah yang sekarang tidak akan sembuh meski aku
menggunakan keduanya.
< “Jangan lakukan itu.” >
Kami semua langsung menatap ke arah yang sama.
< “Jika kau meminjam kekuatan mereka,
mereka pasti akan memberikan harga yang tidak masuk akal.” >
Yoo Sangah sedang berbicara pada kami. Matanya memang
terpejam, tapi kami semua bisa mendengar suaranya. Hanya setengah jiwanya yang
masih tersisa, separuh lainnya sudah tersebar di seluruh ruangan ini dan hanya
temanya yang masih utuh. Meski begitu dia sedang menatap kami semua.
< “Semuanya.” >
Yoo Sangah berbicara dengan kami semua.
< “Aku baik-baik saja. Karena itu…”
>
Aku tidak tahu sudah berapa kali aku mendengar kata ‘Aku
baik-baik saja’ dari mulutnya. Kami semua tahu apa arti dari kata-kata itu.
Bagi kami, itu adalah waktu di mana neraka akan segera muncul.
< “Gilyoung, noona baik-baik saja.
Jangan menangis. Yoosung juga.” >
Yoo Sangah terus berbicara pada kami. Aku memegang dadaku yang
tiba-tiba terasa sakit dan kemudian menyender di dinding. Jung Heewon duduk di
sebuah kursi.
< “Heewon-ssi. Aku benar-benar
menyukaimu. Kau tahu kan?” >
< “Dan Jihye juga…” >
Kami mulai menangis. Lee Jihye menangis keras sambil meremas
selimut Yoo Sangah. Matanya terlihat sangat merah saat dia menatapku penuh
harap. Dari sini aku bisa mendengar suara seseorang sedang menggeretakkan gigi.
“Kim Dokja, aku akan menandatangani Outer World Contract.” Han
Sooyoung memegang lenganku dan kemudian melanjutkan. “Jika aku melakukannya
mungkin ada sesuatu yang bisa kita lakukan. Tidak, aku pasti akan melakukannya.
Aku…!”
「 Han Sooyoung-ssi. 」
< “Han Sooyoung-ssi.” >
Tubuh Han Sooyoung bergetar.
< “Kau tidak harus melakukannya.” >
Han Sooyoung melepaskan pegangannya pada lenganku. Setelah itu
dia langsung keluar dari ruangan seakan dia tidak ingin terus mendengarkan
percakapan ini. Yoo Sangah melanjutkan ucapannya. Dia memang orang yang akan
mengeluarkan semua perasaannya di momen-momen seperti ini.
< “Hyunsung-ssi dan Joonghyuk-ssi….
Ada yang ingin kukatakan pada kalian… Tapi aku tidak punya banyak kekuatan yang
tersisa…” >
< “Ya, aku ingin berkata…. Aku akan
menyerahkan semuanya….” >
Yoo Sangah melirikku. Aku terus bersandar pada dinding karena
luka yang ada di dadaku berdenyut dengan kencang.
Dunia mulai bergetar, tapi aku harus tetap bertahan.
“Semuanya.”
Saat aku mulai membuka mulutku, kepalaku langsung terasa
sangat sakit.
[Fourth Wall memberimu peringatan.]
< Jan gan. >
Aku mengabaikan peringatan itu dan berkata, “Semuanya, tolong
keluar sebentar.”
Mereka semua terlihat seperti mayat hidup tanpa jiwa, padahal
Yoo Sangah lah yang ada di ambang kematian.
Orang pertama yang kembali sadar adalah Jung Heewon. Kami bertukar
tatapan selama beberapa detik dan kemudian berdiri bersama Lee Jihe. Setelah
Jung Heewon berbicara sebentar, mereka semua akhirnya setuju untuk meninggalkan
ruangan. Setelah beberapa saat, Shin Yoosung dan Lee Gilyoung keluar dan hanya
ada aku dan Yoo Sangah di ruangan ini.
Aku menarik nafas panjang sebelum berkata, “Yoo Sangah-ssi.
Kau masih ingat kata-katamu padaku saat kita ada di kereta itu?”
Tidak ada jawaban apa-apa dari Yoo Sangah.
“Kau bilang kau suka membaca buku.” Aku meneruskan ucapanku.
“Murakami Haruki, Raymond Carver, Han Kang…”
Aku menyebutkan nama-nama pengarang yang disukai Yoo Sangah,
dan aku bisa merasakan perubahan ekspresinya. Mungkin itu adalah ingatan yang
sudah menghilang dari dirinya.
“Jika kau bisa bertahan… Apa kau bersedia membaca buku yang
bukan berasal dari para penulis itu?”
Secercah cahaya muncul dalam jiwa Yoo Sangah.
< “... Buku apa?” >
“Misalnya, Lord of the Rings?”
Jiwa Yoo Sangah tertawa. Dia kembali mengingat memori lama dan
kemudian tersenyum tipis.
< “... Baiklah. Selama aku bisa
membaca sesuatu. Jika memungkinkan…” >
Sungguh kata-kata yang sangat berharga. Aku berjanji akan
terus mengingat setiap kata-katanya.
< “Jika aku bisa tetap hidup, aku akan
membaca seluruh ceritanya.” >
Aku menganggukkan kepalaku. Aku tidak tahu apakah cara ini
akan berhasil atau tidak. Di novel aslinya, tidak ada yang pernah mencoba hal
yang akan kulakukan. Meski begitu, ini adalah satu-satunya cara yang bisa
kulakukan. Percikan cahaya terang muncul dan sebuah dinding muncul di udara.
Aku menatap sesuatu yang ada di balik dinding itu… pada Fourth
Wall itu sendiri. Semua orang yang berhadapan dengan dinding ini di akhir jalan
pasti merasa putus asa.
“Fourth Wall.”
Dia adalah dinding tebal yang tidak bisa dihancurkan oleh
apapun. Tidak ada benda artifisial seperti ‘dinding’ di dunia ini. Itu adalah
dinding yang diciptakan seseorang dengan tujuan tertentu. Aku tidak tahu tujuan
di balik penciptaannya. Meskipun begitu aku yakin ‘dinding’ ini diciptakan
untuk melindungi seseorang.
Saat aku membuka mulutku, Fourth Wall juga membuka mulutnya.
“Telan dia. Jangan sisakan satupun kata miliknya.”
Chapter 342 DaftarIsi Chapter 344

Komentar
Posting Komentar