Mahouka Vol. 13 Chapter 1 Part 2
Disclaimer: Info lengkap klik Daftar Isi di bawah.
Beberapa tambang dibentangkan di atas danau dan terdapat batang
kayu di antara tali-tali itu. Saat Tatsuya memegang kayu itu melemparkan
dirinya sendiri ke udara, Leo mulai berbicara kepadanya dengan wajah santai.
“Hei, Tatsuya. Kenapa Sakurai bisa ikut klub kami?”
“Kau baru tanya itu sekarang?”
“Ya… aku sebenarnya sudah penasaran sejak lama, tapi…”
Seperti yang dikatakan oleh Leo, Minami adalah anggota resmi dari
klub mountaineering. Sebaliknya, Tatsuya adalah orang luar dan dia hanya
meminjam daerah latihan mereka… Kebetulan dia juga mendapatkan izin untuk
mengikuti kegiatan klub mereka dengan syarat jika Tatsuya harus melakukan
tuning untuk CAD para anggota klub itu. Beberapa murid kelas dua bahkan
menganggapnya sebagai ‘anggota kehormatan’.
Lupakan dulu soal itu…
“Sakurai punya kemampuan sihir yang hebat.” kata Leo. “Bukannya
ada banyak klub yang memintanya untuk bergabung?”
Pertanyaan itu sangat normal. Setelah eksperimen stellar reactor
mereka di bulan April, seluruh sekolah jadi tahu soal kemampuan sihir Minami.
Bahkan saat minggu perekrutan ada banyak klub yang meminta gadis itu untuk
bergabung, mengingat nilai ujian masuknya juga lumayan tinggi. Kebanyakan orang
pasti berpikir jika dia akan mengikuti salah satu klub berbasis sihir yang ada
di SMA 1.
“Dia bilang jika dia ingin melatih tubuhnya.” jawab Tatsuya
(setengah jujur setengah berbohong) dengan suara datar. Meski mereka baru saja
berlompatan di udara dan mendarat di sisi lain danau, mereka berdua sama sekali
tidak terlihat kelelahan.
“Aku hanya merasa jika anak perempuan yang bisa bergerak seperti
Sakurai tidak perlu melakukan latihan lain.” ucap Leo.
Perkataan Leo ada benarnya. Minami dibesarkan sebagai salah satu
penyihir petarung dalam keluarga Yotsuba. Tentu saja dia harus memiliki
kemampuan sihir dan fisik yang sangat bagus.
Mungkin kemampuan fisik Minami menang lebih tinggi dari anak SMA
kebanyakan, begitu juga dengan kekuatan sihirnya. Karena itu mengasah diri di
klub berbasis sihir malah jauh tidak berguna untuknya.
“Kurasa Minami punya alasannya sendiri.”
Minami tidak hanya bergabung dengan klub mountaineering saja, dia
juga bergabung dengan klub memasak. Motif utamanya mengikuti klub memasak
adalah untuk membuang waktu agar dia bisa pulang bersama Tatsuya dan Miyuki
yang sedang bekerja di ruang osis. Lebih tepatnya Minami sedang menunggu Miyuki
yang menjadi master barunya. Meski begitu Tatsuya tidak mengatakan hal ini pada
Leo.
xxx
Bagi sekolah sihir yang menekankan pada kemampuan praktik,
kompetisi 9 sekolah (National Magic High School Goodwill Magic Competition),
adalah acara yang sangat penting. Tidak hanya penting bagi pihak sekolah, acara
ini juga penting bagi semua murid SMA sihir. Apalagi hasil dari event ini bisa
mempengaruhi pekerjaan apa yang bisa mereka dapatkan di masa depan. Tentu tidak
aneh jika ada beberapa murid yang mengutamakan kompetisi ini ketimbang ujian
sekolah.
Azusa Nakajou, ketua osis SMA 1 yang selalu bijaksana sudah mulai
melakukan persiapan untuk kompetisi 9 sekolah sebulan lebih cepat daripada
tahun lalu karena dia tidak mau membuang rasa antusias yang dimiliki para
murid. Usahanya pun berbuah manis: Dia sudah menyelesaikan semua persiapan
tanpa harus memotong waktu belajarnya sendiri.
Setidaknya itu adalah situasi hingga hari ini, Senin 2 Juli 2096
AD, saat berita itu datang tiba-tiba.
Tatsuya dan Miyuki pergi ke ruang osis seperti biasanya. Ujian
mereka dimulai minggu depan, tapi pekerjaan osis mereka tidak berhenti sama
sekali. Meski begitu, semua anggota osis (terutama para anggota yang pernah
menjabat tahun lalu) mengakui jika pekerjaan osis tahun ini terasa lebih ringan
daripada tahun-tahun sebelumnya. Meski seandainya hal itu tidak terjadi, kakak
beradik Shiba juga tidak akan pernah melakukan lembur. Semua itu mereka lakukan
untuk menghindari rasa kesal dan ketidakpuasan.
Tatsuya membuka ruang osis seperti biasanya…
Tapi pemuda itu tiba-tiba berhenti melangkah. Suasana ruang osis
saat ini terasa sangat berat.
