ORV Chapter 293: Episode 55 – Happy Memories (3)
Disclaimer: Novel ini bukan punya saya
‘Aku tahu bagaimana cara untuk membunuh Yoo Joonghyuk.’
Itu adalah kata-kata Han Sooyoung.
Aku merasa ragu selama beberapa detik, tapi aku akhirnya
berkata, “…. Kau tidak perlu melakukan hal seperti itu. Cerita sempurna belum
tentu menjadi cerita paling baik.”
Dari tempatku berdiri, aku bisa mendengar suara pertarungan
Yoo Joonghyuk dan Uriel dengan jelas. Cahaya pertarungan keduanya yang memenuhi
angkasa juga tercermin jelas di mata putih Han Sooyoung.
“Yoo Joonghyuk harus mati di skenario ini. Cengan begitu
dunia yang kuinginkan akan selesai.”
“Dunia apa yang kau inginkan…”
“Bukankah kau sudah mengintip isi kepalaku? Kenapa kau masih
bertanya?”
Suaraku tenggelam dalam riuhnya suara pertempuran. Seperti
yang dikatakan Han Sooyoung, aku sudah melihat dunia apa yang dia impikan.
Itu adalah utopia sempurna tanpa cacat sedikitpun. Itu
adalah sebuah jawaban yang hanya bisa didapatkan oleh seseorang yang sudah
mencerna seluruh isi novel dengan cara yang yang sangat berbeda dari biasanya.
Aku menoleh dan melihat pertempuran antara Yoo Joonghyuk dan
Uriel. Di dunia yang diimpikan oleh Han Sooypung, jawaban dari pertarungan ini
adalah:
< Archangel of Flames akan mati di sini. >
Seakan sudah menunggu kesempatan dari tadi, semua anggota
party Han Sooyoung berkumpul di sekeliling area pertarungan Yoo Joonghyuk dan
Uriel. Lee Jihye dengan Instant Kill nya, Lee Hyunsung dengan Great Mountain
Smash, dan Kim Namwoon sepertinya juga sudah siap untuk memanggil Abyssal Black
Flame Dragon.
Aku memegang gagang pedang Unbroken Faith. Han Sooyoung yang
melihatnya tiba-tiba berteriak, “Hei, apa yang…!?”
Yang membuat dunia ini adalah Han Sooyoung, bukan Yoo
Joongyuk. Tapi…. Memangnya kenapa?”
[Konstelasi ‘Demon King of Salvation’ menunjukkan
‘status’nya.]
Sejak awal, ini bukan cerita yang ingin kubaca. Tanduk kecil
lambang demon king muncul di atas kepalaku. Aku ingin mengeluarkan sayapku,
tapi aku tidak bisa melakukannya karena cerita ‘Demon World’s Spring’ku tidak
sempurna. Han Sooyoung terlihat terkejut, tapi dia tidak menghentikanku.
Mungkin dia berpikir jika aku tidak bisa menghentikan pertarungan keduanya
dengan kekuatanku yang sekarang.
Aku juga tahu itu. tapi aku tidak sendirian.
“Gabriel, Jophiel.”
[Konstelasi Lily Pin of Aquarius’ sedang menatapmu.]
[ Konstelasi ‘Commander of the Red Cosmos’ sedang
menatapmu.]
“Tolong bantu aku.”
[Kedua archangel berkata jika mereka membutuhkan
probabilitas yang lebih banyak dari sebelumnya.]
“Itu bukan masalah.”
Sesaat setelah aku memberikan izin, status kedua archangel
itu masuk ke dalam tubuhku. Aku merasa kulit punggungku terkelupas dan ada
sesuatu yang tumbuh dari sana.
[‘Status’ archangel berdiam di dalam tubuhmu.]
Enam sayap tumbuh dari punggungku, sama seperti ketika aku
menghancurkan para konstelasi kemarin.
[Status dari demon king dan archangel mulai bergejolak di
dalam tubuhmu.]
Dua cerita yang tidak bisa bercampur itu mulai beradu di
dalam tubuhku. Tapi pada akhirnya status archangel ditambahkan pada status
demon king milikku. Gelombang energi yang tidak mungkin bersatu itu langsung
menyebar ke seluruh medan pertarungan.
“Apa, status ini…!”
Tentu saja mereka merasa kaget. Saat ini archangel yang
tersisa hanya Uriel. Tapi, status yang sekarang mereka rasakan berasal dari
archangel yang bukan Uriel.
[Demon king ‘Black Mane Lion’ sedang menatapmu!]
[Demon king ‘Devil of Lust and Fury’ sedang menatapmu!]
Merasakan kekuatan demon king dan archangel dari satu tubuh
pasti terasa sangat mengagetkan. Sejauh yang kutahu, dalam novel Cara Bertahan
Hidup hanya ada satu sosok yang bisa menggunakan status seperti ini.
