ORV Chapter 177: Episode 33 – Reading Again (8)
Disclaimer: Novel bukan punya saya.
Cerita Cheok Jungyeong memenuhi seluruh tubuhku dan disaat
yang sama semua cerita Cheok Jungyeong yang tersebar di seluruh Star Stream
juga mulai berkumpul.
[Cerita ‘Dragon’s
Blood’ telah tersebar.]
[Cerita ‘Wiping
Out An Army With One Sword’ telah tersebar.]
[Cerita ‘Battlefield
Slaughterer’ telah tersebar.]
…
< Dia adalah laki-laki kuat, bahkan sejak ia
dilahirkan. Dia terlahir dengan darah naga mengalir di tubuhnya. >
< “Cheok Jungyeong! Cheok Jungyeong sudah
muncul!”>
< “Dia sudah membunuh 36 musuh sendirian.” >
Sejak hari kelahiran Cheok Jungyeong hingga sekarang. Dia
tidak tahu apa itu ‘skenario’ tapi dia pernah mendengar sebagian cerita yang
menjadi bagian dari ‘skenario’.
‘Cerita ‘Exiled
from the Scenario’ telah tersebar.]
< “Dia terlalu kuat. Keluarkan dia dari skenario!
Gunakan semua cara yang bisa kalian lakukan untuk mengirimnya ke dunia lain!”
>
Aku melihat kehidupan Cheok Jungyeong dan bisa merasakan
marah, sedih, bahagia, dan frustasi… sama seperti Cheok Jungyeong. Setelah
serangan emosi itu, wajah dan tubuh Cheok Jungyeong mulai terlihat. Aku tidak
pernah melihatnya sebelum ini, tapi aku bisa mengenalinya dengan sangat mudah.
Ini adalah ceritanya.
“Kenapa kau melakukan
sejauh ini untuk menolongku?”
“Siapa yang tahu?
Memangnya kenapa?”
5 konstelasi dalam Ganpyeongui dibutuhkan untuk memanggil Cheok
Jungyeong.
Akan tetapi, apa yang dilakukan Cheok Jungyeong sekarang
jauh lebih besar daripada bayaran yang kuberikan padanya di awal. Tidak ada
konstelasi yang akan menunjukkan dasar ceritanya pada inkarnasi. Dan lagi, Cheok
Jungyeong bukan sponsorku.
“Aku sama sepertimu.”
Salah satu cerita milik Cheok Jungyeong mengalir dalam
kepalaku.
[Cerita ‘One Who
Fights Against Fate’ telah tersebar.]
< Berikan ‘takdir’ padanya. Orang ini harus mati.”
>
kalimat yang diucapkan konstelasi itu membuatku sangat
terkejut. Aku tahu Cheok Jungyeong mendapat perlakuan tidak adil. Tapi aku
tidak tahu jika dia mendapatkan ‘takdir’ sama sepertiku. Dahulu kala, Cheok
Jungyeong juga mengalami hal yang sama karena para konstelasi.
Aku melihat pesan yang bermunculan di layarku.
[Cerita ‘One Who
Fights Against Fate’ telah dimulai!]
Cerita Cheok Jungyeong adalah ceritaku. Konstelasi itu
tertawa.
“Ukurannya memang
tidak sebesar takdirmu. Saat itu hanya ada satu nebula yang memberiku takdir
sialan itu.”
Begitu ucap Cheok Jungyeong saat dia terus melihat situasi
di luar dengan menggunakan mataku.
“Saat itu aku
berhasil bertahan berkat bantuan Hongik. Tapi aku masih sering memikirkannya
hingga sekarang. Harusnya aku tidak menerima bantuan apapun dari para nebula
itu.”
Jiwa Cheon Jungyeon muncul dari dalam dadaku.
“Karena itu aku
ingin membantumu.”
Dia mengangkat pedang dengan menggunakan tanganku lalu
memasang kuda-kuda tertentu. Outer god yang hampir menelan Founder’s Mother
mulai meraung.
Cheok Jungyeon juga mengeluarkan semua auranya. Unbroken
Faith yang ada di tanganku mulai berdesing dengan keras.
“Pedang yang
bagus.”
