ORV Chapter 331: Episode 62 – God’s Enemy (4)

 Disclaimer: Novel ini bukan punya saya

 

Setelah aku memanggil Steel Sword, kericuhan di medan pertempuran langsung reda selama beberapa detik. Pertempuran antara Parjurit Raksasa Heracles dan Prajurit Raksasa Pluto semakin memanas. Bahkan para konstelasi yang ada di channel sampai menggigit bibir mereka ketika tahu aku memanggil senjata itu.

[Konstelasi ‘Prisoner of the Golden Headband’ penasaran dengan senjata yang kau panggil!]

[Ada banyak konstelasi yang penasaran dengan ‘Steel Sword’!]

Tanganku yang kosong masih belum terisi senjata apapun.

…. Kenapa dia tidak datang? Aku menoleh ke belakang dan mengaktifkan Omniscient Reader’s Viewpoint. Aku melakukannya untuk memahami situasi yang terjadi di medan pertempuran. Beberapa saat kemudian aku mendengar isi pikiran para karakter dengan level pemahaman tinggi.

< ‘Steel Sword? Sepertinya aku pernah dengar nama itu…’ >

< ‘Orang yang menggunakan pedang…’ >

….  Eh?

< Kim Dok Ja bo doh. >

Fourth Wall mengejek tindakan yang kulakukan, karena itu aku langsung tersadar. Nama julukan milik Lee Hyunsung saat ini adalah ‘Pure Steel’.

< ‘Steel Sword…. Nama yang bagus. Apalagi Dokja-ssi yang memanggilnya. Dia pasti sosok yang sangat hebat.’ >

Lee Hyunsung yang sedang melawan Jason melirikku selama beberapa saat. Aku pun langsung berteriak padanya. “Hyunsung-ssi! Cepat kemari!”

“Huh? Kau memanggilku?”

“Cepat pergi, bodoh! Aku akan mengatasi musuh di sini!”

Han Sooyoung berteriak dan Lee Hyunsung langsung memutuskan untuk tidak melawan Jason. Dia mengaktifkan stigma Great Mountain Push hingga memaksa Jason mundur beberapa meter.

…. Hei, jka kau memiliki kekuatan sebesar itu, kenapa kau tidak langsung menggunakannya dari tadi.

Aku tidak tahu sudah seberapa kuat Lee Hyunsung setelah 3 tahun tidak bertemu, tapi dia lebih berguna daripada perkiraan awalku.

“Tapi, aku belum mencapai level Steel Sword…”

“Mulai sekarang kau akan dipanggil dengan nama itu.”

“A-apa yang harus kulakukan?”

Aku langsung mencengkram kaki Lee Hyunsung dan mengayunkan tubuhnya.

“Kuaaaaaack!”

Ares berada di depan mataku dan langsung mengayunkan tongkat Heracles. Tenaganya sangat besar karena cerita milik prajurit raksasa Heracles bercampur dengan cerita milik Ares. Kekuatan penghancurnya sangat luar biasa hingga bisa menghancurkan singa Nemea dengan mudah.

Aku mengayunkan Lee Hyunsung ke arah Ares.

“Dokja-ssi! Dokja-ssi! Ini tidak mungkin!!”

“Tidak apa-apa. Percaya pada dirimu sendiri!”

Bersamaan dengan suara ombak, partikel air yang ada di sekitar kami berubah menjadi kabut. Di dalam kabut itu, Tubuh Lee Hyunsung beradu dengan tongkat Heracles.

“Lihat, kau bisa melakukannya.”

“Uh, uhhh, uweeeoh…”

Baja menutupi seluruh tubuh Lee Hyunsung. Baja itu terus tumbuh dan semakin menebal, perlahan tapi pasti Lee Hyunsung berubah menjadi sebuah pedang.

Ares terkejut saat melihatnya. Jika Yoo Joonghyuk ada di sini, dia pasti akan berkata seperti ini.

< “Ini adalah alasan kenapa Lee Hyunsung mendapat julukan Steel Sword.” >

Steel Sword. Alasannya dipanggil dengan julukan itu bukan karena dia seorang pengguna pedang.

