ORV Chapter 291: Episode 55 – Happy Memories (1)

 Disclaimer: Novel ini bukan punya sayaa

 

Suatu hari di masa lalu, Han Sooyoung pernah berkata seperti ini.

‘Pertama kalinya aku mencoba membuat klon dengan menggunakan Avatar…. Aku memberikan terlalu banyak memori dan dia tidak bisa kukendalikan.’

“…. Menarik. Dari mana kau mendengarnya?”

[Karakter ‘Han Sooyoung’ merasa penasaran pada dirimu.]

[Pengertianmu pada karakter ‘Han Sooyoung’ semakin meningkat.]

Klon Han Sooyoung sedang menatapku dengan raut wajah penuh ketertarikan. Matanya terlihat sangat hidup hingga aku sempat ragu apakah dia benar-benar klon atau bukan. Tapi aku tahu, Han Sooyoung yang asli tidak akan bersikap setenang ini.

“Aku cukup mengenal tubuh aslimu. Mulutnya lumayan kasar.”

“Hmm…. Provokasimu cukup kekanakan, tapi kali ini aku akan membiarkannya. Ada satu kesalahan dari deduksimu. Aku bukan klon Han Sooyoung. Aku adalah Han Sooyoung yang asli.”

“Apa?”

Senyuman itu…. itu adalah senyuman yang biasa kulihat di wajah Han Sooyoung.

“Aku memiliki memori yang tidak dia miliki.”

“Memori? Memori apa?”

“Tidak sepertinya. Aku tidak suka banyak bicara.”

Aku menyentuh gagang pedang yang ada di pinggangku.

“Kudengar klon akan tetap hidup meski kepalanya terputus.”

Aku tidak bisa terus membuang waktu di sini. Unbroken Faith yang ada di tanganku berteriak dengan keras.

[Konstelasi ‘Demon King of Salvation’ sedang menatap inkarnasi ‘Han Sooyoung’.]

Seluruh ruangan langsung bergetar ketika aku melepaskan ‘status’ku. Aku bisa mendengar keributan di luar, tapi Han Sooyoung tetap bersikap tenang.

“…. Demon king. Kau lebih hebat dari perkiraanku.”

Detik berikutnya aku mengerti kenapa dia bisa tetap tenang seperti itu. Jaring probabilitas tiba-tiba muncul di seluruh ruangan. Status yang kutunjukkan padanya langsung menghilang dengan cepat.

[Ini adalah area non-agresi.]

[Kau dilarang bertarung di area ini untuk satu jam ke depan.]

Zona non-agresi.

“Apa kau membuat perjanjian dengan dokkaebi?”

“Aku harus mempersiapkannya jika ingin bertemu dengan orang yang bisa mengontrol Yoo Joonghyuk.”

Aku memutuskan untuk tidak menganggapnya sebagai ‘klon’. Mungkin seperti apa yang dia katakan, dia adalah Han Sooyoung yang asli.

Beberapa saat kemudian ada sebuah pesan yang muncul di depanku.

[Karakter ‘Han Sooyoung’ mengaktifkan Eyes of Truth!]

Eyes of Truth. Itu adalah skill ‘deteksi atribut’ yang sama kuatnya dengan Great Demon’s Eye milik Anna Croft. Han Sooyoung sedang mencoba untuk membaca informasi milikku.

[Skill eksklusif Fourth Wall diaktifkan!]

[Fourth Wall telah menangkal skill Eyes of Truth…]

Percikan cahaya bermunculan dan Han Sooyoung langsung menonaktifkan skillnya. “Kau punya skill yang mengerikan.”

Han Sooyoung bukan orang yang rakus. Dia tidak mencoba menghancurkan Fourth Wall seperti Yoo Joonghyuk. Dia juga tidak merasa panik seperti Anna Croft. Ketenangan ini tidak seperti Han Sooyoung yang kukenal.

Han Sooyoung tertawa dan kemudian berkata, “Kau bisa memotong leherku nanti. Bagaimana kalau kita bermain game dulu? Apa kau tahu Divine Three Questions and Answers?”