Pedang itu seakan menjawab kata-kata Cheok Jungyeong. Energi
sihirku berkurang dengan cepat seakan ada lubang hitam yang menyerapnya.
Beberapa saat kemudian energi itu menyelimuti pedangku.
Sebuah pedang ether dengan panjang 10 meter mulai terbentuk.
Tubuhku bergetar saat menahan semua energi itu, tapi aku berusaha untuk tidak
kehilangan fokus sedikitpun.
“Aku akan meminjam
ini sebentar.”
Tubuhku dikendalikan sepenuhnya oleh Cheok Jungyeong dan aku
mulai berlari dengan Unbroken Faith di tanganku.
Kekuatannya terlalu besar untuk fisikku, padahal level
statusku sudah melebihi angka 100. Tulang-tulangku mulai retak dan sebuah
ledakan terjadi hingga membentuk kawah yang sangat besar di bawah kakiku. Cheok
Jungyeong sepertinya baru saja menjejak tanah untuk terbang menuju portal.
Aku yakin jika aku bisa memotong apapun dengan kekuatan ini.
Tapi aku langsung dihadapkan para rasa putus asa yang besar
ketika masuk ke dalam kegelapan dan melihat sosok musuh yang harus kutebas. Ini
adalah emosi yang kurasakan saat hidup di dunia ‘manusia’.
Apa aku bisa membunuh makhluk sebesar ini?
Outer god yang berada di luar Great Hall terlihat sangat
besar… dan sangat berbeda jauh dengan perkiraan awalku. Diameter tubuhnya saja
pasti mencapai setidaknya 1 kilometer. Setiap kakinya (yang berjumlah 12) juga
memiliki diameter setidaknya beberapa puluh meter.
Meski begitu, yang turun ke Bumi belum mencapai seperlima
dari keseluruhan badannya. Jika dewa ini benar-benar muncul secara nyata, siapa
yang bisa membunuhnya?
Cheok Jungyeong sepertinya merasakan keputusasaanku, dia tertawa.
“Aku Cheok
Jungyeong.”
Aku merasa seluruh alam semesta sedang mendengarkan
kata-kata dari konstelasi ini. Atau mungkin itu adalah deklarasi perangnya pada
seluruh sistem Star Stream.
“Pemimpin militer
terkuat dari Semenanjung korea.”
Setelah itu pedang yang ada di tanganku bergerak. Ada saat
dimana aku tidak tahu apa yang sedang kulakukan meski tubuhkulah yang
melakukannya. Ini adalah teknik berpedang milik Cheok Jungyeong.
Two Swords Style, Two Sword Mountain Chop.
Pedang Cheok Jungyeong bergerak. Ini bukan pedang yang
digunakan untuk menebas manusia, ini juga bukan pedang yang digunakan untuk
menebas monster. Ini ada pedang yang digunakan untuk menebas hukum alam.
Pedang yang berukuran lebih dari 10 meter itu bergerak dua
kali berturut-turut hingga menimbulkan suara yang sangat keras.
Setelah memperhatikan dengan seksama, sesuatu yang ada di
depanku lebih mirip seperti kegelapan yang mengalir daripada darah… dan
kegelapan itu terlihat seperti huruf-huruf yang dicetak.
Aku mengenalinya sebagai cerita milik outer god. Yah, bisa
dibilang outer god adalah eksistensi yang sama dengan konstelasi.
Saat outer god itu berteriak, dia juga memisahkan
tentakel-tentakelnya dari tubuhnya dan menjatuhkannya ke tanah. Dari dekat,
tentakel-tentakel itu berukuran sama dengan gedung pencakar langit yang ada di
Seoul.
Para inkarnasi yang ketakutan langsung lari menjauh dan aku
hanya bisa melihatnya dengan ekspresi terkejut.
Manusia bisa memotong sesuatu seperti ini? Aku merasa sangat
kagum saat menyaksikan seorang manusia dengan kemampuan yang melebihi manusia
ini.
Tapi setelah rasa kagum itu, aku diserang oleh rasa sakit
yang amat parah.
“H-Heok… kuooooh.”
Aku mengerang sambil menahan rasa sakit di seluruh tubuhku, seakan
ada badai yang menabrak tubuhku tanpa ampun. Tubuhku bergetar hebat seperti
orang yang baru saja diestrum ratusan ribu volts.
