ORV Chapter 280: Episode 53 – Demon King of Salvation (2)
DisclaimerL Novel ini bukan punya saya
PS: punten buat para pembaca karena saya udah lama nggak update (。T ω T。). Maklum di awal bulan sakit habis itu langsung sibuk di kehidupan nyata. haha...
Nah, selama sakit itu saya nya malah ketagihan sama Alien Stage. Telat banget sih, tapi mending telat daripada nggak tahu sama sekali (* ̄▽ ̄)b
Ya uda lah. Selamat menikmati semuaa
🌸🌸🌸🌸
[Skenario tersembunyi – Escape the Demon World telah
dimulai!]
Di waktu yang sama, semua dokkaebi yang ada di biro terfokus
pada sebuah layar.
“Apa kau bercanda!? Kenapa tidak ada dokkaebi yang pergi
ketika skenario ini keluar!?”
Itu adalah suara milik dokkaebi yang menghentikan kerusuhan
Bihyung sendirian. Setelah skenario Demon King Selection selesai, semua
dokkaebi yang mengoperasikan channel menarik diri dari demon realm ke-73.
“Dimana Baram? Dasar Dokgak sialan!”
“…”
“Apa yang kau lakukan disini!? Kenapa channel yang ada di
demon world tidak bisa dikontrol!? Jika kau ingin meredakan kekacauan yang ada
di sana, biarkan aku pergi kesana!”
“Bihyung, kau pikir sekarang kita bisa melakukan broadcast di
sana?”
Bahkan Dokgak yang memiliki harga diri tinggi sudah menyerah
pada skenario ini. Pihak biro sudah mengerahkan semua probabilitas yang
tersedia untuk Demon King Selection. Tapi, itu bukan satu-satunya masalah yang
mereka hadapi.
‘Baaat!’
Mereka bisa mendengar tangisan bayi dokkaebi yang tidak tahu
apa-apa. Beberapa dokkaebi menghela nafas dan memalingkan tatapan mereka, tapi
beberapa dari mereka justru tidak bisa memalingkan tatapan mereka dari layar
itu.
Keberadaan yang sudah melintasi Star Stream itu sekarang
sedang membayang di atas demon realm ke-73.
Tidak semua makhluk hidup di dalam skenario. Jika konstelasi
hidup di dalam ‘cerita’, maka outer god adalah makhluk yang didasarkan dari ‘cerita’
yang rusak. Mereka adalah makhluk yang lahir dari alam bawah sadar semua
cerita. Monster yang berkeliaran di kedalaman skenario yang tidak bisa diraih
oleh dokkaebi manapun.
‘Ini bukan skenario yang benar.’
Bihyung melihat’nya’ sedang membuka mulut lebar-lebar dan
kemudian berdoa dalam hati.
‘Lari, Kim Dokja.’
***
“Apa itu?”
Sudah beberapa menit berlalu sejak Jung Heewon menyadari
keberadaan’nya’. Ketika dia melihat ‘makhluk itu’, bulu kuduknya berdiri dan
keringat dingin mengalir dengan deras. Saat dia menoleh ke kanan dan kiri, dia
bisa melihat banyak orang pingsan dan muntah darah. Lee Jihye yang ada di
sebelahnya juga meringkuk dengan ekspresi kesakitan.
“Jihye! Bangun!”
Bahu Lee Jihye bergetar selama beberapa detik, setelah itu
baru dia bisa menjawab panggilan Jung Heewon. “U-Uh, uhhh… unni…”
Kuku Lee Jihye sepertinya menancap cukup dalam di area bahunya
sendiri hingga Jung Heewon bisa melihat bekas darah di sana.
Jung Heewon melihat ke arah alun-alun dan melihat Yoo Sangah
yang sudah berlari mendahuluinya. “Semuanya, berkumpul disini!”
Suara wanita yang dipenuhi energi sihir itu berhasil membuat
semua anggota party kembali tersadar.
“A-apa itu?”
Lee Hyunsung dan anak-anak menatap langit. Lee Gilyoung
terhuyung sedangkan Shin Yoosung memegang erat celana Lee Hyunsung.
Saat ini, semua anggota party yang ada di alun-alun memiliki
pikiran yang sama. Tidak peduli berapa banyak buku yang pernah mereka baca
ataupun berapa banyak kata yang mereka tahu…
‘Itu bukan keberadaan yang bisa digambarkan dengan
kata-kata.’
