ORV Chapter 311: Episode 58 – Kim Dokja’s Company (2)

 Disclaimer: Novel ini bukan punya sayaa

 

Cerita Hell of Eternity. Itu adalah cerita yang diberikan Yoo Joonghyuk dari regresi ke-1863 kepadaku.

[Ada banyak konstelasi yang terkejut saat mengetahui cerita milikmu.]

[Nebula ‘Asgard’ fokus pada ceritamu.]

[Nebula ‘Vedas’ fokus pada ceritamu.]

Ini adalah cerita yang bisa menarik perhatian banyak nebula dan itu tidak aneh. Ini adalah cerita level mitos yang memiliki kekuatan penghancur setara dengan cerita raksasa. Aku bisa melihat getaran di mata Yoo Joonghyuk.

“Bagaimana bisa…?”

Hell of Eternity adalah cerita yang membuatku bisa meminjam ‘cerita’ yang sudah dikumpulkan oleh Yoo Joonghyuk hingga regresi ke-1863.

Aku bisa merasakan kekuatan yang bukan milikku dari tombak yang kupegang. Aku memang tidak bisa meminjam skill atau stigma Yoo Joonghyuk dengan cerita ini. Akan tetapi, kekuatan Yoo Joonghyuk ini juga tidak datang dari sistem. Ini adalah perwujudan dari latihan transendentalnya.

< Agar dia bisa memegang tombak itu, Yoo Joonghyuk berlatih untuk mencapai satu tujuan selama puluhan tahun. >

Yoo Joonghyuk dari regresi ke-41.

Di regresi itu Yoo Joonghyuk memilih untuk tidak mencari Breaking the Sky Sword Saint, akan tetapi dia memilih untuk berlatih di dunia Murim Zero yang sudah musnah. Itu adalah dunia ahli bela diri yang sudah hancur puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu.

Soul Killing Spear. Itu adalah seni bela diri yang setara dengan Breaking the Sky Swordmanship yang digadang-gadang sebagai teknik terkuat di Murim.

Yoo Joonghyuk dari regresi ke-41 telah menghancurkan banyak returnee dengan tombak itu. Yoo Joonghyuk dari regresi ke-3 pasti bisa mengenali kekuatan ini karena ini adalah salah satu pencapaian yang dia ketahui.

“Ya, ini adalah kekuatan yang coba kau pelajari lagi.”

Aku mengatakannya dengan wajah datar. Tangan yang kugunakan untuk memegang tombak itu bergetar hebat karena integrasi yang terlalu berlebihan. Padahal ini baru regresi ke-41. Ya, Yoo Joonghyuk dari regresi ke-41 sudah mencapai level kekuatan setinggi ini.

Ini adalah kekuatan yang berhasil didapatkan oleh manusia bernama Yoo Joonghyuk setelah dia melatih skill dan staminanya hingga melampaui batas manusia itu sendiri. Ini adalah statusnya sebagai seorang transenden.

Kepalaku terasa sangat sakit hingga aku hampir pingsan. Beban mental dari cerita ini lebih berat dari beban fisiknya. Tapi, jika beban yang harus kutanggung hanya beban mental saja…

[Skill eksklusif ‘Fourth Wall’ sedang beraksi!]

Jika hanya itu beban yang harus kutanggung, aku masih bisa menahannya. “Ayo bertarung, Yoo Joonghyuk.”

Yoo Joonghyuk versi cerita mulai mempersiapkan kuda-kudanya. Akan lebih baik jika aku punya star relic seperti Harmony Fox Halber atau White Lightning God Spear, tapi ‘tombak bayangan’ ini sudah cukup untuk saat ini.

Karakter fiksional dari regresi ke-41 yang kupanggil pun berkata.

< Kau masih lemah. Lebih baik kau beregresi. >

Yoo Joonghyuk yang sekarang lebih lemah dari dirinya yang dulu. dan mungkin akulah yang membuatnya menjadi lemah.

