ORV Chapter 310: Episode 58 – Kim Dokja’s Company (1)

 Disclaimer: Novel bukan punya saya. Sama maaf ya kalau ada typo

 

“Yoo Joonghyuk, apa kau sudah gila!?”

Aku berteriak sambil berlari ke arah Yoo Joonghyuk. Aku terlalu kaget hingga tidak bisa mengontrol kekuatan skillku. Way of the Wind dan Electrification aktif di waktu yang bersamaan, dan semua energi itu langsung mengarah pada Yoo Joonghyuk.

Kekuatan dari White Star Energy memenuhi ruangan dan bintang yang tadinya ada di atas meja pun jatuh ke lantai. Yoo Joonghyuk yang terkena seranganku langsung menatapku dengan tajam. “Jangan halangi aku.”

“Apanya yang menghalangi!? Apa kau sudah gila!?”

Aku tidak percaya ini. Karakter lain mungkin tidak mengetahuinya, tapi Yoo Joonghyuk yang tahu semuanya malah ingin menyentuh bintang itu. Tidak bisa dipercaya!

“Apa kau tidak tahu isi skenario ke-46? Bukannya kau sudah membaca bagian itu dengan baik?”

Tentu saja aku tidak bisa membaca bagian itu dengan baik karena Yoo Joonghyuk.

“Aku sudah membacanya.”

“Skenario akan berakhir jika salah satu dari kita menyentuhnya!”

“Tidak begitu. Kebanyakan orang mendapatkan bintang akan langsung dipindahkan ke area skenario selanjutnya.”

Yoo Joonghyuk kembali menatapku. Aku tidak bisa melihat kekhawatiran di ekspresi wajahnya. Ini bukan pertama kalinya dia melakukan skenario ke-46.

< Di skenario ke-46, hanya mereka yang menjadi bagian dari nebula yang sama atau mereka yang mengenali masing-masing sebagai ‘teman’lah yang bisa mengikuti skenario ini bersama-sama. >

Di regresi sebelumnya, Yoo Joonghyuk sudah memperhitungkan semuanya sebelum melakukan skenario ke-46. Dia tidak ingin dikekang oleh siapapun, karena itu dia tidak bergabung dengan nebula manapun. Sebaliknya, dia memilih companionnya untuk menantang skenario ini. Dia juga menggunakan informasi yang diberikan oleh Shin Yoosung dari regresi ke-41.

Akan tetapi, ada satu eksistensi yang tidak pernah diduga oleh Yoo Joonghyuk. Orang itu bisa beradaptasi dengan masa depan yang diubah oleh Yoo Joonghyuk, dia adalah companion yang telah dia pilih.

< “Aku percaya padamu, Yoo Joonghyuk.” >

Prophet Anna Croft. Di regresi terakhir, dia adalah companion Yoo Joonghyuk.

Aku menahan tangannya dan memanggil namanya. “Yoo Joonghyuk.”

Kupikir semuanya akan baik-baik saja. Kupikir kali ini akan berbeda dengan kehidupannya di regresi sebelumnya. Kami sampai di titik ini setelah saling menyelamatkan satu sama lain, karena itu kupikir ada semacam ikatan kepercayaan di antara kami.

“Aku bukan Anna Croft. Aku tidak akan mengkhianatimu.”

< “Aku percaya kau tidak akan mengkhianatiku.” >

Yoo Joonghyuk tidak bisa menyelesaikan skenario ke-46 karena Anna Croft. Dia kehilangan anggota party dan semua yang dia miliki. Yoo Joonghyuk masih hidup, tapi dia tidak dengan hatinya. Setelah kehilangan semuanya di tangan Anna Croft, dia juga harus memberikan eksistensinya pada wanita itu dan harus hidup sebagai budaknya sampai mati. 

Yoo Joonghyuk menatapku.

“Kim Dokja, kau pernah bilang kalau kau itu prophet, kan.” Wajahnya terlihat dingin saat mengatakannya. “Aku tidak menyukaimu. Sejak awal aku tidak pernah menyukaimu.”

Energi transenden milik Yoo Joonghyuk mulai bangkit. Dia sama sekali tidak ragu untuk Black Demon Sword, karena itu aku juga meningkatkan energi Electrification hingga ambang batas. Tubuhku terpental seperti bantal setelah menerima serangan protagonis itu.

Sekarang, aku benar-benar marah. “Dasar bajingan…!”

[Status demon king milikmu sudah aktif!]

