Mahouka Vol. 13 Chapter 7 Part 4
Disclaimer: Novel ini bukan punya saya
Lima menit setelah event dimulai. Para pelari sudah berpisah
dan membentuk kelompok-kelompok kecil.
Lintasan Steeplechase ini sangat luas dengan panjang 4 kilometer
dan terbagi menjadi area-area kecil yang dipenuhi pepohonan yang lebat. Meski
ada 108 orang berlari dalam waktu yang bersamaan, mereka pasti akan kehilangan
satu sama lain dengan cepat.
Ini adalah pertama kalinya event seperti ini digelar dan
dengan lintasan yang sama barunya. Lebih parahnya lagi, para pelari belum
mengetahui rintangan macam apa yang ada di sepanjang lintasan. Semua sekolah
merasa wajar jika ada pelari yang berhenti di tengah jalan. Karena itu, sejak
awal mereka menggunakan taktik dimana para pelari dari sekolah yang sama akan
mendukung beberapa pelari pilihan agar mereka bisa sampai di garis finish.
Semua sekolah sudah menentukan lintasan masing-masing yang
hampir tidak bersinggungan dengan sekolah lain. Mereka terus melakukannya
hingga akhirnya mereka melewati garis 1 kilometer dari total 4 kilometer yang
harus mereka lintasi. Kecepatan seperti ini tentunya hanya bisa dilakukan
dengan menggunakan sihir.
Dan sekarang, setelah setiap sekolah bisa beradaptasi dengan
lintasannya, mereka sudah siap untuk masuk ke dalam fase yang lebih tinggi.
“Kanon! Kau berlari terlalu cepat!”
Tomoko menegur Kanon yang semakin mempercepat larinya.
Sayangnya, Kanon yang mendengarnya sama sekali tidak melambatkan kecepatannya.
“Aku sudah bisa menebak lintasan ini! Kurasa sekolah lain
juga begitu!”
Kanon berteriak pada Tomoko yang ada di belakangnya tanpa
menoleh. Dia juga mengatakan dengan tidak langsung jika dia tidak menambah
kecepatannya, maka sekolah mereka akan kalah.
“Kalian tidak perlu memaksakan diri!”
Setelah mengatakannya Kanon menambah kecepatan larinya.
Dengan menggunakan mantra lompat berulang kali, Kanon berhasil menghindari akar
pohon dan mendarat di tanah yang relatif bersih. Setelah itu dia mengaktifkan
mantra Mine Origin. Tanah yang ada di bawah gadis itu langsung masuk ke dalam
dan pasir mulai mengalir ke dalamnya dari atas pohon.
Sebuah jebakan yang terbuat dari pasir hisap. Jebakan itu
pasti bisa mengubur siapa saja yang tidak sengaja masuk ke dalamnya. Setelah
menyelesaikan jebakan itu Kanon tersenyum simpul dan melompat melewatinya.
Setelah dia mendarat di sisi lainnya, kakinya tiba-tiba
tenggelam di dalam lumpur.
“Gah! Kenapa ada ini di sini!?”
Kanon langsung mengaktifkan mantra lompat yang baru saja dia
gunakan. Kaki kirinya menjejak udara dan kaki kirinya yang terkubur dalam
lumpur pun kembali muncul—dengan senar putih yang mengikat pergelangannya.
Tubuh Kanon melayang di udara
Senar putih yang mengikat kakinya pun ikut tertarik dan
memenuhi udara. Pihak panitia pasti sudah meletakkannya di dalam lumpur itu.
Senar itu langsung mengikat tubuh Kanon dan menghentikannya
di tengah udara. Karena definisi isi mantra lompatnya tidak terjadi, lingkaran
sihirnya pun menghilang. Sebagai hasilnya…
“Wagyah!?”
Kanon jatuh begitu
saja ke dalam kubangan lumpur.
“Chiyoda-senpai!?”
Subaru, salah satu pelari terdepan dari kelompok SMA 1 yang
baru saja terkena perangkap pun berteriak kaget saat melihat tragedi yang terjadi
pada kakak kelasnya.
