ORV Chapter 338: Episode 63 – End of the Myth (5)
Disclaimer: Novel ini bukan punya saya
Kali ini, semua anggota ‘biro sementara’ yang sudah bersiap
untuk mengatasi skenario ke-60 sedang melihat sebuah layar. Pertarungan antara
dua konstelsi level mitologi sedang ditayangkan secara real-time di sana. Dari
dokkaebi tingkat rendah hingga tertinggi.... Mereka semua berkumpul dalam
ruangan yang sama dan melupakan semua channel yang tersebar di berbagai daerah.
Hades vs. Poseidon.
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah pertarungan sampai
mati antara konstelasi bisa dihitung dengan jari. Tentu, ada banyak konstelasi
yang saling bertarung di seluruh skenario, tapi itu semua karena tuntutan
cerita.
Tapi yang sekarang sedang mereka lihat adalah pertarungan
para konstelasi untuk melindungi penerus mereka. Hades membuat kejutan.
Konstelasi yang dikenal tidak pernah memiliki penerus selama ribuan tahun,
tiba-tiba saja memilih konstelasi baru sebagai penerusnya. Tentu saja ada
banyak konstelasi yang merasa kaget.
[Mayoritas konstelasi sangat bersemangat
mengikuti kelanjutan pertarungan ini!]
Mayoritas. Bahkan dokkaebi tingkat tinggi seperti Bihyung
tidak pernah melihat sesuatu yang seperti ini.
[Demon king ‘Ruler of the East Hell’ merasa
bersemangat dan sangat menikmati pertarungan itu!]
[Demon king ‘Devil of Principles’ terbakar api
semangat dan ingin ikut berpartisipasi dalam skenario itu.]
[Konstelasi ‘Saviour of Corruption’ menatap
pertarungan itu dengan tatapan penuh kegilaan!]
[Konstelasi ‘Scribe of Heaven’ menatap
pertarungan itu dengan tatapan tidak percaya.]
Rumor menyebar dengan cepat dan para konstelasi mulai
berkumpul, tidak peduli apakah mereka termasuk dalam golongan baik atau buruk.
[Konstelasi ‘Great Mother God Who Created Man
out of Earth’ sedang melihat pertarungan itu.]
[Konstelasi ‘God King of Thunder’ tertarik
dengan pertarungan yang terjadi antara konstelasi Olympus.]
[Konstelasi ‘Founder of Reincarnation’ merasa
sangat senang.]
Dari nebula Emperor, Vedas, dan juga Goddes Island.
Konstelasi yang berasal dari China, India, dan Ireland juga ikut berkumpul
untuk menonton pertarungan antara dua konstelasi level mitologi.
Subscriber channel meningkat drastis dan pihak biro sibuk
menangkap probabilitas yang tersisa untuk menjaga agar channel dan skenario
tetap bertahan. Tidak mungkin biro akan membiarkan kesempatan seperti ini
begitu saja.
Saat neraca keseimbangan perlahan berubah, para konstelasi
menjadi semakin bersemangat. Menurut mereka, saat pertarungan ini berakhir akan
ada satu konstelasi level mitologi yang akan mati. Di tempat hancurnya cerita
mitos itu, sebuah cerita yang tidak pernah ada akan muncul seperti bunga yang
sedang mekar.
Tidak seperti dokkaebi lain yang penuh dengan semangat,
Bihyung merasa tidak nyaman.
‘..... Bajingan itu, apa yang sedang dia
lakukan!?’
Di layar itu, dia bisa melihat Kim Dokja yang mulai
bergerak. Prajurit raksasa Pluto sedang membawa Steel Sword yang sudah
dipanaskan. Pedang itu bersinar seperti obor raksasa di cerita rakyat Yunani
kuno.
Dokgak berkata, “Gila. Mereka mencoba melakukan estafet obor
suci!?”
Semua dokkaebi yang ada di sini adalah streamer. Dokkaebi
yang penasaran pun bertanya pada Dokgak. “Estafet obor suci? Apa itu?”
“Apa kau tahu cerita
mitos tentang obor api yang membara?”
“Ya, tentu saja.”
