NGNL Vol.7 Chapter 4 Part 4
Disclaimer: Not mine
Translator: Rireina
“Jadi, sampai mana aku tadi? Oh, ya. Kenapa kalian mengira
aku tidak akan dataaaaang~~?”
Cahaya mulai berpendar, dan pemandangan di sekitar mereka
berubah sekali lagi. Kali ini mereka berada di dataran kosong dengan angin yang
berhembus keras. Sejauh mata memandang, tidak ada apa-apa di tempat ini. Hanya
ada satu pohon yang berdiri, dan di bawahnya Plum sedang tersenyum. Dhampir itu
sedang duduk disebuah kursi sambil meminum teh dari cangkir yang dia bawa.
“Menurutmu, siapa yang membuat peraturan yang berkata kau
akan menjadi hantu jika keluar dari game? Tentu saja itu akuuu~.”
“Apaaaaa....!?”
“Oh, hm, kau tahu kan.... Aku memang tidak ingat, tapi...
Ayolah, peraturan ini...”
Kali ini Ino menahan teriakannya, tapi Plum menaruh siku
tangannya di meja, menopang dagunya, dan memberinya senyum yang sangat lebar.
“Memangnya apa tujuan peraturan itu jika bukan untukku, dan
lagi siapa yang memanggil mereka berdua?”
—.
Memanggil... Mereka
berdua?
Kali ini Kurami dan Fii tercengang hingga tidak bisa
berkata-kata.
“Maksudku, aku tidak mengerti. Menurutmu kenapa aku
memainkan game Old Deus dengan peraturan seperti ituuuu.... Kenapa aku mau
melakukannya??? Aku tidak perduli pada Old Deuuus. Sama sekali tidaaaak!”
Plum merajuk sambil mengepakkan sayapnya. Beberapa saat
kemudian dia melanjutkan.
“Tapi jika kau benar-benar ingiiiin aku memberikan sebuah
alasan.... Tentu karena aku menginginkan sesuatu~~.
Begitulah!”
Plum turun dari kursinya dan menari-nari, memutar tubuhnya.
Seketika area di sekeliling mereka mulai ikut berputar dan pemandangan di
ruangan itu berubah menjadi Kastil Kerajaan Elkia.
“Aku sangat terkenal dengan kebaikanku, karena itu aku tidak
akan menyebut nama mereka! Tapi ada sepasang manusia yang sedikiiiit sombong...
Dan mereka mengira jika mereka berhasil
menemukan detail jadwal yang kuberikan untuk permainan melawan Old Deus
inii!”
Plum terus menari sambil mengabaikan wajah Fii yang menjadi
semakin kelam. Setiap kali Plum menari, pemandangan di sekeliling mereka akan
berubah. Kali ini ruangan mereka berubah menjadi Avant Heim.
“Oh, kalian berdua yang sudah jauh-jauh pergi kesini,
daaaan, ummm, yaaah, Ino-san yang kita tahu akan keluar cepat atau lambat! Oh,
kau pasti sangat terkejut dengan semua ini kan!”
Sekarang, pemandangan di sekitar mereka berubah menjadi
ruangan ratu Oceand, lalu Garden of Shrine di Eastern Union.
Swish. Plum
memasang pose yang menurutnya terlihat paling keren.
“Ino-san, kau tidak perlu menangis senang dan berterima
kasih padaku yang sudah mengatasi dua wanita itu untukmu. Terima kasih kembali.
Tetapi! Aku yang terkenal karena
kerendah hatian ku pun harus memberikan jawabaaaan!”
Plum menyentuh dagunya dengan jari, lalu berlagak menatap ke
arah ufuk.
“... Heh! Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukaaan.
Aku sudah menerima rasa terimakasihmu!”
Senyummu adalah ucapan
terimakasih untukku, seperti itulah yang digambarkan ekspresi wajahnya.
“Begitulah. Suplai darah dari 50 Werebeast dalam setahun
sebagai appetizer, lalu...”
—Kata-kata Plum saat ini lebih cocok jika disebut sebagai
keputus asaan daripada candaan tidak berbahaya.
“... Elf yang disana akan
menjadi hidangan utamanya. Aaaww, ini benar-benar hidangan yang sangat mewah,
ehehhehehee~!”
Tambahkan 2 chip ke
dalam taruhan, begitu katanya.
“Jika aku memiliki hak bebas untuk meminum darah Elf, ras
tertinggi yang bisa kuminum darahnya....”
Apa yang akan kau lakukan? Apa kau masih perlu bertanya?
“.... Aku akan melakukan apapun untuk menghancurkan para Siren
itu dan membebaskan Dhampir dari perjanjian perbudakaaan!”
.... Apa dia sedang
mempermainkan kami? Ino tidak bisa berkata apa-apa dan Plum terus
melanjutkan narasinya.
“Jadi itulah skenario yang sudah kutulis sebelum game
dimulai—sebelum ingatan kita dihapus di awal permainaaan. Dan untuk game
ituuuu, aku sama sekali tidak peduliiii. Saat aku setuju untuk bergabung...”
Ya. Dia sedang
mempermainkan kami. Ino menggeratakkan giginya. Plum sedang membuat
permintaan tidak masuk akal dengan nada serius. Dhampir kurus ini bahkan memanfaatkan game milik Old Deus.
“.... Yang harus kulakukan adalah membuat kalian mengambil
semua daduku secepatnya. Itu satu-satunya kesempatan yang tidak akan
kulepaskaaaan~~!”
Jika kau tidak ingin
Eastern Union direbut begitu saja, persembahkan Exeed untuk dikorbankan. Plum
sudah menarik mereka masuk ke dalam skenario mengerikan dimana mereka tidak
punya pilihan lain selain menuruti permintaannya!