Kanon perlahan bangun dan berusaha keluar dari kubangan
lumpur itu. Tapi setengah dari tubuhnya masih terendam di dalam sana.
Kanon mengeluarkan kedua tangannya dari dalam lumpur, tangan
kanannya menggenggam lengan kirinya.
Seketika ledakan terjadi di sana.
Lumpur-lumpur
berterbangan ke berbagai arah saat terkena ledakan dari tubuh Kanon.
Miyuki yang merasakan aktivasi sihir Kanon pun langsung
mengaktifkan mantra barrier anti sihir. Berkat barrier tembus pandang yang dia
buat itu, 10 gadis berhasil selamat dari serangan lumpur itu.
Ledakan itu berasal dari mantra tipe akselerasi yang bernama
Explosion. Penggunanya adalah gadis yang menjadi titik asal ledakan
tersebut—Kanon.
Tanah—yang aslinya kubangan lumpur itu—langsung berubah
membentuk sebuah cekungan yang cukup besar, dan ditengah-tengahnya Kanon sedang
menundukkan kepala—bajunya terlihat bersih. Tidak ada lumpur atau bahkan debu
yang menempel pada tubuhnya. Permukaan tubuhnya dan bajunya mungkin menjadi
asal ledakan Explosion, sehingga semua lumpur dan kotoran yang menempel di baju
dan tubuhnya pun menghilang setelah gadis itu menggunakan sihirnya. Senar yang
tadinya mengikat tubuhnya pun sudah menghilang tanpa jejak.
Itu adalah mantra yang cukup berbahaya. Kanon bisa saja ikut
meledakkan semua rambut tubuhnya, dan hal itu pasti terasa sangat sakit. Atau
mungkin dia bisa saja tidak sengaja meledakkan semua baju yang dia kenakan.
Tapi seperti biasa, kontrol Kanon sangatlah bagus.
Kanon mengangkat google yang dia pakai dan menggosok
matanya. Google yang disediakan oleh SMA 1 dilengkapi dengan segel yang
mencegah berbagai macam kotoran masuk ke dalamnya, jadi harusnya tidak ada
lumpur di dalam sana. Tapi tetap saja, semua gadis pasti hampir menangis jika
dipaksa menyelam dalam lumpur seperti itu.
Dari belakang, atlet-atlet SMA 1 bisa melihat Kanon yang
menarik nafas panjang.
Lalu.
“Ini omong kosong! Masa balapan malah jadi latihan militer!?”
teriak Kanon dari dalam kawah buatannya sendiri.
“… Kita harus segera menyusul.” ucap Subaru pada Miyuki yang
berdiri di sampingnya.
“… Ya.”
Keduanya pun memimpin kelompok mereka untuk melanjutkan
pertandingan.
XXXX
“Ini tidak mungkin! Apa dia benar-benar manusia!?” teriak
kepala pengembangan Parasidoll di depan mobile lab miliknya.
Ada satu Parasidoll lagi yang berhasil ditidurkan.
Beberapa Parasidoll menyerang laki-laki itu dari segala sisi
dengan mantra gelombang osilasi yang sangat cepat hingga mungkin para penyihir
dari 10 Master Clan pun akan kesulitan mengikutinya. Mereka bisa mengacaukan
equilibrium seseorang dengan gelombang frekuensi rendah atau menghancurkan
pendengaran mereka dengan gelombang frekuensi tinggi. Faktanya mereka memiliki
kekuatan iblis yang cukup untuk meniru Phonon Maser, hanya dengan cara
menembakkan energi penuh mereka tanpa durasi operasional. Mereka pasti bisa
melakukannya tanpa program sihir eksklusif dan hanya dengan meningkatkan
panjang gelombang saja.
Serangan dari boneka manisnya pasti memberikan efek
tertentu. Mereka sudah menjalani latihan shock-absorption defenses dan segala
macam latihan pertarungan yang sudah dikembangkan oleh pihak militer dan
berhasil melukai para penyihir dalam sesi latihan. Sempoyongan dan berlutut
dengan satu lutut tidak mungkin hanya sekedar pura-pura. Akan tetapi, penyihir
itu terus menyerang balik sesaat setelah menerima damage dari para bonekanya.