“Estafet obor suci
adalah upacara ‘perdamaian’ dan ‘kemenangan’. Upacara itu sama seperti
deklarasi jika kelompok pembawa obor akan mengakhiri pertarungan dengan
menggunakan api tersebut.”
Setelah mendengar penjelasan Dokgak, para dokkaebi bergumam.
“Gila. Jika mereka
ikut dalam pertarungan itu sekarang...”
Demon King of Salvation sangat terkenal di kalangan
dokkaebi. Dia adalah master dari nebula yang baru terbentuk—Kim Dokja’s
Company. Dia adalah sosok demon king yang dikasihi oleh archangel dan juga
sosok yang menguasai demon realm ke-73. Dia adalah ‘returnee’ yang berhasil
bertahan dari pertarungan melawan Indescribable Distance, menerima bantuan dari
outer god, dan bahkan bisa pergi melintasi dunia.
“Meski itu dia....
Kali ini...”
“Dia laki-laki yang
bodoh.”
Dalam semua kekacauan ini, ada satu dokkaebi yang tertawa.
“Hahahaha....”
Dokkaebi yang tertawa itu adalah Bihyung. Dokkaebi lain yang
mendengar suara tawa itu merasa bingung, tapi Bihyung tidak menghiraukannya.
Dia berpikir....
Mungkin tidak ada dokkaebi di tempat ini yang bisa mengerti
apa yang sedang dia rasakan. Semua anggota nebula Kim Dokja’s Company adalah
orang-orang yang membawa obor revolusi. Mungkin di mata semua dokkaebi, anggota
nebula Kim Dokja’s Company sama seperti ngengat yang terbang menuju api yang
membara.
Tapi Bihyung tahu cerita-cerita yang sudah mereka kumpulkan.
Kesulitan yang diberikan pada mereka memang bermacam-macam, tapi mereka selalu
berhasil melampaui batas ‘ketidakmungkinan’.
“Ya, inilah Kim
Dokja!”
Bihyung melihat para konstelasi yang bekerja sama dengan Kom
Dokja’s Company dan teringat dengan sebuah cerita yang terjadi tidak lama
sebelum ini.
Ya, dia kembali teringat dengan pertemuan pertamanya dengan
Kim Dokja di kereta api. Momen ketika dia membuat kontrak eksklusif dengan Kim
Dokja yang meski lemah tetap bersikap tenang.
Ceritanya menumpuk bagaikan serpihan salju. Itu adalah
sesuatu yang sulit untuk dipercaya. Baru kali ini dia menemukan orang
sepertinya. Manusia biasa yang membangun cerita-ceritanya dan berhasil menjadi
konstelasi. Dan akhirnya manusia itu berhasil mencapai titik awal dari A Single
Story.
Streamer Bihyung telah melihat semuanya.
Dokgak berkata, “Kali ini dia akan gagal.”
“Mungkin.”
“Kau tetap terlihat
tenang. Bukannya dia konstelasi yang membuat kontrak denganmu?”
“Dulu memang iya,
tapi sekarang tidak lagi.”
Bihyung tertawa. Dia tidak tahu apakah strategi Kim Dokja
akan berhasil atau gagal. Tapi anehnya insting streamernya berkata jika Kim
Dokja tidak akan berakhir di sini.
[Cerita raksasa ‘Demon World’s Spring’ telah
berkembang!]
Bersamaan dengan munculnya pesan itu, semua dokkaebi
membelalakkan matanya. Sebuah kereta emas terbang melesat melintasi langit. Itu
adalah kereta emas milik Surya.
“Itu...!”
Jika mereka diberitahu tentang apa yang akan terjadi di
skenario ke-60, apa mereka akan mempercayainya?
“Jika dia ikut
bertarung.... Mungkin...!”
Kooperasi antara manusia dan dewa. A Single Story. Obor api
suci yang menunjukkan arah kemenangan. Kereta yang menukik bak naga emas itu
membuat para dokkaebi menelan ludah mereka.
Kenapa? Mereka sedang menonton sekelompok manusia gegabah
yang sedang melakukan tantangan yang tidak mungkin bisa dimenangkan. Tapi....
kenapa hati mereka terasa panas...?
