Summary ::No Game No Life Vol. 9:: Chapter 2--Inductive Reasoning (Retroduction)

Gedung Miyashiro, Kannagari, ibukota Federasi Timur.

Miko, sang pemimpin dari seluruh Werebeast—dan bahkan disebut-sebut sebagai dewa para Werebeast sedang menjamu tamu yang datang tiba-tiba tanpa undangan, mereka adalah Sora, Shiro, dan Jibril.

Mereka sedang menonton 5 Werebeast yang sedang memainkan sebuah game lewat layar tancap yang sudah disediakan. Lawan mereka adalah para Dwarf, ras Exceed peringkat ke-8. Izuna dan kawan-kawannya terlihat tidak kesusahan sama sekali saat melawan mereka, malah gadis itu terlihat sedang bersenang-senang. Sora dan Shiro merasa jika para Dwarf dan musuh lainnya sedang berusaha mencari ‘informasi’ tentang siapa kakak beradik itu yang sebenarnya.

Miko lalu bertanya kenapa Sora dkk datang ke Kannagari padahal mereka tahu jika para Werebeast (dirinya) sedang sibuk. Sora menjawab jika dirinya butuh bantuan dari Ino. Pemuda itu lalu melanjutkan jika dirinya sangat terganggu karena dia terlalu populer di kalangan para gadis (dan 1 laki-laki) robot. Ino pun memberinya saran dengan enteng saat mendengar masalah Sora, kakek itu berkata jika Sora harus tetap kuat bahkan saat tahu jika tidak ada orang yang menyukainya, dst. Tapi tiba-tiba percakapan mereka terputus oleh suara seorang gadis yang tiba-tiba muncul.

Emiline si robot maid telah berhasil menemukan Sora, Shiro, dan Jibril yang menghilang dari kastil Elkia. Gadis itu lalu bertanya kenapa Sora berpindah ke tempat Miko. Sora yang kaget lalu bertanya balik bagaimana dia bisa menemukan Sora dan membatin jika dirinya pergi ke sini untuk lari dari Ex-Machina. Jibril yang ditugasi sebagai teleporter Sora dan Shiro bahkan berpikir jika para robot itu tidak akan bisa mengetahui kemana mereka pergi, tapi ternyata dugaan Flugel itu salah.

Emiline mulai menggunakan kekuatannya untuk menggoda Sora, dan tiba-tiba ruang yang ada di gedung Miyashiro itu mulai berubah.

Sora, pada saat yang sama teringat pada buku yang di bawa Jibril beberapa saat yang lalu. Buku itu berisi informasi soal Ex-Machina. Menurut buku tersebut, para Ex-Machina bisa melakukan ‘spatial overwrite’ untuk merubah landscape dengan cara memberikan bentuk pada substansi di suatu ruang melalui proses penambahan tapi tanpa merubah substansi tersebut. Sebuah outline berbentuk poligon yang unik akan muncul di udara—lalu ‘ruang kosong’ yang ada di setiap permukaan substansi akan bergetar dan menyatu dengan cepat. Itu adalah proses pembentukan 3D yang bisa dilakukan dengan menggunakan kemampuan ‘materialisasi’ dan ‘pembangunan’ yang dimiliki oleh Ex-Machina.

Mereka semua memang masih berada di gedung Miyashiro, tapi yang ada di hadapan mereka adalah beberapa gadis seusia Shiro—yang masih bawa-bawa ransel kotak—sedang menggoda Sora dengan penuh semangat. Sora langsung berteriak histeris saat gadis-gadis itu mulai melepas baju mereka satu-persatu. Saat para Ex-Machina menyadari bahwa Sora ‘menolak’ mereka, semua gadis SD itu menghilang dan digantikan oleh para robot maid yang mulai melakukan analisis ulang untuk mencoba menaklukkan Sora.

Miko pun meminta penjelasan pada Sora. Pemuda itu lalu menceritakan jika dia sangat populer dengan para robot maid hingga mereka bersikeras agar Sora mau membuat bayi (unit baru) dengan salah satu dari mereka. Para maid itu sudah melakukan hal yang sama seperti yang terjadi sekarang sebanyak 8 kali—walau tidak ada yang berhasil. Sora yang berulang kali harus menerima serangan seperti itu pun akhirnya kewalahan dan memutuskan untuk kabur.