Aku balik menyerangnya dengan Demon King Transformation dan Electrification. Aku memfokuskan semua energiku untuk membalas serangan Yoo Joonghyuk. Ini adalah prelude dari ronde kedua kami yang tidak sempat selesai dulu.

Bintang itu terus bergulir karena efek serangan kami berdua. Aku berteriak, “Kau sudah sampai di titik ini, tapi kau malah ingin menyerah!? Apa kau sangat menginginkan skill dan ceritaku!?”

Yoo Joonghyuk tidak menjawab. Aku terus mengayunkan pedangku sambil menggigit bibir. Unbroken Faith dan Black Demon Sword terus beradu hingga menimbulkan suara yang sangat keras.

.

Ya. Bukannya aku tidak mengerti. Yoo Joonghyuk pernah dikhianati oleh seorang prophet. Karena itu, dia pasti sangat menginginkan kekuatan untuk melihat masa depan. Dan sepertinya dia masih salah dan mengira jika aku benar-benar seorang prophet.

< Kim Dok Ja bo doh. >

Apa?

[Skill eksklusif ‘Fourth Wall’ diaktifkan!]

[‘Fourth Wall’ bergetar dan tersenyum.]

Kepalaku langsung terasa dingin seakan ada seseorang yang menuangkan air es ke atasnya. Apa yoo Joonghyuk benar-benar ingin membunuhku karena aku seorang prophet? Apa dia ingin mendapatkan skill dan ceritaku?

.

…. Apa dia menunda semuanya hanya untuk saat ini?

[Ada beberapa pesan yang belum terbaca di Midday Tryst.]

Itu adalah item yang masih berfungsi meski 3 tahun sudah berlalu. Aku menangkis pedang Yoo Joonghyuk sambil membuka Midday Tryst.

‘Di sana?? Ada pesan yang belum kubaca?’

[Pesan tidak bisa dibaca karena ada kerusakan pada isi pesan.]

Sialan kau…

< Ha rusk ah a ku mem ban tu? ?

Saat Fourth Wall mengatakannya, ada sebuah pesan yang muncul di depanku.

[Isi pesan yang rusak bisa dikembalikan sebagian dengan kekuatan Fourth Wall.]

Fourth Wall menampilkan pesan yang ditinggalkan oleh Yoo Joonghyuk, meski ada beberapa bagian yang tetap tidak terbaca.

< Lee Gilyoung dan Shin Yoosung… anak…. menyebalkan… >

< Lee Hyun…ng… praju…. bodoh… >

Semuanya hanya pesan yang tidak serius. Apa protagonis emo itu menggunakan Midday Tryst sebagai notepad?

< Hubungan Ju…He..won dan Han…. young memburuk… >

< Isi kepal…. Lee Jihy…. tidak bagu…. >

< Yoo Sang…h tidak per…. melakukan…  >

Dia hanya menuliskan hal buruk dan menyebalkan dari para anggota party. Akan tetapi aku tahu sifat asli Yoo Joonghyuk. Dia adalah tipe orang yang tidak akan membicarakan orang yang dia benci.

< Kim Dok ja. >

Kepalaku terasa sangat pusing, seakan ada seseorang yang memukulku dengan palu. “Yoo Joonghyuk, kau tahu…”

Sejak awal skenario ini hanya bisa aktif saat orang kedua mengakui orang pertama sebagai ‘companionnya’. Jika Yoo Joonghyuk tidak mempercayaiku dan mengakuiku sebagai companionnya, dia tidak akan bisa masuk ke dalam skenario ini.

[Pengertianmu pada karakter ‘Yoo Joonghyuk’ meningkat dengan sangat pesat.]

[Skill eksklusif Omniscient Reader’s Viewpoint telah diaktifkan!]

Aku menatap Yoo Joonghyuk dengan tatapan kosong. Dia tidak menginginkan skill ataupun cerita yang kumiliki. Protagonis itu membuka mulutnya, “Perlakuan baikku cukup sampai di sini.”

Black Demon Sword mengarah ke leherku. “Kau sudah bertindak sesuka hatimu selama 3 tahun ini. Kau tidak bisa melakukannya lagi.”

“Tapi itu harus dilakukan. Aku harus melakukannya agar kita bisa pergi menuju ■■!”

“Tidak ada yang tahu apakah keputusanmu itu benar atau tidak.”

“Jadi karena itu kau menginginkan hak untuk memutuskan hidup dan matiku!?”

Amarah yang terlihat tenang muncul di mata Yoo Joonghyuk. “Setidaknya dengan cara ini kau tidak akan mengorbankan diri sendiri untuk orang lain…. Mereka juga tidak akan melakukan hal yang tidak perlu.”

