I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 379
Disclaimer: Not mine
“Oh, sihir pengikut itu akan lepas beberapa menit lagi.”
Leon dan Victor langsung terdiam. Yang keluar dari mulut
mereka hanya ‘Eh.”
“Kenapa kau tidak bilang lebih cepat!?”
Victor langsung menyuruhku dan Leon untuk lari sambil berteriak
marah. Yang bisa kami lakukan hanya berlari, dan untungnya Rai memiliki
ketahanan luar biasa karena dia seekor singa.
Yah, kurasa kecepatan kami agak sedikit melambat setelah
masuk ke dalam hutan ini…
Beruang itu tertegun saat melihat kami lari begitu saja
meninggalkannya, tapi kami tidak punya waktu untuk mengkhawatirkannya. Setelah
berlari selama beberapa lama, dia akan terbebas dari sihirku, jadi kami tidak
perlu khawatir.
“Apa kau yakin kita ada di arah yang benar?”
“Tidak mungkin aku salah.”
Victor tidak menghiraukan kekhawatiran Leon. Dia hanya
menoleh dan menatapku.
“Intuisi pangeran itu lebih tajam dari hewan buas. Jadi aku
yakin kita akan baik-baik saja.”
“Master, bukannya kau sudah cukup merendahkannya.”
“Oh, ya ampun. Aku tidak bermaksud seperti itu.”
“Kenapa bocah ini bisa bersikap tidak sopan kepada orang
sepertiku?”
Victor berusaha memotong percakapanku dengan Leon, tapi
suara tapak kaki kudanya terdengar sangat keras hingga aku tidak bisa
mendengarnya dengan jelas.
Berkendara melewati tanah yang tidak rata membuatku harus
mengerahkan semua kekuatan otot tubuhku hingga ke batas maksimal. Lari Rai
cukup stabil, meski begitu pergerakannya membuat pandanganku agak goyah.
…. Para hewan yang punya penglihatan dinamis itu hebat ya.
Aku sekarang bisa mengerti kenapa mereka bisa memahami keadaan di sekitar
mereka lebih baik dari manusia.
“Sepertinya sekarang sudah aman.”
Victor memperlambat laju kudanya. Kami sudah berhasil lari
dari beruang buas itu, tapi kami melihat banyak serangga berbahaya dan hewan
buas di sini. Tidak seperti hutan
kematian, hutan ini dipenuhi oleh berbagai organisme yang berbahaya bagi
mereka.
Hal paling berbahaya yang bisa dilakukan di tempat ini
adalah tetap diam. Kami harus segera mendaki jurang secepatnya.
Leon dan aku mengikuti Victor tanpa mengatakan apa-apa.
Kami bisa mendengar suara keras dari arah belakang. Rasa
takut yang kami rasakan menjadi semakin besar.
Berjalan di tempat yang tidak kau ketahui butuh keberanian
yang besar. Jika salah satu dari kami tersesat, maka kami harus berusaha kabur
dengan kekuatan kami sendiri…. Aku hanya pernah merasakan sensasi seperti ini
di desa Roana.
Victor tiba-tiba menghentikan kudanya. Di depan kami ada
sebuah dinding batu. Kami tidak bisa maju lebih jauh lagi.
“Di sana!”
Suara Victor bergema pelan. Aku mengangkat kepalaku dan
menatap dinding batu itu.
Aku tidak menyangka jika jurangnya setinggi ini. Sekilas,
tidak ada tempat istirahat di dinding itu, dan mendakinya akan menjadi
tantangan fisik yang berat.
“Jika kita gagal, kita mungkin akan mati.”
Aku mengangguk setuju pada perkataan Leon.
…. Harusnya aku akan kembali setelah mendapatkan Maddie.
Sebelum ini aku juga sempat belajar sebentar di akademi. Ini perasaan yang
sedikit aneh. Saat itu aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana Kerajaan
Ravaal itu.
“Kurasa kita harus meninggalkan mereka di sini dan mulai
mendaki.”
Victor turun dari kudanya dan langsung bersiap mendaki
dinding jurang.
Aku benar-benar ingin mati kalau mendaki ke atas tanpa
peralatan keselamatan standar. Hal ini membuatku berpikir, apa dunia ini akan
menjadi sangat berbeda karena keberadaanku.
“Apa kau takut?”
Victor yang sepertinya bisa merasakan kekhawatiranku pun
menunjukkan seringaiannya yang menyebalkan.
Aku yang berusaha agar terlihat tetap kuat hanya tersenyum
dan berkata, “Tidak mungkin.”
“…. Kau ini bukan wanita baik, ya.”
“Apa kau ingin aku ketakutan?”
“Tidak. Kupikir kau wanita mengagumkan karena bisa tetap
kuat meski berada dalam situasi seperti ini.”
Aku tidak tahu bagaimana caranya merespon pujian dari
Victor.
Setiap kali aku bersama dengan Victor, aku selalu merasa
jika aku harus bersiap untuk mati atau apalah itu.
Sama seperti ekspedisi terakhir kami.
…. Tempat itu disebut hutan kematian, kau tahu. Aku tidak
akan pernah pergi ke sana hanya untuk senang-senang.
“Kau?”
Victor menatap Leon yang menjawab dengan tenang tanpa rasa
takut sedikitpun.
“Aku terbiasa berada dalam situasi hidup atau mati setiap
hari.”
Quote yang sangat kuat. itu bukan kata-kata yang akan kau
dengar dari pemuda berusia 14 tahun.
Chapter 378 Daftar Isi Chapter 380
Komentar
Posting Komentar