Para Ex-Machina kembali melakukan serangan seduktif mereka, tapi ada yang sedikit berbeda dengan skenario ke-9 ini. Sosok yang muncul di depan Sora bukan para loli imut ataupun gadis cantik—yang ada di depan Sora adalah Einzig yang sedang menggunakan seragam sekolah. Einzig mulai mendekati Sora—yang langsung ditolak mentah-mentah oleh pemuda itu, Laki-laki itu benar-benar sudah merusak akal sehatnya.

XXX

Kembali ke beberapa jam sebelumnya saat game catur antara Sora dan Ex-Machina masih berlangsung.

Sora sadar jika pertandingan game yang satu ini sangat berat sebelah—mengingat siapa yang menjadi lawannya saat ini. Bisa dibilang lawannya kali ini, Ex-Machina adalah kumpulan komputer transendental super canggih—dan rasanya tidak mungkin Sora bisa mengalahkan mereka hanya dengan menggunakan otaknya saja, bahkan dengan seluruh pengalamannya bermain puluhan ribu kali dengan Shiro hasil yang bisa ia dapatkan adalah seri—yang artinya, kemenangan bagi Ex-Machina.

Para Ex-Machina yang berhasil menang—menurut kesepakatan—pun meminta Sora untuk memenuhi kewajibannya. Sora mengiyakan itu, tapi tiba-tiba dia menemukan sedikit celah. Para Ex-Machina tidak mengatakan soal kapan dan dengan siapa dia harus melakukan reproduksi. Tapi, meski begitu ada 1 hal yang harus dipenuhi oleh Sora saat itu juga. Mereka ingin mengetahui tipe yang disukai oleh Sora.

Sora heran saat mendengar permintaan itu. Einzig langsung menjawab jika mereka tidak memiliki informasi yang cukup untuk mendapatkan cinta Sora. Sora kemudian menanggapi jika tidak ada 1 pun informasi yang bisa dia berikan untuk masalah tersbut. Alasannya, karena Sora tidak mungkin jatuh cinta pada butler homo seperti Einzig. Emiline pun melanjutkan pembicaraan setelah menendang bokong Einzig. Gadis itu menanyakan bahan apa yang biasa digunakan oleh Sora saat melakukan masturbasi. Dan karena efek sumpah, Sora harus memberikan ‘bahan’ yang dia miliki pada Emiline.

Sora pun memberkan tab miliknya pada gadis itu, tapi sayang para Ex-Machina tidak mengetahui cara kerja tab yang dibuat di dunia lama Sora. Sora juga mengatakan jika mereka tidak boleh merusak dan membaca material lain selain bahan masturbasi, karena itu para Ex-Machina tidak bisa melakukan analisis secara paksa. Sora terlihat senang dengan kesusahan yang dialami oleh lawan mainya itu, tapi kebahagiaan Sora hanya berlangsung sekejap saja.

Einzig menyuruh unit Seher dan Prufer untuk menganalisis prinsip dan cara kerja dari tab Sora—dan hal ini membuat Sora panik seketika—dan saat Sora baru akan menghentikan mereka, analisis yang dilakukan para Ex-Machina pun selesai. Dalam sekejap mata. Saat para robot itu mencari bahan yang mereka butuhkan. Sora berusaha keras (dan dengan sembunyi-sembunyi tetunya) untuk memperlambat penemuan mereka. Tapi, tiba-tiba Shiro memberitahukan folder mana yang berisi seluruh bahan terkutuk yang diinginkan para Ex-Machina. Sora kaget setengah mati saat mengetahui kenyataan bahwa adik tercintanya tahu dimana bahan terkutuk yang selama ini dia sembunyikan.

Setelah itu para Ex-Machina memulai rencana mereka untuk menjadi istri ideal untuk Spieler mereka.

XXX

Kembali ke gedung Miyashiro.

Sora melakukan semua yang dia bisa untuk menolak upaya-upaya seduktif yang dilakukan oleh para Ex-Machina—terutama Einzig. Sora bakan berkata jika bahan terkutuk itu (yang ternyata adalah manga hentai) memiliki alur cerita/seduksi yang terlalu memaksa dan dia tidak menyukainya jika itu digunakan kepadanya.

Ex-Machina tidak perduli dengan penolakan Sora. Bahkan Einzig sangat mengagumi pengetahuan dari dunia Sora karena bisa mendeskripsikan  ‘hati’ dengan lebih baik dibandingkan dengan pengetahuan yang ada di Disboard. Dan setelah menelaah bahan terkutuk itu sekali lagi mereka melancarkan serangan yang selanjutnya kepada Sora.

