NGNL Vol. 7 Chapter 4 Part 3
Disclaimer: Saya cuma nerjemahin saja. Ini bukan novel punya saya,
Jadi, pada dasarnya, mereka adalah pencuri.
Eastern Union, ruang lobi di kantor Chinkai Tandai District.
Kurami dan Fii sedang duduk santai diatas sofa yang berseberangan dengan
Hatsuse Ino. Awalnya kakek itu berpikir jika keduanya datang untuk membantu
mereka, tapi ternyata mereka hanya pencuri nakal. Gadis yang dalam situasi
seperti ini malah meminta—Berikan semua teritori Eastern Union—itu
kemudian berkata.
“Itu tidak sulit, kan? Itu permintaan yang mudah…” Gadis itu
berkata dengan senyum manisnya. “Beberapa gadis tiba-tiba datang saat
Miko-sama sedang pergi, melakukan blokade laut yang tidak berguna, dan lalu
mempertaruhkan Elven Garde. Komisioner Diplomatik Hatsuse Ino menilai jika
mereka hanya gadis-gadis bodoh dan bersedia memainkan game yang pasti akan dia
menangkan (mengingat pihak mereka memberikan informasi palsu para Elven Garde),
dan malah menemukan siapa yang mendominasi. Pasti kau bisa mengikuti alur ini,
kan.”
Blokade, mempertaruhkan negara, dan semuanya…
“Kau bisa menerima tantangan kami dengan gagah dan kalah
dengan menanjubkan… benar? Kami mendapatkan
peran yang cocok untukmu!”
“Hm, aku tidak keberatan kalau kau menjilat kakiku sebagai
bentuk terima kasih. Tapi kalau kau benar-benar melakukannya, aku akan mencuci
kakiku setelahnyaaa~~.”
Bukannya mereka sekutu Sora dan Shiro? Teman mereka,
kolaborator…!? Ino yang sudah mulai panik terus mengulang-ulang pertanyaan itu
di dalam kepalanya.
“Okeeee, kalau begituuu! Aku Fiir Nirvalen yang dipaksa
untuk melaporkan informasi palsu mengenai game yang ada di Eastern Union pada
Senat, sesuai dengan permintaan Sora. Alasannya, aku adalah badut yang bisa dia
manfaatkan dan sudah pasti aku bukan temanmuuuuu~~.”
Fii terlihat berseri-seri karena dia merasa berhasil membaca
isi pikiran Ino.
Tidak mungkin, dia tidak mungkin bisa. Ino
menggelengkan kepalanya, bulu kuduknya merinding. Tidak peduli seberapa
hebatnya sihir Fii, melihat atau merubah pikiran atau memori seseorang adalah pelanggaran
pada 10 Sumpah. Dia pasti merasakan spirit, sama seperti cold reading yang
dilakukan Werebeast, Pikir Ino. Masalahnya, meski sekarang Ino berada di
depan dua gadis itu, dia tidak bisa membaca pikiran mereka. aliran nafas, detak
jantung, temperature tubuh…. Semuanya dikaburkan dengan sihir.
“Aku memang membuat laporan palsu mengenai game Eastern
Union pada konsili Elven Garde…. Tapi…”
saat kebenaran dan tipuan tidak bisa dipisahkan…
“Tidak ada yang bilang jika kami tidak bisa bermain untuk
mewakili mereka.”
—Gadis berambut hitam menunjukkan loophole itu pada Ino dengan
senyum lebar.
“Elven Garde tetap tidak mengetahui kebenaran dari game
milik Eastern Union dan manuver yang kami lakukan. Sementara itu Eastern Union
berubah kepemilikan dari Persemakmuran Elkia—dari tangan mereka berdua—menjadi
milik kami. Ini akan menjadi titik balik dimana kami akan melahap mereka…. Hei,
Fii, kedengarannya tidak ada yang banyak berubah, kan?”
“Kenapa, kita kan hanya memindahkan satu negara ke dalam
Persemakmuran Elven Garde saja…”
“Apakah tuntutan ini terlalu ringan…? Oh, kurasa itu tidak
apa-apa.”
Mereka berdua sama sekali tidak peduli dengan Eastern Union.
Satu-satunya tujuan mereka adalah mendapatkan Persemakmuran Elkia—dan kakak
beradik itu.
“Tentu, jika kau tidak suka dengan plot ini, kami punya
alternatif lain.”
Kurami menyeringai seram di sebelah Fii yang mengulurkan
tangannya dan membuat sebuah bola cahaya. Ino normalnya tidak bisa merasakan
apalagi melihat ritus sihir multilayer seperti itu. Tapi jika Elf itu sengaja
membuatnya bisa melihat ritus tersebut, maka tujuannya sudah jelas.
