Summary ::No Game No Life Vol. 9:: Chapter 2--Inductive Reasoning (Retroduction)
Gedung
Miyashiro, Kannagari, ibukota Federasi Timur.
Miko,
sang pemimpin dari seluruh Werebeast—dan bahkan disebut-sebut sebagai dewa para
Werebeast sedang menjamu tamu yang datang tiba-tiba tanpa undangan, mereka
adalah Sora, Shiro, dan Jibril.
Mereka
sedang menonton 5 Werebeast yang sedang memainkan sebuah game lewat layar
tancap yang sudah disediakan. Lawan mereka adalah para Dwarf, ras Exceed
peringkat ke-8. Izuna dan kawan-kawannya terlihat tidak kesusahan sama sekali saat
melawan mereka, malah gadis itu terlihat sedang bersenang-senang. Sora dan
Shiro merasa jika para Dwarf dan musuh lainnya sedang berusaha mencari
‘informasi’ tentang siapa kakak beradik itu yang sebenarnya.
Miko
lalu bertanya kenapa Sora dkk datang ke Kannagari padahal mereka tahu jika para
Werebeast (dirinya) sedang sibuk. Sora menjawab jika dirinya butuh bantuan dari
Ino. Pemuda itu lalu melanjutkan jika dirinya sangat terganggu karena dia
terlalu populer di kalangan para gadis (dan 1 laki-laki) robot. Ino pun
memberinya saran dengan enteng saat mendengar masalah Sora, kakek itu berkata
jika Sora harus tetap kuat bahkan saat tahu jika tidak ada orang yang
menyukainya, dst. Tapi tiba-tiba percakapan mereka terputus oleh suara seorang
gadis yang tiba-tiba muncul.
Emiline
si robot maid telah berhasil menemukan Sora, Shiro, dan Jibril yang
menghilang dari kastil Elkia. Gadis itu lalu bertanya kenapa Sora berpindah ke
tempat Miko. Sora yang kaget lalu bertanya balik bagaimana dia bisa menemukan
Sora dan membatin jika dirinya pergi ke sini untuk lari dari Ex-Machina. Jibril
yang ditugasi sebagai teleporter Sora dan Shiro bahkan berpikir jika para robot itu tidak akan bisa mengetahui kemana mereka pergi, tapi ternyata dugaan Flugel
itu salah.
Emiline
mulai menggunakan kekuatannya untuk menggoda Sora, dan tiba-tiba ruang yang ada
di gedung Miyashiro itu mulai berubah.
Sora, pada saat yang sama teringat pada buku yang di bawa Jibril beberapa saat yang lalu. Buku itu berisi
informasi soal Ex-Machina. Menurut buku tersebut, para Ex-Machina bisa
melakukan ‘spatial overwrite’ untuk merubah landscape dengan cara memberikan
bentuk pada substansi di suatu ruang melalui proses penambahan tapi tanpa merubah substansi tersebut. Sebuah
outline berbentuk poligon yang unik akan muncul di udara—lalu ‘ruang kosong’
yang ada di setiap permukaan substansi akan bergetar dan menyatu dengan cepat.
Itu adalah proses pembentukan 3D yang bisa dilakukan dengan menggunakan
kemampuan ‘materialisasi’ dan ‘pembangunan’ yang dimiliki oleh Ex-Machina.
Mereka
semua memang masih berada di gedung Miyashiro, tapi yang ada di hadapan mereka
adalah beberapa gadis seusia Shiro—yang masih bawa-bawa ransel kotak—sedang
menggoda Sora dengan penuh semangat. Sora langsung berteriak histeris saat
gadis-gadis itu mulai melepas baju mereka satu-persatu. Saat para Ex-Machina
menyadari bahwa Sora ‘menolak’ mereka, semua gadis SD itu menghilang dan
digantikan oleh para robot maid yang mulai melakukan analisis ulang untuk mencoba
menaklukkan Sora.
