ORV Chapter 335: Episode 63 – End of the Myth (2)

 Disclaimer: Novel ini bukan punya sayaa

 

Yoo Joonghyuk terlihat sedang bergerak ke arah Poseidon yang bahkan dihindari oleh konstelasi level narasi.

Dionysus bertanya, “…. Apa kau sedang membicarakan laki-laki gila itu?”

Aku mengaktifkan Omniscient Reader’s Viewpoint. Pikiran Yoo Joonghyuk langsung masuk dalam kepalaku.

The period while the probability plausibility screening is happening is the only opportunity.

< Kesempatannya hanya muncul saat survei plausibilitas probabilitas terjadi. Aku tidak boleh melewatkannya. >

< Poseidon adalah konstelasi level mitologi. Kami tidak mungkin bisa mengalahkannya meski menggunakan Stage Transformation. >

< Satu-satunya hal yang berguna adalah ranting ini. >

Aku menyadari ranting yang ada di dalam genggaman Yoo Joonghyuk.

[Konstelasi ‘Spokesman of Justice and Wisdom’ merasa sangat terkejut!]

Mungkin ranting itu adalah sebuah star relic yang dia curi dari Athena. Dengan kata lain, itu adalah star relic suci.

[Athena’s Olive Branch]. Alasan kenapa Poseidon sangat menakutkan meski dia sudah hidup selama ribuan tahun adalah karena ‘dia hanya memiliki sedikit cerita kekalahan’. Poseidon pernah mengalami satu kali kekalahan dan semua itu karena pertaruhan yang dia buat dengan Athena.

Aku masih ingat dengan cerita Yoo Sangah.

”Dulu, Poseidon dan Athena melakukan pertaruhan di sebuah kota. Orang-orang yang ada di kota itu berkata jika salah satu dewa yang memberikan hadiah yang lebih baik akan menjadi dewa pelindung kota itu. Saat itu Poseidon menghancurkan batu dengan trisulanya hingga membuat air laut naik. Sedangkan Athena menumbuhkan pohon zaitun yang dipenuhi dengan buah matang.”

“Air laut itu cukup biasa…. Apa Athena yang menang?” tanyaku.

“Ya. Athena memenangkan kompetisi dan menjadi dewa pelindung kota itu. Karenanya kota itu disebut Kota Athena. Ah…. Maafkan aku. Apa aku terlalu banyak bicara? Dokja-ssi harusnya tahu ini, kau kan suka cerita fantasi…”

“…..”

Tentu saja aku tidak tahu. Pengetahuanku tentang cerita mitologi tidak seluas Yoo Sangah. Tapi ternyata Yoo Joonghyuk sialan itu tahu cerita itu.

< Jika saja ada sedikit serangan saja, aku bisa mengatasinya. >

…The olive branch. If there was a losing story, there was a losing story. Perhaps Poseidon would only vomit a bit of seawater after being struck by the branch.

…. Ranting zaitun. Jika cerita kekalahan itu benar, mungkin hal itu akan terjadi di sini. Mungkin Poseidon akan muntah air laut setelah dipukul oleh ranting itu.

[Konstelasi ‘Spokesman of Justice and Wisdom’ memperingatkan jika star relic itu saja belum cukup untuk mengalahkan Poseidon!]

Meski begitu aku bisa memahami pilihan Yoo Joonghyuk. Jika skenario ini harus dihentikan secara paksa karena survei plausibilitas probabilitas, setidaknya aku ingin melukai Poseidon terlebih dahulu. Jika Yoo Joonghyuk beruntung, dia mungkin bisa mendapatkan cerita ‘One Who Changed the Boundary of the Sea a Bit’ atau mungkin ‘One Who Went Against the Owner of the Sea’.

…. Syaratnya, hanya ketika dia beruntung.

Aku bersiap melompat keluar kapan saja jika Yoo Joonghyuk menghadapi bahaya yang mengancam nyawanya. Dionysus yang melihatku langsung mencengkram bahuku dengan erat. “Jangan pergi. Kau bisa mati.”

“Huh?”

Ekspresi Dionysus menjadi semakin serius. Kalau begitu…

[‘Survei plausibilitas probabilitas’ telah selesai dilakukan!]