“Jika kau tidak melakukannya dengan benar, aku akan membunuhmu.”

Kekuatan transenden yang sangat kuat langsung menyerang Yoo Joonghyuk. Yoo Joonghyuk akhirnya sadar jika aku benar-benar serius. Kami langsung menyerang tanpa perlu mengatakan apa-apa.

Status milik kami saling berbenturan hingga menimbulkan suara keras. Di belakang tembok debu yang memenuhi ruangan, Soul Killing Spear terbagi menjadi ratusan cabang. Soul Killing Spear mulai mendesak Breaking the Sky Swordsmanship.

Itu bukan skill ataupun stigma. Itu adalah cerita yang dibuat oleh perjuangan Yoo Joonghyuk hingga regresi ke-41.

Soul Killing Spear meledak dan melukai seluruh tubuh Yoo Joonghyuk.

“Apa hanya ini yang bisa kau lakukan? 3 tahun sudah berlalu dan hanya ini yang bisa kulakukan?”

Aku kehabisan nafas dan kepalaku semakin sakit karena energi sihirku yang terkuras habis. Meski begitu aku terus berbicara. Aku mengucapkan semua kata-kata menusuk untuk memprovokasinya. Pikiran Yoo Joonghyuk mengalir ke dalam kepalaku.

< Apa yang akan terjadi jika aku memenangkan Absolute Throne saat itu? >

Di tengah rasa penyesalan yang membuncah itu, Yoo Joonghyuk mundur selangkah ke belakang.

< Jika saja aku mencoba lebih keras. >

Selangkah lagi dan lagi. Setelah mundur beberapa langkah, Yoo Joonghyuk mendapati jika dirinya menghadapi jalan buntu seperti biasanya.

Sebuah tembok menghalangi langkahnya.

Aku mengarahkan tombak itu ke arah Yoo Joonghyuk. Si pengguna tombak berlari ke arah Yoo Joonghyuk sambil berkata.

< Tidak. Kau sudah mencobanya. >

Yoo Joonghyuk membelalakkan matanya dan menggerakkan kepalanya ke samping untuk menghindari tombak itu. Bulu kuduknya berdiri ketika dia melihat tombak yang menancap tepat di samping kepalanya itu. Si pengguna tombak meneruskan ucapannya.

< Tapi itu belum cukup. >

Tubuh Yoo Joonghyuk yang tadinya bergetar hebat mulai tenang. Matanya kembali normal dan kilat dingin muncul di retinanya.

[Cerita ‘Hell of Eternity’ telah mempengaruhi inkarnasi ‘Yoo Joonghyuk’.]

Yoo Joonghyuk mengangkat pedangnya sekali lagi. Saat Soul Killing Spear terbagi di udara, Breaking the Sky Swordsmanship bersiap untuk menangkisnya. Cahaya biru yang sangat terang muncul dan Yoo Joonghyuk menatap si pengguna tombak. Serangan Yoo Joonghyuk dan pengguna tombak menjadi semakin intens hingga merubah ruang dan waktu yang ada di ruangan ini.

Gerbang waktu transenden telah terbuka.

< Kau mengirimkan Shin Yoosung padaku. >

< Itu benar. >

Yoo Joonghyuk terus menyerang dengan pedangnya, akan tetapi serangannya terlihat lebih berantakan dari biasanya.

Arah serangan dan ayunannya terlihat tidak karuan. Breaking the Sky Swordsmanship yang hampir sempurna sekarang hancur berantakan.

Yoo Joonghyuk bertanya, < Apakah aku bisa menjadi sekuat itu jika berhasil melalui regresi ke-41? >

< Lebih tepatnya, hanya ini yang bisa kau raih. >

Agar seseorang bisa melampaui level transenden, dia harus memiliki keberanian untuk keluar dari framework yang dia ketahui.

Seperti seorang arsitek yang menghancurkan seluruh kastil karena satu jendela yang kurang sempurna. Obsesi dan keinginan menjadi sempurna itu akan menjadi kunci untuk membuka level transenden yang baru.

