ORV Chapter 164: Episode 32 – Kim Dokja’s Love (3)
Disclaimer: Not minee
Translator Inggris: Rainbow Turtle
Trnaslator Indonesia: Me
Jung Heewon terkejut.
…. Kesusahan? Siapa saja bisa melihat jika Reinheit adalah
orang jahat. Dia sudah menipu dan membuat monster sebanyak ini di gua bawah
tanah. Kenapa dia tidak dianggap jahat?
[Konstelasi dari sistem kebaikan absolut mempercayakan
penghakiman pada inkarnasi ‘Jung Heewon’.]
Reinheit membuka mulutnya. “Jika kau membunuhku, Paradise
akan lenyap.”
Api Jung Heewon sedikit meredup saat mendengarnya. Reinheit
menunjukkan senyum tipis.
“Jung Heewon-ssi. Aku tidak menyangka kau bisa sampai ke
tempat ini.”
“Apa…”
“Kau harusnya tahu. Paradise tidaklah sempurna. Wajar jika
tempat seindah ini memiliki bayangan yang sangat gelap.”
Jung Heewon tidak memberikan tanggapan. Ketidaktahuan adalah
sebuah tipuan. Tentu saja Jung Heewon sudah memikirkan ini masak-masak. Tempat
ini pasti menyembunyikan kebenaran yang sangat mengerikan. Dia hanya tidak
berpikir jika rahasianya akan separah ini…
“Kenapa kau membuat monster-monster ini? Apa kau ingin
menaklukkan Dark Castle?”
“Aku tidak melakukan apa-apa. Mereka hanya nutrisi untuk
Paradise.”
Jung Heewon bisa melihat sebuah batang pohon raksasa di
tengah gua. Cabang-cabang pohon itu menyebar seperti tentakel dan mengarah para
para monster yang ada di dekatnya.
Jung Heewon akhirnya menyadari kemana tujuan batang pohon
itu. Ke arah bunga-bunga kecil yang tumbuh di puncak bukit—Perpetual Motion.
Kaki Jung Heewon gemetaran entah karena apa. Pohon ini
pastinya…
“Bukannya ini aneh? Bukankah kau penasaran kenapa
iblis-iblis yang ada di Dark Castle tidak menyerang Paradise?”
Jung Heewon juga berpikir jika itu adalah sesuatu yang aneh.
Tapi hal itu tidak cukup untuk menjelaskan jika Paradise adalah benteng yang
diberkahi.
“Kenapa ada begitu banyak iblis di Dark Castle?”
Cabang-cabang pohon itu bergerak bebas dan menyambar semua
kriminal yang ada di sana. mereka berteriak meminta tolong, tapi tidak ada yang
bisa mereka lakukan. Cabang-cabang itu langsung menyelimuti para kriminal dan
kemudian menyeret mereka masuk ke dalam sebuah lubang.
Jung Heewon dan Reinheit bisa mendengar teriakan yang
menyayat hati dari lubang itu, seakan jiwa-jiwa para kriminal sedang
dicabik-cabik tanpa ampun.
Beberapa saat kemudian, kuncup bunga mulai muncul di batang
raksasa. Jung Heewon melihat apa yang terlahir dari bunga itu dan merasa sangat
kaget. Hanya dalam beberapa menit, satu monster besar lahir dari masing-masing
bunga…. Dan yang berubah menjadi monster adalah para kriminal yang baru saja
menghilang ditelan bumi.
Perpetual Motion adalah pohon yang menciptakan iblis.
Tubuh Jung Heewon tidak bisa berhenti bergetar.
“Ba-bagaimana bisa…. Kau tega melakukan…. Ini?”
Kenapa Jung Heewon tidak bisa menemukan satu iblis pun di
Paradise? Alasan sesungguhnya adalah karena Paradise lah sumber dari
iblis-iblis itu.
“Iblis yang dibuat disini akan dikeluarkan setiap bulannya
di hari tertentu. Penjara yang ada disini juga memiliki batasan.”
“…”
“Mereka bisa hidup abadi dan lebih kuat daripada manusia.
