ORV Chapter 334: Episode 63 – End of the Myth (1)
Disclaimer: Novel ini bukan punya saya
< Kau akan mati seperti ini. >
Itu adalah kalimat yang tertulis di layar smartphoneku yang
terus bergetar. Aku bisa merasakan ombak yang terus mengenai kakiku. Beberapa
saat kemudian aku mengangkat tangan untuk melihat layarku dengan lebih jelas.
< “Seharusnya revisi keempat sudah dikirim beberapa saat yang
lalu.... Sepertinya ada sesuatu yang salah.” >
Aku tahu siapa yang mengatakannya. Dia adalah penjaga
perpustakaan yang ada di dalam Fourth Wall. Mungkin dia jugalah yang mengirim
versi revisi novel ini kepadaku.
< “Hanya ini yang bisa kulakukan untuk membantumu. Meski begitu aku
hanya bisa mengirim sebagian saja.” >
\
Layar smartphoneku mulai berkedip dan ada kalimat yang
muncul di sana. Itu adalah rangkuman dari isi novel yang baru saja direvisi.
.
.
< Tempat ini lagi... >
Aku tahu monolog siapa yang tertera di atas layar. Ya,
sepertinya ini benar-benar isi dari revisi ke-4.
< Ada terlalu banyak kesalahan di regresi ke-3. >
< Kemunculan Poseidon sama sekali tidak terduga. >
< Harusnya aku memikirkan masalah probabilitas dengan lebih detail.
>
< Harusnya aku memikirkan hubungan antara cerita-cerita mitologi
yang muncul... >
Kalimat-kalimat itu dipenuhi dengan penyesalan. Mungkin di
revisi ke-4 ini kami juga gagal.
< Jika saja saat itu aku bisa menyelamatkan Lee Sookyung. Tidak,
tapi menyelamatkan Yoo Sangah... >
.
.
... Apa? Aku tertegun sampai lupa menggulirkan layar ke
bagian bawah. Tiba-tiba petir menyambar smartphoneku dan kalimat yang ada di
dalamnya menghilang begitu saja.
Aku langsung berteriak, “Tunggu sebentar! Perlihatkan
kembali padaku! Apa maksud kata-katamu barusan!?”
Tidak ada jawaban.
< “Kim Dokja, takdir tidak bisa dirubah. Tapi...” >
< Di am Nir va na. >
[Skill eksklusif
‘Fourth Wall’ aktif dengan sangat kuat!]
Kekuatan milik Fourth Wall memutus suara Nirvana. Kalimat
yang ada di layar menghilang dan detak jantungku mulai normal kembali. Rasa
kesalku juga perlahan menghilang.
Ketenangan ini.... aku tidak menyukainya. Aku tidak bisa
marah meski ingin. Aku juga tidak bisa merasa sedih meski aku sedang berduka.
“Fourth Wall.”
[Fourth Wall
menatapmu.]
“Katakan padaku dengan jujur. Apa ibuku dalam bahaya?”
Fourth Wall tidak menjawab.
.... Sial, kadang hal seperti ini membuatku berpikir, apa
Fourth Wall benar-benar berpihak padaku atau tidak.
Aku menatap langit dan memanggilnya. “Biyoo.”
{Baaat...}
Biyoo yang tubuhnya terlihat transparan hanya menatapku
sambil menangis. Aku membuka mulutku untuk bertanya, tapi aku segera menutupnya
kembali.
[Skill eksklusif
‘Fourth Wall’ bergetar!]
Biyoo sedang menangis.
Berbagai macam pikiran melintas dalam kepalaku. Beberapa
puzzle yang membingungkan akhirnya mulai tersusun. Yoo Joonghyuk kembali
terlalu cepat dan dia terlihat menyembunyikan sesuatu dariku.
Entah kenapa, aku merasa semua itu sangat aneh. Alasan
kenapa para konstelasi juga mengirimkan pesan aneh dan kenapa Yoo Joonghyuk
menginginkan Nectar. Mungkin semua itu dikarenakan alasan yang sama.
“Hei, kawan. Jangan
khawatir, ibumu belum mati.” Aku bisa mendengar suara dari belakangku. “... Ck. Harusnya informasi ini tidak boleh
kuberitahukan pada siapapun.”
Percikan cahaya muncul dari balik kegelapan. Ternyata dia
adalah salah satu konstelasi yang cukup kukenal dengan baik. “Dionysus.”
“Sudah lama, ya. Ini
pertemuan pertama kita setelah acara jamuan, iya kan?”
