Summary ::No Game No Life Vol.9:: Prolog--Skip Start
Disboard.
Sebuah dunia di mana semuanya ditentukan dengan 10 sumpah dan permainan game.
Terdapat 16 Ras Exceed yang hidup di dunia ini, mulai dari Ras Dewa (Old Deus)
hingga manusia biasa (Imanity). Urutan ras ini ditentukan dari seberapa besar
kapasitas sihir yang dimiliki. Semakin besar kapasitas sihir suatu ras maka
semakin kecil angka yang dimiliki.
Suatu
hari ada 2 orang yang ‘jatuh’ ke dunia ini, mereka berdua orang dengan
kemampuan bermain game (gamer) yang luar biasa. Di dunia asalnya, kedua orang
itu hanyalah NEET yang selalu mengurung diri. Sora dan Shiro adalah nama mereka berdua.
Tet, Dewa tunggal di Disboard memindahkan mereka berdua setelah kalah dalam permainan catur. Mereka berdua dikirim ke sebuah negara bernama Kerajaan Elkia.
Kerajaan Elkia, sebuah kerajaan yang
hanya terdiri dari 1 kota, bisa dibilang Kota Elkia adalah kota terakhir yang
dimiliki oleh Imanity. Imanity (manusia) adalah satu-satunya ras yang tidak memiliki
kemampuan untuk merasakan dan menggunakan sihir, karena itulah Imanity memiliki
peringkat ras terendah—16.
Sora
dan Shiro berhasil menjadi raja di kerajaan ini dan menyatakan perang ke
seluruh dunia. Tidak lama setelah penobatan keduanya menjadi raja mereka
berhasil mengalahkan Flugel yang menguasai perpustakaan nasional Elkia, setelah
itu mereka juga berhasil menaklukkan Federasi Timur yang dikuasai oleh
Werebeast. Tidak lama setelah itu mereka juga berhasil menaklukkan
Occeando—negara bawah air tempat tinggal para Seiren dan Dhampir, mereka juga berhasil menjadikan seluruh Flugel yang tinggal di Avant Heim sebagai sekutu mereka. Di permainan
terakhir mereka juga berhasil mengalahkan seorang Old Deus yang
bernama Holou—dan berhasil mendapatkan setengah wilayah Elven garde saat
memainkan game sampingan.
Semua
ini hanya terjadi dalam waktu beberapa bulan saja. Karena semua pencapaian ini, negara Elkia yang tadinya hanya berupa 1 kota menjadi negara terbesar di
Disboard.
Tapi,
seperti kata pepatah—hidup itu seperti roda yang berputar—mereka berdua, Sora
dan Shiro kehilangan semuanya. Mulai dari gelar mereka sebagai raja,
representatif Imanity… semuanya.
Kehancuran
mereka bermula dari sebuah telpon masuk dari para Ex-Machina.
XXX
Tidak
lama setelah berhasil mengalahkan Holou, Sora dan Shiro menutup kastil Elkia
dan meliburkan seluruh karyawannya—mulai dari para mentri, DPR, MPR, bahkan
para maid dan butler istana.
Kakak
beradik itu sedang melakukan pelatihan sparta demi debut Holou sebagai idol di
bawah asuhan ‘989 Production’. Sesuatu yang membuat Holou terus-menerus
mengeluh dan Steph pusing bahkan mungkin naik darah.
Sora
dan Shiro yang mengambil peran sebagai produser melatih holou dengan keras dan
membuat dewa berwujud gadis itu menyanyi dan menari puluhan bahkan mungkin
ratusan kali.
Saat
Steph datang dan menanyakan alasan kenapa mereka berdua menutup kastil dan
meliburkan semua PNS yang bekerja di istana, Sora dan Shiro hanya menjawab dengan
guyonan khas mereka. Steph yang tidak puas saat
mendengar guyonan mereka pun mulai melakukan serangan balasan, dan memberikan
penjelasan pada keduanya jika apa yang mereka lakukan membuat publik resah dan
tidak puas.
Keduanya
menanggapi jika ketidak puasan rakyat disebabkan karena mereka tidak memiliki
karisma seorang penguasa, karena itu menjadikan Holou sebagai idol pemersatu umat
adalah prioritas utama.
Steph
pun menyerah saat dirinya tahu jika 2 raja di depannya bersikukuh dengan
kegiatan baru mereka. Sebenarnya dia ingin agar keduanya lebih berhati-hati
karena mereka tidak tahu negara mana lagi yang akan menyerang mereka. Sora yang
mendengarnya pun menjawab jika negara lain tidak akan bisa menyerang mereka,
karena itulah Sora menutup kastil dan meliburkan semua pekerja.
XXX
Di
luar kastil Elkia, di tengah kerumunan para pedagang dan pembeli yang tumpah
ruah di alun-alun kota, terlihat beberapa orang yang mengenakan jubah hitam
dengan tudung besar yang menutupi wajah mereka. Tujuan mereka hanya 1. Pergi
menuju kastil Elkia dan menemui Sora. Tapi Sora dkk yang berada di dalam kastil tidak menyadari hal ini
Komentar
Posting Komentar