ORV Chapter 288: Episode 54 – Demon King Slayer (4)
Disclaimer:Novel bukan punya saya
Sehari berlalu sejak aku datang di dunia regresi ke-1863.
Area Gwanghwamun basah karena hujan hitam yang turun sejak
tadi malam. Sesaat setelah hujan turun, para monster yang bersembunyi di bawah
puing-puing mulai bermunculan. Ada monster yang terlihat mirip gajah—aku sudah
pernah melihatnya sebelum ini—dan ada juga monster yang mirip seperti gurita
raksasa. Yang paling mengerikan adalah monster berbentuk bayi raksasa seukuran
gedung pencakar langit.
Ada banyak tipe outer god yang ada di luar sana, tapi tidak
semua dari mereka memiliki sebutan/nama seperti ‘Eater of Dreams’ atau ‘Indescribable
Distance’. Kebanyakan dari mereka ‘tidak memiliki nama’ dan hanya ada tanpa ego
tertentu.
I watched the baby in a diaper pushing through the city like
a bulldozer and hid while holding my breath.
Aku terus menahan nafasku ketika menatap bayi raksasa
berpopok yang sekarang sedang merangkak melintasi kota bak bulldozer.
Jujur saja…. Dibandingkan bayi itu, sepertinya aku yang
lebih membutuhkan popok.
[Konstelasi ‘Lily Pin of Aquarius’ sedang menatapmu.]
Sudah beberapa jam sejak dua archangel itu tertidur. Mereka
berkata jika itu harus dilakukan untuk menyimpan energi mereka.
Bunga lili putih yang ada di dalam saku mantelku mulai
bergetar pelan. Sepertinya Gabriel sudah bangun.
“Sudah bangun? Bagaimana tidurmu?”
“Kenapa kau membuat pilihan seperti itu?”
“Pilihan apa?”
“Kau masih perlu bertanya lagi?”
“Kalau aku tidak bertanya, bagaimana aku bisa tahu?”
Aku bisa mendengar suara krak dan bruak keras di kejauhan.
Beberapa saat kemudian aku melihat salah satu kaki monster gajah yang tercabik.
Seseorang kemudian menyeret kaki itu dan berjalan ke arah kami. Dia adalah
monster sebenarnya dari skenario ini—Yoo Joonghyuk.
Bunga lili itu kembali bergetar pelan seakan sedang menghela
nafas lelah. “Kupikir dia akan mati…. Kenapa dia malah menenteng pedang
seperti itu?” tanya Gabriel.
“Jika dia memegangnya dengan cara lain, dia pasti akan
langsung bunuh diri. Tapi, kurasa itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.”
Begitu kataku sambil terus melihat Heaven Shaking Sword
milik Yoo Joonghyuk yang terus mengayun di udara. Kalau kalian penasaran dengan
apa yang terjadi beberapa saat yang lalu…. Ya, aku tidak membunuh Yoo
Joonghyuk. Sebuah keputusan yang tidak mengagetkan.
Gabriel terdiam selama beberapa detik dan kemudian bergumam
pelan, “Apa yang disukai Uriel dari laki-laki ini…?”
“Uriel? Ah, apa dia baik-baik saja?”
“Bagaimana aku bisa tahu.”
Reaksi Gabriel terasa agak berlebihan. Tapi saat aku ingin
bertanya lebih jauh, ada sebuah pesan baru yang muncul di depanku.
[Konstelasi ‘Commander of the Red Cosmos’ sedang
melihatmu.]
Ah, malaikat yang sulit dirayu ini akhirnya bangun juga.
Jophiel yang baru saja bangun langsung bertanya tanpa basa-basi. “Kenapa kau
membiarkannya hidup?”
Aku tidak menjawab pertanyaan itu dan malah menerima kaki
gajah yang dibawa oleh Yoo Joonghyuk. Ada banyak sekali daging di kaki itu, dan
cerita yang ada di dalamnya terlihat sangat kaya. Aku menatap Yoo Joonghyuk
yang menatapku balik dengan tatapan kosong. Jophiel bertanya sekali lagi.
“Apa kau tidak tahu jika kau tidak boleh membiarkannya
hidup? Skenario yang kau terima…!”
“Kematian Yoo Joonghyuk.”
Aku berharap aku bisa berbohong pada mereka, sayang sekali
aku tidak bisa melakukannya. Mereka bisa melihat layar skenarioku.
Kematian Yoo Joonghyuk.
