I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 403

 Disclaimer: Not mine.


Wajah Duke berubah mengerikan. Dia tidak suka dengan kata-kata Victor.

 “Apa maksudmu?”

Satu-satunya orang yang bisa berada di samping raja adalah ratu. Leon dan Kushana menyadari hal itu, tapi mereka tidak mau menginterupsi pembicaraan kedua pangeran itu.

Victor terdiam selama beberapa saat, lalu dia memusatkan perhatiannya pada Alicia yang sedang tertidur.

 “.... Aku cuma bercanda.”

Victor bergumam sambil nyengir, tapi entah kenapa wajahnya terlihat sedih. Duke tidak mengalihkan tatapannya sedikitpun dari Victor. Dia menunggu pangeran Ravaal itu untuk melanjutkan ucapannya.

 “Anak ini bukannya dibuang begitu saja.... Dia adalah pion yang cakap.”

 “Kau tidak mau membuangnya?”

 “Karena dia berguna untukku. Aku ingin memanfaatkan bakatnya selama dia hidup, tapi sayangnya aku tidak punya niatan untuk berperang dengan negara tetangga.” Ekspresi serius di wajah Victor menghilang, nada bicaranya kembali santai.

 “Tidak mudah bagi seorang pangeran menyadari perasaannya dan pada saat yang sama menekannya seperti ini.”

Monolog Kushana hanya bisa didengar oleh Leon dan dia mengangguk setuju.

Duke mengeratkan pelukannya pada Alicia yang sedang tertidur. Lalu dia menyeringai ke arah Victor seakan ingin memprovokasinya.

 “Jika kau ingin merebut wanita milikku, aku akan menggunakan seluruh kekuatanku untuk melawanmu.”

 “Aku tidak akan kalah.”

 “Jika kalian sudah selesai bicara, ayo pergi ke desa secepatnya. Kita tidak punya banyak waktu, kan?”

Kushana mulai mempercepat langkahnya dan secara otomatis merusak suasana permusuhan diantara dua pangeran itu.

Victor, Duke, dan yang lainnya mengikuti Kushana. Mereka bisa merasakan aura ratu dari wanita itu.

Leon terus melihat mereka. Dia berpikir, kira-kira apa yang akan dilakukan Alicia sekarang.... Dan apakah dia bisa bertahan saat mendengar orang yang dia sayang hampir meninggal di Duelkiss sana.

Dia berdoa agar Alicia tidak mendapat luka batin yang lebih parah dari ini dan agar dia bisa mempersiapkan mentalnya pada kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Leon terus memikirkan ini disepanjang jalan menuju desa.

***

Alicia POV

.... Aku bisa mencium bau lezat dari suatu tempat.

Perlahan aku membuka mataku.... Ah, itu bukan langit-langit yang kukenal. Ruangan tempatku berada sekarang dibuat dari kayu. Tidak ada ornamen berkilau, dan entah kenapa rasanya hangat dan nyaman...

Saat aku berhasil duduk, aku menyadari ada seorang wanita yang berdiri di depanku sambil membawa sebuah baki.

Wanita itu memiliki tubuh tinggi yang ramping. Wajahnya cantik dan mirip seperti Kushana. Satu-satunya perbedaan antara wanita ini dan sang ratu adalah Kushana sedikit lebih tinggi dan matanya oranye, bukan merah.

Aku melihat baju yang sedang digunakan wanita itu. Itu adalah gaun one-piece yang disulam dengan benang merah. Apa itu baju khas desa ini?

Aku merasa bingung karena tiba-tiba bertemu dengan orang asing, tapi wanita itu hanya tersenyum dan berkata, “Halo, aku Sheena, adik Kushana.”

Wajah mereka memang mirip, tapi aura mereka sangat berbeda.... Apa mereka kembar?

 “Ya, kami anak kembar.”

Apa mungkin Sheena bisa membaca pikiranku? Dia menjawab pertanyaan yang ada dalam kepalaku sambil meletakkan baki yang dia pegang di atas meja. Setelah itu dia menyodorkan semangkuk sup padaku.

Rasanya seperti sup jagung. Kehangatan dan kelezatan sup itu berhasil meredam perutku. Setelah meminumnya aku baru sadar jika aku merasa sangat lapar.

Ah, benar juga. Sebelum ini aku sudah banyak bergerak sampai tidak punya waktu untuk beristirahat.

Oh, benar juga! Aku harus membawa Maddie secepatnya pada Rio!

Tapi itu adalah bunga milik dewa desa ini.... Ah, ya ampun!! Apa yang harus kulakukan!?

Aku mencengkram kepalaku dengan erat. Sheena yang terus berada di sebelahku hanya bisa tertawa saat melihat tingkahku.

 “Kau sangat imut. Wajahmu yang selalu berubah juga terlihat lucu.”

Rasanya sulit dipercaya jika wanita dengan aura selembut ini memiliki saudara kembar yang bisa mengayunkan sabit raksasa dengan sangat mudah.

Meski begitu, kemampuan bertarung Kushana sangat luar biasa. Dia pasti bisa mengalahkan petarung lain dengan sangat mudah.

Aku tidak punya waktu untuk berbaring seperti ini! Ada banyak sekali pekerjaan yang harus kuselesaikan!

Aku meminum sup yang dibawakan Sheena dan mencoba turun dari atas tempat tidur. Tiba-tiba dia sudah berada di depanku dan tersenyum manis.... Tapi entah kenapa aku bisa merasakan tekanan luar biasa darinya.

 “Aku tahu kau ingin bertemu dengan Kushana, tapi kau harus ganti baju dulu.”

Sheena mengambil baju yang diletakkan di sebelah tempat tidur dan memberikannya padaku.

 “Saat kau ada di negara lain, lakukan apa yang dilakukan orang lokal.”

Aku mengiyakan kata-katanya dan mengganti bajuku dengan pakaian khas desa ini.

 

Chapter 402     Daftar Isi     Chapter 404

 

Komentar

Postingan Populer