Dionysus mendekatiku dan melirik keluar gua. Tangan kirinya
terlihat gosong karena efek penggunaan probabilitas. Gua yang kami diami saat
ini berada di dalam area kekuasaan salah satu dari 3 dewa utama Olympus, sang
penguasa laut, Sea God Poseidon.
Poseidon tidak bergerak, tapi keheningan ini terasa sangat
mencekam. Dewa itu terlihat seperti seekor predator yang sedang menunggu
buruannya, Poseidon menatap ke arah laut dengan tatapan tajam, seakan dia
sedang menunggu sesuatu keluar dari permukaan air.
“’Survei plausibilitas probabilitas’ sudah dimulai, jadi paman tidak bisa banyak
bergerak. Tapi jangan gegabah. Dia sedang mencarimu.”
“Kau berkata seperti itu, tapi kenapa malah menggunakan
suara aslimu di dekatku?”
“Aku bisa berbicara
dengan suara asliku karena aku bersembunyi dengan menggunakan kekuatanku
sendiri. Dia tidak akan bisa mendengar suaraku.”
Aku melihat ke arah bibir gua yang sudah ditutupi oleh
lapisan bening seperti kaca. Mungkin itu adalah barrier yang melindungiku dan
Dionysus. Dionysus menatap Poseidon dan berkata, “Bukannya ini hebat? Salah satu dari 3 dewa utama.... Konstelasi level
mitologi. Mereka adalah konstelasi dengan level yang sangat tinggi hingga
hampir tidak mungkin dilampaui oleh konstelasi lain di alam semesta ini.”
Ya, aku saja tahu jika Poseidon sangat kuat. Jika aku punya
kekuatan sebesar dirinya, aku pasti bisa menghentikan kabut tanpa nama yang
menghancurkan Demon Realm.
< Tempat yang bisa diraih oleh tombakmu akan berubah menjadi ujung
samudra. >
Tatapan Poseidon mencapai bagian dalam samudra. Semua gunung
yang ada di bawah laut bergetar ketika merasakan keagungannya. Mereka berlutut,dan
berdoa atas kesalahan yang tidak mereka perbuat. Sesuatu yang ada jauh dalam
lubuk hatiku langsung meraung.
“.... Kau benar-benar
hebat.”
“Apa maksudmu?”
“Kau tidak terlihat
ketakutan saat menatapnya. Kenapa?”
Tentu saja aku merasa sangat takut. Kakiku bergetar kencang
dan kepalaku berputar tanpa henti. Tapi, lebih dari itu...
< Kim Dokja merasa sangat terkesan. >
Aku menatap Poseidon selama beberapa detik dan kemudian
berkata, “Aku tidak bisa membayangkannya.”
“Membayangkan?
Hahaha, kau benar-benar lucu.”
“Kenapa kau membantuku? Kau kan anggota Olympus.”
“Semua ini karena
hatiku.”
“Apa yang terjadi pada anggota partyku yang lain?”
Dionysus menjentikkan jarinya dan sebuah layar muncul di
depannya. Anggota partyku sedang berkumpul di langit yang cukup jauh dari
tempatku berada. Mereka diikat oleh jaring Ariadne dan menggantung di udara
menggunakan Hermes Walking Method. Tidak ada yang mati. Tentu saja itu termasuk
konstelasi level narasi—Surya dan Uriel.
Ya, ini adalah pelarian yang sangat cerdik. Langit adalah
domain kekuasaan Zeus. Poseidon mungkin bisa mengendalikan seluruh samudra,
tapi dia tidak bisa mencapai langit.
Dionysus menyesap wine yang ada di gelasnya. “Tenang saja. Mereka semua baik-baik saja.
Ariadne dan Hermes datang tepat waktu...”
“Apa aku boleh memukul?”
“.... Siapa?”
Aku menatap Dionysus dengan tajam.
“Eh, aku? Kenapa?”
“Kau masih tanya?”
Dionysus langsung menyadari sesuatu dan kemudian berkata, “Ah, ini karena inkarnasi itu ya. Ya, aku
minta maaf. Kau boleh memukulku jika mau. Sebagai gantinya, pukul aku dengan
lembut, oke.... Kau kan sudah jadi konstelasi. Pukulan darimu pasti sakit.”
Aku memutuskan untuk tidak memukulnya. Aku memilih untuk
bertanya, “Kenapa kau melakukan semua itu pada Yoo Sangah-ssi?”
“.... Ceritanya cukup
rumit.”
