Summary ::No Game No Life Vol. 9:: Chapter 4--Wishful Observation (Game of Life)
5 hari yang lalu
di kastil Elkia.
Azriel datang
melabrak Ex-Machina dan menanyakan bagaimana cara mereka membunuh Masster
mereka—Artosh. Tapi Einzig—selaku perwakilan Ex-Machina—menjawab jika mereka mungkin tidak membunuh Artosh. Alasannya
adalah memusnahkan konsep dari Artosh itu sendiri tidak bisa dilakukan secara
teori. Einzig menjelaskan jika mereka hanya bisa menghancurkan Quintessence yang ada secara fisik.
Saat Ex-Machina
memutuskan untuk menyerang Artosh, mereka sadar jika itu adalah hal bodoh,
meskipun begitu mereka tetap melakukannya dan terus melakukan adaptasi demi
bisa mengalahkan Artosh. Proses adaptasi itu pun menambahkan banyak
inkonsistensi (eror) ke dalam sistem mereka. meskipun begitu mereka berhasil
menang melawan Artosh dan hanyaa menyisakan 18 unit (termasuk Einzig) dari
total 701 unit. Sisa-sisa Ex-Machina yang selamat dari perang itu mengalami
kerusakan parah, bahkan sebagian besar memori mereka telah terhapus, karena itu
mereka tidak bisa menjawab pertanyaan Azriel. Tapi Einzig menekankan jika
Artosh tidak hancur, karena menghancurkan sesuatu yang tidak ada (konsep diri
Artosh) adalah hal yang berada di luar kemampuan mereka.
Einzig lalu melanjutkan, jika sama seperti Spieler mereka yang kembali, Artosh juga bisa kembali. Tapi
Artosh yang mungkin muncul bukanlah dewa perang yang mereka puja 6000 tahun
yang lalu, sama seperti Spieler mereka yang saat ini adalah ‘Sora’.
XXX
Kembali ke game
catur ekstrim dengan BGM lagu ke-11 yang dinyanyikan Holou. Kuuhaku berhasil
memenangkan 5 game sejauh ini dan skor total adalah 5 untuk Kuuhaku dan 6 untuk
Ex-Machina. Kuuhaku masih membutuhkan 2 kemenangan lagi untuk benar-benar
menang dari Ex-Machina. Shiro yang kelelahan pun meminta untuk beristirahat
sebentar kepada Sora, dan karena itu si pemuda menyuruh Steph untuk naik ke
atas panggung sekali lagi.
Selama waktu
istirahat itu, Einzig dkk kembali mengingat perkataan Sora soal mereka yang
tidak beradaptasi pada sesuatu yang tidak ada… dan kata-kata itu mengingatkan
mereka pada kedatangan Azriel 5 hari yang lalu. Mereka beranggapan jika
‘makhluk terkuat’ itu pasti akan kembali dengan nama dan penampilan berbeda.
Jika Sora dan Shiro sama seperti itu (mungkin maksudnya adalah dewa) maka tidak mungkin jika mereka bisa menang
dari keduanya. Tapi hal itu tidak membuktikan jika Sora bukanlah Spieler, dan
pemuda itu masih belum memberikan bukti yang dia punya kepada mereka.
Ex-Machina beranggapan jika kata-kata Sora hanya sekedar filosofi dan jebakan
belaka. Einzig lalu memerintahkan semua Ex-Machina untuk mencari cara agar bisa
memenangkan permainan ini. Salah satu unit menyanggupi perintah Einzig dan melakukan sesuatu.
Emiline tiba-tiba
berjalan ke arah panggung tanpa membagikan pikirannya kepada Ex-Machina lain.
Emiline lalu mengajak Sora dan Shiro untuk naik ke atas panggung bersamanya,
keduanya menyanggupi ajakan sang robot. Kakak beradik yang tidak pernah dihujani
perhatian orang lain pun hanya bisa membeku saat menerima tatapan dari ribuan
penonton, tapi tanpa tendeng aling-aling Emiline berkata:
“Unit
ini bernama Emiline. Aku adalah istri Master—Sora-sama.” Lalu:
“Maaf:
Master menggunakan acara ini untuk mengkhianatiku. Aku minta maaf telah
melibatkan kalian semua.”