Itu adalah game di mana dua pihak saling bertukar pertanyaan dan jawaban. Aku pernah melakukannya dengan Ariadne dari Olympus.

“Bukankah ada sesuatu yang ingin kau ketahui? Kalau begitu ayo saling bertukar informasi.”

Aku tidak tahu apa yang sedang Han Sooyoung pikirkan, tapi ini adalah kesempatan emas untukku. Aku menganggukkan kepala dan berkata, “Baiklah.”

“Kalau begitu mari tentukan peraturannya. Kita bisa berbohong.”

“Lalu apa gunanya Three Questions and Answers Exchange?”

“Tentu karena ini sangat menarik.”

Han Sooyoung tersenyum. Membaca isi pikirannya bukanlah hal yang terlalu sulit, karena itu aku juga tersenyum sambil menjawab, “Oke. Baiklah.”

Sebuah pesan muncul di depanku.

[Divine Three Questions and Answers telah dimulai.]

[Kedua belah pihak bisa bertukar 3 pertanyaan dan jawaban.]

[Kedua belah pihak bisa menolak untuk menjawab satu pertanyaan.]

[Pembicaraan tidak akan berhenti sampai pertukaran selesai dilakukan.]

“Aku akan bertanya lebih dulu.”

[Tiket pertanyaan pertama telah digunakan.]

“Beritahu aku isi Outer World Covenant antara dirimu dan Secretive Plotter.]

Han Sooyoung terkejut ketika mendengar pertanyaanku.

[Pengertianmu pada karakter ‘Han Sooyoung’ semakin meningkat!]

Kunci dari pertukaran ini adalah menciptakan ‘pertanyaan konkrit’ yang tidak bisa dihindari oleh lawan bicara. Bagaimanapun juga aku harus memaksimalkan informasi yang bisa kudapatkan dari pertukaran ini.

Han Sooyoung berkata, “Kau bahkan tahu soal itu? Ini bukan pertanyaan mudah.”

“Jawab saja.”

“Itu artinya kau juga membuat Outer World Covenant.”

Ah, ternyata dia juga bisa menangkap informasi tidak tersirat dengan cepat, sama seperti han Sooyoung di regresi ke-3. Wanita itu melanjutkan ucapannya, “Aku membuat Outer World Covenant dengan Secretive Plotter. Jika dia mendengar apa yang dia mau, dia akan membantuku menyelesaikan dunia yang kuinginkan.”

[Jawaban pertama telah diterima.]

Itu bukan informasi yang berguna. Yang paling penting dari pertukaran ini adalah keaslian jawabannya.

[Skill eksklusif Lie Detection Lv. 6 diaktifkan!]

[Karakter ‘Han Sooyoung’ mengaktifkan Poker Face Lv. 10!]

[Poker Face telah menetralkan efek Lie Detection!]

Sudah kuduga, dia juga punya skill itu. Ada skill Poker Face di antara beberapa skill yang kulihat dalam Character List miliknya. Berkat skill itu, aku tidak bisa memeriksa kebenaran jawabannya dengan menggunakan Lie Detector. Tapi aku masih punya cara lain.

[Skill eksklusif Omniscient Reader’s Viewpoint telah diaktifkan!]

[Pengertianmu pada target sudah cukup. Stage kedua dari Omniscient Reader’s Viewpoint akan diaktifkan!]

Saat dia sudah berubah menjadi karakter, aku bisa membaca isi pikirannya setelah mengajukan pertanyaan. Beberapa saat kemudian.

….

< “Sudah kuduga.” >

< “Sudah kubilang.” >

< “Uh, jangan injak kakiku!” >

< “Kenapa kau menatapku seperti itu?” >

….

Rasanya kepalaku hampir meledak karena banyaknya informasi yang kuterima. Karena itu aku langsung menonaktifkan skill milikku.

[Omniscient Reader’s Viewpoint telah dimatikan!]

Aku menatap Han Sooyoung yang sedang tersenyum. “Aku sengaja melakukannya karena berpikir kau punya skill seperti itu.”

“…. Apa yang barusan tadi?”

“Apa itu pertanyaan kedua darimu?”

