ORV Chapter 226: Episode 42 – Asmodeus (6)

 Disclaimer: Not mine


Tanganku bergetar keras, tapi aku mencoba menenangkan diri dengan menarik nafas dalam-dalam. Tidak, Yoo Joonghyuk pasti belum mati. Apalagi, ada satu pesan yang mungkin bisa menjadi bukti dari hipotesis itu.

[Kau masih harus menunggu skenario selanjutnya.]

Logikanya, Yoo Joonghyuk tidak bisa menerima penalti pengasingan. Alasannya adalah karena dia sedang menunggu skenario baru sama sepertiku.

Mungkin ada beberapa variabel untuk skenario individu, tapi Yoo Joonghyuk menjadi duke di waktu yang sama denganku. Itu artinya…. Sama sepertiku, Yoo Joonghyuk adalah salah satu kandidat demon king.

[Ada beberapa penundaan pada pemberian kompensasi karena terjadi error pada sistem Star Stream.]

Tapi mataku tertuju pada satu pesan ini. Mendapatkan cerita atau pencapaian melalui ‘impersonasi’ adalah hal yang sangat langka di Star Stream. Kali ini, Yoo Joonghyuk dan aku saling meniru satu sama lain dan berhasil mendapatkan pencapaian atas nama kami berdua.

Bagaimana jika skenario utama di Star Stream semakin melenceng karena kejadian ini? Aku bisa masuk ke dalam skenario utama dengan selamat, tapi Yoo Joonghyuk tidak bisa? Apa penalti pengasingan sudah dimulai?

“Apa kau baik-baik saja?”

“…. Apa kau punya segelas air putih?”

Aileen menatapku dengan tatapan tidak percaya selama beberapa detik. “Jangan tarik kateter nya lagi saat aku tidak ada.”

Aileen left the room and I calmly reexamined the situation. I had to be composed. It wasn’t clear whether Yoo Jonghyuk had died or not. It was likely that he had been killed by the start of the exile penalty just prior to the release of Omniscient Reader’s Viewpoint, but absolute certainty was a taboo in the Star Stream. I needed to first confirm Yoo Jonghyuk’s life or death properly.

Aileen meninggalkan ruangan dan aku mulai memikirkan situasi ini. Aku harus tenang. Kematian Yoo Joonghyuk belum pasti. Kemungkinan pertama dia mati karena penalti pengasingan saat skill Omniscient Reader’s Viewpoint terhenti, tapi kepastian mutlak adalah hal yang tabu di Star Stream. Yang harus kulakukan adalah memastikan kematian Yoo Joonghyuk.

“Biyoo.”

Biyoo memperluas channel hingga mencapai Gilobat. Jika Biyoo membantu, aku mungkin bisa melihat apa yang terjadi di sana dengan menggunakan mata konstelasi.

“Biyoo. Apa kau bisa mendengarku?”

Apa ada yang terjadi? Tidak ada jawaban apa-apa dari Biyoo. Aku bahkan tidak bisa menerima dan mendengar pesan dari konstelasi lain, dan ini membuatku panik. Apa ada yang terjadi pada Biyoo saat aku sedang koma?

…. Huh? Aku mendengarkan dengan seksama dan bisa mendengar suara nafas Biyoo. Saat itulah aku sadar jika tubuh transparan Biyoo sedang tidur di atas dadaku.

Aku menghela nafas lega. aku pasti hancur jika ada sesuatu yang terjadi pada Biyoo.

“…. Maafkan aku.” Ucapku sambil mengelus kepala Biyoo. Menurut novel Cara Bertahan Hidup, dokkaebi harus tidur setidaknya setengah hari ketika mereka baru lahir. Karena aku sedang tidak sadarkan diri, tidak aneh jika Biyoo juga ikut tertidur.

Biyoo pasti kelelahan setelah memenuhi semua permintaanku.

Karena itu aku memutuskan untuk menggunakan opsi kedua.

[Skill eksklusif Omniscient Reader’s Viewpoint diaktifkan!]

Pelipis ku mulai berdenyut keras.

[Skill ini dihentikan secara paksa karena damage yang sudah menumpuk.]

…. Sial. Cara itu juga tidak bisa digunakan. Sepertinya aku menderita damage yang cukup besar ketika link ku terputus dari Yoo Joonghyuk.

