ORV Chapter 109. Episode 22 – Three Promises 2

 Disclaimer: Not mine

XXXXXXX

Dua dokkaebi eksekutif itu saling tatap satu sama lain. Sudah berapa lama mereka melakukan itu? beberapa saat kemudian mereka tertawa keras.

{Kuk. Kuhahahat!}

{Menarik. Jangan bilang kau ingin...}

Dokkaebi eksekutif yang cerdas sepertinya menyadari sesuatu. Paul menatap mereka dengan wajah bingung.

{Aku mengizinkan pertemuan 4 mata bersama dokkaebi Paul.}

{Waktu untuk pertemuan ini adalah 20 menit.}

Dokkaebi eksekutif menyetujui permintaanku karena menganggapnya menarik. Aku tahu kenapa mereka melakukan hal ini.

Para eksekutif tidak menyukai para streamer. Mereka lebih dekat dengan oara ‘subscriber’ daripada dengan para ‘streamer’. Saat mereka selesai berbicara, sebuah dome tembus pandang muncul dan mengurungku bersama dengan Paul. ‘Hak pertemuan 4 mata’ sebenarnya adalah ruang untuk para konstelasi dan dokkaebi melakukan pertemuan rahasia.

[Pertemuan 4 mata dengan dokkaebi tingkat menengah Paul sudah dimulai.]

Tapi, penggunaan ruang ini bisa dirubah sesuai permintaan penggunanya. Aku melihat Bihyung sedang berbicara dengan para eksekutif di luar dome.

Paul yang terjebak di dalam dome ini pun menunjukkan permusuhannya. “Kenapa kau ingin berbicara denganku? Apa kau punya perjanjian dengan 2 dokkaebi di atas sana?”

Tubuhnya masih dipengaruhi oleh Redemption Code dari dokkaebi eksekutif. Selama kode itu ada, Paul tidak akan bisa menggunakan kekuatan dan kekuasaannya sebagai dokkaebi. Dengan kata lain, dokkaebi di depanku sama sekali tidak bisa melakukan apa-apa.

 “Jangan membual. Aku tahu situasimu sekarang.”

Paul berjengit dan mundur ke ujung dome. Meski begitu dia masih bisa tersenyum. “Haha. Aku mengerti. Aku tahu apa yang kau pikirkan. Apa kau ingin membalaskan dendam budak itu?”

“…”

 “Lucu sekali. Apa kau tidak tahu kalau itu hanya keinginan tidak berguna dari manusia? Ya, kau bisa mencobanya sekali. Aku tidak tahu darimana kau menemukan informasi tentang pertemuan 4 mata ini, tapi di tempat ini kita tidak bisa saling menyakiti satu sama lain. Tidak peduli seberapa keras kau mencoba...!”

Aku berlari dan memukulnya sekeras mungkin. Darah biru memancar keluar dari hidung Paul yang sepertinya tidak bisa memahami situasi yang sedang terjadi saat ini. Aku berkata padanya. “Aku memang tidak bisa membunuhmu, tapi aku bisa membuatmu babak belur setengah mati.”

 “Uuuugh! Beraninya kau...!”

 “Ya. Akhirnya kau menunjukkan sifat aslimu. Aku tidak mau mendengar kata-kata sok sopanmu itu.”

“Heok, kuheok…”

 “Apa ini pertama kalinya kau merasakan rasa sakit? Kau pasti tidak pernah dipukul sekeras ini selama hidup sebagai dokkaebi, iya kan?”

 “Kuhu...! Kuhuhuhu...” Paul masih bisa tertawa meski darahnya bercucuran. “Kau sudah membuat kesalahan. Ada peraturan spesial yang bisa mencegah orang sepertimu melakukan manipulasi dalam pertemuan 4 mata.”

Setelah itu layar sistem muncul di depanku.

 [Kau sudah melukai dokkaebi dalam ruang pertemuan 4 mata.]

 [500 koin telah digunakan.]

Dua dokkaebi ini, mereka benar-benar hebat. Mereka menyiapkan penalti seandainya para konstelasi ingin melakukan sesuatu yang merugikan dokkaebi. Penalti yang mereka berikan adalah penalti koin. Aku sudah tahu soal itu, karenanya aku hanya mengangkat bahu saat mendengar Paul mengatakannya.

Paul tertawa sambil menyeka darahnya. “Manusia bodoh. Kemarahanmu hanya akan menghancurkan dirimu sendiri. Ya, pukul aku sebanyak yang kau mau. Koin yang kau miliki saat ini...”

