I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 476
DisclaimerL Lihat daftar isi, oke.
Villainess 476
Aku menyerahkan saputangan bersih itu kepada Isabella.
Isabella menerimanya dengan mata terbelalak. Aku tidak yakin
apakah dia merasa kaget dengan sikap wanita jahatku, atau fakta bahwa aku
berasal dari keluarga Williams, atau mungkin karena sihir yang baru saja
kugunakan.
Yang kutahu dia hanya berkata ‘Ah..” dan menatapku dengan
mulut terbuka lebar.
Setelah itu aku mengarahkan tatapanku pada presiden Auges.
“Maaf jika saya tidak
bersikap sebagai wanita pemaaf.”
Hancurnya hubungan antara keluarga Williams dan Perusahaan
Dagang Auges bukan salahnya... Ah, tapi mungkin dia juga memiliki peran dalam
masalah itu.
Kesalahannya adalah membiarkan anak laki-lakinya merusuh
tanpa hukuman. Dia harusnya kembali di didik sebelum membuat masalah sebesar
ini.
“Tidak ada yang bisa
saya lakukan soal itu, nona muda.”
Presiden Auges pun menundukkan kepalanya dengan ekspresi
kecewa.
Kalau aku adalah nona muda yang berpikiran terbuka, aku
pasti akan berkata “Aku menantikan kerja
sama yang bagus di masa depan.” Dan kemudian memaafkannya. Sayangnya, aku
bukan karakter seperti itu.
Presiden Auges tampaknya mengetahui seluk beluk industri ini
dengan baik. Di masa depan nanti, mungkin dia tidak akan mau melanjutkan
hubungan kerja sama yang didasari oleh kebaikan setengah hati.
Kurasa insiden ini akan menjadi pelajaran yang sangat
berharga untuk ayah dan anak itu.
Ya, ini adalah pelajaran yang sangat berharga. Terutama
untuk si anak. Dia harus bisa menerima semua konsekuensi dari apa yang sudah
dia lakukan.
“Aku sudah mendepakmu
dari daftar keluarga. Jangan perlihatkan wajahmu di depanku lagi.”
Suara presiden Auges menggema ke seluruh penjuru toko.
Si anak hanya bisa menangis. Dia ingin mengatakan sesuatu,
tapi tidak ada yang keluar dari mulutnya.
.... Itu benar. Pasti sulit untuk membayangkan jika didepak
keluar dari keluarga adalah harga yang harus dibayar seseorang karena menginjak
sebuah saputangan.
“Ah, Alicia-sama,
tolong kembali melakukan bisnis dengan keluarga kami!”
“Harris! Jangan buang
waktumu! Jangan pernah berpikir untuk mengotori nama keluarga kita lagi di
sini!”
Si anak bernama Harris itu hanya berjengit ketika mendengar
teriakan sang ayah.
Harris.... sepertinya selama ini kau hidup tanpa menggunakan
otakmu, ya? Kau terlihat seperti bayi yang tidak tahu caranya dunia berjalan.
“Ta-tapi, apa yang
harus kulakukan setelah ini!?”
“Kau bisa bekerja.
Apa gunanya tubuh besar itu?”
Nasihat yang sangat sederhana.
Tapi bagi tuan muda yang selalu hidup berkecukupan, dia
tidak akan bisa mengerti jika bekerja keras adalah sesuatu yang harus dia
lakukan...
“Kau bilang ingin
membuat semua orang di kota ini membenci saputangan yang dijual toko ini, kan?”
Harris menganggukkan kepalanya ketika mendengar
pertanyaanku.
Presiden Auges hanya menghela nafas lelah ketika melihatnya.
“Orang melihat apa
yang ingin mereka lihat dan mendengar apa yang ingin mereka dengar. Mencari
opini yang sama dan kemudian berkata jika itu berasal dari ‘semua orang’ adalah
perbuatan bodoh. Tidak ada yang lebih mengerikan dibandingkan dengan membiarkan
dirimu percaya pada informasi bias yang ada di masyarakat. Kau harus memperluas
cara pandangmu. Buka mata dan telingamu, kemudian tumbuhkan kemampuan untuk
melihat segala sesuatu secara komprehensif. Berpikirlah dahulu sebelum
melakukan sesuatu.”
Setelah aku selesai mengatakan semua itu, Harris hanya
menangis sambil menundukkan kepalanya. Dia terus berkata, “Maafkan saya.” Berulang-ulang.
Setidaknya aku bisa merasakan kesungguhan dalam ucapan itu.
Chapter 475 Daftar Isi Chapter 477
Komentar
Posting Komentar