Dionysus duduk di pinggir gua dan meletakkan gelasnya sebuah
batu. Dia terdiam selama beberapa saat dan kemudian mulai bercerita.
“Di timeline ini,
tiga bersaudara Moira menerima ramalan yang cukup aneh.”
“Ramalan aneh?”
Dionysus melirikku dan menjawab dengan gaya seorang orator. “’Akhir dari semuanya’ akan segera
terjadi.”
“Apa maksudnya?”
“Aku tidak tahu. Yang
pasti Olympus tidak akan bisa lari dari takdir itu. Karena itu, belakangan ini
Olympus selalu sibuk. Semua skenario akan berakhir suatu hari nanti, dan kami
harus tahu bagaimana semua skenario itu bisa berakhir.”
Dionysus melanjutkan “Dalam
prosesnya, kami menemukan singularitas yang berhubungan dengan ‘akhir’ yang
sudah diramalkan. Salah satunya adalah ‘regressor’ yang selalu bersamamu.”
“Kau memilih Yoo Sangah untuk memata-matai Yoo Joonghyuk?”
“Jujur, iya.”
Amarahku memuncak, tapi aku mencoba menahannya. Cerita
Dionysus belum selesai.
“Saat kami sedang
mengamatinya, kami mengetahui eksistensimu.”
“…”
“Kau adalah inkarnasi
yang membenci takdir, membenci konstelasi, dan tidak percaya pada Star Stream.
Kau menjadi konstelasi tanpa memilih sponsor. Kami bahkan tidak bisa melihat
identitasmu yang sebenarnya. Kau adalah singularitas yang tidak pernah kami
temui sebelum ini. Setelah kami menemukanmu, kami membuat sebuah keputusan.” Dionysus
tertawa sebentar dan kemudian melanjutkan. “Kami
memutuskan untuk menyembunyikan dan memanfaatkanmu.”
Ada sesuatu yang tersisa dalam nada ceritanya. Ingatan
tentang beberapa momen di masa lalu yang kupikir hanya sebuah ‘keberuntungan’
pun mulai bermunculan. Jembatan genap yang ada di stasiun Oksu—Deus Ex Machina.
Ada kemungkinan jika mereka menggunakan probabilitas untuk menyelamatkanku dari
maut.
“Kami ingin
menggunakanmu untuk menghentikan kehancuran alam semesta. Karena itu aku ingin
membantumu dengan menggunakan inkarnasi Yoo Sangah.”
“Ucapanmu berbeda
dengan Ares. Dia bilang dia ingin membunuhku.”
“12 dewa tidak selalu
berpikiran sama. Aku tidak yakin kau mengetahuinya.”
Aura berwarna keemasan memancar dari tubuh Dionysus saat dia
berdiri dari duduknya. Ini adalah keagungan yang dipancarkan oleh keturunan
Zeus sang raja langit.
“Olympus yang ada di
timeline ini palsu.”
Mata Dionysus menatapku seakan dia sedang menatap
pengikutnya.
“Sama seperti seorang
pendeta yang menciptakan dewa untuk menegaskan kekuasaan mereka, para dewa di
Olympus juga menciptakan mitos untuk menjaga kekuatan mereka. Mitos palsu
seperti Gigantomachia dan Heracles.... Lalu, inilah hasilnya.”
[Konstelasi ‘God of
Wine and Ecstasy’ menatapmu.]
“Aku ingin mengakhiri
era ini. Setelah itu aku ingin membuat Olympus yang baru.”
[Cerita ‘King of a
Kingless World’ merespon ucapan tersebut.]
Cerita yang tertidur dalam tubuhku bereaksi dengan cerita
Dionysus. Dionysus yang ada di depanku adalah salah satu kandidat pengganti
Zeus di masa depan.
“Yah, kurasa itu
rencananya.... Sekarang tempat ini sedang diawasi oleh paman, jadi tidak ada
yang bisa kau lakukan. Mungkin skenario ini akan berakhir seperti ini.”
Jika pemeriksaan plausibilitas probabilitas dilakukan,
kemungkinan besar skenario ini akan dianggap sebagai skenario gagal.
Semua partisipan akan mendapatkan kompensasi sesuai dengan
kombinasi mereka, tapi Gigantomachia tidak akan terjadi. Mungkin Poseidon sudah
menunggu momen ini. Dia sedang mencoba melindungi Olympus dengan statusnya dan
probabilitas milik nebulanya.
“Tidak, masih ada yang bisa kulakukan.”
“Apa?”