Aku langsung menutup mulutku dan Han Sooyoung hanya tertawa. “Yah, aku akan menjawabnya. Anggap saja ini bonus dariku. Yang kulakukan tadi adalah aplikasi dari skill Avatar.”

Aku akhirnya tahu apa yang sedang terjadi. Han Sooyoung ini sudah membagi dirinya menjadi ratusan Han Sooyoung lain dengan menggunakan sill Avatar. Aku menatap wajah ceria wanita itu, seketika jantungku berdetak dengan sangat cepat. Aku tidak pernah bertemu lawan seperti ini.

Han Sooyoung berkata, “Kali ini aku yang akan bertanya.”

[Inkarnasi ‘Han Sooyoung’ menggunakan tiket pertanyaan pertama.]

“Apa kau pernah menulis novel berjudul Cara Bertahan Hidup?”

Beberapa pertanyaan kadang menunjukkan informasi apa yang ingin didapatkan oleh si penanya. Aku yakin itu yang dipikirkan Han Sooyoung. Karena itu aku menunjukkan kemampuan omong kosongku. “Benar. Aku yang menulisnya.”

[Karakter ‘Han Sooyoung’ menggunakan Lie Detection Lv.10.]

[Skill eksklusif Poker Face Lv.5 diaktifkan!]

Maaf, tapi aku juga memiliki skill Poker Face sepertimu. Sebelum aku masuk ke dalam regresi ini, aku sudah membeli banyak skill yang mungkin kuperlukan di sini.

[Poker Face menetralkan efek Lie Detection!]

Ujung Bibir Han Sooyoung terangkat. “Kau benar-benar menarik.”

Bagiku, dia juga orang yang sangat menarik.

***

“… Apa dia benar-benar Yoo Joonghyuk?”

Lee Seolhwa mengajukan pertanyaan itu dengan ekspresi tidak percaya. Di depannya berdiri Iron Blood Supreme King Yoo Joonghyuk. Laki-laki itu berdiri diam dengan tatapan mata kosong.

Orang-orang mulai mengerumuni Yoo Joonghyuk. Lee Jihye yang kesal pun memarahi mereka, “Apa yang kalian lihat!? Kalian kan sudah sering melihatnya di layar, kenapa malah bersikap norak seperti ini?”

“Ini menakjubkan…. Ini pertama kali aku melihatnya berdiri diam seperti ini. Bagaimana kau melakukannya? Apa kau menggunakan racun?”

Bahkan Han Donghoon yang masih duduk di ruang kontrol pun memperhatikan Yoo Joonghyuk melalui salah satu layarnya. Kim Namwoon menyelinap ke sebelah Yoo dan membuat pose selfie.

Click. Click.

Lee Jihye bertanya dengan alis tertekuk. “Apa yang kau lakukan?”

Kim Namwoon terkejut sampai tidak sengaja melempar smartphonenya ke udara. Kemudian sebuah tangan menjulur dari dalam bayangan Kim Namwoon, menangkap smartphone itu dan meletakkannya kembali ke tangannya.

“Hei, ayo foto bersama. Ini kesempatan yang tidak akan datang dua kali.”

“Hei, dia kan bukan teman kita! Kenapa kau malah mengambil fotonya?”

Lee Jihye mencengkram lengan Kim Namwoon dan berteriak. Beberapa saat kemudian dia mendengar suara jepretan kamera sekali lagi. Foto yang baru saja diambil menunjukkan Yoo Joonghyuk yang bermuka datar, Kim Namwoon yang terkikik, dan Lee Jihye yang marah.

“Hei, prajurit yang di sana! Tolong menyingkir! Kami ingin mengambil foto!”

Lee Hyunsung tetap berdiri diam dan Lee Seolhwa memukul kepala Kim Namwoon.

“Bukankah aku sudah memberitahumu? Panggil Hyunsung-ssi dengan sopan.”

“Ah, aku tidak suka ini. Jangan menceramahiku!”

Click.

“Ngomong-ngomong, dia benar-benar tidak berbahaya, kan?”

“Apa aku perlu menusuknya sekali?”