“Oniisama? Ada apa…?”
Tidak hanya Tatsuya yang berpikiran seperti itu, Setelah Miyuki
mengintip keadaan ruang osis dari belakang Tatsuya, gadis itu juga terdiam dan
tidak bisa melanjutkan pertanyaannya. Di dalam ruang osis, mereka berdua bisa
melihat Azusa yang sedang memegang kepalanya. Aura yang menguar dari gadis
kecil itu terasa sangat kelam dan penuh rasa putus asa seakan besok dunia akan
kiamat.
“Ah, terima kasih sudah datang.” sapa Isori yang sedang berdiri di
depan meja Azusa dengan wajah kebingungan.
Sapaan itu membuat Tatsuya tersadar dan segera masuk ke dalam
ruangan yang terasa sangat kelam itu. “Terima kasih, Isori-senpai. Apa yang
sedang terjadi di sini?” tanyanya sambil berjalan ke arah Azusa yang masih
memegangi kepalanya. Tatsuya memang tidak pernah basa-basi saat sedang
menangani sesuatu.
“Ah, itu… begini…”
“Pihak administrasi kompetisi 9 sekolah baru saja mengirimi list
pertandingan pada kami.” potong Azusa dengan wajah yang masih tersembunyi.
“Ah, benar juga. Memang sudah waktunya ya.”
“Mereka juga bilang jika detail mengenai semua perlombaan akan
diupload di website resmi mereka besok.”
“Aku mengerti. Lalu apa masalahnya?”
Tatsuya tahu jika list pertandingan yang dikirim oleh administrasi
pertandingan lah yang membuat Azusa terlihat putus asa sekarang. Tapi apa
masalah yang bisa membuatnya situasinya jadi separah ini? Tatsuya yang tidak
tahu apa-apa hanya bisa bertanya.
“Semuanya!”
Azusa sudah menunggu pertanyaan itu. Jawaban yang diberikan gadis
itu sangat dramatis karena dia melakukannya sambil berdiri dan menggebrak meja
yang ada di depannya, seakan dia ingin mencurahkan segala kekesalan dan
kemarahan yang dia rasakan saat ini kepada Tatsuya.
“Pesan itu berkata jika jenis pertandingannya akan diubah!”
“... Pertandingannya berbeda dari tahun lalu?”
Ini adalah berita buruk. Pihak osis SMA 1 sudah melakukan
persiapan dengan asumsi jika jenis pertandingan dan peraturan dalam kompetisi
masih sama seperti tahun lalu. Meski begitu, tidak ada peraturan yang berkata
jika pertandingan dalam kompetisi tahun ini akan sama seperti tahun sebelumnya
hanya karena tidak ada perubahan konsep selama beberapa tahun belakangan. Pihak
administrasi selalu memberikan list pertandingan yang akan dilakukan selama
kompetisi setidaknya sebulan sebelum kompetisi dimulai. Jadi memberikan
peringatan jika peraturan dan jenis perlombaan akan diganti tidak lebih dari
sebuah formalitas yang dilakukan oleh pihak administrasi.
“Ada 3 event yang akan diubah!” teriak Azusa.
Tatsuya tetap tidak merasa kaget dengan jawaban itu.
“Mereka membatalkan Speed Shooting, Cloudball, dan Battle Board,
lalu mereka menambahkan Rower and Gunner, Shields Down, dan Cross-Country
Steeplechase!”
Dari 6 event yang digelar, ada 3 yang diganti. Terlebih lagi, 3 event
baru yang akan digelar tahun ini membutuhkan keahlian yang sangat berbeda dari
3 event yang dibatalkan. Semua sekolah mungkin harus memikirkan ulang siapa
peserta yang akan mereka kirimkan tahun ini.
Tapi ini bukan saat yang tepat untuk menyimpulkannya karena Azusa
masih ingin mengatakan sesuatu.
“Dan satu-satunya pilihan jika seseorang ingin mengikuti dua event
yang berbeda hanya Steeplechase! Selain itu mereka membagi Pillars Break, Rower
and Gunner, dan Shields Down menjadi pertandingan tunggal dan ganda!!”
Azusa menggebrak meja sekali lagi sebagai bentuk penekanan. Di
titik ini, Tatsuya mulai bisa menghubungkan perasaan aneh yang dia rasakan
sejak tadi. Revisi event ini akan memaksa semua sekolah untuk melakukan
perombakan atlet. Mereka harus kembali ke titik 0 dan memikirkan semuanya dari
awal, mulai dari siapa murid yang akan mereka pilih dan strategi apa yang akan
mereka gunakan.
Dengan kata lain, semua kerja keras yang mereka lakukan selama
sebulan ini terbuang dengan percuma. Rencana yang mereka susun selama ini pun
menjadi bumerang. Tatsuya tidak bisa menyalahkan Azusa saat kakak kelasnya itu
merasa depresi. Faktanya, dia tahu jika Azusa menerima berita itu dengan cukup
baik, mengingat jika saat ini kakak kelasnya itu belum memasuki fase histeris.