Miko
pun meminta penjelasan pada Sora. Pemuda itu lalu menceritakan jika dia sangat
populer dengan para robot maid hingga mereka bersikeras agar Sora mau membuat
bayi (unit baru) dengan salah satu dari mereka. Para maid itu sudah melakukan hal yang sama
seperti yang terjadi sekarang sebanyak 8 kali—walau tidak ada yang berhasil.
Sora yang berulang kali harus menerima serangan seperti itu pun akhirnya
kewalahan dan memutuskan untuk kabur.
Para
Ex-Machina kembali melakukan serangan seduktif mereka, tapi ada yang sedikit
berbeda dengan skenario ke-9 ini. Sosok yang muncul di depan Sora bukan para loli
imut ataupun gadis cantik—yang ada di depan Sora adalah Einzig yang sedang
menggunakan seragam sekolah. Einzig mulai mendekati Sora—yang langsung ditolak
mentah-mentah oleh pemuda itu, Laki-laki itu benar-benar sudah merusak akal
sehatnya.
XXX
Kembali
ke beberapa jam sebelumnya saat game catur antara Sora dan Ex-Machina masih berlangsung.
Sora sadar jika pertandingan game
yang satu ini sangat berat sebelah—mengingat siapa yang menjadi lawannya saat
ini. Bisa dibilang lawannya kali ini, Ex-Machina adalah kumpulan komputer
transendental super canggih—dan rasanya tidak mungkin Sora bisa mengalahkan
mereka hanya dengan menggunakan otaknya saja, bahkan
dengan seluruh pengalamannya bermain puluhan ribu kali dengan Shiro hasil yang
bisa ia dapatkan adalah seri—yang artinya, kemenangan bagi Ex-Machina.
Para
Ex-Machina yang berhasil menang—menurut kesepakatan—pun meminta Sora untuk
memenuhi kewajibannya. Sora mengiyakan itu, tapi tiba-tiba dia
menemukan sedikit celah. Para Ex-Machina tidak mengatakan soal kapan dan dengan
siapa dia harus melakukan reproduksi. Tapi, meski begitu ada 1 hal yang harus
dipenuhi oleh Sora saat itu juga. Mereka ingin mengetahui tipe yang disukai
oleh Sora.
Sora
heran saat mendengar permintaan itu. Einzig langsung menjawab jika mereka tidak
memiliki informasi yang cukup untuk mendapatkan cinta Sora. Sora kemudian
menanggapi jika tidak ada 1 pun informasi yang bisa dia berikan untuk masalah
tersbut. Alasannya, karena Sora tidak mungkin jatuh cinta pada butler homo
seperti Einzig. Emiline pun melanjutkan pembicaraan setelah menendang bokong
Einzig. Gadis itu menanyakan bahan apa yang biasa digunakan oleh Sora saat
melakukan masturbasi. Dan karena efek sumpah, Sora harus memberikan ‘bahan’
yang dia miliki pada Emiline.
Sora
pun memberkan tab miliknya pada gadis itu, tapi sayang para Ex-Machina tidak
mengetahui cara kerja tab yang dibuat di dunia lama Sora. Sora juga mengatakan
jika mereka tidak boleh merusak dan membaca material lain selain bahan
masturbasi, karena itu para Ex-Machina tidak bisa melakukan analisis secara
paksa. Sora terlihat senang dengan kesusahan yang dialami oleh lawan mainya
itu, tapi kebahagiaan Sora hanya berlangsung sekejap saja.
Einzig
menyuruh unit Seher dan Prufer untuk menganalisis prinsip dan cara kerja dari
tab Sora—dan hal ini membuat Sora panik seketika—dan saat Sora baru akan
menghentikan mereka, analisis yang dilakukan para Ex-Machina pun selesai. Dalam
sekejap mata. Saat para robot itu mencari bahan yang mereka butuhkan. Sora
berusaha keras (dan dengan sembunyi-sembunyi tetunya) untuk memperlambat
penemuan mereka. Tapi, tiba-tiba Shiro memberitahukan folder mana yang berisi
seluruh bahan terkutuk yang diinginkan para Ex-Machina. Sora kaget setengah mati
saat mengetahui kenyataan bahwa adik tercintanya tahu dimana bahan terkutuk
yang selama ini dia sembunyikan.
