I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 349
Disclaimer: Novel ini bukan punya saya.
XXXXXXXXXX
“Hei, Henry, cepat ke sini.”
“Aku sudah menunggumu datang ke sini sejak lama, Alan. Kau
bisa duduk di lantai atau dimana terserah.”
Kami selalu mendiskusikan sesuatu di perpustakaan ini dengan
santai, tapi karena ada banyak orang yang datang, perpustakaan ini jadi terasa
sempit.
Dan untuk mencegah Henry dan Alan bertengkar, Albert merapal
mantra dengan senyum manis di wajahnya.
Sebagai salah satu keturunan dari 5 keluarga bangsawan
utama, Albert juga memiliki sihir yang hebat. Dalam sekejap Henry dan Alan
melayang di udara.
“Sekarang kita punya kursi lebih untuk duduk.” Ucapnya tanpa
mempedulikan Alan dan Henry yang sedang melayang. setelah itu kami duduk di
kursi masing-masing.
…. Ternyata dia kakak yang tidak mudah dikalahkan.
“Hei, kak Al! Turunkan aku!”
“Kau benar Alan, dia pasti sudah gila!”
“Jika kalian berdua bisa menutup mulut, mungkin aku akan
menonaktifkan sihirku.” Ucap Albert sambal terkikik pelan.
Ya, selama ini Alan dan Henry selalu beradu mulut. Aku yang
berpikir jika itu hanya adu argumen biasa antara saudara kembar pun duduk tanpa
mengatakan apa-apa. Tapi sepertinya adu mulut mereka tidak akan selesai dalam
waktu dekat. Jujur saja, aku bersyukur ada Albert disini.
Aku memang berada di kubu Henry, tapi jika pembicaraan ini
tidak bisa maju gara-gara mereka, maka sebaiknya mereka tetap berada di atas sana.
“Hei, Liz. Tolong bantu aku.”
Alan menatap Liz Cather. Henry hanya menatap ragu ke arah
saudara kembarnya itu dan berkata.
“Kau minta tolong pada Liz hanya karena masalah kecil ini?”
“Memang apa yang bisa kulakukan. Liz adalah yang terkuat
diantara mereka semua.”
“…. Aku tidak yakin jika itu ide yang bagus. Tapi…. Hei,
Liz. Kami membutuhkan bantuanmu.”
Henry, kenapa kau langsung setuju begitu. Memang benar, energi
sihir Liz Cather adalah yang terbesar diantara mereka semua, tapi Duke jauh
lebih kuat daripada gadis itu, kau tahu?
Aku hanya bisa menggumamkan semua itu di dalam hatiku.
“Ah, mau bagaimana lagi.”
Liz Cather menjentikkan jarinya, dan kedua pemuda itu
langsung duduk di rak buku terdekat. Untungnya, rak buku itu bisa menahan beban
mereka tanpa oleng sedikitpun.
Gadis itu membantu mereka, tapi dia tidak membuat mereka
duduk bersama dengan kami.
Kupikir Liz Cather akan berkata, “Oh, kalian kasihan sekali.”
dan kemudian membiarkan mereka duduk dengan kami, meski nanti kami harus
berdempetan.
…. Kurasa berperan menjadi saintess sempurna selama beberapa
tahun sudah menyebabkan kelelahan mental yang sangat untuknya.
“Kalau begitu, kita mulai pembicaraannya?”
Duke memotong pembicaraan mereka, dan seketika suasana di
ruangan ini menjadi serius.
Sekali lagi, aku merasa sangat terkesan dengan aura raja
yang dipancarkan Duke. Aku sejak dulu berpikir jika 5 keluarga bangsawan utama
adalah kumpulan orang-orang bodoh, tapi sepertinya mereka tidak separah yang
kuduga.
Seketika mereka semua memasang wajah serius, aura mereka
mulai menyamai aura yang dipancarkan oleh Duke.
Sesuai yang kuharapkan dari anggota osis. Dulu aku sempat
mengkritik mereka karena bertindak super bodoh, tapi kenyataannya mereka adalah
bangsawan yang ada di level berbeda dengan bangsawan lainnya.
Mereka menerima edukasi yang berat dan ketat sejak mereka
lahir.
“Pertama, kita harus mendiskusikan bagaimana cara untuk
mengatasi sikap yang muncul dari para murid. Iya kan?”
Duke mengangguk saat mendengar ucapan Liz Cather.
“Kalau begitu bagaimana kalau kita memasang jebakan?” ucap
Mel dengan mata berbinar.
Komentar
Posting Komentar