Sebuah pernyataan yang
membuat Sora dan semua penonton terdiam. Emiline pun mulai menceritakan
pertemuan mereka, dan bagaimana Sora sampai pingsan karenanya. Robot maid itu
bahkan sampai menggunakan video untuk memperkuat perkataannya. Sora awalnya
tidak paham dengan apa yang dilakukan Emiline, tapi setelah beberapa saat
mengamati apa yang dilakukan sang maid pemuda itu akhirnya mengerti jika video
yang ditampilkan Emiline sangat mirip dengan video pertunangan (pre-wedding) di
dunia asalnya.
Emiline mengatakan
jika hal yang dia lakukan adalah kartu as terakhir agar bisa menang dari Sora.
Emiline juga mengingatkan Sora jika dia bisa memberikan bukti bahwa Spieler dan
dirinya adalah orang yang sama maka Ex-machina akan menang—atau jika Ex-Machina
memberikan bukti yang tidak bisa dibantah Sora, mereka akan menang. Sora pun
merinding saat mendengar sang maid robot mengatakan semua itu. Emiline juga
berkata jika Sora lah yang memilihnya untuk menjadi istri dan memilihnya untuk
melakukan reproduksi, dan karena Sora mengakui pernikahan mereka (dengan cara
naik ke atas panggung bersama Emiline) maka sama halnya seperti Sora yang
mengakui jika dirinya adalah Spieler.
Sora berusaha
menolak argumen Emiline dengan berusaha mengingat kembali semua percakapannya
dengan para robot, tapi Emiline tidak memberinya kesempatan. Robot maid itu
bahkan dengan mudah meminta 7000 anak (baca: unit baru) dari Sora. Sora yang
panik pun berteriak sambil menolak perkataan Emiline karena dia yakin jika
dirinya tidak pernah menikahi Emiline.
Sora juga
memastikan ingatan ini pada Einzig, tapi robot butler itu hanya berkata bahwa
menurut ingatan Emiline, Emiline dan Sora benar-benar sudah menikah. Sora lalu
mengingat kembali semua perkataan Emiline kepadanya, dan benar… dari awal maid
robot itu selalu berkata jika dirinya telah menjadi istri Sora. Sora lalu
bertanya sambil berteriak: sejak kapan semua ini terjadi? Emiline pun menjawab
jika semua ini berawal dari Sora yang memberinya nama panggilan (pet name). Sora berkilah jika nama asli Emiline terlalu panjang, tapi robot maid itu
membantah jika nama panggilan digunakan untuk menunjukkan cinta pada pasangan.
Saat mereka sedang
berdebat soal ‘apakah Sora dan Emiline benar-benar menikah’ excitement gauge
konser Holou semakin menurun. Sora langsung menyuruh Holou untuk kembali ke
panggung dan mulai menyanyi. Emiline yang melihat betapa paniknya Sora dkk
hanya berkata dengan sedih jika semua ini sudah dia perhitungkan, dan inilah
yang dia incar… walaupun harga yang harus dia bayar adalah ditolak Sora
mentah-mentah.
XXX
Game ke 12
dimulai, dan karena gauge konser berkurang sangat banyak, Sora dan Shiro
memprioritaskan produser hit untuk menambah poin excitement dari para penonton.
Kuuhaku pun terpaksa membuat banyak langkah buruk demi produser hit demi
excitement gauge. Ex-Machina pun dengan senang hati melawan langkah buruk
Kuuhaku dengan langkah terbagus yang bisa mereka perhitungkan.
Tiba-tiba Einzig
berkata jika mereka akan segera mendapatkan hadiah extra dari game ini, butler
itu pun menggunakan produser hit untuk membuat seluruh area konser menjadi
gelap gulita. Einzig melakukannya untuk menghentikan produksi konser Holou.
Langkah Einzig pun
bagai buah simalakama untuk Sora dan Shiro. Jika mereka memilih produser hit
mereka akan kalah dalam pertandingan catur di ronde ini—yang merupakan
kekalahan ke-7 mereka… yang artinya mereka kalah dari Ex-Machina. Tapi jika
Sora dan Shiro memilih untuk tidak melakukan produser hit, konser Holou akan
gagal—dan artinya mereka juga kalah dari Ex-Machina.