“Kupikir kita bisa mengalahkan Olympus dalam skenario ini.
Sebagai gantinya, berikan aku Nectar.”
“Nectar? Aku punya sedikit.”
Aku menerima Nectar dari Dionysus dan meneteskannya ke
lidahku beberapa kali.
[Kau telah mengkonsumsi star fluid untuk yang pertama
kalinya!]
[Star fluid ‘Nectar’ memberikan respon padamu!]
[Probabilitas Olympus telah mengembalikan kondisi
tubuhmu!]
[Semua stat dan level skill menunjukkan sedikit
peningkatan.]
Apa ini benar-benar star fluid yang banyak diceritakan dalam
mitos? Aku langsung mendapatkan peningkatan stat, padahal rata-rata stat ku
adalah 200. Dionysus menatapku yang sedang memasukkan botol Nectar ke dalam
saku, kemudian dia bertanya, “Hei, apa kau sudah lupa satu serangan yang
tadi dia lakukan? Apa kau benar-benar mau melawannya lagi?”
“Apa kau akan membantu?”
“Apa kau sudah gila? Jika aku membantumu, tidak…. Ini
adalah situasi yang tidak bisa dirubah meski setengah dari 12 dewa memberikan
bantuan kepadamu. Apa kau tidak tahu seberapa kuat ikan itu? Apa kau sudah
gila? Akhir skenario ini sudah…!”
“Akhir skenario ini sudah ditetapkan. Apa itu yang ingin kau
katakan?”
Briareus berkata jika takdir tidak bisa dihindari. Ares juga
mengatakan hal yang sama. Skenario ini hanyalah event hiburan yang sudah
dijadwalkan oleh Olympus. Ya, itu benar. Mungkin kata-kata mereka memang ada
benarnya.
“Jika akhir skenario ini sudah ditentukan, apa semua proses
ini masih memiliki arti?”
“Mungkin hanya selevel kau bisa merasakan nostalgia dan
romantisme. Dan lagi, skenario ini akan dicatat sebagai cerita yang gagal.”
“Apa cerita yang gagal tidak memiliki arti? Meski kau tahu
kau akan gagal, bukankah cerita mengenai mereka yang sudah berjuang hingga
akhir juga memiliki nilai?”
“Konstelasi yang menyukai cerita seperti itu, tapi mereka
juga ditakdirkan untuk mati.”
“Itu adalah sebuah kemungkinan. Kalau begitu bagaimana
dengan ini? Ada seseorang yang hidupnya dipengaruhi oleh suatu cerita, kemudian
dia berusaha untuk menantang cerita tersebut untuk mendapatkan akhir yang dia
inginkan.”
“10 kali, 100 kali, 1000 kali. Bagaimana jika ada banyak
konstelasi dan inkarnasi yang dipengaruhi oleh suatu cerita dan kemudian
menjalani cerita yang sama?
Kegagalan mungkin sudah ditetapkan, tapi ada banyak makhluk
yang membangun cerita tentang keberanian mereka ketika menantang takdir.
Bagaimana jika mereka mengumpulkan banyak cerita tentang semua tantangan yang
dia hadapi, dan kemudian mengatasi semua itu dengan cara lain?
“Kalau begitu, apakah cerita yang gagal tidak bisa
digunakan?”
Stage Transformation bukan sesuatu yang absolut, karena pada
akhirnya mitos hanyalah sebuah ciptaan. Dionysus terdiam saat mendengarnya.
Para akhirnya, probabilitas Star Stream adalah hukum yang
mengalir menuju ‘ke arah yang diinginkan’ oleh banyak makhluk. Karena itu,
cerita yang diinginkan oleh banyak makhluk akan menjadi kenyataan suatu hari
nanti.
Dionysus terus terdiam, tapi setelah beberapa saat dia
membuka mulutnya dan berkata dengan nada marah, “Kalau begitu, apa kau akan
menjadi yang pertama? Kau akan menjadi korban pertama untuk menghancurkan obor
skenario ini?”
“Tidak.” Ucapku sambil tersenyum. “Aku akan menjadi obor
terakhir.”
“Apa?”
“Karena sudah ada banyak orang sebelum diriku yang gagal
melakukannya.”
Aku tahu. Aku membutuhkan ratusan, bahkan ribuan kali
kesempatan untuk mengalahkan Poseidon. Sama seperti… eksistensi gelombang laut
yang terus mengarah kepada dewa itu.
Sialan.
Chapter 333 Daftar Isi Chapter 335

Komentar
Posting Komentar