[Tidak ada masalah dalam probabilitas skenario.]

Aku menatap pesan yang baru saja muncul. Beberapa saat kemudian ada banyak pesan dari konstelasi yang masuk ke dalam channel.

[Konstelasi ‘Prisoner of the Golden Headband’ mempertanyakan keputusan biro!]

[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’ mulai mengumpat!]

[Ada banyak konstelasi yang meragukan keputusan biro!]

Semua orang terkejut saat melihat pengumuman dari biro. Ada konstelasi level mitologi yang muncul dalam skenario ke-60, tapi tidak ada masalah probabilitas yang digunakan?

Trisula raksasa muncul di tangan Poseidon dan perlahan dia menegakkan badannya. Itu adalah star relic Triaina. Tombak yang bisa menentukan batas samudra, senjata menakutkan yang bisa mengubah semua yang disentuh menjadi gelembung ombak darah yang memenuhi lautan.

“Yoo Joonghyuk!” aku berteriak, tapi protagonis itu sudah berada tepat di depan Poseidon. Orang sekuat Yoo Joonghyuk sekalipun pasti akan mati jika menerima serangan langsung dari dewa lautan itu.

Aku tidak mau itu terjadi, karenanya aku melepaskan cengkraman Dionysus dan langsung menggunakan Way of the Wind untuk mencapai Yoo Joonghyuk. Sayangnya jarak di antara kami berdua cukup jauh dan tombak Triaina sudah hampir mengenai tubuhnya.

Tiba-tiba percikan cahaya muncul seperti sebuah petir. Gelombang kejut yang dihasilkan dari badai probabilitas itu membuat tubuh Yoo Joonghyuk terhempas beberapa ke belakang. Sesaat kemudian aku melihat aura hitam yang muncul disertai dengan aroma musim semi. Seseorang sedang menghalangi serangan Poseidon.

“Poseidon, kenapa kau bertarung dengan anak-anak ini?”

Saat badai probabilitas menghilang, aku bisa melihat seorang dewi dengan paras yang sangat cantik. Setengah dari wajahnya ditutupi oleh kipas, dewi itu juga mengenakan jubah sutra yang terlihat sangat indah. Tapi siapa dia? Aku tidak mengenal wajah itu…?

Dionysus tiba-tiba berteriak, “Tidak mungkin. Kenapa wanita tua itu ada di sini!?”

Tatapan mata tajam yang hanya bisa mekar di tempat paling gelap di alam semesta itu berhasil menghalangi tombak Poseidon.

“Persephone.”

Samudra bergejolak marah hingga ombak bisa menjilat kerah leher Persephone. Dewi itu hanya melirikku dan kemudian tersenyum.

Aku bersyukur dia datang ke tempat ini, tapi perasaanku menjadi semakin campur aduk ketika balik menatapnya. Kenapa Persephone muncul di sini? Kupikir Underworld tidak mau ikut campur dalam skenario ini…

Mungkinkah… Mereka ingin mendapatkan bagian dari cerita raksasa? Jika benar begitu, situasi kami akan menjadi jauh lebih rumit.

“Persephone, kenapa kau menghalangiku?” tanya Poseidon.

“Aku menyuruhmu untuk berhenti. Kau tidak lihat, kau sudah keterlaluan. Sekarang semua makhluk yang ada di area kekuasaan yang mulia merasa ketakutan.”

Persephone menunjuk samudra di mana ada banyak makhluk hidup yang gemetar ketakutan. Beberapa spesies laut bahkan kehilangan nyawa mereka dan mengapung bebas di permukaan air. Bahkan monster sekuat Kraken—monster grade 2 yang sangat kuat—saja sampai kehabisan nafas.

[Konstelasi ‘Pure Moonlight Patron God’ menyesalkan kematian makhluk hidup yang ada di sana!]

[Konstelasi ‘Goddess of Love and Beauty’ mencoba membujuk konstelasi ‘Spear that Parts the Boundaries of the Sea.’]

[Konstelasi ‘Mistress of the Hearth and Benevolence’ sedang mencoba berbicara pada konstelasi ‘Spear that Parts the Boundaries of the Sea’.]