Pada akhirnya aku mengambil smartphone ku lagi. Ini adalah pertama kalinya aku merasa se tidak berdaya ini. Aku tidak tahu Yoo Joonghyuk masih hidup atau sudah mati…. Dan yang bisa kulakukan sekarang hanya membaca novel ini.

Tidak. Aku tidak boleh berpikir seperti itu. Kim Dokja, bangun. Kau berhasil bertahan berkat novel ini.

Aku menggigit bibirku dan membuka novel Cara Bertahan Hidup yang ada di smartphone ku. Semuanya datang dari novel ini. Karena itu, jawabannya juga pasti ada di novel ini.

[Efek atribut meningkatkan ‘kecepatan baca’mu.]

Aku membaca novel itu dengan mata yang terbuka lebar. Aku tidak melewatkan satu kata pun yang ada di sana.

< “Harusnya kami tidak berpura-pura mendukung Demon King Asmodeus.’ >

Aku kesulitan melihat karakter itu sebagai Yoo Joonghyuk, tapi kali ini aku juga berpura-pura mendukung Asmodeus. Aku mungkin memang menipunya, tapi pada akhirnya ada nuansa dimana dia masih bisa ber kooperasi dengan kami. Aku tidak yakin kematian Yoo Joonghyuk sudah bisa dipastikan hanya dari kalimat ini.

Regresi ke-13.

Regresi ke-134.

Regresi Yoo Joonghyuk terus berlanjut. Waktu yang dia butuhkan memang lebih lama dari sebelumnya, tapi jiwanya pun perlahan mulai hancur karena regresi yang terus menerus.

< “Ini sangat berat.” >

Regresi ke-18.

< “Aku ingin berhenti.” >

Regresi ke-21.

< “Sialan, sialan, sialan, sialan!” >

Aku membaca semua rasa putus asa yang dialami Yoo Joonghyuk, dan hal itu membuat hatiku terasa sakit. Seiring berjalannya waktu, Yoo Joonghyuk kembali menjadi dirinya yang pesimis. Regressor yang berhasil bertahan di semua regresi menggunakan prinsip ‘hanya peduli pada diri mereka sendiri’.

< ‘Aku tidak bisa merubah apapun.’ >

Dia kembali, kembali, kembali, dan kembali lagi. di paruh kedua novel, perbedaannya tidak begitu besar dengan novel Cara Bertahan Hidup yang lama. Kecuali bagian awal cerita yang mendapat pengaruh dariku, Yoo Joonghyuk membuat kesalahan yang sama dan mendapatkan tendensi yang sama dengan Yoo Joonghyuk dari novel lama.

< “Sial. Beberapa kali lagi…” >

Aku sudah menghabiskan beberapa bulan dengan Yoo Joonghyuk, tapi aku hanya bisa memberikan sangat sedikit pengaruh pada ceritanya. Aku ingin merangkul Yoo Joonghyuk yang terlihat frustasi, tapi protagonis itu ada di tempat yang tidak bisa kuraih. Regresi ke-25, 26, 27…. Yoo Joonghyuk terus mengulang regresi nya. Aku terus membaca hingga mataku lelah dan aku harus berhenti sejenak.

Rasanya sulit bagiku untuk membaca novel ini. Jalan cerita novel Cara Bertahan Hidup yang asli memang seperti ini. Kenapa dulu aku bisa membaca semua chapter novel ini?

Karena ritme nafasku yang tidak tentu, Biyoo yang tertidur mulai merasa tidak nyaman.

Aku mengingat nomor halaman novel sebelum menggulir novel itu hingga mencapai halaman terakhir. Membaca keseluruhan chapter sepertinya agak berat untukku saat ini, tapi ada satu hal yang harus kupastikan.

Apa Yoo Joonghyuk berhasil mencapai ending yang layak di revisi pertama ini? Apa penulis menyertakan epilog di novel revisi ini?

Layarku berkedip-kedip ketika aku terus menggulir novel itu ke halaman terakhir. Sudah berapa lama aku melakukan ini? Pada akhirnya aku berhasil mencapai halaman dimana ada kata epilog di sana. Tapi yang kutemukan hanya halaman kosong.

< Epilog masih dalam proses revisi TT TT. >

Hanya ada satu kalimat di sana. Ketika melihatnya, ada 2 emosi berbeda yang memenuhi tubuhku.