[Karakter ‘Lee Hyunsung; menggunakan stigma ‘Steel Transformation Lv. 10’.]

Steel Transformation. Itu adalah stigma dari konstelasi yang berasal dari tempat yang sangat jauh.

As the stories piled up, it became harder than any metal and had the advantage of being capable of regenerating if broken. Lee Hyunsung was no different from a living ‘strongest sword.’

Saat cerita-cerita menjadi semakin banyak dan bertumpuk, cerita-cerita itu bisa menjadi sesuatu yang lebih keras daripada semua logam yang ada di dunia. Terlebih lagi, cerita-cerita yang itu juga bisa beregenerasi jika mendapat damage dari serangan musuh. Saat ini Lee Hyunsung tak ubahnya seperti ‘pedang hidup terkuat’ di dunia.

[Konstelasi ‘Master of Steel’ mengerutkan alisnya saat melihat kekejamanmu.]

Mungkin Lee Hyunsung merasa tidak yakin karena ini adalah kali pertamanya dia berperan sebagai pedang. Karena itu aku berusaha memberikan kata-kata motivasi kepadanya. “Hyunsung-ssi, apa kau melihat tameng yang bawa Heracles?”

“Ya…. Ya, ada apa dengan tameng itu?”

“Itu adalah versi asli dari ‘Heracles Shield’ yang pernah kuberikan padamu.”

Dulu, aku pernah memberikan replika Heracles Shield kepada Lee Hyunsung. Itu adalah tameng yang selalu rajin digosok oleh Lee Hyunsung sekarang.

“Aku akan memberikannya padamu, Hyunsung-ssi.”

“… Benarkah?”

“Tentu saja.”

Lee Hyunsung langsung beradaptasi dan menyatukan tubuhnya dengan genggaman tangan prajurit raksasa. Rasanya sangat pas, seakan dia memang ditakdirkan untuk menjadi pedangku.

Aku langsung berlari. Probabilitas dalam jumlah besar telah digunakan saat aku bertukar serangan dengan Ares yang ada di dalam Heracles.

[Star Stream memperhatikan dirimu!]

[Biro sedang meragukan jumlah probabilitas yang kau miliki!]

[Terlalu banyak menggunakan probabilitas dapat membahayakan tubuhmu!]

Steel Sword dan tongkat Heracles saling beradu. Ares terkejut dengan gelombang kejut yang timbul dari sana hingga mundur satu langkah ke belakang.

“… Gila!”

Kami saling menyerang, lagi dan lagi. Serpihan tongkat Heracles melayang ke semua arah, Steel Transformation yang menutupi tubuh Lee Hyunsung juga retak di banyak tempat.

Kami memilih untuk tidak berhenti karena tahu jika pertempuran ini akan segera berhenti. Lee Hyunsung dan Kim Namwoon juga mengetahuinya.

[Cerita raksasa ‘Demon World’s Spring’ melanjutkan ceritanya.]

Tidak ada Stage Transformation yang terjadi seperti saat kami melawan Surya, tapi cerita ini bisa melindungi kami.

Ini adalah panggung di mana Lee Hyunsung dan aku bertarung bersama-sama. Kim Namwoon yang dulu kuanggap sebagai musuh, sekarang juga menjadi bagian dari cerita ini.

< Jiwa paling tercela di seluruh dunia ini…. Laki-laki yang terlahir dari baja. >

Akhirnya, Steel Sword berhasil menebas Pundak kanan Heracles.

Ares berteriak keras, “Kenapa kau mencoba sekeras ini!? Selama ini Olympus selalu bermurah hati kepadamu!”

“Bermurah hati? Apa itu alasan kalian memaksakan takdir kepadaku?”

“Kau melakukan semua ini hanya karena masalah kecil itu!?”

“…. Masalah kecil?”

“Kau berhasil selamat, kan! Harusnya kau berterima kasih pada kami karena berhasil melalui ujian itu!”

Masalahku dengan mereka bukan hanya itu.

“Temanku hampir mati gara-gara kalian.”

“Teman?”

Pedang dan tongkat kembali beradu, di saat yang sama Ares teringat dengan sesuatu.

“Inkarnasi yang menggunakan singularity watcher.”