Konstelasi yang ada di pihak netral berusaha menenangkan Poseidon. Persephone melanjutkan ucapannya, “Ini bukan panggung bagi konstelasi level mitologi. Biarkan anak-anak ini bertarung sesuka mereka.”

“Ini sudah bukan masalah anak-anak saja.”

“Ini bukan masalah anak-anak?” Persephone bertanya balik.

“Anakku telah diserang.”

Ya, Persephone melihat anak panah yang ada di tangan kiri Theseus dan kemudian memicingkan matanya.

“Hanya karena itu? Kalau begitu kau harus menghukum orang yang menyerang Theseus. Apa kau tidak tahu siapa dia?”

“Itu pasti salah satu raksasa.”

“Ah, kau tidak mengetahui siapa pelakunya.”

“Para raksasa akan membunuh semua orang.”

Sikap keras kepala itu membuat para raksasa bergetar ketakutan.

“Kalian yang selalu terkubur jauh di bawah tanah. Kalian akan menyesali keputusan kalian karena telah naik ke atas tanah hari ini!”

Kekuatan Triaina menyebabkan semua makhluk hidup yang ada di sekitar Poseidon lari ketakutan, meski begitu Persephone tidak mundur. Aku mulai merasa khawatir. Dia mungkin memiliki gelar sebagai ‘Queen of the Underworld’, tapi dia tidak mungkin menghentikan Poseidon—konstelasi level mitologi—dan star relicnya sendirian.

“Minggir. Kau mungkin memang istri dari saudaraku, tapi aku tidak akan segan padamu.”

Persephone tidak gentar saat mendapat ancaman seperti itu. Triania milik Poseidon siap menyerang. Cahaya bergerak. Athena dan Apollo yang melihat sejak tadi langsung melesat ke arah mereka dengan cepat.

“Tidak, Poseidon!”

“Spear that Parts the Boundaries of the Sea!”

Semua sudah terlambat. Saat gelombang laut bergejolak, tombak Poseidon sudah menancap tepat di jantung Persephone. Tapi saat aku melihatnya dengan lebih seksama, tombak itu tidak mengenai Persephone tapi menancap pada tangan raksasa. Lebih tepatnya itu adalah tangan yang terbuat dari kegelapan yang sangat pekat.

Pancaran probabilitas sehebat ini mungkin tidak akan pernah kulihat lagi di masa depan. Dan sekarang akhirnya aku mengerti kenapa biro melakukan ‘survei plausibilitas probabilitas’ di skenario ini.

Dionysus tertawa, tapi badannya tidak bisa berhenti bergetar. “Haha, salah sedikit saja, 12 dewa Olympus akan mati hari ini.”

Cerita yang dipenuhi dengan kegelapan dilepaskan ke udara. Kegelapan yang selalu diam kini mulai bergerak.

‘Cerita raksasa ‘Underworld’ mulai memenuhi Samudra.]

Salah satu dari 3 dewa pemimpin Olympus, Father of the Rich Night. Raja Underworld akhirnya turun ke medan tempur Gigantomachia.

“Poseidon. Kau membuat pertarungan anak-anak ini menjadi masalah orang dewasa.”

Dalam novel asli Cara Bertahan Hidup, beberapa konstelasi level mitologi juga saling bertarung satu sama lainnya. Tapi hal seperti itu tidak pernah terjadi di skenario ke-60. Kalau aku tidak salah ingat, di skenario ke-75 Poseidon dan Olympus dan Shiva dari Vedas bertarung dan semua orang di Amerika Utara pergi melarikan diri. Dikatakan jika asteroid di sekitar mereka ikut hancur dan…. Ada sesuatu yang lain saat mereka bertarung.

“Hentikan! Kalian harus berhenti!”

Spokesman of Justice and Wisdom—Athena, Almighty Sun—Apollon, Master of the Skywalk—Hermes, dan God of Wine and Ecstasy Dionysus. Lalu ada Hundred Handers—Briareus.

Ketika pertempuran antara dua konstelasi level mitologi terjadi, semua konstelasi pasti akan terlempar layaknya sebuah mainan. Para konstelasi itu terlempar ke dinding pembatas dan Briareus hampir kehilangan semua lengannya.