“Demon. King…!”
Uriel yang merasakan auraku langsung menolehkan kepalanya.
Saat aku membuka mulutku untuk mengatakan sesuatu, Gabriel tiba-tiba
menyerobot.
“Uriel! Berhenti! Apa-apaan ini!?”
Suara asli Gabriel membuat Uriel membelalakkan matanya.
“…Gabriel?”
“Apa kau sudah gila? Apa yang kau lakukan!?”
Suara asli Gabriel mengalir melalui mulutku. Aku menatap
mata dingin Uriel dan sadar jika ini adalah kesalahan besar.
“Hei, bukannya mereka adalah orang yang kau suka? Yoo
Joonghyuk dan kim Dokja! Kau selalu membicarakan mereka berdua!”
Beberapa saat kemudian, Uriel membuka mulutnya.
“Apa maksudmu? ■■■.”
Gabriel yang kaget langsung diam. Uriel melanjutkan
perkataannya. “Kau masih hidup, Gabriel. Dasar malaikat tidak tahu malu yang
menyembah kaki demon king.”
“A-apa katamu?”
“Aaaaaaahhhh!”
Energi sihir Uriel langsung membanjiri seluruh area Gwanghwamun.
Hell Flames Ignition menjadi semakin liar dan mengubah seluruh area menjadi
neraka yang sesungguhnya. Aku bisa melihat mantel Yoo Joonghyuk yang mulai
meleleh.
Monster tak Bernama juga ikut dilahap api dan hanya
menyisakan beberapa bagian tubuh gosong di banyak tempat.
Aku berteriak, “Gabriel!”
Gabriel yang masih bingung pun meminjamkan kekuatannya
padaku.
“Aku ingin dengar penjelasanmu nanti.”
Jujur aku tidak yakin ingin menjelaskan ini kepadanya.
Gabriel dan Jophiel mungkin tidak akan bisa menerima apa yang terjadi pada Eden
di regresi ke-1863 ini. Saat archangel dari regresi ke-3 ini mengetahui
kenyataannya, aku tidak tahu beban psikologi seperti apa yang akan diterima
mereka berdua, terutama Gabriel. Karena…. Gabriel dari regresi ke-1863 telah
mengkhianati Eden.
“Yoo Jonghyuk!”
Saat aku memanggilnya, Yoo Joonghyuk langsung memotong api
Uriel dengan menggunakan Breaking the Sky Swordsmanship. Setelah itu aku
melompat ke dalam api itu.
Tiga kelopak bunga Gabriel dan Jophiel berterbangan di
udara. Energi yang sangat besar muncul dan sesuatu mulai bengkit dari dalam
tubuhku. Aku mengambil kesempatan dari reaksi energi itu untuk mendekati Uriel
dengan cepat.
Maafkan aku, Uriel.
Aku memegang kepala Uriel dengan dua tanganku. Kekuatan dari
White Pure Star Energy, status archangel, dan status demon king milikku
langsung masuk ke dalam kepala Uriel. Archangel itu mengerang kesakitan, tapi
momentum serangannya sama sekali tidak berubah.
Sebaliknya, api Uriel mulai mendekatiku sedikit demi
sedikit. Api panas itu menyebabkan sayap dan tandukku ikut meleleh hingga aku ikut
mengerang kesakitan. Ini adalah kekuatan dari malaikat petarung terkuat dari
Eden.
Uriel menunjukkan senyum lebar yang mengerikan dan kemudian
memanggil api ke tangannya. Itu adalah api terpanas di dunia. Setelah Uriel
selesai mengumpulkan api itu, dia mengarahkan pedang api yang sangat tajam ke
jantungku.
“Jophiel!”
Percikan cahaya yang terang muncul dari ujung jariku dan
tubuh Uriel langsung diikat oleh lingkaran cahaya yang terlihat seperti halo.
Uriel berteriak ketika cahaya itu mengikatnya.
Status Uriel langsung menurun dan apinya tiba-tiba padam.
Uriel adalah salah satu archangel terkuat di Eden. Tidak ada malaikat yang bisa
menyamai kekuatannya ketika melawan para demon.
Akan tetapi, bagaimana jika lawannya juga seorang archangel?
Archangel Jophiel. Tidak seperti malaikat lain yang
kekuatannya lebih terfokus pada pemusnahan demon, Jophiel memiliki kemampuan
spesial.
[Confinement of Good and Evil.]
Skill Jophiel yang digunakan untuk memburu malaikat jatuh
sekarang digunakan pada Uriel. Uriel mencoba melepaskan diri, tapi ikatan itu
semakin menguat. Pada akhirnya Uriel menyerah dan kehilangan kesadaran.