Yoo Joonghyuk memilih jalannya. Setiap kali dia bertemu dengan Soul Killing Spear, bentuk dari Breaking the Sky Swordsmanship selalu hancur.

Jika arahnya berubah maka arti juga akan ikut berubah. Pada akhirnya, kekuatan transenden akan mengikuti kemana arah cerita mengalir. Cerita Yoo Joonghyuk menjadi semakin kuat setiap kali kami menghadapi tantangan berat. Dan sekarang, cerita itu sedang bersiap untuk melompat ke level yang lebih tinggi lagi.

< Jadilah lebih kuat, Yoo Joonghyuk. >

Dua Yoo Joonghyuk itu saling berbicara.

[Konstelasi ‘Demon King of Salvation’ menatap inkarnasi ‘Yoo Joonghyuk’.]

Mungkin ini adalah peranku. Saat dia mencapai fase tertentu dalam hidupnya, Yoo Joonghyuk akan melihat ke dalam dirinya sendiri. Aku menatap Yoo Joonghyuk dan memikirkan diriku sendiri.

Aku tidak bisa menjadi protagonis. Aku tidak bisa menyelamatkan orang lain. Meski begitu, setidaknya aku mengetahui cerita itu dan bisa menceritakannya pada orang lain. Semua serangan tombak itu berisi semua paragraf yang telah kubaca.

Mulai dari regresi ke-3 yang mengerikan hingga regresi ke-41. Tidak lupa regresi ke-1863 yang seperti neraka. Aku sudah membaca semuanya tanpa melewatkan satu bagian pun.

“Aaaaaaahhh!!”

Di dalam pertarungan ini, Yoo Joonghyuk berkali-kali hampir mati. Sama seperti aku yang tidak bisa bertahan hidup tanpa novel Cara Bertahan Hidup, Yoo Joonghyuk juga mengalami kehidupan di mana dia tidak benar-benar hidup. Yoo Joonghyuk dari regresi ke-3 bisa menjadi semakin kuat berkat Yoo Joonghyuk dari regresi ke-41.

[Karakter ‘Yoo Joonghyuk’ menatap cerita ‘Hell of Eternity’.]

Manusia tidak bisa diselamatkan oleh sesama manusia. Mereka hanya bisa menyelamatkan diri sendiri. Karena itu, satu-satunya hal yang bisa kulakukan untuk orang lain adalah berperan sebagai jembatan penghubung.

“Kalian semua sudah gagal.” ucap Yoo Joonghyuk. “Aku tidak akan mendengarkan nasihat dari mereka yang sudah gagal.”

Akhirnya Yoo Joonghyuk yang ada di depanku menjadi Yoo Joonghyuk yang kukenal. Arah serangan Breaking the Sky Swordsmanship kembali normal dan mulai mendesak balik Soul Killing Spear. Ayunan pedangnya yang tidak kenal lelah berhasil menghancurkan tombak bayangan dan menghancurkan penghubungnya.

Yoo Joonghyuk terlihat frustasi, tapi dia tidak menyerah. Meski rasa putus asanya semakin menggunung dan semuanya hancur, dia pasti akan bangkit dan mengambil balok pertama untuk membangun hidupnya sekali lagi.

< Aku adalah Yoo Joonghyuk. >

“Bukan.” Akhirnya dia bisa melampaui dirinya sendiri. “Akulah Yoo Joonghyuk.”

Ledakan yang terjadi memenuhi seluruh ruangan.

[Cerita ‘Hell of Eternity’ telah selesai.]

Api neraka yang membakar menghilang dan bau darah semakin menipis. Di tengah reruntuhan dan debu yang tersebar di seluruh ruangan, aku bisa merasakan Black Demon Sword menempel di leherku. Di waktu yang sama, ujung Unbroken Faith milikku menempel di dadanya.

[Konstelasi ‘Maritime War God’ merasa sangat kagum.]

