NGNL Vol.7 Chapter 2 Part 4
Disclaimer: Not mine... Selamat menikmati bagi yang baca.
“………………………………Huh?”
Yang baru saja bergumam bingung sambil memegang 10 dadu di
tangannya adalah Sora yang sekarang berusia 18 tahun.
“…. Um… uh? …. Nii, apa…?”
Shiro yang bingung menatap sang kakak untuk bertanya. Aa ini
hanya imajinasinya? Apanya matanya masih memandang dari ketinggian yang sama
seperti yang biasa dia rasakan. Tapi itu pasti hanya imajinasinya…. Iya kan?
Sambil tersenyum, Shiro mengarahkan tangannya ke sesuatu yang ada di dadanya.
…Foop. Foop, foop foop
foop…
“…. Nii, dadaku rata seperti papan….
Benar-benar rata seperti papan!?”
Saat Shiro tidak merasakan apa-apa kecuali udara di area
dada yang seharusnya ‘penuh’, binar yang ada di mata gadis itu menghilang. Sekarang
dia hanya bisa menertawakan kalkulasinya dan tenggelam dalam sensasi mengerikan
yang mulai menghancurkan tanah tempatnya berpijak.
“Te-te-te-te-te-tenang Shiro!! Tubuhmu sudah berkembang!”
Ini adalah hal yang paling mengejutkan di sepanjang game berlangsung—tidak,
mungkin ini adalah hal yang paling mengejutkan di sepanjang hidupnya. wajah
Shiro yang memang pucat sejak awal terlihat semakin pucat, dan sang kakak
mencoba untuk menghiburnya.
“Itu, uuh, kau tahuuuu…. Ya! Ini, seperti… tidak semua orang
menjadi tua saat mereka menerima dadu, kan?”
Kakaknya, yang beberapa saat yang lalu terlihat seperti
om-om pengangguran—sekarang mencoba menipu—ah, bukan, dia berusaha membuat hipotesis
lembut yang tidak akan membuat adiknya menderita, tapi…
…. Aku tahu. Bukan itu masalahnya. Kernyitan di wajah
Shiro menjadi lebih dalam. Memang benar seperti kata kakaknya, tubuhnya sudah ‘berkembang’.
Lengan dan kakinya menjadi lebih panjang dan baby fat yang ada di perutnya
sedikit mengecil.
Izinkan aku mencerna situasi ini. Apa kau tahu anak SD di
Jepang tidak akan menghukum muridnya dengan hukuman berat meski mereka adalah
pembuat masalah? Meski Shiro tidak belajar di sekolah-sekolah itu, di atas
kertas dia masih murid kelas 5 SD. Tapi, mari kita memikirkan fakta bahwa dia
berpikir jika tubuhnya terlihat tidak ‘berkembang’ layaknya anak kelas 5 SD
pada umumnya. Sekarang mari kita artikan apa yang dimaksud dengan ‘berkembang’.
Mengalikan usianya 1,6 kali membuatnya secara fisik
seusia dengan murid kelas 5 SD. Jika mereka membuat barisan berdasar tinggi
badan di depan kelas, Shiro pasti ada di barisan paling depan…. Yeah!!
*) Intinya Shiro tuh lebih pendek dari anak kelas 5 biasa. So, dia ada di
depan. Kayaknya sih gitu.
“Shi-Shiro, cerialah! Ini adalah bukti jika kau gadis yang
sangat cantik!!”
“…. Terserah, Nii…. Aku… Lelah…”
“Tunggu, tunggu, tunggu, hei Shiro!! Jangan mengacungkan jempolmu
padaku! Jangan mati dengan senyum manis seperti itu! Hei!!”
—Whish, whish, whoosh,
whoosh. Shiro merasa jika jiwanya
berubah menjadi pasir dan terbang tertiup angin. Shiro mengutuk suara kakaknya
yang terdengar dari jauh—mengutuk semua yang sudah mengkhianatinya, semuanya. Dia
sudah ditipu. Oleh masa depan, oleh dunia. Dia tidak akan pernah memiliki
mereka…. Tubuh sexy dengan dada besar naik-turun—bejana kebahagian itu…. Shiro yang
sudah menyerah hanya bisa terkapar di tanah.
“____?!”
“Whooaaaa! A-a-apa lagi sekarang!?”
Tiba-tiba, sesuatu menghantam Shiro saat dia mulai kehilangan
kesadarannya.
Shiro berusaha mempertahankan dirinya di hadapan tsunami
data yang tiba-tiba masuk ke dalam kepalanya setelah dia menjejakkan kakinya ke
tanah dengan keras.
Orang bilang kehidupan seseorang akan diputar kembali saat
mereka sedang menghadapi kematian. Itu adalah sebuah fenomena dimana otak
melewati Batasan mereka, menjadi aktif secara abnormal, mencari ke seluruh
ingatan dan pengetahuan untuk melewati krisis yang sedang dihadapi—itu kata
orang-orang.