Terlebih lagi…”
Pohon raksasa itu memancarkan cahaya terang dan mulai
memasok nutrisi ke bumi Paradise.
“Dosa mereka digunakan untuk mendukung kehidupan makhluk
lain. Dengan kata lain mereka adalah martir.”
Mereka adalah sumber yang menyediakan nutrisi bagi
tanaman-tanaman yang tumbuh di tanah tandus Dark Castle. Itu adalah peran dari
Perpetual Motion. Jung Heewon akhirnya mengerti dan jatuh dalam keputusasaan.
[Konstelasi dari sistem kebaikan absolut memintamu
membuat keputusan.]
Jika Jung Heewon membunuh Reinheit, penjara bawah tanah ini
akan hancur. Perpetual Motion akan mati dan sistem Paradise akan hancur.
Orang-orang akan kehilangan lahan dan makanan mereka. Setelah itu mereka akan
langsung dicabik-cabik oleh para monster.
“…. Kenapa…. Kenapa…” setelah Jung Heewon mengetahui hal
ini, dia tidak bisa membunuh Reinheit. Dia tidak punya rasa percaya diri untuk
mengutuk sumber dari tragedi ini saat dirinya juga bisa menjadi sumber dari
tragedi yang jauh lebih besar.
“Seseorang harus melakukannya.” Ucap Reinheit dengan wajah
sedih. “Hidup masih terus berjalan, bahkan bagi para pecundang. Seseorang harus
menciptakan tempat untuk mereka.”
“Jika kau benar-benar peduli pada mereka, kau harusnya
membantu agar skenario tetap berjalan! Jangan membuat tempat seperti ini!
Pimpin mereka untuk menyelesaikan lebih banyak skenario!”
“Kau tidak tahu. Musuh di skenario selanjutnya bukan
seseorang yang bisa dikalahkan.”
Jung Heewon terkejut saat melihat respon Reinheit. Iblis
peringkat 2—demon marquis dari Dark Castle…. Siapa yang bisa membuatnya setakut
ini?
“…. Informasi apa yang kau ketahui?”
“Itu tidak penting. Meski kau bisa menyelesaikan skenario-skenario
itu…. ‘yang selanjutnya’ pasti sudah disiapkan. Akan ada lebih banyak pecundang
yang muncul dari sana.”
“Kita bisa menyelesaikan semuanya! Itu cuma skenario.
Bukankah itu akan selesai suatu hari nanti? Latih skill mu dan bangun
ceritamu…!”
“Apa kau berpikir jika kita bisa menyelesaikan semua skenario
suatu hari nanti?”
Jung Heewon menutup mulutnya. Akhir dari skenario. Temannya,
Kim Dokja ingin meraih tempat itu.
Reinheit meneruskan ucapannya. “Apa kau percaya kedamaian
akan datang di hari itu?”
Jung Heewon berteriak sepenuh hati. “Ya. Aku mempercayainya!”
“Kenapa kau berpikir begitu? Apa ada seseorang yang sudah
mencapai akhir skenario?”
“Ada para konstelasi!”
“Konstelasi?”
“Mereka berada di luar kenario. Dengan kata lain, ada cara
untuk melarikan diri dari skenario.”
Konstelasi yang memperlakukan inkarnasi seperti mainan.
Eksistensi dari makhluk ‘absolut’ yang benar-benar memberikan harapan. Suatu
hari mereka pasti bisa mencapai tempat itu. Mereka bisa lepas dari skenario
kejam ini.
“Ha. Haha. Hahaha….” Reinheit tertawa. “Aku mengerti.
Konstelasi. Aku paham apa yang kau pikirkan. Aku juga berpikir seperti itu.”
“Apa maksudmu?”
“Kenapa kau berpikir jika konstelasi akan menyelesaikan
semua skenario? Apa Kim Dokja berkata seperti itu?”
Kim Dokja tidak pernah mengatakannya. Hati Jung Heewon mulai
diliputi rasa tidak nyaman.
“Mereka memang berada di luar skenario. Tapi, mereka hanya
ada ‘di luar’ skenario.”