Ruangan itu berubah sekali lagi. Tiba-tiba dari udara muncul banyak halaman yang berisikan gambar hentai yang diambil dari manga hentai koleksi Sora. Sora lalu menjelaskan jika  semua premis cerita yang ada di halaman ini terlalu memaksa dan sama sekali tidak realistis, tapi Einzig masih berhasil menyerang balik kata-kata Sora. Einzig juga merasa bahwa dirinya masih belum paham betul dengan apa yang dimaksud dengan cinta daan merasa belum pantas untuk dicintai oleh Sora. Karena itu dia meminta izin kepada Sora untuk mempelajarinya terlebih dahulu sebelum datang kepada Sora di lain waktu.

Ketenangan dan kedamaian pun kembali. Semua Ex-Machina kecuali Emiline pergi dari gedung Miyashiro. Sora yang penasaran pun bertanya kenapa mereka semua (para Ex-Machina) menggunakan pakaian maid. Emiline tidak langsung menjawab pertanyaan Sora. Dia pun mulai bercerita bagaimana mereka seakan kehilangan tujuan setelah perang besar berakhir. Tapi dengan ‘hati’ yang mereka dapatkan dari Prayer mereka pun mulai memiliki harapan/tujuan yang mungkin bisa mereka raih dengan menggunakan ‘hati’ tersebut. Emiline juga menjelaskan jika ‘hati’ yang mereka terima berisi keinginan Prayer untuk mewujudkan harapan laki-laki yang dia cintai (Spieler), oleh karena itu para Ex-Machina yang bisa dibilang adalah pewaris hati Prayer juga ingin mewujudkan keinginan dari Spieler. Dan setelah pergolakan panjang semua Ex-Machina setuju akan satu hal. Yang mereka inginkan adalah mempersembahkan seluruh hidup mereka untuk Master  mereka (Sora) dan menjadi penolong serta kekuatan baginya.

Lalu alasan mereka memakai pakaian maid… tidak ada alasan yang khusus…

XXX

Sora pun memulai sesi curhatnya dengan Ino. Sora menceritakan semuanya yang terjadi antara dirinya dan para Ex-Machina, termasuk juga kesalahpahaman mereka mengenai Sora. Para Ex-Machina berpendapat jika Sora adalah laki-laki yang mereka cintai—tapi sebenarnya laki-laki itu sudah meninggal 6000 tahun yang lalu saat perang besar berakhir.

Ino pun menyarankan agar Sora malakukan apa yang diinginkan oleh para Ex-Machina. Menurut Ino, jalan keluar yang harusnya diambil Sora adalah melakukan apa yang mereka mau sehingga mereka bisa menyadari kesalahpahaman mereka soal Sora, karena jika memang benar Sora bukanlah orang yang ditunggu para Ex-Machina maka mereka tidak akan bisa bereproduksi. Ino juga berkata jika Sora bisa meluruskan kesalahpahaman ini dan menyadarkan mereka jika laki-laki yang mereka cintai sudah tiada, maka mereka akan terpaksa melakukan game untuk melepaskan hardware lock mereka.

Sora yang merasa tercerahkan dengan ceramah Ino pun langsung melakukan dogeza, lalu menyuruh Jibril untuk melakukan teleportasi untuk kembali ke Elkia. Sora membulatkan tekad untuk melakukan ’itu’ dengan ke-12 maid robot demi menyelamatkan mereka semua. Shiro lalu berkata jika Sora mungkin akan dibenci karena telah menipu mereka, tapi sang kakak menjawab dengan berapi-api jika dirinya rela dibenci kalau itu untuk menyelamatkan ras (cewek cantik) yang hampir punah.

Tapi, Ino yang melihat kegembiraan Sora tiba-tiba berkata jika Sora tidak mungkin kehilangan keperjakaannya karena semua Ex-Machina adalah robot, bukannya itu sama saja dengan melakukan masturbasi dengan peralatan super canggih?

Saat mendengar kata-kata Ino yang sepertinya penuh dengan nada mencemooh, kegembiraan Sora langsung hilang tanpa jejak. Dia pun menyuruh Jibril untuk menteleportasikan  mereka kemanapun asal bukan Elkia—dan jika bisa jangan sampai para Ex-Machina menemukan mereka.

XXX

Tempat yang dituju oelh Sora dkk adalah suatu tempat tidak jauh dari Miyashiro—rumah Izuna. Jibril menjelaskan jika dirinya memindahkan mereka berdua ke ‘tempat yang dekat’ untuk mengecoh para Ex-Machina. Jibril juga meyakinkan mereka dengan mengatakan jika dirinya juga sudah memotong retakan spasial yang mengarah kepada mereka bertiga.