Itu adalah tujuan skenario yang diberikan Secretive Plotter
padaku. Aku harus membunuh Yoo Joonghyuk agar bisa kembali ke dunia regresi
ke-3.
“Seperti yang sudah kukatakan, kita tidak bisa mengartikan tujuan
skenario ini secara harfiah.” Kematian yang dimaksud Secretive Plotter mungkin
bukan ‘kematian’ yang kami pikirkan.
Dua archangel itu terdiam. Mereka sepertinya tidak bisa
memahami kata-kataku. Aku membalik kaki gajah itu dan berkata dengan tenang,
“Yoo Joonghyuk tidak boleh ‘mati’. Sebagai archangel, kalian pasti sudah tahu,
kan?”
Aku bisa merasakan tatapan dari kedua malaikat itu.
“Apa maksudmu?”
“Dia seorang regressor.”
Di skenario-skenario awal, informasi ini pasti akan
ditutupi, tapi tidak sekarang. Skenario hanyalah skenario dan rumor mengenai
‘regresor’ pasti sudah menyebar cukup luas. Karena itu, konstelasi tingkat
tinggi di Eden pasti sudah mengetahuinya.
Daun kosmos merah bergetar pelan. “Mungkinkah..?”
Aku menganggukkan kepalaku. “Dia adalah seseorang yang
mengulangi hidupnya, selamanya. Tidak ada yang bisa membunuhnya. Jika dia mati,
dia hanya akan berpindah ke dunia selanjutnya.”
“Darimana kau tahu soal ini?”
“Menurutmu, kenapa Uriel selalu mengawasiku?”
Itu adalah respon terbaik dari pertanyaan yang tidak
memiliki jawaban kecuali pertanyaan lainnya. Bunga kosmos merah yang ada di
dalam mantelku bergetar cukup kencang seakan Jophiel berusaha menahan
amarahnya.
“Kalau begitu… apa yang akan kau lakukan sekarang? Jika
kau tidak bisa membunuhnya, kau tidak bisa kembali ke dunia aslimu.”
Aku mengangkat bahuku dan mulai menggigit daging gajah yang
baru saja kupanggang. “Aku akan memikirkan caranya. Masih ada banyak waktu yang
tersisa.”
Ketika dua malaikat itu mendengar respon kalemku, muncul
atmosfer aneh yang mulai menyelubungi kedua bunga itu. Aku merasa gugup dan
berpikir mereka ingin menunjukkan ‘status’ mereka, tapi tiba-tiba ada suara
aneh yang terdengar.
Geraman tidak datang dari perutku. Dan sepertinya juga bukan
dari Yoo Joonghyuk.
…. Lalu darimana? Aku menundukkan kepalaku dan melihat dua
bunga yang memalingkan kelopak mereka.
“Apa kalian lapar?”
***
“Gabriel, berapa lama kau akan berdiam diri?”
“Aku tidak berdiam diri. Aku hanya memperhatikan. Jika
bukan karena Uriel, aku pasti sudah membunuhnya…”
Gabriel yang (bunganya) diletakkan di dalam sebuah botol
plastik berisi air menjawab pertanyaan Jophiel yang berada dalam kondisi
serupa.
Di kejauhan, Kim Dokja sedang mengatakan sesuatu pada Yoo
Joonghyuk. Gabriel menatap keduanya dengan tatapan kosong dan bertanya.
“Uriel… Apa dia baik-baik saja?”
“Fokus pada misi, Gabriel.”
“Tidak, aku hanya khawatir. Uriel selalu membuat masalah
jika dibiarkan.”
“…. Aku mengerti. Kau sebenarnya suka pada Uriel, kan?”
“Omong kosong! Apa kau sudah menemukan cara untuk
kembali? Berapa lama kita harus terus bersama mereka?”
Kelopak bunga lily milik Gabriel bergoyang dan Jophiel
menjawab, “Aku masih mencari, tapi sepertinya akan sulit.”
“Kenapa? Meski timelinenya berbeda, pasti ada Eden di sini.
Jika kau meminta bantuan Scribe…”
“Tidak ada jawaban dari Scribe.”
“Apa?”
“Bukan Cuma Scribe. Aku juga tidak bisa menghubungi semua
orang yang ada di Eden.”
