I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 414

 Disclaimer: Novel ini bukan punya saya


Aku tidak tahu sudah seberapa jauh kami berjalan.

Kurasa kami sudah berjalan cukup jauh. Pemandangan yang tadinya sama sekali tidak berubah perlahan mulai berganti.

Tempat ini jauh lebih terang dari lorong yang sudah kami lewati tadi dan rumput disini juga jauh lebih lebat. Tempat ini tidak lembab dan aku bisa bernafas lega di tempat ini.

… Déjà vu? Aku jadi ingat dengan tempat dimana aku pertama kali bertemu dengan Kii.

“Kita sudah sampai.”

Sheena berhenti berjalan. Tidak ada lagi jalan di hadapan kami… yang ada hanya dinding batu berwarna kecoklatan.

Apa kau ingin aku menghancurkan dinding ini?

Meski aku sering melatih fisikku, aku tidak pernah mendapatkan permintaan sebodoh ini. Tapi… mungkin aku bisa menghancurkan dinding itu jika batunya kubuat menjadi rapuh.

Yah, aku hanya harus mencobanya! Setidaknya aku bisa membuat dinding itu rusak meski hanya sedikit!

“Oke. Aku hanya perlu menghancurkan dinding itu kan?” Ucapku sambil mengambil kuda-kuda untuk menendang.

Sheena menjawab dengan cepat. “Tidak. Anda tidak perlu melakukannya.”

Aku yang mendengar jawaban itu langsung menatap Sheena dengan tatapan bingung.

Aku tidak menyangka jika jalan buntu ini adalah tempat yang sedang kami tuju…

Mungkin kami belok ke arah yang salah…

“Alicia-sama itu aneh… dan unik, ya.”

Hei, setidaknya bilang aku itu ‘menarik’.

Aku menatap Sheena dan wanita itu hanya menatap balik sambil tersenyum. Beberapa saat kemudian dia menyipitkan matanya kepadaku dan berkata.

“Jika anda menghancurkan tembok ini, yang anda dapatkan hanya batu. Karena itu, ayo kita pergi ke bawahnya.”

Setelah itu Sheena mengetuk tanah dua kali dengan menggunakan sepatunya. Sesaat setelah dia melakukannya, tanah yang ada di bawah kami tiba-tiba terbelah menjadi dua.

Kami jatuh dari tempat kami berdiri. Di detik-detik pertama, kami jatuh dengan cepat, tapi setelah beberapa saat kecepatan kami mulai berkurang. Jujur saja, hal ini membuatku sangat terkejut.

Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana sesuatu seperti ini bisa terjadi?

Kenapa tanahnya bisa terbuka seperti itu…. lebih tepatnya, sepertinya Sheena lah yang memberi sinyal agar tanah di bawah kami terbuka seperti itu.

Beberapa saat setelah kami terjatuh ke dalam lubang, aku bisa melihat langit biru dan awan yang indah di depanku.

… Ah, ini tempat yang sangat indah.

Tunggu, ini bukan saatnya menikmati pemandangan! Kenapa pemandangan seperti ini bisa ada di bawah tanah!?

Aku menatap Sheena yang masih terlihat tenang.

Sungguh ekspresi yang sangat anggun… padahal dia juga terjatuh sama sepertiku. Dan lagi, kenapa dia bisa tetap tenang meski jatuh sambil memegang gelas penuh teh seperti itu?

“Hei, kita ada dimana!?”

Wanita jahat selalu menjaga wibawanya, tapi situasi ini sudah keterlaluan hingga aku berteriak tanpa sadar.

Mau bagaimana lagi. Aku tidak pernah menyangka hal yang seperti ini akan terjadi.

 Aku sudah mencoba untuk tetap tenang. Tapi mau bagaimana lagi, aku tiba-tiba jatuh bebas dan menuju entah kemana. Aku sudah terjatuh cukup jauh dan sekarang kami malah melihat langit.

… Yang muncul dalam kepalaku saat melihat semua ini hanyalah sihir.

“Sebentar lagi anda akan mengetahui alasannya.”

“… Maksudku… Bagaimana caranya kita mendarat nanti?”

“Jangan khawatir.”

Sheena tersenyum  untuk meyakinkanku, tapi aku tidak bisa melakukannya.

Why won’t you provide me with any information…. I didn’t want to just fall to my death. Then I would rather die fighting God.

Kenapa kau tidak mengatakan apapun, Sheena…. Aku tidak mau mati gara-gara jatuh seperti ini. Lebih baik aku mati karena sudah melawan kehendak dewa.

Saat aku sedang sibuk berpikir, aku bisa melihat tanah yang terbentang di bawah sana.

… Sebuah padang bunga.

Bunga-bunga kecil dari berbagai macam variasi jenis dan warna mekar dengan indahnya. Semua permukaan tanah ditutupi oleh bunga mulai dari ufuk barat hingga ufuk timur.

Aku tidak bisa memalingkan mataku dari pemandangan itu. Tidak sadar aku berkata, “Indah sekali!”

Ini adalah tempat yang pasti disukai para gadis.

Tempat yang dipenuhi dengan keindahan ini berhasil membangkitkan jiwa wanitaku. Jika aku menyatakan cinta di tempat seperti ini, aku pasti langsung diterima.

“Tempat ini sangat berbeda dari tempat yang tadi kita datangi.”

“Benarkah? Bagiku tempat sempit dan remang-remang itu juga terlihat indah.”

Sheena hanya tersenyum saat mendengar ucapanku.

 

Chapter 413     Daftar Isi     Chapter 415


Komentar

Postingan Populer