Tulang tanganku hancur dan pikiranku menciut seperti
serangga yang ditekan kuat-kuat. Di dunia ini, kekuatan yang luar biasa kuat
datang dengan tanggung jawab yang tak kalah besarnya. Yang dimaksud dengan
tanggung jawab itu adalah ‘probabilitas’. Meski begitu, aku masih belum siapa
menerima tanggung jawab ini.
[Konstelasi ‘Goryeo’s
First Sword’ sedang menatapmu.]
Cheok Jungyeong berbagi probabilitas denganku, tapi aku
masih terlalu lemah untuk mengatasi kekuatannya. Cheok Jungyeong menghela
nafasnya.
“Kau lebih lemah
dari yang kukira! Kupikir kau bisa menerima sebanyak ini karena kau adalah
konstelasi…”
Aku ingin berkata jika dia sudah terlalu banyak menggunakan
kekuatannya, tapi aku tidak bisa menggerakkan lidahku.
“Cough! Ha! Ha! Ha!”
Daripada memuntahkan makanan, yang kumuntahkan adalah
Listrik. Aku duduk di tanah dan mulai bermeditasi selama beberapa menit hingga
aku hampir bisa melarikan diri dari badai probabilitas ini.
Aku mengangkat kepalaku dan melihat pemandangan yang dibuat
Cheok Jungyeong.
Pedang yang membelah pegunungan.
Cheok Jungyeong baru saja mengubah 12 tentakel outer god
menjadi bangkai tak berguna hanya dengan sekali serangan saja. Dengan kata
lain, dia sudah membelah dua gunung.
Akan tetapi, ada 10 monster dan satu torso. Suara Cheok
Jungyeong terdengar sangat kelam.
“… Ini masih tidak
cukup. Mungkin aku bisa mengalahkannya jika menggunakan 3 pedang.”
“Apa masih ada yang
lebih banyak dari 3 pedang?”
“Aku belum pernah
menggunakannya, tapi dengan situasimu yang sekarang… aku tidak yakin bisa
menggunakan 3 pedang itu.”
Aku menggeratakkan gigiku. Kecepatan pemanggilan outer god
menjadi semakin cepat. Meski skala probabilitasnya mulai stabil, pemanggilannya
berhenti dan outer god itu terlihat marah karena serangan Cheok Jungyeong.
“Apa ada cara untuk
bernegosiasi dengan sosok itu?”
“Negosiasi?
Bagaimana caranya bernegosiasi dengan itu?”
“Dia kan juga dewa…”
Cheok Jungyeong menyadari niatku dan kemudian berkata.
“Jika Kau ingin
mencoba menyelamatkan ibumu, menyerah saja. Kau bisa lihat kan, bayangan
Founder’s Mother sudah dimakan. Jiwa ibumu pasti sudah mulai tersebar.”
“Itu belum terjadi. Outer
god tidak memakan mangsanya dengan cara seperti itu.”
“Sepertinya kau
sudah tahu soal outer god.”
Cheon Jungyeong tidak mengetahuinya. Aku memang mengetahui
apa itu outer god. Aku melihat penampakannya sekali lagi.
Dua tentakel raksasa dan tubuh yang diselimuti kabut tebal
hingga membuatnya sulit untuk dilihat.
Tubuh dewa itu mengingatkanku pada sebuah kanal raksasa, dan
hal itu membuatku kagum. Tidak diragukan lagi. Yoo Joonghyuk dari regresi
ke-136 bertarung melawan dewa ini.
Di saat aku sedang meditasi dan berusaha untuk mengatur
nafas, Yoo Joonghyuk sedang melawan tentakel lain milik outer god.
Saat dia menggunakan energi transenden nya bersama dengan Giant
Body Transformation, Yoo Joonghyuk terlihat seperti demigod yang turun ke Bumi.
Kekuatan dari Breaking the Sky Sword berhasil menebas salah satu tentakel
dengan mudah.
Yoo Joonghyuk... dia bisa melukai outer god dengan
kekuatannya sendiri.
Levelnya memang masih rendah jika dibandingkan dengan Cheok
Jungyeong, tapi konstelasi itu berkomentar dengan nada kagum.