Yoo Sangah, Lee Hyunsung, dan Jung Heewon juga sama. Semua
manusia pasti merasa tidak bisa apa-apa ketika berhadapan dengan eksistensi
yang bisa menutupi seluruh langit yang ada di atas mereka dengan kegelapan.
Mereka tidak bisa memahami apa sebenarnya yang sedang mereka
lihat, dan karena itu mereka tidak tahu harus melakukan apa.
Jika ada angin topan yang datang, mereka bisa menutupi
jendela dengan koran. Jika tsunami datang, mereka bisa mencari gedung tinggi
untuk berlindung. Jika gempa terjadi mereka bisa bersembunyi di bunker bawah
tanah dengan dinding tebal. Tapi ini…
Apa yang bisa mereka lakukan untuk menghentikannya? Apa
mereka bisa melawannya?
Beberapa saat kemudian seorang laki-laki muncul dari tempat
dimana cahaya seharusnya datang. Dia menghabiskan probabilitasnya untuk membuat
tubuhnya bersinar terang.
Jung Heewon yang melihatnya langsung menghela nafas lega.
Kebanyakan konstelasi yang datang ke pesta mereka sudah pergi meninggalkan
demon world dua hari yang lalu. Tapi masih ada beberapa yang tetap tinggal.
Laki-laki itu berdiri di atas dinding dan kemudian berteriak
keras “Semuanya, bangun!”
Goryeo’s First Sword, Cheok Jungyeong. Raungan suaranya
berhasil membuat para inkarnasi dengan kekuatan mental paling kuat kembali
tersadar, setelah itu mereka menatap Chaeok Jungyeong. Mereka tidak tahu
makhluk macam apa sedang mengancam mereka, tapi setidaknya Cheok Jungyeong yang
sudah pernah melawan outer god ada bersama mereka disini.
“Outer god! Kenapa kau datang kemari!? Ini bukan skenario
mu!”
Ketika suara Cheok Jungyeong menggema hingga ke ujung langit,
secercah harapan muncul di wajah para inkarnasi. Cheok Jungyeong berteriak
sekali lagi.
“Kekuatan macam apa itu!? Dia bisa menghabiskan semua
probabilitas yang ada di udara!”
Meskipun Cheok Jungyeong terus berbicara, outer god itu
tidak memberikan respon sama sekali. Sama seperti gajah yang tidak bisa melihat
semut, ‘outer god’ itu sama sekali tidak melihat ke arahnya. Cheok Jungyeong
terlihat semakin geram. Jika gajah tidak bisa melihat semut, maka dia (semut)
akan melakukan apapun untuk membuat gajah itu melihatnya.
“■■■■■!
Indescribable Distance!”
Tiba-tiba Cheok Jungyeoung merasakan tatapan entah darimana,
setelah itu percikan cahaya langsung menyelimuti seluruh tubuhnya dan kulitnya
tiba-tiba menjadi gosong. Otot-otot tubuh Cheok Jungyeong tiba-tiba robek dan
darah mengucur dengan deras dari sana, di waktu yang sama sebuah star relic
yang sudah rusak melayang ke udara dan kemudian berubah menjadi debu. Itu
adalah harga yang harus dibayar Cheok Jungyeong karena menyebut sebuah nama.
Meski begitu, Cheok Jungyeong tetap mengangkat pedangnya tanpa mundur
sedikitpun.
“Ini adalah pedang yang memotong gunung-gunung, laut, dan
bahkan matahari. Dengan pedang ini, sekarang aku akan menebasmu.”
Tapi, apa yang terpantul di mata Cheok Jungyeong sekarang
tidak bisa digambarkan sebagai ‘satu’ makhluk.
Dengan kata lain, Cheok Jungyeong tidak bisa melihat dimana
awal dan akhir dari tubuh sosok itu. Di hadapan ‘kegelapan’ yang seakan tak
berujung itu dia mulai bergerak.
“Ooooh!!”
Cahaya melesat dari pedang milik Cheok Jungyeong.
Pedang itu bisa menebas 1.000 orang dengan satu kali
tebasan. Pedang itu bisa memotong gunung besar hanya dengan dua kali tebasan.
Dan pedang itu juga bisa membelah lautan dengan tiga kali tebasan.