Archangel yang terperangkap oleh halo itu akan jatuh tertidur selama satu
minggu.
Aku memeluk Uriel yang tertidur, kemudian menghilangkan
api-api yang tersisa dengan kekuatan Yoo Joonghyuk. Beberapa saat kemudian aku
keluar dari dalam asap dan melihat anggota party Han Sooyoung. Seseorang
menatapku dengan tatapan tidak percaya, satu orang lagi menatapku dengan
takjub, dan yang satunya lagi menatapku dengan tatapan permusuhan.
Aku menatap Han Sooyoung dan berkata, “Ini adalah sesuatu
yang tidak ada di dunia yang kau impikan.”
“…. Uriel mati atau tidak, tidak ada hubungannya dengan
tujuan akhirku. Kau harusnya sudah tahu, kan? Gambaranku sudah sempurna.”
Saat Han Sooyoung berjalan ke arahku, mantelnya berkibar
ditiup angin. Dia menatap sayap malaikat dan tandukku yang terbakar.
“Kim Dokja, dunia seperti apa yang kau inginkan? Kau sudah
membaca cerita itu hingga akhir. Pasti ada dunia yang kau inginkan.”
Aku sangat mengerti maksud pertanyaan Han Sooyoung.
< “Dunia seperti apa yang kuinginkan?” >
Itu adalah kalimat yang selalu digunakan Yoo Joonghyuk
ketika merekrut partner baru. Aku menjawab pertanyaan Han Sooyoung, “Aku bukan
partnermu.”
“Aku membutuhkanmu untuk menyelesaikan cerita ini.”
Han Sooyoung melanjutkan pertanyaannya sambil menunjuk Yoo
Joonghyuk. “Bukannya kau juga harus menyelesaikan cerita baru milikmu?”
Sepertinya dia tahu alasan aku datang ke dunia ini. Aku
mengamati wajah mereka satu per satu. Lee Hyunsung, Lee Jihye, Lee Seolhwa,
Shin Yoosung, Kim Namwoon…
Sejauh ini, tidak ada regresi dimana mereka bisa bertahan
hidup hingga titik ini. Akan tetapi…
“Apa yang baru dari cerita ini?”
Aku menatap Yoo Joonghyuk. Satu-satunya orang yang tidak
dipilih oleh dunia ini. Dia mengulangi ribuan regresi untuk menyelamatkan
dunia, tapi sekarang dia harus mati demi dunia ini.
Dunia Han Sooyoung adalah dunia dimana seseorang harus mati
di akhir cerita. Ada banyak dunia yang memiliki cerita seperti itu.
“Kau sudah membaca sebagian novel aslinya, mengubah
perkembangan ceritanya, dan membuat orang lain menjadi protagonisnya.”
Beberapa reproduksi ceritanya memang lebih superior daripada
cerita aslinya. Tapi ceritanya tidak akan pernah menjadi cerita asli.
“Kau tahu sebutan orang-orang untuk perbuatan seperti itu?”
Sebenarnya aku ingin menunjukkan senyumku padanya, tapi
moodku sedang tidak bagus. Han Sooyoung menatapku dengan tatapan tajam. “Ini
bukan regresi tempatmu berasal. Jangan bicara omong kosong.”
Han Sooyoung kemudian berbalik dan berjalan menjauh dariku
setelah berkata, “Akan kuberi kau waktu tiga hari. Putuskan sebelum saat itu.
Bantu aku atau tidak. Hanya itu jawaban yang ingin kudengar darimu.”
Semua orang mengikuti langkah Han Sooyoung dan masuk ke
dalam gedung satu per satu. Lee Hyunsung membantu Lee Seolhwa membawa
orang-orang yang terluka, sedangkan Lee Jihye dan kim Namwoon melirikku sebelum
masuk ke dalam gedung.
Ini bukan regresiku. Orang-orang yang ada di regresi asliku
sedang menunggu kembali, dan aku bisa kembali ke sana setelah membunuh Yoo
Joonghyuk yang ada di sini.
Aku menatap Yoo Joonghyuk. Ada sebuah lubang besar di
mantelnya, tapi dia hanya berdiri diam seperti orang bodoh.
…. Tapi, apakah hanya itu yang bisa kulakukan?
***
Tubuh Han Sooyoung basah karena keringat ketika ia membuka
matanya dalam kegelapan. Percikan cahaya menerangi tubuhnya yang terasa sangat
dingin.
Han Sooyoung menarik nafas panjang. Dia menyalakan
smartphonenya dan membuka sebuah file. SSSSS-grade Infinite Regressor.
< Yoo Junghyun selalu memikirkannya. >
< ‘…. Aku takut.’ >
< ‘Apa itu ada di atas sana?’ >
Itu adalah secuplik isi novel yang tersimpan di
smartphonenya. Meski begitu Han Sooyoung terus membacanya. Dia membaca novel
itu lagi dan lagi, seakan isi novel itu akan menghilang jika dia tidak
membacanya.
