ORV Chapter 312: Episode 58 – Kim Dokja’s Company (3)

 Disclaimer: Ini cuma terjemahan.

 

Pecahan atap jatuh ke lantai dan Jung Heewon menatap ke arah kepulan debu dengan tatapan dingin. Dia bisa melihat sosok Han Sooyoung yang sedang berbaring di lantai.

Judge of Evil dan Black Flames Demon Ruler.

Demon-like Judge of Fire dan Abyssal Black Flame Dragon.

Ini adalah pertempuran yang sudah ditunggu-tunggu oleh semua konstelasi yang ada di Semenanjung Korea, tapi ekspresi dua pihak yang sedang bertarung terlihat tidak senang. Jung Heewon melangkah ke arah Han Sooyoung sambil terus menghunuskan pedangnya. “Kenapa tidak kau hentikan saja aktingmu itu?”

Tubuh Han Sooyoung hancur menjadi debu. Sesaat kemudian muncul riak yang cukup tajam. Jung Heewon langsung menghindar dan menusukkan pedang ke arah belakang. Tidak lama kemudian muncul suara besi yang saling berbenturan. Han Sooyoung melepaskan perban yang melilit tangannya sedangkan Sword of Judgment milik Jung Heewon hanya menusuk kegelapan.

“… Kau tidak tertipu?”

“Aku tahu kau punya skill Avatar.” Cahaya putih muncul dari Sword of Judgment.

“Kau adalah Apostle pertama.” lanjut Jung Heewon.

Status mereka bertabrakan hingga keduanya terpental di waktu yang bersamaan. Mata Jung Heewon menjadi merah setelah dia mengaktifkan Demon Slaying. Skill itu tidak hanya meningkatkan kekuatan serangan pengguna tapi juga meningkatkan perasaan gelisah mereka. Rasa duka dan kemarahan juga ikut diperkuat.

“Kau yang menyerang orang-orang di Chungmuro.”

Pertarungan Chungmuro ketika skenario perebutan bendera terjadi adalah kali pertama Han Sooyoung bertemu anggota party lainnya.

“Saat itu Jihye dan Gilyoung hampir mati.”

“… Kau bukan satu-satunya orang yang hampir mati hari itu, jadi kenapa kau sangat marah? Bahkan saat itu kau tidak ada di sana.”

“Aku marah karena aku tidak ada di sana. Jika aku ada di sana, aku tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja.”

Layar muncul di udara dan apa yang terjadi di Chungmuro diproyeksikan di sana. Mungkin itu adalah servis dari dokkaebi untuk para konstelasi yang saat itu belum masuk ke dalam channel. Kemunculan Lee Jihye dan Lee Gilyoung saat mereka mendapat luka yang cukup parah dari para apostle juga ditampilkan. Han Sooyoung merasa mual saat melihatnya. Dia berkata, “Kalau begitu, apa kau akan membunuhku?”

“Aku tidak bisa mempercayaimu.”

Han Sooyoung menggigit bibirnya. Dia mengerti jika kemarahan Jung Heewon sangat masuk akal. Apalagi saat itu Han Sooyoung memang sedang berperan sebagai Apostle pertama yang menjadi musuh mereka.

Hal itu terjadi 2 tahun lalu. Rumor jika Han Sooyoung adalah Apostle pertama sudah menyebar dengan luas, meski tidak ada yang tahu siapa yang menyebarkannya. Tapi ada satu hal yang pasti. Han Sooyoung tidak menampik rumor itu. Mungkin dia melakukannya karena rasa bersalah yang dia rasakan, atau mungkin karena rasa takut yang dia rasakan. Han Sooyoung sendiri juga tidak mengetahuinya.

Yang dia tahu adalah sikap anggota party kepadanya.

“Yah, itu juga sudah menjadi masa lalu.”

“Benarkah? Noona orang yang berbicara padahal kepalanya sudah terputus waktu itu? Hebat!”