“Sialan...! Jika kita kalah melawan Old Deus, kau juga akan
mati. Apa kau sadar akan hal itu!?”
Plum merespon kemarahan Ino dengan hanya menunjukkan sikap
orang sedang berpikir.
“Hmm... Huh. Kau pikir Sora-sama dan Shiro-sama yang selalu
omong besar, atau orang lain bisa memenangkannya~? Selama ada satu orang yang
bisa menyelesaikannya, aku bisa mendapatkan semua yang kuinginkan. Begitulah aku mengatur peraturannya. Kemudiaaann~~!”
Plum melayang di udara dan memasang pose orang sedang duduk.
Dia berkata.
“Bukankah membuat taruhan soal siapa yang menang itu lebih
menyenangkan~~~?” Ocehan Dhampir itu sangat jauh dari kata waras. Jika Sora c
berhasil menang, dia akan mendapatkan seluruh chip yang mereka pertaruhkan.
Jika mereka kalah, mereka semua akan mati. Hanya
itu.
“... Fii, izinkan aku bertanya padamu. Apakah kau punya
ritus yang... Bisa mengatasi makhluk itu?”
Fii menjawab pertanyaan Kurami tanpa berusaha
menyembunyikannya dari Ino dan Plum.
“Kuramiiii, apa kau tahuuu? Nyamuk menyuntikkan zat anastesi
agar kau tidak menyadari mereka.” Fii tersenyum. “Tapiiii.” Elf itu melanjutkan
dengan suara lembut. “Apa masalahnya, mereka hanya serangga biasa yang bisa kau bunuh tanpa sadar sedikitpun!”
Berbalik dengan nada ramahnya, empat permata berbentuk wajik
di dahinya bersinar terang seakan dia sedang bersiap untuk mendepak Dhampir yang
ada di depannya.
Tidak masalah, jika begitu. Tapi…
“Ahahahaha! Jadi, itukah usahamu agar bisa terlihat seperti
quadcasterrrr~~?”
fii berbalik dan menatap pemilik suara yang datang dari
belakang punggungnya itu.
“… Kau berpikir jika aku—yang kau pikir selalu ada dalam
radarmu—hanyalah serangga yang tidak layak diperhatikan, benar kan~~?”
Ada dua Plum disana. Keduanya bergerak bersamaan, mirip
seperti bayangan dalam cermin, kemudian mereka menyatukan kedua tangan mereka
dan menyeringai.
“Hexcaster sepertimu itu…. Kau pikir kau bisa menyembunyikan
ritusmu dariku? Sebaiknya kau tidur sebelum bermimpi terlalu tinggi.”
Sejak kapan dia…? Apa mungkin sejak awal…? Atau mungkin…
Waktu seakan berhenti sejenak, dan saat semua kembali sadar, Fii sudah
terbaring di atas tempat tidur. Plum ketiga menatap mata Fii yang terlihat
sangat terkejut.
“Untuk pertama kalinya dalam 6.000 tahun, kau bisa melihat
kekuatan Dhampir yang sesungguhnya. Apa kau terkesaaaan?”
“…. Eeeh, sepertinya ada nyamuk nakal yang tidak sengaja
masuk ke dalam sini…”
Ino yang hampir tidak bisa merasakan spirit karena dirinya
adalah Werebeast juga tidak tahu apa yang sedang terjadi. Tapi dari keberadaan spirit
samar-samar, dia bisa sedikit mengerti. Fii sedang menggunakan sihir yang
membuat spirit mengalir terus menerus dalam pola kompleks dan berlapis-lapis—yang
entah kenapa terasa menenangkan, seperti aliran sungai. Sebaliknya dia tidak
bisa merasakan apa-apa dari Plum. Dhampir itu menyelubungi tubuhnya dengan
sihir, spiritnya—bukan, tapi seluruh keberadaannya, semuanya. Dia sedang
menyamarkan keberadaan sihir untuk menyamarkan keberadaan sihir untuk
menyamarkan keberadaan sihir…. Dan seterusnya—sebuah ritus yang tidak ada
habisnya. Akan tetapi plum tidak menggunakan banyak ritus. Dia melakukan
semuanya hanya dengan sekali rapalan.
“Bukannya aku sudah bilang jika peraturan yang membuat kita
terlihat seperti hantu ini justru menguntungkan untukku~~~?”
Plum mencoba menjelaskan omong kosong itu pada semua orang,
dan mereka memang merasa sangat terkejut.
“Dewa itu sekarang sedang menjamin nyawaku, karena itu aku
tidak perlu minum darah. Aku bisa menggunakan sihirku tanpa perlu khawatir soal
keberlangsungan jiwakuuu…. Tapi ya, aku memang merasa sedikit bersalah karena
menjadi satu-satunya orang yang bisa menggunakan cheat iniii…. heheheh~”
Plum menjulurkan lidahnya sambil mengucapkan maaf dengan
tidak Ikhlas. Tatapan kejamnya terasa seakan menyelimuti mereka semua dan terus
mengubah koordinat ruang tempat mereka berada. Ino—tidak, bahkan Fii dan Kurami
juga berpikir demikian—dasar curang!
War, they
were, in fact, something of a threat.
mereka dipindahkan ke waktu sebelum Dhampir tidak
diperbolehkan meminum darah sesukanya. Sebelum adanya 1- Sumpah…. Tidak aneh jika
Jibril berkata, dalam Perang Besar, mereka adalah sebuah ancaman.
Ya, ini adalah kekuatan Dhampir yang sebenarnya.
Chapter 4-3 Daftar Isi Chapter 4-5
Komentar
Posting Komentar