[Konstelasi ‘One Who Overcomes the Late Trials’ memberikan penghargaan padamu.]

[Konstelasi ’Last Hero of Hwangsanbeol’ mengagumi konfrontasi di antara kalian berdua.]

Waktu terus berjalan dan hanya suara nafas yang bisa kudengar. Di dalam keheningan itu, aku bisa merasakan tatapan Yoo Joonghyuk. Yoo Joonghyuk dari regresi ke-3 berhasil melampaui dirinya dari regresi ke-41. Dia berkata, “Aku menang.”

Aku tersenyum dan menjawab, “Apa katamu? Aku yang menang.”

Bintang yang menggelinding di lantai itu bersinar terang.

[Waktu durasi skenario telah habis.]

Bintang itu meledak di udara dan menyebarkan cahaya keperakan ke arah kami, seakan merestui keputusan yang telah kami buat. Kami menatap cahaya itu dengan tatapan kosong.

[Kedua belah pihak tidak berhasil mendapatkan bintang.]

[Tidak ada yang menyakiti companion mereka.]

Skenario ke-46, Proof of the Star. Skenario ini bisa diselesaikan saat semua partisipan tidak menyakiti satu sama lain.

[Kau berhasil membuktikan ‘kepercayaanmu’.]

Akan tetapi, mereka yang mencapai skenario ke-46 tidak akan berpikir untuk menyelesaikannya dengan cara ini.

Hingga sekarang dunia ini selalu berputar di sekeliling konstelasi. Karena itu tidak ada inkarnasi di dunia ini yang akan mengabaikan kesempatan untuk bertambah kuat.

Satu bintang terlahir dan bintang lainnya akan mati. Tidak ada yang ingin membagi cahaya mereka.

[Kau berhasil mendapatkan cerita baru!]

[Kau berhasil memenuhi syarat menyelesaikan skenario.]

Saat kami sadar, kami sedang berbaring di lantai. Aku dan Yoo Joonghyuk sama-sama kehabisan energi hingga kesadaran kami menghilang selama beberapa saat. Ketika aku sadar, aku bisa mendengarnya bergumam pelan, “… Sayang sekali.”

“Aku setuju. Padahal ini kesempatan bagus untuk mendapatkan cerita Supreme King.”

Aku tertawa setelah mengatakannya. Semua otot di tubuhku meraung kesakitan. Aku memakan beberapa Great Return Pills yang kusimpan dalam kantongku, tapi restorasi tubuhku sepertinya lebih lambat dari perkiraanku. Sepertinya cerita Hell of Eternity sudah memberikan beban yang cukup besar untuk tubuhku.

“Kau terlihat baik-baik saja?” tanyaku.

“…”

Nafas Yoo Joonghyuk terdengar berat dan terengah-engah, tapi dia tidak menanggapi ucapanku  karena sedang memikirkan sesuatu. Mungkin dia sudah menapaki level yang lebih tinggi berkat pencerahan yang baru saja dia dapatkan. Inilah yang namanya jenius. Aku sangat iri, tapi mau bagaimana lagi… dia adalah protagonis cerita ini.

Protagonis yang sejak tadi menolak untuk membuka mulutnya akhirnya berkata, “Kau bilang kau pergi ke regresi lain.”

Aku berpikir kenapa dia belum menanyakan soal itu padaku.

“Kau pergi ke regresi keberapa?”

“Regresi ke-1863.”

Apa angkanya terlalu besar? Yoo Joonghyuk terdiam. “Apa aku yang ada di dunia itu memberikan cerita itu padamu?”

“Benar.”

Yoo Joonghyuk tidak menanyakan detail apa yang terjadi. Dia terlihat memikirkan sesuatu dan kemudian bertanya, “Apa aku yang di sana…. gagal?”

Aku menatap langit-langit dan menjawab, “Tidak. Dia berhasil.”

Yoo Joonghyuk membelalakkan matanya.

[‘Fourth Wall’ bergetar pelan.]