“…”
“Mereka semua melakukan skenario seperti kita. 76 kali, 84
kali. Ukuran dan jumlah skenario nya berbeda-beda, tapi mereka sama seperti
kita.”
Jung Heewon tidak pernah memikirkan hal seperti itu. Dengan
suara bergetar dia bertanya, “Ka-kalau begitu…?”
“Konstelasi hanya lebih kuat dari standar yang berlaku.
Mereka terlahir di tengah skenario. Mereka bukan dewa atau makhluk absolut.”
Reinheit berkata dengan nada absolut.
“Izinkan aku mengatakannya sekali lagi. Tidak ada yang
pernah mencapai ‘akhir’ dari semua skenario ini.”
“…”
“Dunia ini adalah neraka abadi.”
Jung Heewon terjatuh ke tanah. Konstelasi tidak bisa
melakukannya. Bahkan makhluk yang lebih hebat dari mereka tidak bisa meraih
tempat itu.
Kim Dokja ingin pergi ke tempat seperti itu.
“Sesuatu yang seperti ini…. Apa yang ingin kau lakukan? Kim
Dokja, kau….”
Reinheit melanjutkan. “Karena itu aku membuat Paradise.”
Jung Heewon menatap Reinheit dengan tatapan kosong.
“Jika ini terus berlanjut, Paradise akan hancur suatu hari
nanti. Jumlah manusia terus berkurang dan jumlah iblis terus meningkat. Nutrisi
untuk mempertahankan tanah ini mulai habis.”
Di akhir keputusasaan dan kehilangan harapan, Reinheit
membuat Paradise of Despair.
“Aku membutuhkan manusia yang kuat untuk mempertahankan
pohon ini. Ada banyak jiwa yang masuk di quarter ini. Kim Dokja adalah salah
satu dari mereka.”
Jung Heewon menyadari apa yang dimaksud oleh Reinheit.
“Karena itu kau membutuhkanku?”
“Itu benar. Kau dipilih oleh archangel dan setidaknya bisa
bertahan selama 10 tahun. Konstelasi seperti Kim Dokja bisa menjaga
keberlangsungan Paradise setidaknya selama 200 tahun.”
“Kau pikir aku akan setuju begitu saja?”
“Kau akan melakukannya. Itu karena kau adalah inkarnasi dari
seorang archangel.”
Jika Jung Heewon mengorbankan dirinya sendiri, dia bisa
melindungi Paradise.
“Jika kau membantu, kita tidak perlu menghukum orang-orang
karena kesalahan kecil selama beberapa tahun ke depan. Kau bisa menyelamatkan
ribuan bahkan puluhan ribu nyawa.”
Bahu Jung Heewon bergetar. Dia bisa menyelamatkan ribuan
nyawa hanya dengan nyawanya. Jika dia tidak mati, ada ribuan orang yang akan
mati.
Jung Heewon melihat monster mirip ikan yang menggeliat di
tanah. Wajahnya mirip dengan wanita dari stasiun Geumho. Monster itu menatap
Jung Heewon dengan ekspresi lapar dan kemudian meraung.
“Aku…”
Apa masalahnya…. Sejak awal hidupnya sudah ditinggalkan.
Orang tuanya, temannya, dan orang-orang yang mengingatnya semua sudah mati.
Akhir skenario adalah sesuatu yang mustahil. Hidup lebih lama sama sekali tidak
berguna.
“Aku…”
[Konstelasi dari sistem kebaikan absolut sedang
menatapmu.]
Jung Heewon membuat keputusan. “Aku mengerti. Kalau begitu
aku…”
Jika dia mati untuk menyelamatkan ribuan orang, itu adalah
pilihan yang benar…. Sebuah pilihan tepat yang bisa dia lakukan.
Ekspresi Reinheit terlihat melembut. Di detik terakhir ada
sesuatu yang menangkap perhatiannya.
‘Lalu apa arti dari hidupku?’
Mungkin hidupnya tidak ada artinya.
‘Aku…. Apa-apaan ini?’