Fourth Wall melanjutkan pesan milik Yoo Joonghyuk.

< Lee Jihye… menganggap nyawa… tid… penting. >

< Lee Hyunsung sengaja melompa…. tepat ke tengah…. kerumuna…. monster. >

Aku akhirnya tahu apa ‘hal tidak perlu’ yang sudah dilakukan para anggota party. Aku berkata, “Aku tidak akan melakukan hal itu lagi.”

“…”

“Memangnya siapa yang mau mati? Aku juga tidak mau melakukannya.”

Yoo Joonghyuk tidak menurunkan pedangnya. Tatapan matanya menyiratkan jika dia tidak percaya dengan kata-kataku. Pada akhirnya aku harus merubah cara persuasiku.

“Yoo Joonghyuk, jika kau menyentuh bintang itu, kau memang bisa mendapatkan ‘hak untuk menentukan hidup dan matiku’, tapi kau juga akan mendapatkan cerita pengkhianat.”

Cerita pengkhianat.

“Saat kau mendapatkan cerita itu, kau tidak akan pernah dipercaya oleh semua anggota party meski kau mengikuti skenario yang sama dengan mereka. Tidak akan ada yang mempercayaimu lagi. Apa kau ingin hidup seperti itu?

Tidak ada orang yang ingin dibenci. Begitu juga dengan protagonis regressor emo berdarah dingin ini. Ya, terutama dia.

”Itu tidak penting.”

“Apa?”

Yoo Joonghyuk menatapku. Aku bisa mendengar isi pikirannya dengan omniscient Reader’s Viewpoint.

< …. Semuanya mungkin akan jadi lebih baik jika aku bisa menjadi seperti dirimu. >

Yoo Joonghyuk yang kutahu tidak pernah melakukan hal seperti ini. Aku memperkuat pijakan kakiku ketika dia berusaha maju mendekati bintang. Waktu terasa berjalan sangat lambat seakan ada seseorang yang sudah menghentikan gerak jarum jam untuk kami.

‘Ngomong-ngomong, apa Yoo Joonghyuk di duniamu baik-baik saja?’

Suara Han Sooyoung dari dunia regresi ke-1863 terngiang di telingaku.

‘Yoo Joonghyuk ini sudah hancur berantakan, tapi dia yang ada di regresi ke-3 masih waras, kan? Pikirannya pasti hancur jika ada orang sepertimu muncul di dekatnya.’

Ekspresi yang ada di wajah Yoo Joonghyuk ini bukanlah ekspresi seorang protagonis. Dia bukan lagi Yoo Joonghyuk yang angkuh dan penuh percaya diri dalam ingatanku. Yoo Joonghyuk yang ada di depanku terlihat takut pada sesuatu.

< Dunia ini membutuhkan Kim Dokja. >

< Dan anggota party yang lain… >

< Aku bukan orang yang bisa menyelesaikan semua skenario ini hingga akhir. >

Fourth Wall berkata, < Kau jug a ing in menye le sai kan ce ri ta ini. >

Otakku terasa panas karena memikirkan semua yang sudah kulakukan selama ini. Cerita yang kudapatkan, cerita yang seharusnya menjadi milik Yoo Joonghyuk, tempat yang harusnya diraih oleh Yoo Joonghyuuk, panorama yang harusnya dia lihat…

< “Aku juga Yoo Joonghyuk.” >

Kata-kata yang pernah kukatakan dulu sekarang dikembalikan padaku. Cerita yang kuambil tanpa berpikir panjang membuat Yoo Joonghyuk menjadi seperti ini.

< Kau ju ga ing in men jadi ka rak ter u tam a nya. >

Tidak.

Fourth Wall berkata, < Kau adalah Yoo Joonghyuk. >

Aku bukan Yoo Joonghyuk.

< Kim Dokja adalah Yoo Joonghyuk. >

Aku tidak ingin menjadi karakter utamanya,

< Ka lau be git u ken a pa kau me la ku kan se mu a ske na ri o itu? >

Kenapa aku melakukan semua skenario itu? Aku melihat tangan Yoo Joonghyuk yang hampir mencapai bintang. Aku ingin mengatakan sesuatu, tapi aku tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk menjelaskan kenapa aku menyelesaikan semua skenario itu.

[‘Fourth Wall’ menunjukkan reaksi yang tidak diketahui.]

Aku mendengar suara di dalam kepalaku. Suaranya mirip seperti sebuah kaca yang retak sedikit demi sedikit. Aku terus mendengar bunyi retakan itu sambil terus menahan tubuh Yoo Joonghyuk. Tiba-tiba Yoo Joonghyuk menoleh kepadaku seakan tahu apa yang sedang kupikirkan.