“Dia bukan inkarnasi. Namanya ‘Yoo Sangah’.”

“Kami tidak menyuruh inkarnasi itu menggunakan singularity watcher. Dia melakukannya atas kehendaknya sendiri.” ucap Ares sambil tertawa.

Ares melanjutkan “Dia hanya makhluk fana. Jika dia ingin mengakses database Olympus, tentu saja dia harus membayar harganya.”

Aku menjawab perkataan Ares sambil menggeratakkan gigiku, “Kalianlah yang memberinya kekuatan itu. Dengan kata lain, kalianlah yang menciptakan situasi ini.”

“Para dewa hanya mengamati. Semuanya terjadi karena pilihan manusia.” Balas Ares.

“Kalian pikir kalian bisa menggunakan kata ‘pilihan’ untuk sesuatu yang sudah kalian tentukan sebelumnya?”

Ares kembali tertawa. “Inilah yang namanya skenario.”

Amarah nan dingin meresap ke dalam dadaku. Ya, inilah sifat seorang konstelasi. Mereka menginginkan skenario yang memberikan stimulasi dan mereka menikmati para inkarnasi yang berjatuhan karenanya. Mereka membuat ‘kejahatan dan kebaikan’ menjadi sebuah tujuan. Mereka adalah dewa yang menunggu manusia melanggar tabu yang sudah mereka tentukan sebelumnya.

Percikan cahaya yang sangat terang mulai menyelimuti tubuh Pluto. Beberapa saat kemudian, energi sihir mulai berkumpul di persendian tongkat dan baja.

Ares bergumam, “Orang gila ini…!”

< Kim Dokja merasa sangat marah. >

< Akan tetapi, di tengah amarah itu, rasionalitas Kim Dokja masih terasa sangat dingin. >

Sebenarnya aku tidak mungkin mengalahkan Ares dalam pertarungan satu lawan satu. Akan tetapi cerita saat ini jauh berbeda.

< Kim Dokja berpikir. >

Ini adalah ‘lautan’ di mana Ares tidak bisa menggunakan kekuatan penuhnya. Ini adalah sub skenario di mana dia tidak bisa melepaskan semua statusnya. Dan fakta yang tidak kalah penting, Heracles yang digunakan Ares adalah model awal dari prajurit raksasa.

Tongkat Heracles menghancurkan lengan kiri Pluto dan di saat yang sama Steel Sword menebas pinggang Heracles.

Ares langsung berteriak, “Jika kau melakukan ini, kau akan membuat seluruh Olympus memusuhimu!!”

“Minta saja mereka semua untuk datang.”

Akan tetapi mereka tidak akan datang. 12 dewa Olympus adalah pengecut sejati.

“Zeus, Poseidon, atau yang lainnya juga boleh.”

Heracles terdorong mundur oleh White Pure Star Energy yang menyelimuti Pluto. Setelah semua serangan itu, Ares tidak kunjung melepaskan status aslinya. Ya, tidak semua konstelasi narasi sama seperti Surya.

Sudah lama sejak Gigantomachia yang sebenarnya terjadi. 12 dewa sudah melupakan kehidupan mereka. Hal yang sama juga terjadi pada Ares, sang prajurit tangguh.

Dia terlihat lebih pemberani dari siapapun, tapi pada kenyataannya dia adalah orang yang paling hati-hati dalam melakukan segala hal. Dia memamerkan keberaniannya dalam Gigantomachia, tapi sekarang dia hanya konstelasi yang takut menunjukkan statusnya dalam sebuah skenario.

Ares berteriak marah, “Bukankah kau takut pada balasan probabilitas!?”

“Aku tidak takut.” Jawabku.

Lee Hyunsung, Kim Namwoon, dan aku. Kami tidak memiliki rasa takut seperti itu karena selama ini kami sudah hidup sambil melewati balasan probabilitas itu. Ya, dengan kata lain kau juga perlu keberanian untuk menjadi lemah.

Bersamaan dengan munculnya gelembung ombak, aku mengarahkan Steel Sword ke arah kokpit Heracles.

[Kau sudah mengalahkan prajurit raksasa Heracles!]

[Kau mendapatkan cerita baru!]