Mungkin ucapan Dokgak ada benarnya. Serangan mereka akan
gagal dan nebula yang baru terbentuk itu akan menjadi debu Star Stream. Meski
begitu...
[Dokkaebi agung ‘Halong’ sedang menonton
skenario ke-60.]
[Dokkaebi agung ‘Holong’ sedang menonton
skenario ke-60.]
[Dokkaebi agung ‘Baram’ sedang menonton akhir
dari skenario ke-60.]
Di momen ini, semua dokkaebi memikirkan hal yang sama.
< ‘Aku juga ingin membuat skenario seperti ini.’ >
Cerita dari para konstelasi yang tumbuh dari dasar skenario.
Konstelasi yang tumbuh dengan memakan cerita dan memimpikan cerita lainnya. Itu
adalah kekuatan dari Star Stream.
Bihyung yang kaget dengan semua perhatian itu langsung
berteriak, “Mereka! Mereka adalah konstelasi dan inkarnasi yang kurawat! Apa
kalian semua tahu itu!?”
Apa yang membuat sebuah cerita menjadi bagus? Apa yang
membuat skenario menjadi menarik? Tidak ada dokkaebi yang tahu jawabannya.
Kalaupun ada dokkaebi yang tahu jawaban dari pertanyaan itu, itu pasti raja
dokkaebi.
Tapi ada satu hal yang diketahui para dokkaebi itu. raja
dokkaebi pasti sedang menonton skenario yang sama dengan mereka.
***
Lokomotif kereta yang jatuh dari atas langit itu menabrak
gelombang monster yang diciptakan oleh Poseidon. Sang dewa laut terlihat
terkejut saat mengetahuinya. Status dari konstelasi level narasi terus menyebar
dan berhasil masuk ke dalam gelombang monster ciptaannya. Meski begitu
gelombang yang dia buat masih cukup tebal.
“Selanjutnya aku.”
< Wanita yang memimpikan kiamat lain memulai ceritanya. >
Han Sooyoung bergerak ke pinggir kereta dan melepaskan
perban yang melilit tangannya untuk menciptakan api hitam.
Api hitam milik Han Sooyoung membentuk sosok seekor naga.
Ternyata dia sudah mencapai titik itu. Naga api itu bergerak
bebas dan mulai menghancurkan formasi barrier monster.
Lee Jihye mengikuti langkah Han Sooyoung.
< Ahli pedang yang terluka itu mengangkat pedangnya untuk melindungi
ikatan yang dia miliki. >
Saat Lee Jihye mengangkat pedangnya bak seorang komandan
pasukan, key ring yang ada di pedangnya mulai bersinar. Di waktu yang sama,
sebuah armada muncul dari dinding gelombang monster. Ghost Fleet menembakkan
pelurunya melalui jalur yang dibuat oleh naga hitam.
Poseidon memanggil para monsternya, tapi serangan terus
menerus dari armada Yi Sunsin berhasil mencegah barrier kembali ke bentuk
asalnya.
Sayangnya Poseidon tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan
barriernya. Hades berhasil mendapatkan momentumnya kembali dan mulai menyerang
lehernya dengan sabit Underworld.
Di belakang semua serangan itu, prajurit raksasa Pluto yang
berada di bagian belakang kereta langsung bersiap untuk berlari.
Shin Yoosung berteriak, “Siap meluncur, paman!”
Inersia dari kereta ditambahkan pada kecepatan Pluto. Selain
itu atribut angin dari chimera dragon juga ikut meningkatkan kecepatan dari
Pluto.
“Pergilah, Dokja
hyung!”
Pluto melesat kencang diiringi dengan teriakan dua anak itu.
Pluto memegang Steel Sword dengan kedua tangannya sedangkan Jung Heewon terus
mensuplai api untuk Lee Hyunsung.
“Haaaat!”
Lee Hyunsung berteriak dan Pluto terbang di atas langit.
[Cerita raksasa ‘Demon World’s Spring’
melanjutkan ceritanya!]
[Cerita raksasa ‘Supreme Ruler of the Open
Seas’ melanjutkan ceritanya!]