 “Kau pikir berapa banyak koin yang kumiliki?” Paul terdiam. “Bukannya ini aneh? Bagaimana bisa aku mendapatkan platinum member meski aku hanya seorang inkarnasi?”

Aku menyeringai saat melihat wajahnya yang memucat. “Aku punya banyak koin. Aku berhasil mengumpulkan banyak koin berkat dokkaebi sepertimu.”

Pukulanku mengenai wajah pucat Paul sekali lagi. Skenario sialan yang kujalani selama ini melintas di depan kepalaku.

 [Jumlah koin yang kau miliki: 205.902 C]

Aku mengingat sosok Shin Yoosung dewasa yang sudah meninggal dunia. Ini adalah sesuatu yang kukatakan kepadanya:

-Dokkaebi itu. Aku akan memukulnya sampai sekarat.

Itu adalah janji pertama yang akan kutepati.

 [500 koin telah digunakan sebagai penalti.]

Sekali lagi, pukulanku mengenai wajah Paul dan berhasil menghancurkan hidungnya. Aku tidak berkata jika ini adalah untuk orang lain. Sejak awal, ini memang bukan untuk orang lain.

 [500 koin telah digunakan sebagai penalti.]

 “Kuuuuaaak!!! Be-beraninya manusia rendah sepertimu...!”

Buuuakk!!!

 [500 koin telah digunakan sebagai penalti.]

 “Ka-kau tidak akan selamat jika melakukan ini padaku...!”

Buak!!

 [500 koin telah digunakan sebagai penalti.]

 “Aku pasti akan membunuhmu...!”

Buak!!!

 [500 koin telah digunakan sebagai penalti.]

 “Tu-tunggu sebentar! Tunng! Berhenti...!”

Dia menekuk tubuhnya karena takut dengan pukulanku dan wajahnya terlihat ketakutan. Aku menghentikan pukulanku untuk yang pertama kalinya. Saat Paul melihatnya, matanya kembali dipenuhi oleh harapan.

 “Y-ya. Keputusan yang bagus. Tidak ada gunanya melakukan kekerasan di tempat ini...”

Aku melihatnya yang berbicara dengan bahasa yang lebih sopan. Setelah itu aku bertanya, “Apa kau berhenti?

 “Apa?”

 “Saat Yoosung memintamu berhenti, apa kau melakukannya?”

Aku menatapnya tajam. Dia tidak mengatakan apa-apa dan hanya melihat tanah yang ada di bawahnya. Beberapa saat kemudian, dia mengangkat kepalanya dan menatap langit. Dia merasakan kebencian pada semua yang membuatnya harus mengalami hal seperti ini.

 “Ini tidak berarti apa-apa! Companionmu yang sudah mati tidak akan bisa kembali!”

Companionku yang mati tidak akan bisa hidup kembali. Perkataannya memang benar.

 “Tentu saja ini ada artinya.” Aku mengangkat tanganku sekali lagi dan dan tubuh Paul kembali bergetar hebat. “Jadi, kenapa kalau dia mati. Shin Yoosung pasti juga akan melakukan hal seperti ini.”

Buaaak!!

Gigi Paul terlempar keluar saat dia bergulung di atas tanah.

 “Lee Hyunsung juga akan melakukannya. Yoo Sangah dan Lee Gilyoung.”

Pukulanku mengenai perutnya dengan telak.

 “Mungkin... Yoo Joonghyuk sialan itu juga...”

Companionku yang berada di luar dome sekarang sedang melihatku.

Shin Yoosung mengepalkan tangannya dengan mata yang memerah. Lee Jihye dan Lee Gilyoung sedang meneriakkan sesuatu. Mata Lee Hyunsung terlihat sangat merah dan wajahnya terlihat sangat serius. Yoo Sangah menatapku dengan mata terbelalak. Yoo Joonghyuk adalah orang terakhir yang kulihat sebelum aku menatap Paul sekali lagi.

 “A-aku tidak termasuk dalam skenario ini! Kau tidak akan bisa mendapatkan koin dengan memukulku seperti ini!”

Koin...

Ya, hanya dokkaebi yang akan berpikir seperti ini. Beberapa cerita akan menghasilkan banyak koin dan beberapa cerita lain tidak menghasilkan banyak koin.

 “Mungkin itu memang benar.”

Tidak ada konstelasi yang membuat skenario perburuan, dan tidak ada sub skenario mengenai hal ini. Tapi, apa yang kulakukan memiliki arti. Tidak ada yang memaksaku untuk melakukan ini.

 “Aku tidak bermaksud untuk mendapatkan keuntungan dari semua ini.”

 “A-apa?”