Einzig sangat
berterimakasih pada Sora karena telah memberi mereka handicap yang sangat
besar. Dia merasa jika semua ini adalah ujian yang diberikan oleh Sora untuk
membuktikan apakah mereka layak untuk pemuda itu atau tidak. Robot butler itu
juga merasa jika Sora memang benar-benar Spieler, tapi dia tidak bisa
memberikan bukti mutlak soal itu. Menurutnya semua Ex-Machina berusaha sekeras
ini karena mereka merasa takut. Takut jika Sora memang bukan Spieler yang
mereka tunggu selama ini.
Tapi, jebakan
Einzig tidak bertahan lama karena Sora dan Shiro memutuskan untuk tidak memilih
produser hit untuk konser Holou—mereka memutuskan untuk memenangkan ronde catur
kali ini. Kakak adik itu lalu berkata pada semua Ex-Machina.
“Terima kasih atas kerja keras kalian~~.”
Dan tiba-tiba
terdengar suara nyanyian yang membuat semua Ex-Machina terbelalak.
XXX
Holou tiba-tiba
melihat wajah Miko dalam kegelapan. Wajah sahabatnya itu terlihat gelisah.
Sebuah ekspresi yang membuat Holou ingin menyampaikan perasaannya. Dan dalam
kegelapan itu, terdengar suara nyanyian dari Holou. Holou ingin lagunya membuat
Miko tidak sedih lagi, dia ingin Miko tersenyum. Anehnya, lagu fals yang dia
nyanyikan membuat semua penonton merasakan sesuatu. Sesuatu yang membuat mereka
semua mendengarkan suara fals itu dengan penuh penghayatan.
XXX
Lagu Holou membuat
Sora dan Shiro tersenyum bangga saat mendengarnya. Lagu itu juga membuat Jibril
terpana dan membuat Steph menangis. Dan karena lagu itu excitement gauge konser
Holou terisi penuh dan tidak berubah sama sekali. Kuuhaku sudah memprediksi
semua ini.
Einzig tidak
percaya dengan semua yang terjadi di depannya. Dia tidak pernah menyangka jika
Sora dan Shiro bisa memprediksi apa yang akan mereka lakukan hingga sejauh ini. Beberapa saat kemudian Einzig dan para Ex-Machina lain sadar jika dari awal
bukan merekalah yang diuntungkan dengan semua peraturan yang dibuat Sora, tapi
Kuuhaku lah yang diuntungkan.
Jibril bertanya
bagaimana bisa para Ex-Machina yang tidak diuntungkan. Sora menjawab jika
dengan peraturan yang dia buat, dia dan Shiro akan lebih mudah membaca
pergerakan Ex-Machina, dan ini diamini oleh para robot itu. Sora juga berkata
jika mereka berdua bisa menang karena para Ex-machina telah salah paham selama ini. Sora juga berkata bahwa mereka beranggapan jika Sora dan Shiro adalah lawan yang lemah dan mereka
adalah pihak yang kuat, mereka juga salah sangka saat mengira Sora memberikan
mereka kemudahan pada game ini.
Sora lalu berkata:
“Yang bisa mengalahkan ‘yang terkuat’ adalah
antitesisnya—yaitu ‘yang terlemah’.”
Lalu…
“Tidak mungkin kami bisa mengalahkan yang
terkuat jika bermain jujur dan adil kan?”
Dan hasil dari
ronde ke-12 adalah kemenangan untuk Kuuhaku.
Sora pun
memberikan bukti jika dirinya bukanlah sang Spieler. Pemuda itu berkata jika
dia lah yang memutuskan siapa dirinya. Dia adalah Sora, separuh jiwa dari
Shiro… dan definisi orang lain soal mereka (Kuuhaku) bisa pergi ke neraka.
Para Ex-machina
akhirnya mengerti jika definisi mereka soal Spieler tidak akan pernah diterima
oleh Sora. Sora juga berkata jika tidak perduli seberapa mirip dirinya dengan
Spieler mereka, dia bukanlah orang itu. Sang Raja Elkia lalu bertanya: kenapa
tidak ada dari para Ex-Machina yang mengatakan jika mereka adalah orang yang
dicintai oleh sang Spieler?
Sebuah pertanyaan
yang membuat para robot itu sadar jika selama ini mereka hanya mengejar hantu
masa lalu.