Cerita-cerita itu saling berbenturan dan sarung tangan milik
Pluto hancur menjadi serpihan yang lebih kecil. Kim Namwoon berteriak bahagia
meski tubuhnya terasa kesakitan.
< Raksasa besi yang kembali dari neraka mulai megayunkan pedangnya.
>
< Api neraka membakar besi itu. >
Pedang yang terbakar oleh api neraka dan cerita anggota
lainnya. Api obor membuat banyak dinding air menguap. Barrier level mitologi
yang sepertinya sulit ditembus, perlahan mulai hancur.
Di balik barrier yang mulai hancur itu, aku bisa melihat
sosok Theseus yang tanpa perlindungan. Dalam situasi di mana kemenangan ada tepat
di depan mata, Pluto tiba-tiba tidak bergerak. Dunia bergetar kencang seakan
ada yang membaliknya dengan paksa hingga membuatku muntah darah.
Di waktu yang bersamaan, Poseidon melempar Triaina ke arah
Pluto dan tombak itu menancap tepat di bagian pinggang prajurit raksasa
tempatku berada.
“Dokja-ssi!”
Aku bisa mendengar panggilan khawatir dari Heewon-ssi.
[Kekuatan star relic ‘Triaina’ memberikan luka
fatal kepada tubuh inkarnasimu!]
[Kau tidak bisa menggunakan kekuatan
statusmu!]
[Prajurit raksasa ‘Pluto’ menerima sebagian
shock dari luka yang kau terima.]
Inilah kekuatan dari konstelasi level mitologi. Dia bisa
menginjak-injak konstelasi level narasi sepertiku semudah dia menginjak cacing.
Gelombang monster memang berhasil ditembus, tapi api obor
juga menjadi semakin dingin. Lee Hyunsung terlihat kaget dan Jung Heewon hampir
kehabisan energi sihirnya. Gelombang monster milik Poseidon perlahan mulai
tertutup kembali.
Poseidon masih terlihat santai meski dia sedang melawan
Hades. Aku bahkan bisa melihat senyum tipis di wajahnya. Mungkin dia berpikir
dia sudah menang. Di hadapan Poseidon yang seperti itu, aku tertawa. Seperti
biasanya, protagonis selalu menyerang belakangan.
“Yoo Jonghyuk!”
Di belakang obor yang mulai padam, seorang laki-laki dengan
mantel hitam berlari sambil membawa cerita semua orang. Poseidon yang kaget
langsung membuat banyak tombak dari air, tapi laki-laki itu berhasil menghindar
dengan Red Phoenix Shunpo. Sayangnya, Yoo Joonghyuk tidak bisa menghindari semua
tombak itu dan ada beberapa yang menancap di bahu dan pahanya.
[Item ‘Giant’s Armour’ berfungsi dengan
efektif!]
Armor yang berisi kekuatan para raksasa hampir tidak bisa
melindungi Yoo Joonghyuk dari hujaman tombak-tombak itu.
Satu langkah, dua langkah, tiga langkah.
Saat jumlah tombak menjadi semakin banyak, Giant’s Armour
yang dia gunakan mulai retak di beberapa tempat. Tidak lama kemudian armor itu
hancur. Saat jarak di antara mereka hanya tinggal 10 langkah, Poseidon langsung
melesat ke arah Yoo Joonghyuk.
Ekspresi Yoo Joonghyuk terlihat serius. Ini adalah kekuatan
yang tidak bisa didapatkan olehnya di regresi ketiga. Sedikit lagi. Tinggal beberapa
langkah lagi. Theseus ada tepat di depan matanya.
< “Kim Dokja!” >
Yoo Joonghyuk dalam pengelihatanku terlihat buram. Aku tahu
sejak awal jika ini tidak masuk akal. Yoo Joonghyuk tidak mungkin berada di
tempat yang sama dengan lokasi Theseus sekarang.
[Skill eksklusif ‘Omniscient Reader’s
Viewpoint’ telah diaktifkan!]
Kalau begitu, bagaimana jika itu memang bukan kekuatan dari ‘regresi
ketiga’?
[Kesadaranmu mulai terpisah dari ikatan tubuh
fisikmu.]
[Skill eksklusif ‘Omniscient Reader’s
Viewpoint stage 3’ telah diaktifkan!]
