I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 410
Disclaimer: Not miiineee
Aku membenci diriku sendiri karena memperlihatkan tatapan
seperti itu pada ibu. Jika aku berada disini lebih lama lagi, aku pasti akan
tenggelam di dalam semua perasaan ini.
Aku harus mendinginkan kepalaku…
Aku harus tenang. Aku harus tenang. Aku tidak boleh
berbicara dengan ibu dalam kondisi emosi seperti ini.
Aku lega Max tidak ada disini. Aku tidak ingin dia melihat
sisi kakaknya yang seperti ini.
“Aku minta maaf. Maafkan aku. Aku butuh waktu sendirian.”
Aku berlari melewati ibu dan keluar dari gudang.
Tidak ada tempat di rumah ini yang bisa kugunakan untuk
menenangkan pikiranku, karena itu aku keluar melalui pintu belakang.
Di sebuah jalan sepi, aku duduk di samping petak bunga yang
kosong.
Aku menghela nafas sambil memegangi kepalaku dengan kedua
tangan.
Rasanya kondisiku menjadi semakin buruk.
Selama ini aku hanya mengatakan hal-hal manis dengan mulutku
tanpa melakukan apapun. mungkin inilah bayaran yang harus kuterima.
“Aku tidak bisa memanggil diriku sendiri dengan nama
saintess.” gumamku dengan nada mencela.
“Kau ingin berhenti? menjadi seorang saintess, maksudku.”
Aku terdiam saat mendengar suara itu. Aku tidak percaya ada
yang mendengarkan ucapanku.
Aku mengangkat kepalaku dan melihat wajah yang kukenal.
Kenapa dia ada disini?”
“Curtis?”
Aku memanggil namanya dengan suara lirih.
Rambut hijau panjangnya diikat dengan gaya yang agak berbeda
dari biasanya. Aku bahkan sempat tidak mengenalinya karena itu.
Dia selalu terlihat santai, tapi sekarang dia menatapku
dengan mata penuh perhitungan.
Seakan dia bisa melihat semua yang ada padaku. Karena itu
aku memalingkan mukaku.
“Liz-chan, kau terlihat tidak terlalu sehat~.”
Dalam sekejap, dia kembali menjadi Curtis yang biasanya.
Suaranya terdengar ceria dan suasana di antara kami kembali mencair. Dia
tersenyum dan duduk di sebelahku. Aku bisa mencium bau yang menenangkan
darinya.
“Apa aku terlihat seperti itu?”
Aku mencoba tersenyum saat menatapnya. Dia menatapku dengan agak
aneh, tapi wajahnya kembali seperti semula dengan cepat.
“Ya. Kau kelihatan menderita.”
“Aku sedang merasa agak sedih. Tapi sekarang aku tidak
apa-apa.”
“Benarkah? Bagus kalau begitu.”
“… Curtis selalu baik pada semua orang, ya.”
Kata-kata yang tidak ingin kuucapkan malah keluar dari
mulutku.
“Karakterku memang selalu berbuat baik pada semua orang~~. Lagipula
aku selalu berada di pihak para gadis.”
“Ya. Kau sangat hebat dalam urusan merayu mereka.”
“Aku menganggap itu sebagai pujian.”
Kata-katanya membuatku sedikit senang, ekspresi wajahku juga
ikut mengendur. Curtis memiliki kekuatan yang sangat aneh.
Curtis mungkin sering dibilang playboy, tapi tidak ada orang
yang membencinya. Faktanya, itu adalah poin yang membuatnya disukai banyak
orang.
Angin lembut berhembus dan membelai pipi kami. Rambut Curtis
juga ikut menari mengikuti hembusan angin.
Rambutnya terlihat sangat lembut. Menurutku Curtis adalah
laki-laki yang sangat menjunjung nilai estetik.
“Ini adalah pertama kalinya aku mengunjungi rumah setelah
sekian lama. Tapi sepertinya sudah tidak ada tempat bagiku disana.” ucapku
dengan senyum palsu di wajah.
Entah kenapa aku ingin menceritakan keadaanku padanya, dan
Curtis hanya diam dan terus mendengarkan.
Aku tidak akan menceritakan ini pada sembarang orang. Aku
yakin jika aku bisa bercerita karena orang yang ada di hadapanku adalah Curtis.
Aku menceritakan bagaimana adikku diadopsi, fakta jika aku
benar-benar mencintai Duke, fakta jika aku sangat iri dan kagum pada
Alicia-chan… Fakta jika aku masih terus memikirkan cinta yang tidak akan pernah
bisa kudapatkan tidak peduli seberapa keras usahaku.
Aku menceritakan semua itu kepadanya….
Chapter 409 Daftar Isi Chapter 411
Komentar
Posting Komentar