Dan lagu ke-13 pun
mulai menggema.
XXX
Ronde terakhir ini
berbeda dari ronde-ronde sebelumnya. Jika sebelumnya Ex-machina bermain dengan
menganggap Sora adalah Spieler mereka—seseorang yang mereka cari keberadaannya
hingga sekarang, saat ini para robot itu bermain dengan memandang Sora dan
Shiro sebagai lawan (manusia biasa) yang harus mereka kalahkan. Tapi para
Ex-Machina berhenti menggerakkan bidak mereka di tengah jalan.
Sora bertanya kenapa
mereka berhenti dan tidak melakukan apapun. Einzig pun menjawab pertanyaan Sora
dengan pertanyaan lain, apa yang akan mereka dapatkan jika menang? Tanpa
menunggu jawaban Sora, Einzig berkata jika mereka tidak akan mendapatkan apapun
jika menang dan hanya bisa menunggku kehancuran mereka sendiri, jadi Sora harus
menang. Tapi, Sora mengatakan pada Einzig jika mereka (Ex-Machina) harus
berhenti mengeluh dan menyerang Sora dengan sungguh-sungguh, Einzig pun menerimanya.
Sora pun memulai
percakapan kecil. Pemuda itu menanyakan soal Spieler yang selalu di sebut-sebut
oleh Einzig dkk. Sora juga tahu bahwa laki-laki itulah yang mengakhiri perang
besar, seorang gamer sejati tanpa kenal takut. Jibril pernah mengatakan pada
mereka jika Imanity mengakhiri perang besar dengan menggunakan Ex-Machina.
Setelah lama tidak
menjawab, Einzig berkata bahwa Imanity tidak menggunakan mereka, Ex-Machina lah
yang berinisiatif untuk memmbantu laki-laki yang mereka cintai. Butler itu
bercerita jika ada seorang Ex-Machina yang mereka sebut Prayer dahulu kala, dan
Ex-Machina ini mencintai laki-laki yang mereka sebut Spieler, karena itulah
semua Ex-Machina berbagi perasaan yang sama dengan Prayer. Mereka mencintai
laki-laki yang mereka sebut Spieler.
Tapi sayang,
laki-laki itu mati di akhir perang besar. Para Ex-Machina tidak bisa melindungi
orang itu. Dia mati karena Ex-Machina mengkhianatinya.
Sora berkata jika
laki-laki itu ingin mengakhiri perang tanpa korban satu pun, tapi Ex-Machina
mengkhianatinya. Mereka membunuh lebih dari setengah ras Flugel… mungkin lebih,
dan yang paling parah adalah Ex-Machina membunuh diri mereka sendiri. Kata-kata
Sora membuat Einzig gemetaran. Pemuda itu lalu bertanya apa yang membuat mereka
bertahan selama 6000 tahun ini? Rasa bersalah? Penyesalan? Atau mungkin mereka
hanya ingin bertemu sekali lagi dengan laki-laki itu?
Sora lalu
memerintahkan mereka untuk mengatakan isi hati mereka yang paling dalam. Einzig
lalu berkata dengan penuh amarah jika setelah mereka menghancurkan Quintessence
Artosh tidak ada yang tersisa bagi mereka. Sora kemudian berkata jika yang
tersisa dari tindakan mereka adalah 10 sumpah, semua ras Exceed, dan keinginan
laki-laki itu… dunia yang diinginkan oleh laki-laki itu masih ada.
Sebuah dunia yang
mereka (Ex-Machina) hancurkan… dunia tanpa orang yang mereka cintai. Sebuah
simbol dari dosa-dosa mereka.
Semua Ex-Machina
hanya ingin dimaafkan. Setelah mereka mengkhianati Spieler dengan membiarkan
banyak orang dan diri mereka sendiri mati, setelah melakukan banyak kesalahan,
mereka datang kepada Sora yang mereka anggap Spieler hanya karena mereka ingin
dimaafkan. Sora pun melanjutkan, jika mereka bisa dimaafkan atau tidak tergantung
pada diri mereka sendiri… apakah mereka bisa memaafkan diri mereka sendiri atau
tidak. Dan dengan itu, game ke-13 berakhir dengan kemenangan ke-7 untuk
Kuuhaku.
Komentar
Posting Komentar