Sudah berapa lama dia membacanya? Percikan cahaya yang
mengelilingi tubuhnya mulai menghilang. Han Sooyoung menghela nafas. Jika dia
sedikit terlambat, eksistensinya pasti akan ditelan oleh percikan cahaya itu.
Bukan pertama kalinya hal ini terjadi pada Han Sooyoung. Ini
adalah badai probabilitas yang selalu menggerogoti memorinya. Meski begitu dia
tidak tahu apakah ini efek samping dari penggunaan Avatar yang berlebihan atau
ini adalah masalah yang berhubungan dengan novel Cara Bertahan Hidup.
[Star Stream sedang melihat inkarnasi ‘Han Sooyoung’.]
Han Sooyoung menggigit bibirnya dan merilekskan badannya.
Bahu dan lengannya terasa kaku karena efek samping yang baru saja muncul. Di
saat yang sama, Han Sooyoung bisa merasakan banyak tatapan mata dari para
konstelasi.
Han Sooyoung berpikir, ‘Lihat saja sesuka kalian. Aku
tidak memulai semua ini hanya untuk berhenti di sini.
Setelah melakukan pemanasan, rasa dingin di tulangnya mulai
menghilang. Han Sooyoung mengenakan mantelnya dan melihat keluar jendela.
Han Sooyoung bisa melihat Kim Dokja dan anggota partynya.
Mereka terlihat canggung di hari pertama. Tapi setelah menghabiskan waktu
bersama, mereka bisa bercakap-cakap dengan santai. Ini aneh. Orang-orang yang
selalu meragukan semua orang yang bukan anggota party mereka itu sekarang bisa
membuka hati dengan cepat pada Kim Dokja.
Kim Dokja. Variabel yang muncul di akhir rencananya.
…. Kenapa Secretive Plotter mengirim pemilik kontrak lain di
momen ini? Han Sooyoung tidak tahu jawabannya. Yang dia tahu adalah dia harus
menggunakan Kim Dokja untuk meraih tujuannya.
Yoo Joonghyuk terus berdiri diam di pojok halaman. Han
Sooyoung menatap mereka semua selama beberapa detik dan kemudian melompat
keluar dari jendela.
Han Sooyoung mendarat di sebelah Yoo Joonghyuk dan kemudian
berkata, “Ini sudah dua hari.”
Yoo Joonghyuk tidak menjawabnya. Han Sooyoung terus menatap
laki-laki itu. Mata kosongnya sama sekali tidak memantulkan apa-apa.
Han Sooyoung menatap mata itu dan bertanya, “…. Kau
benar-benar tidak sadar?”
Han Sooyoung memegang dagu Yoo Joonghyuk, tapi laki-laki itu
tidak melawan.
“Lucu sekali. Aku tidak percaya ini terjadi…. Apa kau lupa
jika kau berjanji untuk mati?”
Dari jarak sedekat ini, Han Sooyoung bisa melihat luka yang
ada di wajah Yoo Joonghyuk. Semua luka itu adalah jejak dari rasa kesepian yang
terus menghantui si laki-laki.
Han Sooyoung terus menatap Yoo Joonghyuk yang terlihat
seperti boneka kosong itu. Dia merasa simpati dan marah di saat yang bersamaan.
Beberapa saat kemudian, Han Sooyoung melepaskan pegangannya dan kemudian
menyalakan sebatang rokok.
Di kejauhan, orang yang mengelilingi Kim Dokja berteriak
karena mendengar ucapan laki-laki itu. Han Sooyoung menghembuskan asap rokok
yang barusan dia hisap.
“Dunia ini memang tidak adil. Ada orang yang mudah berteman
dengan orang lain setelah mengucapkan beberapa patah kata, tapi ada juga orang
yang merasa sangat berbeda hingga dia tidak bisa beradaptasi dengan orang
lain.”
“…”
“Bukannya kau sudah menulis cukup banyak memori bahagia
untukku? Usahamu sudah cukup…. Ya, ini sudah cukup. Tidak mungkin kau bisa
melakukannya.”
Han Sooyoung menginjak rokoknya yang sudah habis.
“Jangan salahkan aku karena membunuhmu yang sudah tidak bisa
mengingatnya. Aku sudah melakukan semua yang kau minta padaku.”
Han Sooyoung berjalan ke arah anggota partynya. Yoo
Joonghyuk menatap Han Sooyoung dengan tatapan kosong, tapi perlahan ada cahaya
yang mulai kembali mengisi mata kosong itu.
Chapter 292 Daftar Isi Chapter 294
Komentar
Posting Komentar