Lee Jihye dan Lee Gilyoung adalah pihak yang paling menderita saat pertempuran Chungmuro terjadi, tapi mereka sama sekali tidak peduli. Yoo Sangah sudah tahu jika Han Sooyoung adalah Apostle pertama, tapi dia menutup matanya. Yoo Joonghyuk tidak peduli padanya. Akan tetapi, sikap Jung Heewon padanya sangat berbeda. “Kau harus menebus perbuatanmu dengan benar.”

“Kenapa kau ini…”

“Jika kau terus bersikap seperti ini, bagaimana dengan luka yang diterima anak-anak itu?”

“…”

Untuk membuat semua orang bahagia, beberapa orang  harus memendam perasaan mereka agar tidak menghancurkan harmoni yang ada dalam party. Terlebih lagi jika orang itu selalu memperhatikan kondisi di sekitarnya.

“Han Sooyoung. Kau sudah dewasa, jadi bersikaplah sesuai dengan usiamu. Jangan kekanakan.”

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ menganggukkan kepalanya.]

Tatapan Han Sooyoung menjadi semakin tajam.

[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’ merasa sangat marah.]

“Kau… Kau pikir kau itu penegak keadilan!? SIkapmu itu memang keren, tapi pikirkan juga tempat dan waktunya. Kau pikir Kim Dokja akan menyukai apa yang kau lakukan sekarang!?”

“Ini tidak ada hubungannya dengan Kim Dokja.”

“Kau sendiri yang mengatakannya, kan. Kau akan menjadi pedang Kim Dokja.”

Jung Heewon terdiam. Han Sooyoung melanjutkan provokasinya. “Sebagai pedang, bukannya kau harus melakukan apa yang dikatakan oleh mastermu?”

“Maafkan aku.” Lantai yang ada di bawah kaki Jung Heewon mulai bersinar. Udara mulai terbakar dan pedangnya mulai mengayun. “Pedang ini memang egois.”

Jung Heewon mengaktifkan Hell Flames Ignition. “Aku akan memutuskan sendiri siapa yang akan kutebas dengan pedangku.”

Sword of Judgement mengarah pada Han Sooyoung.

“Kejahatanmu akan berakhir sekarang, Han Sooyoung. Kerahkan semua kekuatanmu.”

[Karakter ‘Jung Heewon’ meminta aktivasi Judgement Time!]

***

Aku melihat api hitam dan api neraka yang memenuhi layar sambil menghela nafas. “…. Apa karena itu mereka bertarung?”

Kupikir ini memang sudah waktunya. Han Sooyoung memang sengaja menyembunyikan identitasnya, tapi dia tidak mungkin bisa melakukan hal itu selamanya. Bisa dibilang, terungkapnya identitas Han Sooyoung sebagai Apostle pertama sebelum skenario ke-47 adalah sebuah keuntungan tersendiri. Skenario ini tidak ada artinya jika kau tidak jujur satu sama lain. Kebohongan yang diekspos oleh dokkaebi pun menjadi bahan hiburan untuk semua penonton.

Yoo Joonghyuk bertanya, “Apa kau tidak pergi?”

Aku bisa saja menghentikan pertarungan mereka berdua dengan menggunakan Omniscient Reader’s Viewpoint. Namun, sebelum aku bisa melakukannya, aku mendengar Jung Heewon berbicara dengan nada bingung.

[Beberapa konstelasi dari sistem kebaikan absolut telah menolak permintaanmu.]

[Aktivasi Judgement Time telah dibatalkan!]

Aku melirik Yoo Joonghyuk yang sedang menatapku. “… Aku tidak bisa membiarkan mereka begitu saja.”

Of course, I didn’t intend to interfere in the fight between the two of them. However, I wanted to prevent their battle from spreading to their constellations.

Tentu, aku tidak ingin menghentikan pertarungan mereka berdua. Yang akan kulakukan adalah mencegah agar pertarungan mereka tidak menyebar pada konstelasi mereka.

[Demon king ‘Demon King of Salvation’ tidak ingin para konstelasi mengintervensi pertarungan antara dua inkarnasi itu.]