“Oniisama?”
Saat Tatsuya sedang memikirkan kata-kata apa yang bisa dia ucapkan
untuk menenangkan sang ketua, Miyuki memanggilnya dengan nada ragu.
“Rower and Gunner, Shields Down, Cross-Country Steeplechase…? Event
macam apa itu?”
Miyuki mungkin akan mengikuti Pillars Break lagi tahun ini.
Kesempatan gadis itu untuk mengikuti Rower and Gunner, dan Shields Down hampir
nol. Tapi ada kemungkinan jika Miyuki akan mengikuti event Steeplechase, karena
hanya itu event tambahan yang boleh diikuti oleh para atlet. Miyuki juga pasti
tertarik dengan kedua event lainnya, dan hal ini adalah sesuatu yang sangat
wajar.
“Yah, event itu mungkin tidak akan menggunakan peraturan yang
kutahu, tapi…” jawab Tatsuya. “Rower and Gunner adalah event berpasangan, satu
orang bertugas mendayung dan seorang lainnya bertugas untuk menembaki lawan.
Mereka berdua akan mengendarai sebuah perahu kecil tanpa tenaga dan harus
menembaki target yang sudah dipasang sepanjang aliran air. Tim akan mendapatkan
poin berdasar berapa lama waktu yang mereka butuhkan untuk mencapai garis
finish dan berapa banyak target yang berhasil mereka dapatkan. Dalam event solo,
mungkin peserta akan menangani keduanya sendirian. Event ini berasal dari
latihan pendukung pasukan serang amfibi angkatan laut USNA.”
Setelah memastikan jika Miyuki tidak memiliki pertanyaan soal
Rower and Gunner, Tatsuya melanjutkan ke pertandingan yang selanjutnya.
“Shields Down adalah event jarak dekat yang melibatkan tameng.
Biasanya pertandingan ini dilakukan di sebuah ring. Kau dinyatakan menang jika
bisa menghancurkan tameng milik lawan, mencurinya, atau jika kau bisa,
menjatuhkan lawanmu di luar ring. Dalam pertandingan ini peserta tidak boleh
menggunakan sihir secara langsung pada lawan, tapi kau bisa menyerang tameng
yang mereka bawa. Dengan kata lain, kau bisa menggunakan sihir ke tubuhmu
sendiri untuk menyerang tameng lawan atau menggunakan sihir untuk mengeluarkan
mereka dari arena.”
“Itu artinya kau boleh menghantamkan tamengmu pada tameng lawan
dan menang jika lawanmu keluar dari ring, begitu?”
“Ya, tentu saja.”
“Kali ini peraturannya berkata meski kau tidak bisa mencuri tameng
lawan, selama tameng tersebut tidak berada di tangan lawan selama 5 detik, maka
kau juga dinyatakan menang.” tambah Isori setelah Tatsuya merespon pertanyaan
Miyuki. Tatsuya terdiam beberapa saat, tapi karena tidak ada koreksi lagi
mengenai pertandingan Shields Down, dia melanjutkan ke event ketiga.
“Cross-Country Steeplechase adalah event yang sesuai dengan
namanya. Steeplechase adalah event lari halang rintang dan rute pertandingan
ini akan melewati beberapa daerah. Semua orang akan berlomba melewati hutan
yang sudah dipasangi berbagai penghalang. Event ini mirip dengan latihan
militer yang dilakukan para tentara di gunung atau hutan. Selain halangan
fisik, juga ada halangan buatan manusia, halangan alami, dan ada juga yang
menggunakan senjata otomatis sebagai salah satu penghalangnya.”
“Kedengarannya sulit juga…” ucap Miyuki pelan.
Tatsuya mengernyitkan alis dan mengangguk. “Rower and Gunner dan
Shields Down memang pertandingan yang agak sulit, tapi Cross-Country
Steeplechase bukan pertandingan yang boleh dilakukan anak SMA. Apa yang
dipikirkan oleh pihak administrasi tahun ini?” gumamnya dengan wajah kelam.
“Murid laki-laki dan perempuan bisa mengikuti Steeplechase selama
mereka adalah murid kelas 2 dan 3.” tambah Isori. “Dengan kata lain, semua
peserta kecuali murid kelas 1 boleh mengikuti pertandingan ini.”
“... Jika kita tidak membuat rencana yang detail untuk
pertandingan ini, mungkin kita akan melihat banyak murid yang gagal.”
Saat Tatsuya berkata gagal,
dia tidak bermaksud jika para peserta gagal dalam mencapai garis finish, yang
dimaksud oleh Tatsuya adalah akan ada banyak murid yang tidak bisa melanjutkan
hidup mereka sebagai penyihir. Tapi sepertinya pengurus osis yang lain sama
sekali tidak kepikiran soal kemungkinan ini.
“Tapi itu…!” Azusa tidak menyelesaikan perkataannya karena dia
langsung meletakkan kepalanya ke atas meja dan menutupinya dengan kedua
tangannya.
Komentar
Posting Komentar