Sejak kehancuran dunia, koin menjadi prinsip dasar dari semua yang dilakukan oleh manusia. Mereka akan bergerak jika para konstelasi memberikan koin dan tidak akan bergerak jika tidak ada yang mau memberinya koin. Meski begitu, manusia seringkali melakukan sesuatu meski tidak akan ada koin yang didapatkan.

 “Kau tidak tahu jika manusia adalah hewan yang mencari arti kehidupan melalui hal seperti ini.”

 “A-apa... Uhueeek!!”

Aku mengangkat tanganku lagi dan memukulnya dengan sangat keras.

Buuuaaak!!!

Pukulan yang kuberikan berhasil menghancurkan wajahnya, rusuk, dan persendiannya. Aku tidak perlu mengatur kekuatanku karena aku tidak perlu takut dia akan mati. Satu serangan datang setelah serangan berikutnya. Setiap kali ada tulang yang patah, sesuatu meledak di dalam tubuhku.

 [500 koin telah digunakan sebagai penalti.]

Sebenarnya aku sudah tahu.

 [500 koin telah digunakan sebagai penalti.]

Aku sangat tahu. Tidak peduli seberapa keras aku memukulinya, Shin Yoosung yang telah mati tidak akan bisa melihatnya. Shin Yoosung yang telah mati tidak akan pernah melihat ini, meski begitu aku tetap mengayunkan pukulanku. Aku memukul Paul, dan terus memukulnya.

Buuaak!!!

Sama seperti Yoo Joonghyuk. Dia terus mengulang regresinya hingga momen terakhir, meski tidak ada yang tahu apa alasannya.

 [500 koin telah digunakan.]

Beberapa saat kemudian, aku melihat pesan dari para konstelasi.

 [Konstelasi ‘Prisoner of the Golden Headband’ merasa tertarik dengan perkembangan cerita yang tidak terduga ini.]

 [500 koin berhasil ditambahkan.]

Aku berhenti memukul Paul dan menatap langit. Hal semacam ini ternyata juga merupakan cerita untuk mereka.

 “Kali ini aku tidak sedang berakting.”

 [Kau mengembalikan 500 koin kepada konstelasi.]

 [Konstelasi ‘Prisoner of the Golden Headband’ merasa sangat malu.]

Anggap saja ini sebagai fan service. Sekarang momen ini akan berjalan sesuai kemauanku.

 [Konstelasi ‘Secretive Plotter’ tertarik dengan apa yang sedang kau lakukan.]

 [Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ bersemangat melihat aksimu.]

Aku mulai memukul sekali lagi. Suara yang bisa kudengar sekarang hanyalah suara pukulanku dan geraman yang keluar dari mulut Paul.

Para konstelasi hanya melihat aksiku tanpa mengatakan apa-apa. Tidak ada yang memberiku koin, tapi aku bisa merasakan jika mereka sedang menatapku. Terkadang, aku berpikir jika yang seperti itu sudah cukup.

 “U-uuhh... Aku salah. A-ampuni aku! Kumohon! Kumohon!” Paul yang sudah tidak tahan terus menarik tubuhnya ke pinggir dome.

Dinding dome mengeluarkan sedikit suara saat tubuh Paul menyentuhnya, tapi para eksekutif tidak mempedulikannya. Sebaliknya, mereka terlihat senang saat melihat apa yang kulakukan. Mungkin mereka akan berkata seperti ini.

「 Dasar penghasil koin sialan. 」

「 Dasar streamer bajingan. 」

Dokkaebi eksekutif tidak menyukai para streamer. Mereka yang dulunya adalah konstelasi memiliki kemahiran dalam bertarung, tapi tidak untuk mengarahkan sebuah skenario.

Beberapa saat kemudian, tubuh Paul benar-benar babak belur. Aku mencengkram lehernya yang berlumuran darah. Sekarang aku benar-benar ingin tahu. “Di mana jiwa Shin Yoosung sekarang?”

***

Jiwa mati yang menjadi bagian dari skenario tidak bisa melarikan diri dari belenggu kontrak yang telah dibuat... Bahkan meski mereka sudah mati. Lain ceritanya jika kontraknya sudah dihancurkan.

Dokkaebi paul membuka mulutnya beberapa kali.

 “I-itu. Aku juga tidak tahu. Kau meminjam kekuatan archangel dan... Kontrak kami terputus...”

Ya, harusnya memang itu yang terjadi. Dokkaebi mendapatkan ‘bencana Shin Yoosung’ dari seorang iblis agung. Saat proses transfer tersebut, benang kontrak yang menghubungkan mereka dibuat oleh kekuatan sang iblis agung.