Eden tidak bisa dihubungi? Itu aneh. Meski dunia ini dan
dunia asal mereka sangat berbeda, itu adalah sesuatu yang sangat aneh. Karena
batasan skenario ini, mereka tidak bisa kembali ke ‘konteks konstelasi’
original mereka. Hal itu membuat mereka berdua cukup frustasi.
Gabriel menghela nafas dan menghisap air yang ada di
botolnya. “Apa-apaan itu? Padahal beberapa jam yang lalu mereka masih saling
mencekik leher dan bertarung…”
Di tempat yang agak jauh dari kedua bunga itu, Kim Dokja
sedang mengusap kepala Yoo Joonghyuk dengan lembut. Saat melihatnya, Gabriel
kembali teringat pada hubungannya dengan Uriel. Hubungan mereka memang berbeda
dengan hubungan Yoo Joonghyuk—Kim Dokja, tapi Gabriel bisa melihat beberapa
persamaan.
…. Persahabatan?
Entah kenapa, sepertinya Gabriel bisa mengerti kenapa Uriel
menyukai mereka.
***
“Makan tanahnya, Yoo Joonghyuk.”
Yoo Joonghyuk memakan tanah yang kutunjuk dengan tatapan
kosong. Hal itu membuatku kaget dan aku langsung memukul kepalanya dengan agak
keras. “Kenapa kau benar-benar memakannya!?”
Secara teori aku tahu jika Yoo Joonghyuk akan menuruti semua
perkataanku, karena itu aku ingin mencobanyal. Tapi aku tidak tahu jika dia
benar-benar akan menuruti semua perkataanku. Yoo Joonghyuk yang kukenal tidak
akan mau melakukan ini. Sepertinya depresi regresi sudah menelan semua egonya
dan sekarang Yoo Joonghyuk terlihat kosong seperti sebuah boneka. Dia terus
menatapku dengan tatapan kosong.
Aku menghela nafas. “Jika kau selalu bersikap setenang ini,
betapa bahagianya aku. Kau lebih baik daripada bajingan dari regresi ke-3.”
“…”
“…. Muntahkan tanahnya.”
Aku melihat Yoo Joonghyuk memuntahkan tanah yang tadi dia
makan dan teringat dengan Yoo Joonghyuk lain yang kukenal. Aku tidak tahu apa
dia baik-baik saja atau tidak. Tapi aku berharap dia masih tetap waras saat aku
kembali nanti. Aku sudah mempercayakan semua pada Yoo Sangah, karena itu
kurahap semuanya berjalan dengan lancar.
“Sekarang tidur dan istirahatlah, Yoo Joonghyuk ke-1863.”
Setelah mendengar perkataanku, Yoo Joonghyuk berjalan menuju
salah satu reruntuhan dan berbaring di sana. Aku bisa melihat matahari mulai
terbenam, dan jujur pemandangannya terlihat cukup indah. Aku menatap ke arah
ufuk dengan wajah tenang. Ini aneh. Di dalam skenario mengerikan ini, ternyata
aku masih bisa menikmati kedamaian seperti ini.
< Kim Do kja ha rus me mbunuh Yoo Joo nghyu k. >
…. Tidak. Aku tidak perlu melakukan itu. Untungnya Secretive
Plotter tidak memberi deadline untuk skenario ini. Aku menolehkan kepalaku dan
melihat Yoo Joonghyuk sedang berbaring meringkuk dengan wajah kosong, seakan
dia sedang menunggu perintah dariku.
“Tidur.”
Yoo Joonghyuk menuruti perkataanku dan langsung menutup
matanya. Sejak skenario ini dimulai, Yoo Joonghyuk tidak pernah tidur dengan
benar. Dan kemungkinan besar, ini adalah ‘kali pertama’nya Yoo Joonghyuk bisa
tertidur. Ini adalah tidur pertama dimana dia terbebas dari semua memori masa
lalunya.
Saat Yoo Joonghyuk benar-benar tertidur, aku kembali menyalakan
smartphoneku. Di layar terdapat ikon novel Cara Bertahan Hidup. Tapi… ada yang
aneh dengan judulnya.
Tiga Cara Untuk Bertahan Hidup di Dunia yang Sudah
Hancur.txt
…. Eh? Kenapa tidak ada tulisan ‘revisi ketiga’? Jantungku
langsung berdetak dengan kencang. Apa ini terjadi karena aku berada di dunia
asli dari novel Cara Bertahan Hidup? Apa karena itu teksnya kembali menjadi
versi original dan bukan versi revisi?