Setelah
itu para Ex-Machina memulai rencana mereka untuk menjadi istri ideal untuk Spieler
mereka.
XXX
Kembali
ke gedung Miyashiro.
Sora melakukan semua yang dia bisa untuk menolak
upaya-upaya seduktif yang dilakukan oleh para Ex-Machina—terutama Einzig. Sora
bakan berkata jika bahan terkutuk itu (yang ternyata adalah manga hentai)
memiliki alur cerita/seduksi yang terlalu memaksa dan dia tidak menyukainya
jika itu digunakan kepadanya.
Ex-Machina
tidak perduli dengan penolakan Sora. Bahkan Einzig sangat mengagumi pengetahuan
dari dunia Sora karena bisa mendeskripsikan
‘hati’ dengan lebih baik dibandingkan dengan pengetahuan yang ada di
Disboard. Dan setelah menelaah bahan terkutuk itu sekali lagi mereka
melancarkan serangan yang selanjutnya kepada Sora.
Ruangan
itu berubah sekali lagi. Tiba-tiba dari udara muncul banyak halaman yang
berisikan gambar hentai yang diambil dari manga hentai koleksi Sora. Sora lalu
menjelaskan jika semua premis cerita
yang ada di halaman ini terlalu memaksa dan sama sekali tidak realistis, tapi
Einzig masih berhasil menyerang balik kata-kata Sora. Einzig juga merasa bahwa
dirinya masih belum paham betul dengan apa yang dimaksud dengan cinta daan
merasa belum pantas untuk dicintai oleh Sora. Karena itu dia meminta izin
kepada Sora untuk mempelajarinya terlebih dahulu sebelum datang kepada Sora di
lain waktu.
Ketenangan
dan kedamaian pun kembali. Semua Ex-Machina kecuali Emiline pergi dari gedung
Miyashiro. Sora yang penasaran pun bertanya kenapa mereka semua (para
Ex-Machina) menggunakan pakaian maid. Emiline tidak langsung menjawab
pertanyaan Sora. Dia pun mulai bercerita bagaimana mereka seakan kehilangan
tujuan setelah perang besar berakhir. Tapi dengan ‘hati’ yang mereka dapatkan
dari Prayer mereka pun mulai memiliki harapan/tujuan yang mungkin bisa mereka
raih dengan menggunakan ‘hati’ tersebut. Emiline juga menjelaskan jika ‘hati’
yang mereka terima berisi keinginan Prayer untuk mewujudkan harapan laki-laki
yang dia cintai (Spieler), oleh karena itu para Ex-Machina yang bisa dibilang
adalah pewaris hati Prayer juga ingin mewujudkan keinginan dari Spieler. Dan setelah pergolakan panjang semua Ex-Machina setuju
akan satu hal. Yang mereka inginkan adalah mempersembahkan seluruh hidup mereka
untuk Master mereka (Sora) dan menjadi penolong serta kekuatan baginya.
Lalu
alasan mereka memakai pakaian maid… tidak ada alasan yang khusus…
XXX
Sora
pun memulai sesi curhatnya dengan Ino. Sora menceritakan semuanya yang terjadi
antara dirinya dan para Ex-Machina, termasuk juga kesalahpahaman mereka
mengenai Sora. Para Ex-Machina berpendapat jika Sora adalah laki-laki yang
mereka cintai—tapi sebenarnya laki-laki itu sudah meninggal 6000 tahun yang
lalu saat perang besar berakhir.
Ino
pun menyarankan agar Sora malakukan apa yang diinginkan oleh para Ex-Machina.