Setelah itu Hell Flames milik Uriel berhasil membakar benang tersebut. Dengan kata lain, jiwa Shin Yoosung sekarang sedang melayang-layang di dunia yang luas ini.

 “Ka-kau... Tidak akan. Bisa. Mendapatkan. Companionmu... Kembali... Jiwanya... Sebentar lagi... Labirin...”

Paul akhirnya kehilangan kesadaran.

 [‘Pertemuan 4 mata dengan dokkaebi’ telah dihentikan.]

Dome transparan yang mengelilingi kami menghilang dan 2 eksekutif itu bersiul.

{Oh, Kondisimu parah juga. Padahal setelah ini kau harus menjalani sidang.]

Mereka berdua menatapku dan kemudian pergi dengan senyum lebar. Aku menatap Bihyung yang mengejar mereka dan kemudian bertanya.

 ‘Apa kau mendapatkan uangnya kembali?’

-Tentu saja. Tapi bukannya kau sudah terlalu banyak menggunakan koin?

 ‘Aku masih punya banyak.’

Aku memukul Paul sebanyak 124 kali.

 [Jumlah koin yang kau miliki: 143.902 C.]

Bihyung menghela nafas dan melirikku.

-Aku tidak akan bisa berkomunikasi denganmu setelah memasuki bureau. Aku akan membiarkan channelnya terbuka, jadi jangan cari masalah selama aku tidak ada. Kumohon.

Aku menatap Bihyung dan berpikir jika keputusan itu cukup bagus. Tanpa dia, tidak akan ada yang bertengkar dengannya mulai sekarang.

 [Error dalam skenario akan menghambat pemberian kompensasi untuk para inkarnasi.]

Administrator dari skenario utama sudah meninggalkan panggung dan cerita dari skenario ini sepertinya akan berhenti untuk sementara waktu. Sehari atau dua hari lagi mungkin sudah cukup untuk mereka menyelesaikan masalah ini.

Aku menatap para dokkaebi yang menghilang ke balik portal, dan mengingat kembali percakapanku dengan Shin Yoosung dewasa.

-Jangan khawatir. Kau tidak akan mati.

-Apa maksudmu?

-Aku bisa membantumu hidup kembali. Aku sudah melakukannya 2 kali. Itu tidak seburuk yang kau bayangkan.

Sebenarnya aku ingin menghindari metode ini. Apalagi, menurut desain yang ada, Shin Yoosung harus ‘mati 1 kali’. Dan juga, tidak ada jaminan jika dia bisa kembali hidup di dunia ini.

-Aku tidak tahu berapa lama yang kubutuhkan. Jika kau mau menunggu dan tidak menyerah, aku pasti akan membangkitkanmu kembali.

Jika jiwa Shin Yoosung jatuh ke dalam labirin dunia, kemungkinan aku bisa menghidupkannya kembali hampir tidak mungkin. Tapi, hal itu tidak selalu terjadi. Dia pasti bisa bertahan jika aku bisa mendapatkan jiwanya. Masalahnya sekarang ‘bagaimana’ cara untuk menemukan jiwanya.

Aku berbalik dan menatap Yoo Sangah. “Yoo Sangah-ssi.”

“Ya.”

Jiwa Shin Yoosung mungkin sudah memasuki garis dunia baru, tapi mau tidak mau, semua jiwa yang telah mati pasti akan pergi ke ‘Underworld’.

Aku mengingat beberapa konstelasi yang berhubungan dengan dunia bawah. Mereka semua berada di tempat yang tidak berani kucapai atau berada di luar jangkauanku. Meski begitu, aku berharap bisa berbicara dengan satu sosok ini.

 “Bisakah kau memanggil Abandoned Lover of the Labyrinth kemari?”

Yoo Sangah sempat ragu selama beberapa saat, tapi dia menganggukkan kepalanya. Beberapa detik kemudian, percikan cahaya mengelilingi tubuhnya. Metode pemanggilannya tidak sama dengan yang terakhir karena adanya peningkatan konsumsi probabilitas , tapi yang pasti Ariadne berada di dalam tubuh Yoo Sangah.

Aku mulai berbicara. “Olympus. Aku ingin berbicara dengan kalian.”

Kilatan cahaya itu semakin bergerak liar. Yah, pertemuan terakhir kami bukan sesuatu yang menyenangkan untuk diingat. Kali ini, aku harus bersabar. Aku menarik nafas panjang dan mengatakan keinginanku.

 ‘Izinkan aku bertemu dengan King of Hell.”

Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menepati janji keduaku.

 

Chapter 108     Daftar Isi     Chapter 110


Komentar

Postingan Populer