Sora dan Shiro merasa jika para Ex-Machina sangat hebat hingga bisa membuat Jibril kelelahan seperti ini. Jibril pun menjelaskan jika para robot itu adalah musuh yang ‘layak’ karena hanya mereka lah yang berhasil membunuh Artosh. Sora dan Shiro yang mendengarnya merasa jika harusnya mereka tidak berada di peringkat ke-10. Jibril pun menjelaskan jika itu terjadi karena aslinya para Ex-Machina tidak bisa menggunakan sihir. Mereka memiliki sirkuit pseudo-spirit yang terhubung dengan saraf mereka yang berfungsi untuk membakar spirit dan menjadikannya sebagai bahan bakar. Energi yang dihasilkan kemudian digunakan untuk menciptakan berbagai mesin/senjata atau meniru serangan lawan—dengan kata lain, apa yang dilakukan oleh Ex-Machina bukanlah sihir.

Setelah perang besar selesai dan para Elemental menjadi salah satu ras karena dampak adanya 10 sumpah, para Ex-Machina tidak bisa menggunakan spirit sebagai bahan bakar, tapi anehnya mereka masih bisa beroprasi dengan baik tanpa bahan bakar utama mereka. Para Ex-Machina adalah mesin yang bisa beradaptasi saat mereka tidak bisa menggunakan spirit sebagai bahan bakar mereka akan menggunakan bahan bakar baru.

Jjibril lalu bertanya pada Sora apakah tidak apa-apa jika dia tidak kembali ke Elkia, lalu tiba-tiba meminta Sora untuk ‘menggunakannya’ terlebih dahulu jika pemuda itu benar-benar ingin melakukan ‘itu’ dengan para Ex-Machina. Sora langsung menghentikan Jibril dan berkata jika dirinya memang ingin melakukannya dengan para maid robot itu, tapi jika dia kembali maka dia akan mendapatkan checkmate.

Jibril bertanya kenapa bisa begitu, Sora pun menjelaskan jika memang benar jika Sora bukanlah orang yang tepat maka para Ex-Machina tetap tidak akan bereproduksi dan memilih untuk punah. Tapi ada masalah pada pendapat itu, karena jika memang mereka ingin punah kenapa harus menunggu hingga saat ini. Setelah memutar otaknya kembali, Sora berpendapat jika Ex-Machina berpikir bahwa kepunahan mereka bukanlah masalah yang besar, dan karena itu mereka tidak bisa menggunakan gertakan seperti ‘mereka akan punah’ kepada Sora karena itu bukan ancaman yang nyata.

Meskipun begitu, Sora merasa mereka sangat serius saat menantangnya bermain catur dengan kepunahan mereka sebagai taruhannya. Pemuda itu lalu bertanya bukannya mereka yang menyebabkan perang besar selesai, bukankah mereka yang mencetuskan ide agar semua masalah di dunia ini diselesaikan dengan game… tapi kenapa mereka malah ingin punah? Sora merasa jika tindakan para mesin itu sama sekali tidak nyambung.

Jibril yang ingin berguna pun memberikan beberapa saran. Yang pertama, mereka hanya perlu membunuh semua Ex-Machina dan hanya menyisahan 1 unit untuk menjaga bidak catur milik Ex-Machina—Sora menolak saran ini.

Yang kedua adalah Sora tetap membiarkan kesalahpahaman antara dirinya dan Ex-Machina. Jibril merasa jika Sora bisa melakukan opsi kedua karena Ex-Machina tidak menentukan kapan Sora harus melakukan sex dengan mereka. Sora pun berkata jika solusi ini memiliki 2 masalah. Pertama adalah Sora pasti tidak akan kuat menahan godaan dari 12 maid robot imut yang selalu menggodanya dengan ekstrim. Kedua, Sora bukan-orang yang mereka cintai. Bagaimana jika nanti Ex-Machina tahu jika dia bukan orang yang mereka tunggu? Apa yang akan terjadi kepada mereka? dan lagi, logika seperti ‘itu salahmu karena sudah salah sangka’ tidak akan berpengaruh pada mereka. Sora merasa jika cinta tak terbalas para Ex-Machina yang menumpuk selama 6000 tahun itu terlalu berat untuknya. Sora juga merasa jika Emiline pasti akan menusuknya dengan pisau dapur sampai mati jika tahu kalau dirinya telah ditipu.