Menurut Ino, jalan keluar yang
harusnya diambil Sora adalah melakukan apa yang mereka mau sehingga mereka bisa
menyadari kesalahpahaman mereka soal Sora, karena jika memang benar Sora
bukanlah orang yang ditunggu para Ex-Machina maka mereka tidak akan bisa
bereproduksi. Ino juga berkata jika Sora bisa meluruskan kesalahpahaman ini dan
menyadarkan mereka jika laki-laki yang mereka cintai sudah tiada, maka mereka
akan terpaksa melakukan game untuk melepaskan hardware lock mereka.
Sora
yang merasa tercerahkan dengan ceramah Ino pun langsung melakukan dogeza, lalu
menyuruh Jibril untuk melakukan teleportasi untuk kembali ke Elkia. Sora membulatkan tekad
untuk melakukan ’itu’ dengan ke-12 maid robot demi menyelamatkan mereka semua.
Shiro lalu berkata jika Sora mungkin akan dibenci karena telah menipu mereka,
tapi sang kakak menjawab dengan berapi-api jika dirinya rela dibenci kalau itu
untuk menyelamatkan ras (cewek cantik) yang hampir punah.
Tapi,
Ino yang melihat kegembiraan Sora tiba-tiba berkata jika Sora tidak mungkin
kehilangan keperjakaannya karena semua Ex-Machina adalah robot, bukannya itu
sama saja dengan melakukan masturbasi dengan peralatan super canggih?
Saat
mendengar kata-kata Ino yang sepertinya penuh dengan nada mencemooh,
kegembiraan Sora langsung hilang tanpa jejak. Dia pun menyuruh Jibril untuk
menteleportasikan mereka kemanapun asal
bukan Elkia—dan jika bisa jangan sampai para Ex-Machina menemukan mereka.
XXX
Tempat
yang dituju oelh Sora dkk adalah suatu tempat tidak jauh dari Miyashiro—rumah
Izuna. Jibril menjelaskan jika dirinya memindahkan mereka berdua ke ‘tempat
yang dekat’ untuk mengecoh para Ex-Machina. Jibril juga meyakinkan mereka
dengan mengatakan jika dirinya juga sudah memotong retakan spasial yang
mengarah kepada mereka bertiga.
Sora
dan Shiro merasa jika para Ex-Machina sangat hebat hingga bisa membuat Jibril
kelelahan seperti ini. Jibril pun menjelaskan jika para robot itu adalah musuh
yang ‘layak’ karena hanya mereka lah yang berhasil membunuh Artosh. Sora dan
Shiro yang mendengarnya merasa jika harusnya mereka tidak berada di peringkat
ke-10. Jibril pun menjelaskan jika itu terjadi karena aslinya para Ex-Machina tidak
bisa menggunakan sihir. Mereka memiliki sirkuit pseudo-spirit yang terhubung
dengan saraf mereka yang berfungsi untuk membakar spirit dan menjadikannya
sebagai bahan bakar. Energi yang dihasilkan kemudian digunakan untuk
menciptakan berbagai mesin/senjata atau meniru serangan lawan—dengan kata lain,
apa yang dilakukan oleh Ex-Machina bukanlah sihir.
Setelah
perang besar selesai dan para Elemental menjadi salah satu ras karena dampak
adanya 10 sumpah, para Ex-Machina tidak bisa menggunakan spirit sebagai bahan
bakar, tapi anehnya mereka masih bisa beroprasi dengan baik tanpa bahan bakar
utama mereka. Para Ex-Machina adalah mesin yang bisa beradaptasi saat mereka
tidak bisa menggunakan spirit sebagai bahan bakar mereka akan menggunakan bahan
bakar baru.
Jjibril
lalu bertanya pada Sora apakah tidak apa-apa jika dia tidak kembali ke Elkia,
lalu tiba-tiba meminta Sora untuk ‘menggunakannya’ terlebih dahulu jika pemuda
itu benar-benar ingin melakukan ‘itu’ dengan para Ex-Machina. Sora langsung
menghentikan Jibril dan berkata jika dirinya memang ingin melakukannya dengan
para maid robot itu, tapi jika dia kembali maka dia akan mendapatkan checkmate.