Itu adalah perasaan bodoh yang masih menjaganya tetap
bertahan hingga detik ini. Dia sudah tahu jawabannya.
-Heewon-ssi adalah pedang yang hebat.
-Kau lebih tenang saat berada di garis depan pertarungan
dibandingkan dengan kami semua. terlebih lagi kau sangat sensitif pada tirani
yang dilakukan orang-orang kuat.
-Kau terus bertarung di depan semua anggota dan tidak
pernah mengeluh tentang bagaimana sulitnya itu.
Itu adalah sesuatu yang dikatakan oleh seseorang kepadanya.
Ini adalah Jung Heewon-ssi yang kutahu karena kau
meneruskan skenario-skenario ini.
Mungkin Kim Dokja tahu kebenaran dari skenario sejak awal.
Meski begitu dia tidak menyerah.
-Karena itu aku percaya kau harus melanjutkan skenario.
Jung Heewon berdiri.
“Aku tidak boleh mati disini.”
Karena itu dia memutuskan untuk bersikap egois. Dia
memutuskan untuk hidup, meski ada banyak orang yang akan mati karena
pilihannya. Dia memutuskan untuk hidup dengan pilihan itu.
“Tidak. Kau akan mati.”
Terkadang hidup dan keinginan seseorang sama sekali tidak
ada hubungannya.
“Dengan begitu kau akan menjadi nutrisi untuk Paradise.”
Ada beberapa iblis yang tidak bisa dikalahkan Jung Heewon
meski dia menggunakan Hell Flames Ignition. Wajah wanita itu langsung terlihat
kaku dan sedetik kemudian dia langsung membuka semua aliran energi sihirnya. Dia
tidak boleh mati disini. Dia tidak akan mati.
Di saat yang sama, Jung Heewon dan Reinheit bisa mendengar
ledakan kencang. Beberapa saat kemudian ada beberapa orang yang muncul di depan
mereka.
“Ah, unnie pergi sendirian lagi!”
Mereka adalah orang-orang yang menyokong hidup Jung Heewon.
Di sisi lain Reinheit sama sekali tidak terlihat panik. Sebaliknya dia merasa
sangat senang.
“Ah, aku bisa mendapat lebih banyak nutrisi dari mereka.”
Dia adalah orang terkuat kedua di Dark castle. Dia sama
sekali tidak takut dengan kelompok tanpa Kim Dokja di dalamnya.
“Semuanya mundur!”
Lee Hyunsung maju ke depan dan melindungi companion nya. Dia
jauh lebih kuat dari sebelumnya, tapi situasi yang mereka alami sekarang cukup
buruk. Mungkin seseorang akan mati di pertarungan ini. Tetap saja, akan jauh
lebih baik jika tidak ada satupun diantara mereka yang mati malam ini.
Alangkah bagusnya jika Kim Dokja ada disini…. Jung Heewon
mencoba menghindari ketergantungannya pada Kim Dokja, meski begitu pikiran
seperti itu tidak bisa menghilang dari dalam kepalanya.
“Ini adalah akhir kalian semua.” ucap Reinheit sambil
mengangkat tangannya.
Tiba-tiba seluruh atap gua runtuh, seakan ada banyak sekali
bom yang mengahancurkan mereka entah dari mana. Badai ether yang muncul
langsung mencabik cabang-cabang Perpetual Motion dan menghancurkan dinding dan
atap dari gua itu, dan semua puing-puing itu jatuh tepat diatas Reinheit dan
para monster.
Monster yang tertimpa puing-puing berteriak kesakitan. Beberapa
saat kemudian mereka semua bisa mendengar suara seseorang.
“Ternyata kau bersembunyi di tempat gelap dan kotor seperti
ini.”
Di belakang sosok itu ada bayangan dari seorang wanita yang
mengejarnya. Yoo Joonghyuk menatap semua orang yang ada di dalam gua dengan
wajah bingung. Beberapa detik kemudian dia bertanya, “…. Ngomong-ngomong,
dimana Kim Dokja?”
Chapter 163 Daftar Isi Chapter 165
Komentar
Posting Komentar