Jibril lalu memberikan pendapat ke-3 nya. Sora hanya perlu menantang duel para Ex-Machina dan memaksa mereka membuka hardware lock mereka secara paksa jadi mereka bisa melakukan reproduksi dengan siapa saja. Sora masih merasa jika itu juga tidak bisa dilakukan karena mental mereka sudah rusak terlalu parah.

Saat mereka bertiga sedang berdiskusi dengan serius tiba-tiba terdengar suara klakson mobil (High Ace) yang membuat Sora dan Shiro kaget setengah mati. Saat mereka bertiga bertanya siapa supirnya…

Oh… ternyata Emiline toh…

Jibril tidak percaya… bagaimana bisa Ex-Machina menemukan tempat mereka dengan begitu cepat?
Emiline pun menjawab jika tipu muslihat Jibril erlalu mudah untuk dianalisa.  Emiline bahkan sempat mengejek Jibril karena kebodohannya. Seketika, Jibril pun mengeluarkan aura membunuh yang besar—dia tidak terima diejek oleh rongsokan seperti Emiline.

Untungnya pertarungan 2 gadis itu berhasil dicegah karena kedatangan Einzig yang sangat cetar membahana—sampai membuat Sora sakit kepala, hingga berteriak karena ketakutan.

Jibril yang mendengar teriakan sang master—ya Shiro juga—langsung membawa keduanya melompati dimensi demi bisa kabur dari kejaran para robot mesum.

XXX

Steph yang ditinggal sendiri merasa sangat marah kepada Sora. Seperti biasa, gadis bangsawan itu ditugasi untuk menyelesaikan semua hal yang dimulai oleh kakak beradik biadab yang kebetulan menjabat sebagai raja Elkia. Setelah konser debut Holou selesai, event selanjutnya yang harus dia tangani adalah acara jabat tangan. Sora bilang jika dia harus hati-hati karena mungkin saja ada orang mesum yang ingin berbuat tidak-tidak pada Holou. Tapi…

Kenyataannya tidak ada orang seperti itu. Dari seluruh makhluk yang ada di Disboard, mungkin hanya Sora dan Shiro yang berani menggoda bahkan menjahili seorang Old Deus, makanya di acara jabat tangan ini tidak ada seorang pun yang berani mendekati Holou. Steph pun berencana menggunakan kekuasaannya dan koneksinya untuk memaksa semua keluarga bangsawan untuk menghadiri acara jabat tangan Holou, tapi belum sempat dia melakukannya dia mendengar suara orang yang sedang berdebat.

Steph menghampiri para Ex-Machina yang sedang mendiskusikan cara yang tepat untuk menggoda Sora dan langsung memarahi mereka. Gadis itu berpendapat Sora dan Shiro pergi dari kastil karena mereka ada di sini. Steph bahkan menyuruh mereka untuk membantunya jika yang mereka lakukan hanyalah hal tidak berguna seperti itu. Einzig bertanya kenapa usaha yang mereka lakukan dianggap sama sekali tidak berguna? Steph menjawab karena hati Sora tidak mungkin bisa digerakkan dengan hal bohong seperti yang mereka lakukan.

Yang tidak Steph sangka, Einzig malah berterima kasih atas saran yang dia berikan. Mereka kemudian bersiap-siap untuk melakukan teleportasi. Tapi sebelum mereka sempat melakukannya suara Azriel tiba-tiba muncul. Flugel unit pertama itu langsung membuka pembicaraan dengan para Ex-Machina. Azriel bertanya kepada Ex-Machina bagaimana bisa membunuh Artosh yang dikenal sebagai Old Deus terkuat.

XXX

Sora, Shiro dan Jibril akhirnya sampai di bulan. Mereka terbang sampai ke tempat seperti itu untuk menghindari kejaran Ex-Machina. Tanah di bulan tempat mereka berpijak berwarna merah dan hanya terdiri dari pasir dan bebatuan juga kawah di beberapa tempat. Tidak ada angin yang berhembus di bulan, gravitasinya juga sangat kecil hingga mereka bisa terbang hanya dengan menjejakkan kaki. Tempat di mana ras ke 13 Exceed, Lunamana tinggal.

Saat mereka bertiga sedang ngobrol santai, tiba-tiba Holou datang menghampiri mereka. Sora dkk pun kaget saat melihat Old Deus yang harusnya berada di Elkia itu bisa berada di depan mereka. Holou lalu mengeluh pada Sora soal acara jabat tangan yang baru saja ia lakukan. Gadis itu bilang dia sudah berdiri selama 4 jam tanpa ada seorang pun yang mau menjabat tangannya. Pembicaraan terus mengalir hingga akhirnya mereka kembali ke topik awal sebelum Holou datang: Bagaimana caranya agar Ex-Machina berhenti mengejar Sora.

