I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 345

 Disclaimer: Not mine at all.

XXXXXXXX

“Jujur saja, Aku berpikir jika seharusnya aku mati di desa itu. Karena itu aku berkata tidak saat Alicia bertanya apakah aku ingin meninggalkan desa. Aku berpikir, meski aku bisa kembali ke dunia ini... Tidak ada yang bisa kulakukan.”

“.... Apa kakek sudah sakit sejak saat itu?”

Suaraku sedikit bergetar.

Kakek terlihat baik-baik saja waktu itu... Bahkan dia masih terlihat sehat sekarang. Aku sama sekali tidak melihat adanya tanda-tanda penyakit di tubuh kakek.

Kakek menggulung lengan bajunya dan menunjukkan lengannya padaku. Aku terdiam. Aku tidak bisa berkata apa-apa.

.... Bintik berwarna hijau. 

Bintik-bintik yang ada di tangannya menunjukkan jika penyakit ini sudah tidak bisa disembuhkan.

Hingga beberapa saat yang lalu, aku tidak pernah berpikir jika kakek akan benar-benar mati. Tapi saat aku melihat lengannya, seluruh sel dalam tubuhku tahu jika waktunya hampir habis.

“Penyakit bintik?”

“Ya. Ini bukan penyakit menular, jadi jangan khawatir.”

Aku sudah bersumpah untuk terus mendukung kakek, tapi sekarang aku merasa jika aku sudah melanggar sumpahku. Hatiku merasa sangat sakit saat tahu tidak ada lagi yang bisa kulakukan.

Kenapa hati* manusia begitu lemah? Kenapa tidak ada cara yang bisa digunakan untuk membuatnya lebih kuat?
*) btw, terjemahan Inggrisnya bilang ‘heart’. Ada 2 arti yang bisa dipakai, hati (perasaan) dan jantung. Di sini saya pakai yang hati, karena rasanya lebih cocok aja.

Aku baru sadar apa itu kematian bukan saat hal itu terjadi padaku. Aku baru menyadarinya saat hal itu terjadi pada orang yang kusayang. Jika aku mati, tidak akan ada yang bisa menggangguku, aku bahkan tidak akan bisa merasakannya. Apa yang terjadi setelah aku mati juga sama sekali tidak penting.

Tapi bagaimana kalau kakek meninggal?

“Kenapa? Kenapa, kek? Hanya ada beberapa orang di negara ini yang menderita penyakit itu! Kenapa kakek bisa sampai terkena? Ini terlalu menyedihkan!”

Aku mencoba untuk tidak menangis, tapi aku tidak bisa menghentikan air mata yang keluar dari pelupuk mataku. Kenapa aku merasa sangat sedih? Padahal kakek masih hidup.

Kakek menatapku dengan ekspresi meminta maaf.

Aku tidak mau melihatnya seperti ini. Aku ingin dia berkata ‘Semuanya baik-baik saja’ seperti biasanya.

Kematian anggota keluarga, kerabat, teman, dan orang yang dicintai adalah hal paling menyedihkan yang terjadi pada seseorang. Kematian adalah sesuatu yang menakutkan, tapi kematian orang yang kau sayang jauh lebih menakutkan.

“Ini adalah takdirku!”

“Aku akan menghancurkan takdir itu! Aku akan membuat obat dengan kandungan yang sama dengan Maddie. Aku akan menunjukkannya padamu. Jadi, tolong... Jangan mati.”

Aku berteriak seperti anak kecil. Ini lebih menyedihkan dibanding dengan kematian keluargaku saat aku masih kecil.

“Meski kau menemukan obatnya, kondisiku sudah terlalu parah. Meski kau bisa mendapatkan Maddie, semuanya sudah terlambat.

“Kita tidak tahu jika tidak mencobanya!... Liz Cather. Ya... Dia mungkin bisa menyelamatkan kakek!”

“Gilles, dengarkan aku.”

“Aku harus pergi!” teriakku. Setelah itu aku berjalan ke arah pintu.

Aku tahu jika sikapku sangat kasar, tapi aku tidak bisa terus berada di sana. Jika kakek menolak harapan yang kumiliki sekali lagi, aku tidak akan bisa bertahan.

Aku membuka pintu dengan kasar dan hampir menabrak yang mulia raja.

Mata birunya bertemu dengan mataku. Aku langsung berlari tanpa mengatakan apa-apa.

“Gilles barusan dari sini?” 

XXXX

 Will hanya tersenyum kecut saat Luke masuk ke dalam kamarnya sambil bertanya.

“Oh, aku memberitahukan penyakitku padanya. Tapi kurasa dia tidak bisa menerimanya.”

“Jadi yang ada di lorong kemarin juga Gilles, ya.”

“Mungkin mendiskusikan hal ini dengannya masih terlalu cepat...”

“Dia sangat menyayangimu, kak. Meski dia terlihat dewasa, dia masih anak-anak. Aku saja masih kesulitan menerima semua ini.”

“Kau juga menyukainya, kan?”

Will tersenyum sedih. Dan hal itu membuat hati Luke menjadi lebih sakit.

Rasa bahagia saat bisa bertemu dengan kakak yang dia hormati perlahan mulai terenggut. Luke tidak tahu harus bagaimana, padahal dia sudah berjanji pada dirinya sendiri jika dia akan melakukan apapun untuk menyelamatkan kakaknya.

“Bagianku hampir berakhir. Aku hanya ingin mengeluarkan Gilles dari desa Roana sebelum nyawaku habis. Itu adalah tugas yang harus kulakukan.

Mata Luke membelalak. Tubuhnya beku saat mendengar ucapan Will.

Luke tidak percaya jika sang kakak lebih memilih untuk mempertaruhkan nyawanya untuk anak laki-laki itu daripada menjadi guru yang baik untuk Alicia atau pemimpin selanjutnya dari desa Roana. Dia mempertaruhkan nyawanya untuk satu anak laki-laki—Gilles.

Mungkin itu adalah tujuan yang dia dapatkan di desa Roana. 

“Dia bukan orang harus berada di tempat seperti itu. Dia tidak punya keluarga, jadi dia membutuhkan guru untuk menghadapi dunia yang kejam ini.  Setelah itu Alicia datang dan dia membawa Gilles bersamanya. Aku tahu aku tidak akan bisa mengeluarkannya sendirian. Tapi suatu hari, Duke berkata jika ada seorang nona yang ingin datang berkunjung.aku berencana untuk membantunya, tapi itu juga merupakan kesempatanku untuk menolong Gilles. Tidak lama setelah Alicia datang, Gilles akhirnya bisa meninggalkan desa…. Alicia adalah gadis yang sangat hebat.” 

Will tersenyum saat mengingat Alicia. Luke tidak bisa mengatakan apapun saat melihatnya.

Mungkin Will memang mencintai Gilles seperti anaknya sendiri.

 

Chapter 344     Daftar Isi     Chapter 346


Komentar

Postingan Populer