Pedang milik Cheok Jungyeong bersinar seperti meteor yang
membelah langit malam. Cahaya dari pedang itu menerangi langit selama beberapa
detik. Para inkarnasi yang melihatnya langsung bersorak penuh harap dan
semangat
Goryeo’s First Sword mulai melawan outer god. Beberapa saat
kemudian mereka mendengar suara aneh dari arah langit. Suaranya mirip seperti
suara bintang yang sudah menghabiskan siklus hidupnya. Setelah itu ada sesuatu
yang jatuh dari langit.
“A-Ahh, ah…”
Salah satu inkarnasi dengan penglihatan bagus melihat potongan
tangan dan kaki jatuh dari langit. Tubuh inkarnasi Cheok Jungyeong yang ada di
langit hanya tersisa setengahnya sedangkan lengan dan kakinya sudah jatuh ke
tanah terlebih dahulu. Semua inkarnasi yang melihatnya merasa tidak percaya,
tapi entah bagaimana caranya mereka bisa memahami apa yang sedang dirasakan
oleh Cheok Jungyeong saat ini.
Pedang milik Cheok Jungyeong bisa memotong gunung, laut, dan
bahkan matahari. Tapi pada akhirnya ada sesuatu yang tidak bisa dipotong
olehnya. Sejak awal outer god itu memang ‘tidak terkalahkan’. Beberapa saat kemudian
Breaking the Sky Sword Saint menangkap tubuh inkarnasi Cheok Jungyeong yang
terjun bebas dari langit.
“…. Ingat pedang itu… “
Tubuh inkarnasi Cheok Jungyeong mati dan konstelasi itu
menghilang begitu saja. Itu adalah tubuh inkarnasi dari konstelasi grade narasi
yang berhasil memotong kereta milik Surya dan kaki salah satu outer god. Namun,
tubuh inkarnasi dari konstelasi sekuat itu tidak bisa berbuat apa-apa di
hadapan Indescribable Distance.
“U-Uwaaaaack!”
Para warga langsung berteriak ketakutan setelah melihat
kekalahan Cheok Jungyeong, seketika kegelapan mulai menyebar ke seluruh penjuru
planet. Tanah yang ada di bawah mereka mulai menggeliat seperti bayi yang baru
lahir dan suara yang muncul dari dalamnya terdengar seperti suara cacing-cacing
yang sedang menggerogoti mangsanya. Semua orang merasa jika jarak ufuk dengan
mereka menjadi semakin dekat dan cahaya yang menyinari mereka menjadi semakin
lemah.
[Demon realm ke-73 menggeliat kesakitan!]
Breaking the Sky Sword Saint dan Kyrgios sudah pernah
melihat fenomena ini ketika mereka berada di Murim pertama.
Kyrgios berkata, “…. Aku akan mati gara-gara murid gilaku.”
“Kau dan aku sama-sama tidak beruntung soal murid.”
Seluruh planet tempat mereka berpijak berteriak dengan
keras. Kegelapan mulai mendekat dan memenuhi setiap sudut demon realm ke-73.
Kyrgios mengkonsentrasikan seluruh kekuatan White Pure Star Energy miliknya.
“Inilah alasan kenapa kita harus bergantung pada
probabilitas.”
Indescribable Distance. Outer god yang disebut sebagai
bencana bintang-bintang pada dasarnya adalah badai probabilitas itu sendiri.
Dia adalah tukang bersih-bersih yang datang setelah terjadi kekacauan karena
peraturan Star Stream telah dilanggar
“Situasi ini tidak mungkin menjadi lebih buruk lagi, jadi
apa boleh buat. Aku akan memelintirnya dengan seluruh kekuatanku!” Teriak Breaking
the Sky Sword Saint. Beberapa saat setelah itu, tubuh dua transenden itu mulai
bersinar.
Breaking the Sky Sword milik Namgung Minyoung membelah
langit dengan mudah. Giantess itu memusatkan Breaking the Sky Sword energy di
tangannya dan kemudian mengarahkannya ke langit.
Breaking the Sky Swordsmanship.
Destruction skill.
Breaking the Sky Meteor.
Itu adalah teknik berpedang yang pernah digunakan Yoo
Joonghyuk di masa lalu. Itu adalah teknik Breaking the Sky Swordsmanship yang
sudah mengalahkan banyak konstelasi. Teknik pertama diluncurkan dan ledakan
energi sihir dari pedang meteor itu membuat langit terlihat sangat terang
selama beberapa saat.
Akan tetapi ‘outer god’ itu tidak terluka sama sekali.