Jibril
bertanya kenapa bisa begitu, Sora pun menjelaskan jika memang benar jika Sora
bukanlah orang yang tepat maka para Ex-Machina tetap tidak akan bereproduksi
dan memilih untuk punah. Tapi ada masalah pada pendapat itu, karena jika memang
mereka ingin punah kenapa harus menunggu hingga saat ini. Setelah memutar
otaknya kembali, Sora berpendapat jika Ex-Machina berpikir bahwa kepunahan
mereka bukanlah masalah yang besar, dan karena itu mereka tidak bisa
menggunakan gertakan seperti ‘mereka akan punah’ kepada Sora karena itu bukan
ancaman yang nyata.
Meskipun
begitu, Sora merasa mereka sangat serius saat menantangnya bermain catur dengan
kepunahan mereka sebagai taruhannya. Pemuda itu lalu bertanya bukannya mereka
yang menyebabkan perang besar selesai, bukankah mereka yang mencetuskan ide
agar semua masalah di dunia ini diselesaikan dengan game… tapi kenapa mereka malah
ingin punah? Sora merasa jika tindakan para mesin itu sama sekali tidak
nyambung.
Jibril
yang ingin berguna pun memberikan beberapa saran. Yang pertama, mereka hanya
perlu membunuh semua Ex-Machina dan hanya menyisahan 1 unit untuk menjaga bidak
catur milik Ex-Machina—Sora menolak saran ini.
Yang
kedua adalah Sora tetap membiarkan kesalahpahaman antara dirinya dan
Ex-Machina. Jibril merasa jika Sora bisa melakukan opsi kedua karena Ex-Machina
tidak menentukan kapan Sora harus melakukan sex dengan mereka. Sora pun berkata
jika solusi ini memiliki 2 masalah. Pertama adalah Sora pasti tidak akan kuat
menahan godaan dari 12 maid robot imut yang selalu menggodanya dengan ekstrim.
Kedua, Sora bukan-orang yang mereka cintai. Bagaimana jika nanti Ex-Machina
tahu jika dia bukan orang yang mereka tunggu? Apa yang akan terjadi kepada
mereka? dan lagi, logika seperti ‘itu salahmu karena sudah salah sangka’ tidak
akan berpengaruh pada mereka. Sora merasa jika cinta tak terbalas para
Ex-Machina yang menumpuk selama 6000 tahun itu terlalu berat untuknya. Sora
juga merasa jika Emiline pasti akan menusuknya dengan pisau dapur sampai mati
jika tahu kalau dirinya telah ditipu.
Jibril
lalu memberikan pendapat ke-3 nya. Sora hanya perlu menantang duel para Ex-Machina
dan memaksa mereka membuka hardware lock mereka secara paksa jadi mereka bisa
melakukan reproduksi dengan siapa saja. Sora masih merasa jika itu juga tidak
bisa dilakukan karena mental mereka sudah rusak terlalu parah.
Saat
mereka bertiga sedang berdiskusi dengan serius tiba-tiba terdengar suara
klakson mobil (High Ace) yang membuat Sora dan Shiro kaget setengah mati. Saat
mereka bertiga bertanya siapa supirnya…
Oh…
ternyata Emiline toh…
Jibril
tidak percaya… bagaimana bisa Ex-Machina menemukan tempat mereka dengan begitu
cepat?
Emiline
pun menjawab jika tipu muslihat Jibril erlalu mudah untuk dianalisa. Emiline bahkan sempat mengejek Jibril karena
kebodohannya. Seketika, Jibril pun mengeluarkan aura membunuh yang besar—dia
tidak terima diejek oleh rongsokan seperti Emiline.
Untungnya
pertarungan 2 gadis itu berhasil dicegah karena kedatangan Einzig yang sangat
cetar membahana—sampai membuat Sora sakit kepala, hingga berteriak karena
ketakutan.