[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’ tidak senang dengan intervensi yang kau lakukan.]

[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’ menerima saranmu dengan ekspresi kesal.]

[Konstelasi ‘Scriber of Heaven’ setuju dengan pendapatmu.]

Tidak ada jawaban dari Uriel. Sepertinya dia belum mendapat izin untuk mengirimkan pesan di channel Star Stream.

Yoo Joonghyuk berkata, “Salah satu dari mereka bisa mati.”

“Tidak. Itu tidak akan terjadi.”

“Kau tidak tahu apa yang sudah terjadi di antara mereka berdua selama 3 tahun ini. Hubungan mereka sangat buruk.”

“Ya. Aku bisa melihatnya.”

Yoo Joonghyuk yang melihatku bersikap tidak peduli pun mengernyitkan alisnya. “Apa kau mau temanmu mati di sini?”

“Tidak.”

“Atau mungkin kau melihat sesuatu dengan kekuatan ramalanmu?”

“Aku tidak punya kekuatan untuk meramal. Kau masih percaya yang seperti itu?”

Aku menatap Jung Heewon dan Han Sooyoung yang sedang bertarung. Setelah itu Yoo Joonghyuk menjawab dengan nada dingin. “Ini adalah situasi dimana informasi masa depan harus digunakan untuk memperhitungkan segalanya. Tidak ada ruang untuk percaya pada orang lain.”

Sudah lama aku tidak mendengarnya berceramah seperti ini. Mungkin dia khawatir karena aku terlihat seperti tidak memiliki rencana cadangan.

Jika dipikirkan lagi, aku dan Han Sooyoung dari regresi ke-1863 juga melakukan pembicaraan serupa. Han Sooyoung menggunakan Anticipation Plagiarism untuk mengumpulkan, mengkalkulasi, dan membaca masa depan sambil terus bekerja sama dengan Yoo Joonghyuk dari regresi yang sama. Aku bertanya seperti ini pada Han Sooyoung.

< “Mau berapa kali kupikirkan, itu sama sekali tidak masuk akal.” >

Anticipation Plagiarism adalah cerita yang bagus, pengetahuan Yoo Joonghyuk juga sangat membantu. Meski begitu, semua itu tidak cukup untuk bisa menyelamatkan semua orang hingga skenario ke-95, termasuk Kim Namwoon. Ada banyak variabel yang terjadi mulai dari merubah cerita dan hal tidak terduga yang mungkin terjadi.

Tidak peduli seberapa hebat Han Sooyoung dan Yoo Joonghyuk, mereka bukan penulis novel Cara Bertahan Hidup. Mereka tidak mungkin bisa mengendalikan semuanya. Pasti ada kegagalan di beberapa titik.

< “Bagaimana caramu bisa sampai di titik ini? Katakan dengan jujur. Apa kau masih punya rahasia lain?” >

Han Sooyoung menatapku dengan tatapan kasihan.

< “Aku percaya.” >

< “Huh?” >

< “Aku percaya pada karakter yang sudah kubuat. Hanya itu.” >

Itu adalah jawaban yang diberikan oleh sang plagiaris. Jujur aku tidak bisa mengingat semuanya, tapi setidaknya ini yang bisa kukatakan pada Yoo Joonghyuk.

“Yoo Joonghyuk. Aku percaya pada manusia.”

Pedang dan kepalan tangan saling beradu dan api mulai melelehkan semua yang ada di sekitar mereka. Aku menatap Jung Heewon dan Han Sooyoung yang dipenuhi luka. Mereka berteriak sambil terus menyerang satu sama lain. Aku menatap mereka dan akhirnya bisa sedikit memahami rahasia kenapa Han Sooyoung bisa mencapai skenario ke-95 di regresi ke-1863.

“Aku percaya pada cerita yang sudah mereka bangun.”

Suara keras kembali terdengar dari arah layar. Nafas dua wanita itu tersengal-sengal setelah melancarkan banyak serangan. Mereka berguling di atas debu, menyerang bagian perut, tangan, kaki, dan bahkan rambut. Darah mereka mulai mengering dan ekspresi wajah mereka berubah.