Seperti debu yang menghilang di antara debu alam semesta, teknik Breaking the
Sky Swordsmanship menghilang begitu saja ke dalam kegelapan. Teknik berpedang
milik Namgung Minyoung yang bisa membelah langit tidak bisa menghancurkan alam
semesta.
“Kyrgios!”
Kyrgios yang mendengar teriakan itu langsung melompat dan
menjadikan bahu Breaking the Sky Sword Saint sebagai pijakan. Kyrgios melesat
ke arah langit dengan tubuh yang diselimuti petir biru. Energi dari
Electrification langsung membakar atmosfer yang ada di sekitarnya.
Di tengah alam semesta yang tak berujung. Dalam bayangan
kegelapan itu, Kyrgios bisa merasakan kegelapan yang menyelimuti langit dan
juga tatapan dari para konstelasi yang ada dibaliknya.
[Konstelasi ‘Prisoner of the Golden Headband’ memancarkan
cahaya keemasan.]
[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’ meraung dengan
keras!]
Para konstelasi berdiam dibalik kegelapan itu. itu adalah
tempat yang tidak bisa diraih oleh tangan manusia. Kyrgios juga mengetahui
fakta itu, tapi dia tetap mencoba. Lagi dan lagi.
Kyrgios menjadikan pecahan meteor yang ditinggalkan oleh Breaking
the Sky Sword Saint sebagai pijakannya untuk melompat lebih tinggi. Dia terus
melakukannya hingga mencapai para bintang dan para tokoh yang berhasil menjadi
konstelasi setelah membangun sejarah milik mereka.
Kyrgios berhasil mencapai alam semesta yang ada dibalik
‘outer god’ itu dan berhasil melihat’nya’ dengan jelas. Bentuk ‘outer god’ itu
mirip seperti kabut yang sangat besar. Dan sekarang kabut itu berusaha menelan
demon realm ke-73. Di tengah-tengah kabut itu, Kyrgios bisa melihat retakan
yang berhasil ditinggalkan oleh Cheok Jungyeong.
Kyrgios mulai mengumpulkan energi sihirnya di tangan
kanannya.
[Dari partikel terkecil, alam semesta ini bermula.]
Tangan kanan Kyrgios bergerak secepat kilat. Layaknya big
bang, petir yang bergemuruh menyambar bagian tengah kabut itu. Seketika langit
dipenuhi oleh cahaya putih yang sangat terang hingga membuat semua orang
menutupi mata mereka.
Kekuatan kedua transenden itu berhasil menekan kegelapan
yang menyelimuti alam semesta. Ketika cahaya itu menghilang, semua orang yang
ada di demon realm ke-73 bisa melihat retakan besar yang membelah langit.
Para warga berteriak, “Di-dia melakukannya.”
“Mereka berdua berhasil! Dua transenden itu berhasil
melakukannya!”
Akan tetapi ekspresi wajah Breaking the Sky Sword Saint tetap
terlihat tegang. Breaking the Sky Sword Saint melihat Kyrgios yang melesat
menembus kabut hitam itu sambil tertawa pelan.
‘Dia ada di atas sana.’
Di belakang tubuh Kyrgios yang sedang terjun bebas, Breaking
the Sky Sword Saint bisa melihat langit yang terbelah. Sedetik kemudian ada
sesuatu yang bergerak dari balik kegelapan itu. itu adalah mata raksasa yang
rasanya bisa menutupi satu planet dengan mudah. Bagian putih dan pupil hitamnya
bergerak mengikuti arah jatuh tubuh Kyrgios. Breaking the Sky Sword Saint
langsung bergerak dan Kyrgios segera berbalik. Kekuatan transenden milik mereka
berdua saling bertumbukan sampai menciptakan atmosfer yang tidak bisa
digambarkan dengan kata-kata.
Rambut panjang milik Kyrgios berubah menjadi putih dan otot Breaking
the Sky Sword Saint membesar hingga terlihat hampir meledak. Kedua transenden
itu tiba-tiba menjadi lebih tua dari sebelumnya, tubuh milik mereka berdua
mulai mati di hadapan Indescribable Distance.
The ‘status’ of the universe was different. They became
transcendent beyond mortals and gained the power to destroy constellations.
However, the history of the grueling training they went through was dust
compared to the ‘history’ of the universe.