[Star relic ‘Heracles’s Bat (rusak)’ berhasil didapatkan.]

[Star relic ‘Heracles’s Shield (rusak)’ berhasil didapatkan.]

[Star relic ‘Heracles’s Spear (rusak)’ berhasil didapatkan.]

Beberapa saat kemudian ada ledakan besar yang terjadi.

“Kim Namwoon!”

Aku langsung keluar dari kokpit Pluto saat ledakan itu terjadi. Pluto yang telah melewati batas probabilitasnya, perlahan mulai hancur.

“Anjing ini….!” Ucap Kim Namwoon dengan nada senang.

Beberapa saat kemudian, tubuh Pluto yang tidak bisa menahan badai probabilitas langsung hancur berkeping-keping. Hal itu terjadi karena dia telah menanggung probabilitas menggantikan diriku.

Untungnya bagian suplai energi masih aman. Tapi jika begini sepertinya aku tidak bisa menggunakannya untuk bertarung.

Di dalam kepulan asap, aku melihat Ares yang keluar dari kokpit Heracles—sama sepertiku. Ada banyak luka di tubuh Ares, dan dia berteriak dengan nada marah ke arahku.

Permainan belum selesai. Heracles adalah tipe prajurit raksasa yang memiliki area perlindungan. Saat Ares menunjukkan statusnya, aku harus melawannya secara langsung. Meski begitu, itu bukan masalah. Sejak awal tujuanku adalah membuatnya keluar dari sana.

“Yoo Sangah-ssi pernah mengatakan ini kepadaku.”

Seperti yang sudah dikatakan Ares, Yoo Sangah menggunakan sistem milik Hermes untuk menginvestigasi semua tipe informasi masa depan. Di antara semua informasi itu, ada juga informasi tentang Olympus.

“Kudengar kau pernah tertusuk oleh Heracles’s Spear.”

Yoo Sangah pernah memberitahuku jika Ares pernah bertarung dengan Heracles dan pahanya tertusuk tombak Heracles.

‘Jika ‘kebohongan’ bisa menjadi ‘kebenaran’, bisakah aku membuat cerita ini menjadi kenyataan? Jika senjata bisa didapatkan….’

Mata Ares bergetar dan dia menatapku dengan tajam.

“Aku penasaran. Heracles adalah makhluk yang kalian ciptakan. Kalau begitu, apakah mitos ini nyata atau tidak?”

Ares berlari ke arahku, tapi aku tetap meneruskan ucapanku.

“Berapa banyak kekuatan yang diperlukan sampai bisa membuat cerita palsu di dalam Star Stream? Apa kalian tidak penasaran?”

[Fragmen cerita ‘Heracles’ Spear’ merespon ucapanmu!’]

[Cerita ‘Natural Enemy in War’ telah dimulai.]

Cerita pun dimulai.

< Hanya dengan sekali serangan, tombak itu berhasil mencapai dewa peperangan. >

Aku memegang tombak itu dengan menggunakan seluruh kekuatanku. Tombak itu sangat berat hingga aku merasa tidak bisa melemparnya sendirian.

Ares semakin mendekatiku, karena itu aku harus segera melempar tombak ini. Jika aku gagal, aku akan mati di sini. Di detik yang sama, berat tombak itu tiba-tiba berkurang. Sepertinya ada seseorang yang ikut menopang tombak ini di belakangku.

Dia bukan Lee Hyunsung, tapi aku tidak punya waktu untuk memikirkannya. Hanya ada satu inkarnasi dalam novel Cara Bertahan Hidup yang bisa menggunakan tombak ini sesuka hatinya. Dan sejak awal juga, inkarnasi itu adalah sekutuku.

“Kim Dokja, kau hanya punya satu kesempatan.”

Ya, ini adalah ‘satu-satunya’. ‘Satu-satunya’ kesempatan yang terbuat dari banyaknya kegagalan yang dialami oleh seorang regressor.

“Sejak dulu aku hanya punya satu kesempatan.”

Karena ini, aku tidak bisa membiarkan satu kesempatan ini gagal. Kami melempar tombak itu bersama-sama.

 

Chapter 330     Daftar Isi     Chapter 332


Komentar

Postingan Populer