“Kau pasti sangat membenciku.”

“Bukan begitu.”

Saat ini aku merasa bisa mendengar isi pikiran mereka tanpa menggunakan Omniscient Reader’s Viewpoint. Yang ada di hadapanku adalah cerita dimana dua orang selalu bertarung bersama, saling membantu satu sama lain. Mereka berhasil bertahan hidup selama tiga tahun ini. Hal itu tidak akan bisa terjadi jika mereka tidak bekerja sama.

Mengalahkan sasquatch di skenario ke-28. Menangkap ‘ular algonkin’ di skenario ke-35. Mereka berdua pasti saling melindungi satu sama lain agar bisa terus bertahan hidup. Mereka saling tolong menolong bahkan saat kondisi fisik dan mental mereka ada di titik terendah.

Jung Heewon dan Han Sooyoung pasti juga mengetahui hal ini.

“Hanya saja…”

Jung Heewon adalah wanita yang kuat. Meski semua inkarnasi di dunia ini dikumpulkan, tidak banyak yang bisa melampaui kekuatannya. Akan tetapi lawannya kali ini adalah Han Sooyoung. Dalam situasi di mana dia tidak bisa menggunakan Judgement Time, maka hasil dari pertarungan ini sudah hampir pasti.

“Minta maaflah dengan benar pada anak-anak itu…”

Jung Heewon limbung dan akhirnya jatuh ke lantai. Temperatur ruangan yang tadinya membara, kini mulai dingin. Han Sooyoung menatap tubuh Jung Heewon dan memutuskan untuk membopongnya. Dia terlihat sedang menggumamkan sesuatu, tapi aku tidak bisa mendengarnya.

Aku bisa melihat pancaran cahaya dari bawah kaki Han Sooyoung. Wanita itu menatap asal cahaya itu dan menendang bintang itu dengan kakinya.

[Waktu batas skenario telah habis.]

[Inkarnasi ‘Han Sooyoung’ dan inkarnasi ‘Jung Heewon’ telah menunjukkan ‘rasa percaya’ yang mereka miliki.]

Han Sooyoung mengangkat kepalanya dan menatap ke arah kamera.

“Apa kau senang melihat semua ini?”

Aku mengalihkan perhatianku pada layar lain.

“Lee Gilyoung…. Apa kau menyerah?”

“Aku tidak mau! Shin Yoosung, kau yang harus menyerah!”

Lee Gilyoung dan Shin Yoosung memasuki ruangan yang sama dan sekarang terlihat saling menjambak rambut dan menarik tangan sambil berteriak keras. Aku menoleh sekali lagi dan melihat pemandangan tidak biasa. Lee Jihye, Lee Seolhwa, dan Lee Hyunsung ada di dalam ruangan yang sama.

“Ruangan ini tidak menyenangkan sama sekali, iya kan unnie.”

“… Ya.”

“Paman Hyunsung! Berhenti menggaruk hidungmu dan berdiri. Waktunya sudah habis.”

Ketiganya tidak menghiraukan bintang yang ada di tengah ruangan dan menghabiskan waktu dengan berbicara. Pemandangannya sangat damai hingga aku hampir tidak bisa mempercayainya.

{Maaf, para konstelasi sekalian. Aku melakukan kesalahan saat membagi ruangan…}

Sepertinya para dokkaebi memang sengaja melakukan pembagian seperti ini.

[Inkarnasi ‘Shin Yoosung’ dan inkarnasi ‘Lee Gilyoung’ telah menunjukkan ‘kepercayaan’ mereka.]

[Inkarnasi ‘Lee Hyunsung’ , inkarnasi ‘Lee Jihye’ dan inkarnasi ‘Lee Seolhwa’ telah menunjukkan ‘kepercayaan’ mereka.]

[Semua anggota nebula telah menyelesaikan syarat skenario.]

[Skenario utama #46 - Context of the Constellation telah selesai.]