Holou pun berkata jika Sora hanya harus mlakukan apa yang mereka mau. Sora pun ngotot dan berkata jika dia bukan orang yang mereka tunggu. Holou pun bertanya balik, bagaimana Sora bisa tahu jika dia adalah orang yang salah? Gadis itu lalu berubah menjadi Sora dan berkata jika dia merubah ingatannya dan memanggil ‘dirinya’ sendiri Sora maka orang lain pasti akan salah sangka. Holou lalu bertanya sekali lagi: Meskipun karena suatu hal Ex-Machina menganggap Sora sebagai ‘Spieler tercinta mereka', bagaimana Sora tahu jika pendapat mereka salah?

Sora tidak bisa menjawab pertanyaan Holou. Gadis itu pun bertanya sekali lagi: “Cara apa yang kau gunakan untuk mendefinisikan dirimu sendiri?” Sora pun terdiam. Setelah dia memikirkan semua hal yang baru saja terjadi kepadanya, dan sedikit wejangan dari Holou… akhirnya dia mendapat pencerahan.

XXX

Mereka ber-4 pun kembali ke kastil Elkia. Sesampainya di sana, Sora langsung berteriak marah kepada para robot maid dan robot mesum yang ada di sana, tapi tiba-tiba dia melihat Steph yang sedang terkapar di lantai.

Di depan mereka ada Azriel dan Ex-Machina saling berhadapan. Tidak lama kemudian Einzig muncul dan berusaha menggoda Sora sekali lagi. Tapi, sebelum dia dan Ex-Machina lainnya menggunakan kemampuan mereka untuk mengubah ruang yang ada di sana Sora bertanya kepada mereka dengan serius: Sora menanyakan bukti apa yang mereka punya sehingga mereka bisa mengatakan jika Sora adalah Spieler yang mereka tunggu.

Sora juga meminta Einzig untuk menunjukkan bukti agar dirinya, Shiro, dan semua Ex-Machina percaya 100% bahwa pemuda itu adalah sang Spieler. Sora juga meminta bukti dari mereka untuk meyakinkan pihak lain seperti Jibril dan Steph. Einzig pun menjawab jika mereka tidak memiliki bukti untuk meyakinkan mereka semua, karena cinta tidak perlu dibuktikan, dan mereka tidak pernah salah. Sora beranggapan jika Ex-Machina tidak bisa memberikan bukti tersebut karena bukti itu tidak bisa digunakan untuk orang lain, karena itulah kemudian Sora berkata:

“Kau sudah melakukan kesalahan. Dan lagi, aku bisa membuktikannya tanpa ragu jika aku bukan Spieler tercinta kalian.”

Sora lalu menantang Ex-Machina untuk memainkan game di mana semua hal yang berkaitan dengan game itu mulai dari jenis game, pertaturan, dan taruhannya ditentukan olehnya. Sora lalu melanjutkan: dari pihaknya yang bermain adalah dia dan Shiro, sedangkan dari Ex-Machina semua unit akan ikut bermain. Untuk taruhannya, jika Sora menang maka semua Ex-Machina akan membuka hardware lock yang mereka miliki dan mereka harus membuang keyakinan mereka soal hanya bisa bereproduksi dengan ‘Spieler’, mereka juga harus bereproduksi dengan inisiatif sendiri agar mereka tidak punah. Lalu jika Ex-Machina yang menang mereka akan mendapatkan hadiah bonus berupa foto bugil Sora. Ex-Machina langsung menerima game tersebut tanpa panjang lebar. Sora lalu berkata jika dia juga akan membuktikan jika dirinya bukanlah Spieler tercinta mereka selama game berjalan. Jika Sora tidak bisa membuktikannya, atau bukti yang dia tunjukkan ditolak oleh salah seorang Ex-Machina maka itu adalah kekalahan Sora. Shiro lalu menambahkan jika Ex-Machina pertama yang berhasil menolak bukti dari Sora berhak melakukan apapun yang mereka mau—termasuk membuat bayi dengan Sora.

Dan game yang akan mereka mainkan adalah…. Catur.

Tapi, catur yang mereka mainkan bukanlah catur biasa. Mereka akan bermain catur 5 hari lagi berbarengan dengan konser ke-2 Holou.



Komentar

Postingan Populer