Itu adalah mantra anti-Eastern union. ritus untuk
mengalahkan video game milik mereka…
“Apa kau lebih suka ritus ini bocor ke atas, tapi itu pasti
akan jadi pemandangan yang sangat tragis.”
Ritus itu akan membuatnya melawan dua gadis ini sendirian….
ah, lebih tepatnya dia akan melawan Elven Garde sendirian. Para barbarian yang
berpura-pura menunjukkan wajah baik hati itu akan datang untuk memperkosa,
merampas, dan menghanguskan Werebeast, seakan mereka sedang menghabisi
belalang. Jika kau tidak menginginkannya, lawan kami dan kalah lah disini—itulah
pesan yang ingin disampaikan dua gadis—bukan, tapi penyihir ini—yang sepertinya
sedang menunggu kembalinya Sora, Shiro, dan Miko-sama.
Kenapa?
Kenapa sekarang…!?
“Kenapa, karena ini adalah waktu yang tepaaaat~~. Kau
cukup pintar untuk ukuran anak anjing, iya kan?”
“Jika kau tidak tahu, aku akan memberitahumu. Aku
mendapatkan ingatan Sora.”
Sora sudah tahu sejak awal jika Miko-sama didukung oleh Old
Deus. Dia sudah menunggu selama itu untuk menantang Old Deus dalam sebuah game.
Kurami pasti sudah mengetahui semua ini, dan saat game dengan Old Deus dimulai…
“Jadi aku tahu jika petinggi dari Persemakmuran Elkia dan
Tokoh penting mereka…. Mereka semua pasti sedang pergi.”
—Jika Sora sudah merencanakan semua ini sejak awal, tentu
saja mereka bisa memprediksi dan mengeksploitasi semuanya.
“…. Yah, untung saja ternyata kau ada disini, kan?”
“Kami sudah bersiap untuk melawan deputi atau bawahanmu yang
lain karena kau dan para petinggi lain sedang tidak ada di tempat.”
“Tapi, melawan orang yang sudah kami kenal itu lebih mudah….
Benar?”
Kucing sudah keluar dari dalam karung, dan sekarang Hatsuse
Ino sang ‘Komisioner Diplomasi’ berperan sebagai petinggi dari Eastern Union.
Semuanya hanya untuk momen ini, detik ini.
“Dan kami sudah bekerja keras untuk bisa sampai tepat waktu,
asal kau tahu saja…. Tapi, hey…”
“Kenapa, membuat Sora-san meraung itu hal yang mudah koook.”
Mereka berbicara seakan semua yang mereka lakukan tidak akan
bisa dideteksi, baik itu sekarang ataupun nanti. Dua penyihir yang datang dari
negara terbesar di dunia, Elven Garde—rumah bagi ras yang paling ahli dalam ritus
sihir—sekarang terlihat sedang menyeringai.
“Tanpa kami, hal itu tidak akan bisa terjadi…. Yang kumaksud
menyelesaikan game dengan Old Deuuuuuss.”
“Ya—kami tidak akan membiarkannya berakhir begitu saja. Jadi,
bagaimana jika kita mulai game nya?”
Senyum mereka membuat tulang Ino seakan membeku, karena saat
itu sekali lagi fakta dan fiksi tidak bisa dibedakan…. Tapi ada sesuatu yang
aneh. Ino berusaha untuk tidak jatuh dalam kesalahan yang sama seperti saat dia
sedang memainkan game milik Old Deus.
Kau ada disini adalah kebetulan yang menguntungkan…. Keberuntungan—kebetulan.
Dia tidak tahu apakah para penyihir ini sedang berkata jujur atau tidak, tapi
peraturan bayangan tidak terlalu berpengaruh pada rencana mereka. Yang muncul
bisa siapa saja. Mau bagaimanapun ini adalah ide dari Sora dan Miko-sama. Tapi
kenapa? Apa mereka sudah memprediksi serangan ini dan percaya jika Ino bisa
mengatasinya?
Apa dia bisa menang? Tidak. Game VR Eastern Union harusnya bisa
menahan gangguan sihir dan memberikan mereka kemenangan yang pasti.
Tapi jika mereka mengetahui hal itu sebelum ini, maka mereka
bisa membuat rencana balasan. Karena itulah Eastern Unio selalu menghapus
ingatan para player. Dan sekarang ada dua orang yang mengetahui detail game
yang mereka miliki dan bahkan berkata jika mereka sudah membuat shir untuk
mengatasinya.
Apa mereka cuma menggertak?.... Tidak. Dia tidak bisa
melewati jamming sihir mereka. Tapi, seandainya mereka hanya menggertak, mereka
pasti kalah…!
“Siapa di dunia ini….? Yang membuat skenario ini, dan untuk
apa….!?”