[Semua anggota nebulamu tidak ada yang menyakiti satu sama lain.]

[Kompensasi karena telah menyelesaikan skenario ini sedang disiapkan.]

Tidak ada orang yang memiliki cerita yang sama. Semua orang menjalani hidup yang berbeda dan memahami dunia dengan konteks yang berbeda-beda.

Satu persatu, anggota partyku dipanggil. Shin Yoosung, Lee Gilyoung, Lee Hyunsung, Lee Seolhwa, Lee Jihye, Han Sooyoung, Jung Heewon…

Mereka adalah orang-orang yang datang kemari bersamaku. Wajah mereka yang penuh luka terlihat sangat berbeda dari sebelumnya.

“Dokja-ssi.”

“Unnie, apa kau baik-baik saja? Kenapa…”

Mereka saling membantu satu sama lain. Jung Heewon tersenyum tipis sedangkan Han Sooyoung menepuk tanah dengan kakinya sambil tersenyum.

Aku mengangkat wajahku dan melihat langit yang terbuka. Seseorang terdengar menghela nafas. “Ah…”

Langit Star Stream telah terbuka dan menampilkan pemandangan kosmik yang sangat megah. Akan tetapi di depan pemandangan semegah dan semenakutkan itu, beberapa orang menatapnya dengan tubuh gemetaran. Selain indahnya alam semesta, ada juga kegelapan yang tak berujung di sana. Sebuah dunia yang tidak dapat diisi dan dipenuhi dengan apapun sedang menunggu kami semua.

Shin Yoosung memeluk lengan kananku dan Lee Gilyoung menggandeng tangan kiriku.

Setelah itu ada Lee Jihye, Han Sooyoung, Lee Hyunsung Jung Heewon di depanku dan Lee Seolhwa dan Yoo Joonghyuk di belakangku. Mereka terlihat seperti sedang mengelilingi kami bertiga.

“…. Bukannya ini mirip dengan cumi-cumi yang dulu?”

Aku bisa mendengar rasa takut dalam suara Lee Jihye. Aku tersenyum dan berkata, “Jangan khawatir.”

Detik berikutnya, ada sebuah bintang yang bersinar di langit malam.

< Di antara sang penyelamat dan sang raja iblis. >

Setelah itu, beberapa planet juga ikut bersinar bersama-sama.

< Di antara iblis dan penghakiman. >

< Di antara besi dan master. >

< Di antara jurang kegelapan dan naga api hitam. >

Aku melihat garis putih yang menghubungkan kami dengan ruang angkasa yang kosong. Bintang-bintang yang biasanya terlihat seakan tak bisa diraih pun sekarang sedang berada di depan kami. Di detik inilah aku mengerti apa itu konteks dari modifier. Mungkin semua anggota party juga merasakan hal yang sama.

Shin Yoosung berkata, “Indahnya.”

Ada banyak cerita di antara semua bintang itu.

[Nebula ‘Kim Dokja’s Company’ telah menyelesaikan skenario ke 46!]

Ada satu slot kosong di antara konstelasi dan nebulaku. Dan itu adalah tempat milik Yoo Sangah.

Aku berkata pada anggota partyku. “Ayo pergi.”

Tubuh kami menjadi sangat ringan dan dalam sekejap kami berubah menjadi cahaya. Ada banyak bintang yang kami lalui, dan ada banyak kota luar angkasa yang melintas di kejauhan. Setelah sekian lama, akhirnya kami sampai di sini.

Olympus. Vedas. Papyrus. Ada begitu banyak kemarahan yang menumpuk dalam diriku. Aku tidak akan melupakannya. Aku tidak bisa melupakannya.

Bayangan muncul dari tempat yang tidak disinari cahaya. Tidak kusangka, ada seseorang yang sedang menunggu kami di depan pintu gerbang kota antar bintang. Sebuah bayangan besar yang melambai berkata padaku.

“Ayah.”

 

Chapter 311     Daftar Isi     Chapter 313


Komentar

Postingan Populer