Jibril
yang mendengar teriakan sang master—ya Shiro juga—langsung membawa keduanya
melompati dimensi demi bisa kabur dari kejaran para robot mesum.
XXX
Steph
yang ditinggal sendiri merasa sangat marah kepada Sora. Seperti biasa, gadis
bangsawan itu ditugasi untuk menyelesaikan semua hal yang dimulai oleh kakak beradik
biadab yang kebetulan menjabat sebagai raja Elkia. Setelah konser debut Holou
selesai, event selanjutnya yang harus dia tangani adalah acara jabat tangan. Sora
bilang jika dia harus hati-hati karena mungkin saja ada orang mesum yang ingin
berbuat tidak-tidak pada Holou. Tapi…
Kenyataannya
tidak ada orang seperti itu. Dari seluruh makhluk yang ada di Disboard, mungkin
hanya Sora dan Shiro yang berani menggoda bahkan menjahili seorang Old Deus,
makanya di acara jabat tangan ini tidak ada seorang pun yang berani mendekati
Holou. Steph pun berencana menggunakan kekuasaannya dan koneksinya untuk
memaksa semua keluarga bangsawan untuk menghadiri acara jabat tangan Holou,
tapi belum sempat dia melakukannya dia mendengar suara orang yang sedang
berdebat.
Steph
menghampiri para Ex-Machina yang sedang mendiskusikan cara yang tepat untuk menggoda Sora dan langsung memarahi mereka. Gadis itu berpendapat
Sora dan Shiro pergi dari kastil karena mereka ada di sini. Steph bahkan
menyuruh mereka untuk membantunya jika yang mereka lakukan hanyalah hal tidak
berguna seperti itu. Einzig bertanya kenapa usaha yang mereka lakukan dianggap
sama sekali tidak berguna? Steph menjawab karena hati Sora tidak mungkin bisa
digerakkan dengan hal bohong seperti yang mereka lakukan.
Yang
tidak Steph sangka, Einzig malah berterima kasih atas saran yang dia berikan.
Mereka kemudian bersiap-siap untuk melakukan teleportasi. Tapi sebelum mereka
sempat melakukannya suara Azriel tiba-tiba muncul. Flugel unit pertama itu
langsung membuka pembicaraan dengan para Ex-Machina. Azriel bertanya kepada
Ex-Machina bagaimana bisa membunuh Artosh yang dikenal sebagai Old Deus
terkuat.
XXX
Sora,
Shiro dan Jibril akhirnya sampai di bulan. Mereka terbang sampai ke tempat
seperti itu untuk menghindari kejaran Ex-Machina. Tanah di bulan tempat mereka
berpijak berwarna merah dan hanya terdiri dari pasir dan bebatuan juga kawah di
beberapa tempat. Tidak ada angin yang berhembus di bulan, gravitasinya juga
sangat kecil hingga mereka bisa terbang hanya dengan menjejakkan kaki. Tempat
di mana ras ke 13 Exceed, Lunamana tinggal.
Saat
mereka bertiga sedang ngobrol santai, tiba-tiba Holou datang menghampiri
mereka. Sora dkk pun kaget saat melihat Old Deus yang harusnya berada di Elkia itu
bisa berada di depan mereka. Holou lalu mengeluh pada Sora soal acara jabat
tangan yang baru saja ia lakukan. Gadis itu bilang dia sudah berdiri selama 4
jam tanpa ada seorang pun yang mau menjabat tangannya. Pembicaraan terus
mengalir hingga akhirnya mereka kembali ke topik awal sebelum Holou datang:
Bagaimana caranya agar Ex-Machina berhenti mengejar Sora.