Ino tidak sengaja mengatakan kecemasannya—dan tiba-tiba
sebuah suara menjawabnya.
“Oh ya? Tentu saja aku yang menulis skenario ini untuk
diriku sendiriiii…. Apa kau memanggilkuuuu~!?”
suaranya bernada tinggi, kekanakan, mempesona, dan menggoda.
Semua orang menoleh ke tengah ruangan, Dimana seorang gadis—bukan, tapi pemuda
yang sangat cantik hingga dikira gadis—sedang berdiri entah berapa lama. Dia
menunjukkan senyum yang terlihat kelam.
“Pl-Plum-san…!?”
“Yaaaa, aku adalah pangeran Dhampir yang hebat. Terkenal
karena keberadaannya yang sangat tipis. Namaku Plum Stoker.”
sosoknya terlihat tembus pandang. Dia pasti gagal di tengah
jalan dan kematiannya ditangguhkan, sama seperti Ino. Sepertinya Dhampir itu
sedang merapal sebuah ritus. Kurami menatap Dhampir itu dengan tajam.
“…. Kapan kau…?”
“….. Kenapa, kapan aku sampai disiniiiii?”
Plum memotong ucapan Fii yang sedang menatapnya dengan
tajam.
“Ah-ha-haaaa…. Sepertinya itu bukan pertanyaan yang tepat.”
Kekejaman dalam tatapan mata Fii sudah cukup kuat untuk
membunuh seseorang, tapi Plum mengabaikannya dengan ekspresi lelah.
“Pertanyaannya, kapan kita sampai disiniiii? Dan
jawabannya adalah…”
Sesaat setelah Plum menoreksi perkataan mereka, kelompok
yang sudah berkumpul di lobi Chinkai Tandai District itu tiba-tiba turun
sebanyak 32 lantai di bawah tanah menuju ke sebuah basement yang sudah
dilengkapi dengan mesin VR. Tiba-tiba, entah dari mana muncullah seberkas
cahaya yang mirip seperti kabut musim panas…. Dan disinilah mereka berada,
sebuah tempat yang tidak mereka kenal. Bahkan Ino yang memiliki Indera lebih
tajam karena bloodbreaknya, tidak bisa mendapat informasi apapun—kecuali jika
ada beberapa spirit di tempat ini. Dalam ruangan ini tidak ada meja ataupun
sofa, karenanya mereka hanya bisa duduk bersama di atas lantai.
“Kami selalu berada disiniiii. Kalian berdua tidak
pernah masuk lewat lobi, kan. Ahahaha!”
Mata Fii membelalak saat dia melihat Plum melayang di udara
tanpa bantuan apa-apa. Senyum lebarnya sekarang telah menghilang.
perlu waktu lama hingga Ino tahu apa yang sebenarnya sedang
terjadi. Disini ada Elf…. Dan dari semua Elf, Fiir adalah penyihir yang bisa
menghancurkan Elven Garde hanya dengan satu sekutu. Plum tidak membiarkan gadis
Elf itu menyadari atau berpikir jika dia sudah mengantar mereka ke tempat yang
salah. Alasannya tentu karena mengubah Indera seseorang—dan menyakiti mereka
secara langsung—tidak bisa dilakukan berkat 10 Sumpah. Dan itu artinya…
“Sebagai tanda selamat datang untuk teman baruku, aku sudah
menyiapkan kejutan kecil…. Apa kalian menyukainya?”
“…………”
Penyihir Elf level tinggi berhasil dikalahkan dalam
pertandingan sihir. Fii dan Kurami tidak mengatakan apa-apa. Tatapan mereka
sudah cukup tajam untuk membunuh Plum.
“Hmmmm…. ‘Fii, apa-apaan Dhampir itu?’ ‘Kenapa, ras
peringkat ke-12—Dhampir.’ ‘Kenapa dia yang bergabung dengan mereka!? Apa yang
sedang dia lakukan disini? Bukankah seharusnya dia ada di sana?’ Oke,
izinkan aku untuk menjawabnyaaaaa.”
“ ?!”
Plum melihat ke dalam lapisan-lapisan sihir yang dipasang
Fii untuk menutupi pembicaraan mereka. Mata dan sayap plum memancarkan sinar
merah terang yang mirip dengan darah.
“Tapi sebelum itu…. Bisakah kau berlaku sopan dan menahan
diri untuk tidak berbisik-bisik di depankuuu? Aku sangat sensitif soal tata
krama. Karena itu, kumohon kalian bisa menunjukkan rasa hormat kalian
padakuuuu~~.”
Plum mengatakannya dengan senyum kelam seperti biasanya.
Chapter 4-2 Daftar Isi Chapter 4-4
Komentar
Posting Komentar