Kekuatan transenden miliknya sudah semakin matang. Dalam 3 tahun ini, Yoo Joonghyuk sudah menjadi lebih kuat.

[Karakter ‘Yoo Joonghyuk’ sedang menceritakan cerita raksasa ‘Demon World’s Spring’.]

“Kau bukan lawanku.”

“Mungkin itu benar.” selama aku berada di regresi ke-1863, Yoo Joonghyuk telah menjadi lebih kuat hingga aku tidak bisa menang darinya. Aku tidak mengerti kenapa orang sekuat ini tidak memiliki rasa percaya diri sebagai seorang protagonis. “Tapi aku tahu orang yang bisa mengalahkanmu.”

Yoo Joonghyuk ketakutan. Informasi yang dia terima dari Shin Yoosung dari regresi ke-41 akan segera habis. Setelah itu dia akan meneruskan cerita yang belum dia ketahui.

[Kau menerima hadiah cerita yang telah diberikan oleh Outer World Covenant.]

Karena itu, aku harus memberitahunya.

Perjalananmu belum selesai. Tempat terjauh yang bisa kau tempuh tidak berhenti di regresi ke-41.

[Kau mendapatkan cerita level ‘mitos’!]

[Cerita ini adalah pemberian seseorang kepadamu.]

Ada cahaya terang yang muncul ketika pesan-pesan itu bermunculan di depanku.

[Cerita level mitos ‘A Single Story’ merespon level yang kau miliki!]

[Cerita level mitos cukup untuk menggantikan cerita raksasa!]

[‘Suksesi’ bagian cerita mitos pertamamu telah selesai dilakukan!]

[Bagian cerita yang hilang selama transmisi dan ‘suksesi’ tidak akan bisa diselesaikan.]

[Dapatkan cerita lain dengan level mitos atau cerita raksasa untuk memperbaikinya.]

…. Mendapatkan cerita ini bukan bagian dari rencana asliku. Aku juga tidak tahu bisa mendapatkan cerita ini dari regresi ke-1863.  Tapi karena aku sudah mendapatkannya, sebaiknya kugunakan saja.

[Ukuran cerita ini terlalu besar untuk kapasitasmu saat ini.]

[Di level Reading Comprehensionmu saat ini, kau hanya bisa menceritakan salah satu bagian dari cerita ini.

Hidungku mulai mengeluarkan darah dan tubuhku bergetar kencang seakan baru saja disetrum. Bayangan hitam mulai menyelubungiku dan Yoo Joonghyuk. Pemandangan ruangan ini mulai berubah dan aku mulai mencium bau belerang. Api neraka dan darah mulai menutupi lantai ruangan.

Aku bisa mendengar gumaman kaget dari Yoo Joonghyuk. Aku tidak meresponnya dan hanya menatap bayangan-bayangan yang mengelilingiku.

[Mengukur regresi mana yang bisa kau ceritakan dengan level Reading Comprehension saat ini.]

Jumlahnya muncul di depanku dengan cepat.

[Dengan level Reading Comprehensionmu saat ini, cerita ‘Yoo Joonghyuk’ yang bisa kau ceritakan adalah ‘regresi ke-41’.]

[Apa kau ingin memilih regresi ke-41?]

Aku menganggukkan kepalaku dan perlahan emosi Yoo Joonghyuk memenuhi kepalaku. Rasa putus asa dan ketidakberdayaan yang dia rasakan. Emosi yang menguap karena rasa lelah telah melewati begitu banyak skenario dan kehidupan. Rasa depresi yang menggila mulai menyerangku dan suara tawa mengerikan mulai memenuhi kepalaku. Aku menahan semua itu.

[Bakat ‘Yoo Joonghyuk’ dari regresi ke-41 tertarik padamu.]

Di tengah rasa kesepian yang menyesakkan ini, aku merasa seperti ada sebuah bayangan yang melihatku. Yoo Joonghyuk dari regresi ke-41. Laki-laki kejam yang mengirim Shin Yoosung ke masa lalu.

Dia berkata padaku, “Keahlianku adalah menggunakan tombak.”

Tombak yang ada di dalam bayangan itu muncul di depan mataku. Aku langsung meraih tombak itu tanpa ragu sedikitpun.

[Cerita ‘Hell of Eternity’ telah dimulai.]

 

Chapter 309     Daftar Isi     Chapter 311


Komentar

Postingan Populer