“Ah, aku jadi ingat saat aku ada di masa
keemasanku. Dengan bakat seperti itu, dia mungkin bisa meraih levelku setelah
sekian lama berusaha...”
Yoo Joonghyuk menghindari salah satu tentakel yang mengarah
padanya dan memotong tentakel ketiga. Akan tetapi, Yoo Joonghyuk tetaplah
seorang manusia... dia juga memiliki batasannya sendiri. Karena itu, setelah
memotong tentakel ketiga Yoo Joonghyuk langsung mundur dengan nafas
terengah-engah.
Kim Dokja, dia adalah ‘Eater of Dreams’. Aku sudah pernah
bertemu dengannya di regresi ke-2. Jika dia sampai memakanmu, kau akan hidup
dalam ruang yang dia buat sepanjang hidupmu dan cerita yang kau kumpulkan akan
menjadi sumber energi untuknya. Jadi jangan sampai masuk ke dalam mulutnya.”
Itu semua adalah informasi yang sudah kuketahui, tapi aku
tetap menganggukkan kepalaku. Saat Yoo Joonghyuk sedang memulihkan energinya,
pemanggilan outer god terus berjalan.
Sekarang, hampir sepertiga badannya yang sudah turun ke
Bumi.
Tentakel-tentakel yang sudah muncul mulai mengamuk dan area
berdiameter ratusan meter dari mereka langsung hancur dalam waktu singkat.
Beberapa inkarnasi berteriak saat mereka terkena serangan tentakel-tentakel
itu.
Eater of Dreams bukanlah ‘dewa kuno agung’ tapi dia tetaplah
cosmic god. Cerita dari Bumi tidak akan bisa mengalahkannya kecuali kalau kami
semua bekerja sama. Cheok Jungyeong berbicara dengan nada kelam.
“... Jika dia turun dengan sempurna, kita
tidak akan bisa mengalahkannya meski aku menggunakan semua kekuatanku. Kita
harus mengalahkannya sekarang.”
Akan tetapi situasi ini sama sekali tidak menguntungkan
untuk kami. Percikan cahaya mulai muncul saat Cheok Jungyeong mengaktifkan
ceritanya sekali lagi dan dadaku terasa sangat sakit.
“Semua probabilitas ini juga tidak membantu.”
Ini adalah semua probabilitas yang bisa kugunakan... padahal
ada outer god yang sedang berusaha turun ke dunia ini.
Arti dari semua ini sangat mudah untuk ditebak. Seseorang
sudah menentukan seberapa banyak probabilitas yang bisa digunakan pada kami.
Rasanya aku tidak perlu bertanya siapa yang ada di balik semua ini.
Aku menggigit bibirku dan darah mulai mengalir pelan. “Kita
tetap harus melakukannya. Gunakan Three Sword Style!”
“Eksistensimu mungkin akan menghilang jika aku
menggunakannya.”
“Hanya ini yang bisa
kita lakukan. Yoo Joonghyuk, kali ini bantu aku.”
Yoo Joonghyuk menganggukkan kepalanya.
Aku berlari sekali lagi dengan Unbroken Faith di tanganku.
Percikan cahaya selalu muncul saat aku menapakkan kakiku ke tanah.
Apa aku bisa melakukannya? Aku tidak tahu. Kali ini aku
mungkin benar-benar akan dihancurkan oleh badai probabilitas. Meski begitu aku
harus melakukannya. Aku selalu melakukannya, dan kali ini juga seperti itu.
“Kuheeeok…”
Sebelum aku bisa mencapai 10 langkah, probabilitas kembali
mengikat pergelangan kakiku. Kali ini efeknya terasa lebih kuat.
Seperti yang kuduga, aku tidak bisa melakukannya sendirian.
Aku butuh seseorang yang bisa membantuku... tapi siapa?
Situasi ini sangat berbeda dengan skenario Absolute Throne.
Konstelasi yang ingin membantuku akan dianggap sebagai musuh oleh nebula-nebula
besar.
[Konstelasi ‘Maritime War God’ sedang
melihatmu.]
Jumlah percikan cahaya yang mengelilingiku mulai berkurang.
Duke of Loyalty and Warfare, Yi Sunsin.
Dia memimpin konstelasi upper-grade di Semenanjung Korea dan
membantuku mengatasi probabilitas.