Pemandangan yang kulihat kembali berubah.
[Sudut pandang protagonis pertama telah
diaktifkan!]
Yang kulihat saat ini adalah pemandangan yang dilihat oleh
Yoo Joonghyuk.
< “Kim Dokja?” >
Yoo Joonghyuk sepertinya sedang bingung. Tombak Poseidon
mulai bergerak kembali. Aku merasa waktu tiba-tiba melambat dan beberapa lembar
novel Cara Bertahan Hidup muncul dalam kepalaku.
Yoo Joonghyuk dari regresi ketiga yang asli tidak bisa
menyelesaikan cerita ini. Akan tetapi, aku berandai-andai jika suatu hari nanti
dia benar-benar bisa melakukannya.
[Cerita ‘Hell of Eternity’ telah dimulai.]
Regresi ke-4, ke-5, ke-6.... ke-41.... ke-56....
[Regresi ini tidak bisa dipahami dengan Reading
Comprehension.]
Rasa sakit kembali muncul dan mataku rasanya hampir meledak.
Ledakan cerita terus terjadi di kepalaku, tapi aku tidak menyerah.
[Fourth Wall melindungi jiwamu!]
[‘Reading Comprehension’ milikmu berkembang
menuju kemungkinan baru.]
[Halaman yang awalnya tidak bisa kau baca
mulai terbuka!]
Ada banyak pasang mata tertuju pada kami. Tapi itu bukan
tatapan dari para konstelasi. Yoo Joonghyuk bergumam, < “Ini...” >
‘Yoo Joonghyuk’ dari
regresi lain sedang melihat kami. Beberapa menatap iri dan beberapa yang lain
menatap kami dengan sedih. Dan yang terakhir, ada satu Yoo Joonghyuk yang
menatap kami dengan tatapan tertarik.
< “Ho, menarik.” >
Aku langsung membaca semua halaman-halaman itu secepat yang
kubisa. Akhirnya aku bisa menggunakan masa depan yang ada di depanku.
[Kau telah mencapai halaman terakhir yang bisa
kau baca dari regresi ini.]
[Regresi maksimal yang bisa kau baca tentang ‘Yoo
Joonghyuk’ adalah ‘regresi ke-362’.]
Yoo Joonghyuk dari regresi ke-362. Itu adalah kartu terakhir
yang bisa kugunakan untuk saat ini. Yoo Joonghyuk dari regresi ke-362 tidak
cukup kuat untuk membunuh Poseidon. Untuk melakukannya, setidaknya Yoo
Joonghyuk harus melewati 1.700 regresi lagi.
[Berkat pengaruh dari sudut pandang pertama
protagonis, bakat ‘Yoo Joonghyuk’ di regresi ini bisa diberikan pada orang
lain.]
[Bakat ‘Yoo Joonghyuk regresi ke-362’ tertarik
pada ‘Yoo Joonghyuk’.]
Akan tetapi, Yoo Joonghyuk regresi ke-362 cukup kuat. Ya,
itu karena dia adalah Yoo Joonghyuk regresi ke-362.
< “Sudah lama tidak bertemu, Poseidon.” >
Dia adalah Yoo Joonghyuk pertama yang melawan Poseidon.
< “Saat itu, aku membunuh anakmu.” >
Aku bisa mendengar raungan marah dari Poseidon. Yoo
Joonghyuk regresi ke-362 bergerak di dalam tubuh Yoo Joonghyuk regresi ke-3. Kuda-kuda
yang sekarang dia tunjukkan adalah sesuatu yang sudah dia sempurnakan sebanyak
ribuan bahkan ratusan ribu kali.
< “Ini adalah Palm Boxing.” >
Breaking the Sky Force Punch milik Yoo Joonghyuk berhasil
menembus barrier terakhir dan juga tubuh Theseus.
Pluto mengangkat tubuhnya yang terendam air laut. Aku bertanya
pada Kim Namwoon sambil menganggukkan kepalaku pada Yoo Joonghyuk, “Apa kau
bisa menjemput 2 orang?”
Chapter 337 Daftar Isi Chapter 339

Komentar
Posting Komentar