…. Yah, kesampingkan dulu pertanyaan soal apakah rasa putus
asa cukup untuk membunuh seorang Shiro. Gadis itu menyerahkan dirinya pada
sensasi sel otaknya yang sedang terbakar dan memilah semua informasi yang melintas
di sana.
Aku bisa merasakannya….
Ada sesuatu—di sana—sesuatu yang bisa menghancurkan ekuasi rusak ini…. Secercah
cahaya…!!
—Daftar.
Semua game, komik, video, dan media lain yang sudah
dimainkan, dibaca, atau dilihat sang kakak selama 8 tahun sejak Shiro
mengenalnya. 23.671 game mainstream, 1.852 game por**, 85.743 nofel grafis dan
doujinshi por**, 2.465 anime, 4.867 drama dan life-action layar lebar, dan
sinetron.
—Pendataan.
Karakter favorit kakaknya diantara semua 874 waifu. Dalam pikirannya,
dia menjajarkan semua gambar, video, audio, dan data tambahan yang ada. Petunjuk
strategi, fanbook, manual, artikel—yang paling penting, usia ofisial karakter,
tinggi, ukuran, dan banyak lagi! Shiro menghitung semuanya secara logis dan
metodis, kemudian dia membuat grafik, dan analisis lanjutan…!
“…. Uh, Shiro…. -san? Apa yang kau…?”
Sora tidak begitu mengerti tentang apa yang sedang terjadi
di kepala Shiro, fakta jika sang adik sedang melakukan kalkulasi terhebat di sepanjang
sejarah manusia, fakta jika kemampuan menakjubkan itu sedang digunakan untuk
menyelesaikan masalah paling tidak penting di dunia. Sora yang ketakutan
berusaha menyadarkan sang adik, tapi dalam beberapa detik tidak sadarnya itu
Shiro berhasil menyelesaikan analisisnya.
—Kalkulasi.
Shiro mengurutkan preferensi Sora—kakaknya, dan tentu saja
fetis*nya dalam urutan angka. Ya, anka tidak akan menipumu…. Karakter yang
disukai sang kakak adalah sebagai berikut:
Usia—setelah memeriksa semua karakter non-manusia dalam
kategori usia—rata-tara 12,344.
Ukuran—payudara/pinggang/pinggul:
7,2/59,873/78,23.
Hubungan—lebih
muda: 61,1%, adik perempuan: 48,4%, dada besar: 3,2%
—Kesimpulan!!!
“…. Aku sangat lega…. Nii… kau itu…. Lolicon…. Asli!”
Saat matahari baru saja naik, dunia dipenuhi dengan cahaya. Masih
ada harapan di masa depan…. Shiro jatuh di lututnya dan menatap langit.
“…. Adikku. Aku benar-benar tidak paham apa yang sedang
terjadi. Tapi kenapa kau tiba-tiba menghina kakakmu seperti ini?”
Kakaknya yang secara matematis dan statistic termasuk ke
dalam golongan orang nyeleneh itu hanya bisa menggeram dengan mata tertutup. Hinaan?
Yang benar saja, itu pujian. Shiro mengusap air matanya dan berdiri agar Sora
tidak melihat ekspresi wajahnya.
Sekarang Shiro tahu. Tidak peduli seberapa tua dia nanti,
dia akan tetap memiliki tubuh loli seperti ini. Memang masih belum jelas apa
ini hanya terjadi dalam game atau akan benar-benar terjadi di dunia nyata…. Tapi!
…. Selamat tinggal…. Bejana
kebahagian…. Tapi!!!
Ini…. Tidak apa-apa. Ya, ini tidak apa-apa. Shiro mengepalkan
tangannya, pura-pura tidak menyadari hatinya yang terluka, dan kemudian
berteriak. Karena sekarang aku tahu jika nii adalah lolicon, semuanya…
baik-baik saja…!!
Jika nii tidak menyukainya…
Jika dia tidak peduli dengan dada…. Kalau begitu…
Siapa yang butuh dada
besar!!??
Setelah mencapai kesimpulan luar biasa ini, Shiro mulai
bersikap tenang dan mengakhiri kalkulasinya. Ekuasi pertama sudah hancur hingga
hampir menyebabkan bencana besar. Tapi…
“…. Nii… aku… Lelah… aku mau… mandi dulu…”
“Uh, oke…. Bertahanlah, Shiro-san. Ka-kakakmu ini selalu
mencintaimu tidak peduli seperti apa rupamu!”
Ya, kakaknya pasti akan berkata seperti itu. Sebelum mimpinya—sebelum
mimpi tubuh sexy di masa depannya hancur, kakaknya pasti akan berkata seperti
itu. Tapi karena alasan itulah! Ekuasi kedua…. Dan bukti dari formula itu masih
menunggu untuk diselesaikan…!
Chapter 2-3 Daftar Isi Chapter 2-5
Komentar
Posting Komentar