“Jangan lakukan apa-apa. Laki-laki yang tadi naik ke atas sudah memberikan trigger aneh. Jika kita memicunya, Yoo Joonghyuk akan langsung membantai kita semua.”

Click.

“Trigger? Trigger apa?”

“Kurasa dia menyuruh Yoo Joonghyuk untuk mengamuk jika kita melukainya.”

“Hmmm, kalau begitu…. Bagaimana dengan ini?”

Kim Namwoon tersenyum dan meletakkan tangannya di bahu Yoo Joonghyuk. Yoo Joonghyuk tidak memberikan reaksi apa-apa. “Huh? Ini masih aman? Kalau begitu bagaimana dengan ini?”

Orang-orang yang mengelilingi Yoo Joonghyuk tertawa melihat tingkah Kim Namwoon. Ada beberapa orang yang merasa terkejut dan beberapa yang merasa senang.

Click.

Suara jepretan foto terus berbunyi dan ekspresi Yoo Joonghyuk perlahan berubah. Emosi mulai muncul dari kedalaman sorot mata kosongnya, dan mungkin Yoo Joonghyuk sendiri tidak mengerti emosi apa itu. Mata Yoo Joonghyuk mulai terasa panas dan hatinya terasa berat. Tapi sayangnya, Yoo Joonghyuk yang sekarang tidak memiliki kesadaran dan tidak tahu perasaan apa itu.

“Eh? Apa ini? Kurasa barusan dia bergerak.”

“… Mungkin kau salah lihat?”

“Tidak! Aku benar…”

Yang Yoo Joonghyuk tahu adalah kata-kata yang ditinggalkan oleh Kim Dokja.

‘Ingat memori bahagiamu.’

[Peringatan! Peringatan! Archangel of Flames sedang mendekat!]

Peringatan meraung di seluruh bangunan. Orang-orang yang mengelilingi Yoo Joonghyuk langsung terperanjat. Orang yang pertama kali berteriak adalah Kim Namwoon.

“Apa!? Sial! Kenapa bangsat itu ada di sini sekarang!?”

“Ini buruk. Segera bersiap. Hyunsung, cepat beritahu master!”

Orang-orang itu segera pergi menjalankan tugas masing-masing, tapi Yoo Joonghyuk masih tetap berdiri diam di tempatnya. Beberapa orang bahkan berlari melewatinya sambil memukulnya beberapa kali.

‘Ingat memori bahagiamu.’

Di situasi segenting ini, Yoo Joonghyuk menatap sebuah layar yang ada di udara dengan tatapan kosong. Seorang malaikat yang dibalut api merah berkobar itu mulai bergerak. Setiap kali pedang sang malaikat berayun, seluruh area yang ada di sekitarnya langsung terbakar dilalap api.

Kepala Yoo Joonghyuk terasa sakit. Di dalam pikiran kosongnya, Yoo Joonghyuk melihat sosok malaikat itu dengan jelas.

Memori bahagia.

Anehnya, memori itu terasa asing dan lembut. Seakan ada dinding tebal yang membatasi dirinya dan ingatan dingin yang tersimpan jauh di dalam otaknya. Dalam memorinya, malaikat itu mengambil bentuk sebuah boneka kecil.

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ tertawa.]

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ berharap kau tidak perlu membuat pengorbanan yang tidak perlu.]

Itu bukan memori milik Yoo Joonghyuk. Itu adalah catatan yang ditinggalkan seseorang di sebuah dinding, dan dia mencurinya. Itu adalah memori dari dunia di mana tidak ada dirinya di sana. Sebuah dunia fiksi.

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ merasa tersentuh dengan persahabatanmu.]

Meski begitu Yoo Joonghyuk tidak mengerti kenapa dia bisa mengingat cerita fiksi sejelas ini.

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ menggosokkan pipinya ke pipimu.]

Archangel yang terbakar itu menatapnya dari balik layar. Yoo Joonghyuk bergumam seperti seorang anak kecil yang baru saja belajar berbicara. “…. Uriel.”

 

Chapter 290     Daftar Isi     Chapter 292


Komentar

Postingan Populer