Yoo Joonghyuk dari regresi ke-1863 sudah pergi keluar dari cerita asli dan pergi untuk mencari ceritanya sendiri. Aku teringat dengan akhir hidup Yoo Joonghyuk yang ada di sana. “Dia pasti bisa mencapai akhir dari semua skenario. Mungkin itu adalah akhir yang tidak kuketahui.”

“…. Kau tidak pergi memeriksanya?”

“Jika aku mengikutinya, aku tidak akan kembali ke sini.”

“Melihat akhir dari sana juga bukan pilihan buruk.”

“Itu bukan duniaku.” ucapku. “Duniaku ada di sini.”

Yoo Joonghyuk terdiam untuk beberapa saat. Aku menjilat bibirku dan tertawa. “Di sini ada inkarnasiku—Yoosung, ada teman sekantorku—Yoo Sangah, Han Sooyoung yang belum menjadi penjahat, ibuku…”

“Jangan senang dulu. ini masih belum berakhir.”

Beberapa saat kemudian, kami bisa mendengar suara dokkaebi.

{Ya ampun, ruangan ini benar-benar hancur. Hihihi…. Ini benar-benar pertarungan yang diantisipasi banyak pihak.}

Dia bukan Youngki. Ada beberapa dokkaebi yang bertanggung jawab dalam skenario ini, jadi mungkin mereka akan muncul bergantian. Aku mencoba bangun dengan susah payah. Perkataan Yoo Joonghyuk ada benarnya. Skenario ini belum berakhir. Yoo Joonghyuk berkata, “Skenario di ruangan lain dimulai beberapa saat setelah pertarungan kita dimulai.”

Sedetik kemudian ada pesan yang muncul di depan kami.

[Sedang menunggu nebula yang tersisa untuk menyelesaikan skenario ini.]

Lalu suara Youngki muncul dari suatu tempat.

{Bagi para inkarnasi yang sudah memenuhi syarat penyelesaian, aku akan menunjukkan keadaan di ruangan lain.}

Sebuah layar tiba-tiba muncul di depan kami dan diikuti oleh banyak pesan tidak langsung dari banyak konstelasi dan demon king.

[Demon king ‘Ruler of the East Hell’ sedang menonton pertarungan antara dua konstelasi.]

[Demon king ‘Black Mane Lion’ sangat tertarik dengan pertarungan ini.]

[Konstelasi ‘Guardian of Youths and Travel’ fokus menonton pertarungan ini.]

[Konstelasi ‘Friend of Justice and Harmony’ menunjukkan ekspresi khawatir.]

[Konstelasi ‘Twisted Head of Calamity’ mengharapkan kemenangan sahabatnya.]

Mereka semua adalah konstelasi yang jarang berkumpul di satu tempat. Aku menatap nama-nama itu. Sejak kapan sosok-sosok besar ini berkumpul?

…. Sialan, jadi mereka sedang bertarung. Energi sihir berwarna hitam dan merah saling seerang di dalam layar. Itu adalah energi sihir yang memenuhi ruangan ini. Ada api neraka yang melelehkan semuanya dan api hitam yang menghancurkan semuanya. Pemandangan ini membuat tubuhku mau meleleh.

Dua konstelasi terburuk yang kutahu sedang bertarung. Lebih tepatnya dua inkarnasi yang disponsori oleh mereka berdua.

Abyssal Black Flame Dragon dan Demon-like Judge of Fire.

Salah satu dokkaebi tertawa puas.

{Sepertinya kesalahan kami karena sudah menempatkan inkarnasi di tempat yang salah akan berakhir dengan baik.}

Ledakan energi hitam dan merah terus berlanjut hingga semua yang ada di ruangan itu hancur lebur. Di antara semua kekacauan itu aku bisa melihat beberapa bayangan.

Daging ditebas dan darah mulai mengalir. Sesaat kemudian tubuh seseorang jatuh ke lantai.

 

Chapter 310     Daftar Isi     Chapter 312


Komentar

Postingan Populer