“…Haha.”

Emosi yang pertama kali muncul saat aku membaca kalimat itu adalah marah. Tapi di saat yang sama, kalimat penuh kemungkinan tak terbayangkan itu membuatku bersemangat. Cerita ini masih bisa dirubah. Ada cara lain yang bisa kulakukan meski Yoo Joonghyuk sudah mati, misalnya membawa protagonis itu kembali ke regresi ini.

Aku kembali menggulir halaman novel dengan tekad kuat. Kalimat di halaman terakhir berhasil menarik atensi ku.

< Sebelum akhir skenario, Yoo Joonghyuk mengingat semua memori kematiannya. >

< “Di regresi ke-3, aku hampir mati ketika bertemu Asmodeus.” >

Ada banyak kemungkinan yang mengisi kepalaku.

…. Eh? Tunggu. Bukannya ini masih regresi ke-3?

Aku mendengar ketukan di pintu dan melihat Mark di sana. Dia melihatku dan kemudian melambaikan tangannya. “Re-revolusioner! Kau sudah bangun! Syukurlah!”

“Ada apa?”

“Tidak. Aku hanya ingin memberitahu jika ada seseorang yang ingin bertemu denganmu.”

Aku sedang sibuk dan ingin meminta tolong agar Mark menyuruh orang itu datang lagi lain kali. Tapi sebelum aku bisa mengatakannya, Mark berujar, “Pemilik kompleks industri yang baru sedang mencarimu.”

“Huh?”

“Pemilik kompleks industri yang baru datang untuk mengunjungimu.”

Apa katanya? Bukannya aku pemilik kompleks industri yang baru?

“Minggir.”

Tidak lama, ada seseorang yang mendorong Mark dan masuk ke dalam ruangan. Atmosfer di tempat ini langsung berubah hanya karena kedatangannya yang tiba-tiba.

Aku menatap laki-laki itu dengan mulut menganga. Yoo Joonghyuk yang kukira sudah mati, sekarang dia sedang berdiri di depanku.

***

Aku membutuhkan beberapa puluh detik untuk kembali sadar. Aileen yang kembali hanya melirik kami dan langsung menghilang setelah menata meja. Begitu juga dengan Mark. Laki-laki itu juga langsung pergi seakan dia tidak mau berada di ruangan yang sama dengan kami berdua. Aku bertanya, “Kapan kau tiba disini?”

“Dua hari yang lalu.”

Aku merasa malu karena sudah panik duluan sebelum mencari lebih banyak informasi. Laki-laki yang membuatku sangat khawatir itu berada di kompleks industri yang sama denganku. Di waktu yang sama, aku malah berdelusi jika dia sudah mati di tempat yang tidak kuketahui.

“…. Bagaimana kau bisa selamat? Itu bukan situasi dimana kau bisa bertahan.”

“Aku menerima sedikit bantuan.”

“Dari siapa? Dari sponsormu?”

“Dia tidak pernah membantuku.”

Aku memang meminta bantuan dari sponsor Yoo Joonghyuk, dan aku tidak pernah berpikir jika dia akan benar-benar membantu. Dari awal hingga akhir novel Cara Bertahan Hidup, yang dilakukan oleh konstelasi itu hanya membuat Yoo Joonghyuk beregresi. Setelah kuperhatikan dengan lebih seksama, luka di tubuh Yoo Joonghyuk sudah terlihat lebih baik.

“Konstelasi? Siapa?”

“Kau tidak perlu tahu detailnya.”

“Apa bayaran yang kau berikan? Mereka tidak mungkin membantu tanpa bayaran.”

“Aku hanya menerima penalti ringan.”

“Penalti?”

“Hingga skenario demon world selesai, setiap hari aku akan menghilang selama 10 menit.”

“Menghilang? Apa maksudnya?”

“Ya, menghilang. Yang penting, aku berhasil masuk ke dalam skenario utama dan error dalam skenario berhasil diselesaikan. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan soal itu.”

Wajah Yoo Joonghyuk menyiratkan jika dia berhasil menyelesaikan sebuah masalah yang sangat rumit. Tentu hal itu membuatku kepikiran. Aku koma selama seminggu dan Yoo Joonghyuk berhasil bertahan dengan bantuan seseorang yang tidak memiliki hubungan denganku. Setelah itu dia datang kemari dan menjadi penguasa baru dari kompleks industri ini.