‘Status’ dari alam semesta berbeda dari status biasa. Mereka--
Breaking the Sky Sword Saint dan Kyrgios—berhasil menjadi transenden yang
melampaui makhluk fana dan berhasil mendapatkan kekuatan yang bisa
menghancurkan konstelasi. Akan tetapi, sejarah dari latihan keras yang sudah mereka
lakukan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan ‘sejarah’ alam semesta.
[‘Indescribable Distance’ sedang menatap demon realm
ke-73.]
Para warga yang membaca pesan itu langsung berteriak seperti
orang gila sambil berlari kesana kemari. “Cepat lari! Lari!!”
“Kieeeeeek!”
Mereka semua berteriak seperti binatang buas.
[Portal tidak bisa digunakan karena intervensi dari sosok
yang lebih kuat.]
“Apa, apa, apa!??”
“H-h-huuuh!!??”
“Aaaaaah….!”
Tubuh para warga meledak seperti balon. Beberapa dari mereka
berubah menjadi makhluk yang aneh, misalnya beberapa orang tiba-tiba memiliki
tentakel yang keluar dari mulut mereka.
Dunia menjadi gila, akan tetapi tidak semua orang mengalami
perubahan absurd seperti itu. Di tengah-tengah tatapan sang outer god, ada
beberapa orang yang tetap memegang pedang mereka dengan erat.
“…. Belum. Kita masih bisa melawan.” Ucap Jung Heewon yang terlihat
sedang mencoba menahan rasa mualnya.
Beberapa saat kemudian, anggota party yang lain juga ikut
berdiri di sampingnya. Alasan kenapa mereka bisa menahan tatapan Indescribable
Distance sebenarnya cukup mudah.
[Cerita raksasa ‘Demon World’s Spring’ sedang melindungi
para inkarnasi.]
Alasannya adalah karena dunia ini menolak untuk mati. Mereka
adalah sejarah dari demon realm ke-73.
[Konstelasi ‘Queen of the Darkest Spring’ berteriak agar
kalian segera kabur!]
[Konstelasi ‘Abandoned Lover of the Labyrinth’ berteriak
dengan kencang.]
[Konstelasi ‘Seo Ae Il Pil’ menutup matanya sambil
menahan rasa sakit.]
Semua anggota party sudah mengetahuinya. Kekuatan yang
mereka miliki tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Indescribable
Distance. Meski begitu, Jung Heewon tetap menggenggam Sword of Judgment meski
mulutnya mengeluarkan darah. Wanita itu berteriak.
“Uriel! Kumohon!”
Tidak ada respon apa-apa dari Demon-like Judge of Fire. Gong
Pildu juga sama, dia tidak mendapat jawaban apa-apa dari Defense Master, pun
begitu dengan Master of Steel sponsor Lee Hyunsung. Kali ini para konstelasi
tidak merespon permintaan dari inkarnasi mereka. Lebih tepatnya, mereka tidak
bisa melakukannya.
[Semua bintang yang ada di langit terdiam.]
Konstelasi-konstelasi yang ada di langit tidak bisa
melakukan apa-apa. Sama seperti petir dan guntur yang tidak bisa dikendalikan, ‘outer
god’ itu juga bukan sesuatu yang bisa mereka tangani.
Osu yang sangat ketakutan pun sampai membasahi tubuhnya
sendiri dengan air kencing. Jang Hayoung yang berdiri tidak jauh dari sana pun
jatuh berlutut sambil mengeluarkan semua isi perutnya. Gong Pildu yang tubuhnya
terasa sangat kebas mulai membangun dinding-dinding yang tidak ada artinya. Tubuh
Han Myungoh bergetar dengan keras dan dia terus melihat ke kanan dan ke kiri,
bersiap untuk kabur jika kesempatan mendatanginya. Sayangnya tidak ada tempat
yang bisa dia pijak dengan kakinya. Di depan makhluk yang bisa melahap dunia, apa
ada tempat aman untuknya bisa kabur?
“Dokja-ssi!”
Lalu ada Kim Dokja yang datang entah ada di mana. Yoo Sangah
yang melihatnya langsung berteriak dan semua anggota party langsung menatap ke
arahnya.
[Konstelasi ‘Demon King of Salvation’ sedang menatap
langit malam.]
Sebuah bintang yang menyinari langit dengan cahaya uniknya
tiba-tiba menghilang, dan itu adalah bintang yang melambangkan Demon King of
Salvation.
Chapter 279 Daftar Isi Chapter 281
Komentar
Posting Komentar