Tidak ada yang bisa menghentikan pertempuran antara dua konstelasi level mitologi. Yoo Joonghyuk yang ada di dekat mereka juga langsung terpental ke arahku. Aku langsung bergerak untuk menyelamatkannya.

Raja Underworld dan Raja Samudra. Dua konstelasi level mitologi itu saling menatap satu sama lain. Mereka bisa mengguncang alam semesta hanya dengan tatapan mata yang tajam. Setelah diam selama beberapa saat Poseidon pun berbicara.

“Hades, kenapa kau keluar dari Underworld? Kau tidak punya hak untuk ikut campur dalam situasi ini. Meskipun skala probabilitas mengizinkannya, kau tidak boleh berada di sini.”

Justifikasi. Makhluk sekuat konstelasi level mitologi yang turun ke dalam sub skenario harus memiliki alasan untuk melakukannya. Justifikasi yang tepat bisa membuat mereka melewati Survei plausibilitas probabilitas. Dalam kasus Poseidon, justifikasi yang dia gunakan adalah putranya, Theseus. Kalau begitu bagaimana dengan Hades?

“Siapa bilang kami tidak punya justifikasi? Kami datang untuk melindungi penerus kami.”

Yang menjawab pertanyaan Poseidon adalah Persephone. Poseidon bertanya dengan nada santai, “Penerus? Kau tidak punya anak.”

Ucapan Poseidon ada benarnya. Tidak seperti Zeus dan Poseidon yang memiliki banyak anak, Hades tidak memiliki anak satupun. Alasannya adalah karena mereka bukan pasangan suami istri yang harmonis.

[Of course not. We don’t want to have children and use them in the long-term war. My husband’s brain isn’t his crotch like you.]

“Tentu saja tidak. Kami tidak mau memiliki anak-anak dan menggunakan mereka dalam perang jangka panjang. Suamiku tidak sepertimu. Otaknya tidak berada di bagian itu.”

Poseidon sedikit mengerutkan alisnya. Persephone melanjutkan ucapannya.

“Lagipula, membesarkan anak dalam dunia penuh skenario seperti ini adalah hal yang aneh, bukan?”

“Aku tidak ingin ikut campur dalam pandangan menyimpang yang kau miliki. Jawab saja pertanyaanku. Bagaimana kalian bisa memiliki penerus tanpa anak?”

Suara dingin Poseidon rasanya bisa membekukan air yang ada di ujung terdalam Samudra. Triaina milik Poseidon mulai meraung.

“Jika kau tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan, kau dan suamimu akan mati mengenaskan karena badai probabilitas.”

Persephone tertawa pelan. Perlahan dia berbalik dan menatap ke arahku. Saat aku balik menatap mata dewi itu, halaman novel Cara Bertahan Hidup dalam kepalaku langsung bergerak dengan cepat. Aku melirik Yoo Joonghyuk yang tidak sadarkan diri.

Mungkin itu yang diinginkan oleh Persephone dan Hades. Tiba-tiba aku bisa mengerti bebrapa hal yang dulu membuatku bingung. Di regresi ke-481, Hades sangat tertarik dengan Yoo Joonghyuk, dan dia berkata:

< “Aku ingin kau menjadi penerus gelar Underworld King.” >

Benar juga, Underworld juga menunjukkan persahabatan dengan Yoo Joonghyuk, dan dengan kata lain juga pada Kim Dokja’s Company. Suami istri berdarah dingin itu tidak mungkin bersikap seperti itu pada orang lain. Aku akhirnya mulai mengerti, sepertinya Underworld yang ada di regresi ini berencana menjadikan Yoo Joonghyuk sebagai penerus mereka.

Mereka mengundangku dan Yoo Joonghyuk ke jamuan konstelasi, lalu mengundangku ke Asosiasi Gourmet, lalu menyusupkan Breaking the Sky Sword Saint ke dalam Tartarus….

Ngomong-ngomong…

Bukannya keuntungan yang kudapatkan jauh lebih besar dari Yoo Joonghyuk?

[Konstelasi ‘Father of the Rich Night’ ingin membuatmu menjadi penerus Underworld King.]

 

Chapter 334     Daftar Isi     Chapter 336


 


Komentar

Postingan Populer