Holou
pun berkata jika Sora hanya harus mlakukan apa yang mereka mau. Sora pun ngotot
dan berkata jika dia bukan orang yang mereka tunggu. Holou pun bertanya balik,
bagaimana Sora bisa tahu jika dia adalah orang yang salah? Gadis itu lalu
berubah menjadi Sora dan berkata jika dia merubah ingatannya dan memanggil
‘dirinya’ sendiri Sora maka orang lain pasti akan salah sangka. Holou lalu
bertanya sekali lagi: Meskipun karena suatu hal Ex-Machina menganggap Sora
sebagai ‘Spieler tercinta mereka', bagaimana Sora tahu jika pendapat mereka
salah?
Sora
tidak bisa menjawab pertanyaan Holou. Gadis itu pun bertanya sekali lagi: “Cara
apa yang kau gunakan untuk mendefinisikan dirimu sendiri?” Sora pun terdiam.
Setelah dia memikirkan semua hal yang baru saja terjadi kepadanya, dan sedikit
wejangan dari Holou… akhirnya dia mendapat pencerahan.
XXX
Mereka
ber-4 pun kembali ke kastil Elkia. Sesampainya di sana, Sora langsung berteriak
marah kepada para robot maid dan robot mesum yang ada di sana, tapi tiba-tiba
dia melihat Steph yang sedang terkapar di lantai.
Di
depan mereka ada Azriel dan Ex-Machina saling berhadapan. Tidak lama kemudian
Einzig muncul dan berusaha menggoda Sora sekali lagi. Tapi, sebelum dia dan
Ex-Machina lainnya menggunakan kemampuan mereka untuk mengubah ruang yang ada
di sana Sora bertanya kepada mereka dengan serius: Sora menanyakan bukti apa
yang mereka punya sehingga mereka bisa mengatakan jika Sora adalah Spieler yang mereka tunggu.
Sora
juga meminta Einzig untuk menunjukkan bukti agar dirinya, Shiro, dan semua
Ex-Machina percaya 100% bahwa pemuda itu adalah sang Spieler. Sora juga meminta
bukti dari mereka untuk meyakinkan pihak lain seperti Jibril dan Steph. Einzig
pun menjawab jika mereka tidak memiliki bukti untuk meyakinkan mereka semua,
karena cinta tidak perlu dibuktikan, dan mereka tidak pernah salah. Sora
beranggapan jika Ex-Machina tidak bisa memberikan bukti tersebut karena bukti
itu tidak bisa digunakan untuk orang lain, karena itulah kemudian Sora berkata:
“Kau sudah melakukan kesalahan. Dan lagi, aku bisa membuktikannya tanpa ragu jika aku bukan Spieler tercinta
kalian.”
Sora
lalu menantang Ex-Machina untuk memainkan game di mana semua hal yang berkaitan
dengan game itu mulai dari jenis game, pertaturan, dan taruhannya ditentukan
olehnya. Sora lalu melanjutkan: dari pihaknya yang bermain adalah dia dan
Shiro, sedangkan dari Ex-Machina semua unit akan ikut bermain. Untuk
taruhannya, jika Sora menang maka semua Ex-Machina akan membuka hardware lock
yang mereka miliki dan mereka harus membuang keyakinan mereka soal hanya bisa
bereproduksi dengan ‘Spieler’, mereka juga harus bereproduksi dengan inisiatif
sendiri agar mereka tidak punah. Lalu jika Ex-Machina yang menang mereka akan
mendapatkan hadiah bonus berupa foto bugil Sora. Ex-Machina langsung menerima
game tersebut tanpa panjang lebar. Sora lalu berkata jika dia juga akan
membuktikan jika dirinya bukanlah Spieler tercinta mereka selama game berjalan.
Jika Sora tidak bisa membuktikannya, atau bukti yang dia tunjukkan ditolak oleh
salah seorang Ex-Machina maka itu adalah kekalahan Sora. Shiro lalu menambahkan
jika Ex-Machina pertama yang berhasil menolak bukti dari Sora berhak melakukan
apapun yang mereka mau—termasuk membuat bayi dengan Sora.
Dan
game yang akan mereka mainkan adalah…. Catur.
Komentar
Posting Komentar