Aku membuka file itu dengan pikiran kacau. Ya, ini adalah
file novel Cara Bertahan Hidup yang kutahu. Mungkin lebih baik begini. Dengan
begitu aku bisa mendapatkan informasi yang kubutuhkan mengenai skenario ini.
Aku terus menggulir layar hingga mencapai regresi ke-1863 dan kemudian membaca bagian
itu dengan seksama.
< ‘Aku kehilangan Lee Hyunsung di skenario ke-54.’
>
Aku membaca cerita itu, lagi, lagi, dan lagi.
< ‘Di skenario ke-67, Lee Seolhwa dibunuh.’ >
Yoo Joonghyuk sudah kehilangan banyak orang.
< ‘Lee Jihye mati di skenario ke-78.’ >
Yoo Joonghyuk di regresi ini benar-benar sendirian. Sebenarnya
tidak hanya disini. Di semua regresi, Yoo Joonghyuk pasti berakhir seorang
diri. Dia selalu mengalami kehidupan yang sama hingga akhir hayatnya.
“… Kasihan.”
Aku tidak tahu apa yang tertulis di epilog novel Cara Bertahan
Hidup. Tapi aku yakin jika akhir itu bukan akhir yang bahagia.
…. Bagaimana jika aku tidak kembali ke regresi ke-3? Apa
yang akan terjadi jika aku tetap disini dan membantu Yoo Joonghyuk menyelesaikan
skenario terakhir?
< Fourth Wall berkata, “Ki m Do kja, I tu…” >
Aku tahu.
< Ya. >
Mungkin ini adalah trik yang tersembunyi dalam rencana
Secretive Plotter. Mungkin outer god itu sudah memperhitungkan apa yang akan
kulakukan, karena itu dia memberikan skenario ini padaku. Itulah alasan kenapa
skenario ini tidak memiliki batas waktu.
Bunuh Yoo Joonghyuk dan kembali ke dunia asal. Atau lihat
akhir dari semua skenario bersama dengan Yoo Joonghyuk yang ada di depanku.
Inilah maksud dari skenario sang ‘outer god’. Lucunya, aku
merasa sangat kaget dengan fakta itu. Jika aku membiarkan Yoo Joonghyuk ini
tetap hidup…. Aku tidak akan pernah melihat ending yang kuinginkan. Tapi, jika
aku membunuh Yoo Joonghyuk ini, ‘Yoo Joonghyuk’ yang asli akan hilang
selamanya.
Terus memikirkan hal berat seperti ini membuat kepalaku
terasa sangat sakit. Jika aku ingin membunuh Yoo Joonghyuk, aku harus
menghentikan regresinya. Akan tetapi, sponsornya tidak mengatakan apa-apa dan
aku tidak tahu identitas aslinya. Entah harus kusebut apa ini… keberuntungan
atau mungkin kesialan…
Aku menghela nafas sambil terus menggulir halaman novel.
[Konstelasi ‘Lily Pin of Aquarius’ memberikan peringatan
padamu!]
Di kejauhan, dua bunga yang ada di dalam botol plastik mulai
bergoyang keras. Reaksi mereka cukup kuat…. Apa ada outer god yang mendekati
kami?
“Oh, ternyata kau bersembunyi di sini, Yoo Joonghyuk.”
Saat aku ingin berbalik, aku langsung berhenti karena
merasakan aura menyeramkan dari arah belakang. Jika aku berbalik, aku pasti
mati. Kenapa aku tidak bisa merasakan aura keberadaannya? Apa itu artinya orang
itu memiliki kemampuan bersembunyi yang bisa menipu indera konstelasiku? Siapa
dia sebenarnya?
“Siapa kau? Partner Yoo Joonghyuk?”
Aku merasa déjà vu ketika mendengar suara itu. Ya, aku tahu
siapa pemiliknya. Aku berbalik dengan pelan agar tidak membuat orang itu merasa
terancam. Sekarang, di depanku ada seorang wanita dengan wajah yang sangat
kukenal. Untuk sesaat, aku merasa sangat panik.
…. Bagaimana bisa? Aku tidak percaya ini bisa terjadi!
Bukannya wanita ini sudah mati di ‘regresi’ ini!?
“Yah, itu bukan urusanku. Aku harus membunuhnya.”
Admiral Lee Jihye tersenyum sambil menghunuskan Double
Dragon Swords nya kepadaku.
Chapter 287 Daftar Isi Chapter 289
Komentar
Posting Komentar