Serangan pertama laki-laki itu adalah sebuah untyped spell
yang oleh para penyihir kuno disebut sebagai farstrike. Para pengembang tidak
tahu logika dibalik sihir itu dan kenapa sihir itu bisa melukai Parasidoll,
tapi dia bisa menebak apa yang terjadi. Akan tetapi serangan yang dilakukan
penyihir itu setelah berhasil mendekati bonekanya…
“Serangan macam apa yang dia lakukan!? Apa yang sebenarnya
terjadi di sana!?”
Yang dia lihat di layar hanyalah serangan telapak tangan
biasa. Dia tidak mengerti sistem apa yang digunakan si penyihir untuk
menetralkan Parasidoll seperti itu. terlebih lagi penyihir itu tidak melepaskan
parasite dan tidak menghancurkan tubuhnya—dia hanya membuat mereka tidak bisa
bergerak.
Meski kemampuannya sihirnya sangat tidak masuk akal,
penyihir itu juga memiliki tubuh yang sangat kuat hingga bisa terus menyerang
meski sudah berkali-kali terkena serangan dari energi iblis milik Parasidoll.
“Apa laki-laki itu tidak bisa mati…? Apa kau mau bilang jika
dia itu vampire!?”
Rasa kaget yang dialami oleh para peneliti di mobile lab
juga dialami oleh petinggi militer yang sedang menonton di markas besar.
“Penyihir itu… Terbuat dari apa tubuhnya itu? Yang dia
lakukan sudah berada di luar batas kewajaran…”
Gambar kamera pengawas itu berubah menjadi satu-dari-empat.
Mereka bisa melihat kerusakan di bagian lengan, kaki, dan punggung MOVAL suit.
Salah satu boneka melancarkan serangan bola besi yang mengenai tubuh si
penyihir, dan boneka penyerang jarak jauh yang menembakkan peluru merkuri pun
berhasil mendaratkan setidaknya 18 peluru di armor pakaian itu.
Tapi sesaat kemudian penyihir itu menyerang para Parasidoll
seakan tidak ada yang terjadi sebelumnya.
“Maheśvara…” gumam salah satu dari mereka.
“Apa?” Kolonel Sakai yang terdengar kaget.
“Apa anda tahu penyihir petarung yang dipanggil Maheśvara oleh
pasukan musuh dalam penyerangan Okinawa 4 tahun yang lalu dan insiden Yokohama
tahun lalu?”
“… Ya. Setelah kau mengatakannya aku baru ingat. Seseorang
melenyapkan banyak mobile weapon dalam sekali serang dan bisa bangkit kembali
sesaat setelah terkena serangan, seakan tidak ada yang terjadi…. Tunggu, apa
itu dia!?”
“Jika melihat situasinya, mungkin Maheśvara
adalah penyihir yang memiliki hubungan dengan Mayor Kazama.”
“Mayor Harunobu Kazama dari Brigade 101 Batalyon Sihir
Independen?”
Penyihir yang memakai MOVAL suit yang dikembangkan oleh Brigade
101 menunjukkan durabilitas tidak masuk akal seakan dia tidak bisa mati. Semua
tanda-tandanya sangat cocok.
“Kenapa monster seperti itu ada di Kompetisi Sembilan Sekolah…!?”
Kompetisi Sembilan Sekolah mungkin adalah event yang penting bagi
para penyihir, tapi bagi JDF, itu hanyalah festival anak SMA biasa. Meski
percobaan ini menimbulkan korban, mungkin itu hanya 4 sampai 5 murid yang
terluka. Saeki dan Kazama tidak mungkin mengkhawatirkan korban meninggal yang
tidak mungkin ada.
Dia tidak bisa memahami niat Jendral Saeki yang sesungguhnya, tapi
Kolonel Sakai memiliki firasat yang misterius mengenai hal ini.
Chapter7-3 Daftar Isi Chapter 7-5
Komentar
Posting Komentar