“…”

Percakapan kami kembali terputus dengan canggung…. Apa mungkin ini karena kami jarang berbicara? Yoo Joonghyuk terus diam sambil meminum teh yang ada di depannya.

Aku ingin bertanya kenapa dia datang kemari. Aku ingin bertanya apa yang ingin dia lakukan di masa depan. Akan tetapi, kalimat yang keluar dari mulutku sangat berbeda dengan apa yang kupikirkan.

“Yang lainnya…. Apa mereka baik-baik saja?”

Yoo Joonghyuk pasti tidak tahu soal itu. Dia adalah orang yang pikirannya selalu dipenuhi dengan skenario. Orang seperti itu tidak akan peduli dengan apa yang terjadi pada orang lain, tapi aku memang sengaja menanyakan hal ini kepadanya. Tolong jangan hidup menyendiri seperti ini. Jika kau hidup seperti ini, kau tidak akan pernah mencapai akhir skenario. Aku ingin mengingatkannya sekali lagi. ah, ngomong-ngomong…

“Lee Hyunsung pergi ke pasukan Angkatan darat. “ ucap Yoo Joonghyuk. “Jung Heewon dan Lee Jihye sedang melatih inkarnasi baru. Mereka sedang meningkatkan kekuatan mereka untuk bersiap melawan disaster di skenario mendatang.”

“…Eh?”

“Yoo Sangah dan Han Sooyoung sedang melakukan negosiasi dengan pemerintah.”

“Mereka berdua bekerja sama?”

Ini pertama kalinya aku melihat Yoo Joonghyuk banyak berbicara seperti ini. Mungkin ini alasan kenapa aku menyukai ceritanya.

“Gong Pildu sedang membeli tanah di Seongnam untuk membangun kastil. Sepertinya dia berpikir jika dia adalah raja.”

“Haha. Paman itu benar-benar…”

“Dua anak itu juga baik-baik saja. Mereka selalu melempar koin saat bosan.”

Aku merasa kagum meski Yoo Joonghyuk mengatakannya dengan nada tidak peduli. Beberapa cerita memang mudah dipahami, tapi beberapa cerita lain membutuhkan lebih banyak waktu. Meski begitu, semua itu adalah cerita dari orang-orang yang kukenal. Orang-orang yang kusukai sedang hidup dalam cerita dimana aku tidak ada di sana.

Aku merasakan banyak emosi saat mendengarkan cerita yoo Joonghyuk. Senang, sedih, nostalgia… “Semua orang hidup dengan baik.”

Aku merasa kesepian saat cerita protagonis itu berakhir. Begitu ya…. Semua hidup dengan baik.”

[Skill eksklusif Fourth Wall bergetar.]

Aku sadar jika aku adalah ‘orang luar’ dalam cerita mereka.

< Yoo Joonghyuk dari regresi ke-25 berkata, “Aku tidak bisa merubah apa-apa.” >

Tanpaku, orang-orang akan tetap melanjutkan skenario mereka. Sama seperti Yoo Joonghyuk yang terus menerus beregresi. Ke-4, 5,6…. Semua itu mengarah pada cerita yang bisa kulupakan dengan mudah. Sementara itu, orang-orang itu terus maju menuju akhir cerita masing-masing. itu sudah pasti…. Tapi aku masih merasa sedih saat mengingatnya.

Aku menggigit bibirku dan mencoba mengatakan sesuatu. Aku lega…. tapi kata-kata itu tidak bisa keluar dari mulutku. Setelah itu aku mendengar ucapan Yoo Joonghyuk, “Sebagai tambahannya, mereka semua juga menyebarkan ceritamu.”

Aku mengangkat wajahku ketika mendengarnya. Wajah Yoo Joonghyuk masih terlihat datar. “Mereka selalu menceritakannya. Ceritamu.”

Aku tersenyum sambil menutupi mataku dengan tangan. Di permukaan aku tidak terlihat biasa-biasa saja, tapi jujur aku merasa sangat senang. Di kegelapan kecil yang tercipta dari dua tanganku, suara Yoo Joonghyuk terdengar dengan sangat jelas.

“Ayo kembali ke Bumi, Kim Dokja.”

 

Chapter 225     Daftar Isi     Chapter 227


Komentar

Postingan Populer