Cheok Jungyeong merasa tersentuh.
“Duke of Loyalty and Warfare. Di cerita lain,
kurasa kau lah yang akan menjadi konstelasi narrative-grade, bukan aku.”
[Konstelasi ‘Maritime War God’ menganggukkan
kepalanya.]
“Oke, baiklah. Ceritanya sudah ditambahkan...
apa ada yang lainnya? Apa tidak ada konstelasi yang cukup berani untuk
menantang dewa?”
Langit terdiam.
Selain Duke of Loyalty and Warfare, tidak ada yang berani
ikut menanggung probabilitasku. Beberapa saat kemudian Cheok Jungyeong
berteriak dengan keras.
“Botak! Cepat bantu kami! Bukannya kau selalu
bilang bertarung demi keadilan!?”
[Konstelasi ‘Bald General of Justice’
menundukkan kepalanya.]
“Dasar mata satu sialan. Apa yang kau
lakukan!?”
[Konstelasi ‘One-Eyed Maitreya’ memegangi
penutup matanya dengan erat.]
Cheok Jungyeong berteriak pada dunia tanpa mengkhawatirkan
apakah probabilitasnya akan terbuang sia-sia atau statusnya yang rusak karena
melakukannya.
“Kalian semua bersembunyi saat semua ini
terjadi? Bukankah kalian itu konstelasi? Jendral? Maitreya? Raja? Kalian semua
tidak pantas dipanggil dengan nama-nama itu!”
[Konstelasi dari Semenanjung Korea terdiam
saat mendengar ucapan Goryeo’s First Sword.]
Tidak ada konstelasi yang bergerak. Di saat yang sama,
seorang wanita berjalan mendekat dari kejauhan.
Wanita itu tersengal-sengal saat sudah sampai di dekatku.
Dia adalah Min Jiwon. Untungnya dia masih hidup.
[Konstelasi ‘Lady of the Brocade Sleep’ sedang
menatapmu.]
Pesan itu tiba-tiba muncul.
[Konstelasi dari Silla sedang menanggung
probabilitasmu bersama-sama.]
Konstelasi dari Silla sedang membantuku. Bantuannya memang
tidak banyak, tapi mereka masih menyandang gelar sebagai konstelasi.
[Nebula ‘Vedas’ tidak menyukai ‘Lady of the Brocade
Sleep’.]
[Konstelasi ‘Lady of the Brocade Sleep’
kelelahan karena penggunaan probabilitas yang berlebihan dan tertidur dengan
lelap.]
Konstelasi yang menutup mata... itu artinya eksistensi
mereka menderita kerusakan yang cukup parah.
Meski begitu apa yang dilakukan oleh Lady of the Brocade
Sleep sepertinya membuat konstelasi yang ada di Semenanjung Korea terbangun.
Aku merasakan sensasi aneh saat merasakan tatapan mereka.
[Konstelasi ‘Bald General of Justice’ berkata dia
tidak peduli dan menatapmu.]
Dimulai dari Samyeongdang.
[Konstelasi ‘One-Eyed Maitreya’ sedang
menatapmu dengan satu matanya.]
[Konstelasi ‘King Heungmu the Great’ sedang
menatapmu sambil mengumpat.]
[Konstelasi ‘First Spiritualist of Joseon’
menghela nafas dan menatapmu.]
Percikan cahaya yang mengelilingiku berkurang dengan
drastis. Akhirnya probabilitasnya turun ke level yang masih bisa kukendalikan.
[Nebula ‘Olympus’ mendeklarasikan ‘Maritime
War God’ sebagai musuh.]
[Nebula ‘Papyrus’ merasa marah pada konstelasi-konstelasi
dari Smenanjung Korea.]
…
Karena aku... seluruh konstelasi di Semenanjung Korea akan
tenggelam di dalam peperangan.
Cheok Jungyeong tertawa. “Inilah alasan aku mengutuk tanah ini tapi tetap tidak pergi
meninggalkannya. Bertarung sampai mati hanya dengan beberapa orang saja...”
[Persiapan minimal berhasil dicapai.]
Akhirnya Cheok Jungyeong selesai menyiapkan skill Three
Sword Style nya.
Chapter 176 Daftar Isi Chapter 178
Komentar
Posting Komentar