ORV Chapter 146: Episode 30 – Constellation Banquet (1)
Disclaimer: novel ini bukan punya saya.
Hujan turun di Gwanghwamun. Seluruh tempat hampir menjadi
reruntuhan berkat serangan monster. Logo kantor media yang hancur sekarang
diinjak oleh banyak orang. Patung raja Sejong yang mulia dan Yi Sunshin yang
dulunya disebut sebagai simbol Gwanghwamun sekarang sudah hancur
berkeping-keping.
“Ah…”
Peradaban yang dibanggakan Seoul sudah hancur dan budayanya
sudah lenyap. Yang tersisa hanyalah cerita, tapi tidak ada seorangpun di
Gwanghwamun yang menginginkannya.
Lee Jihye membuka mulutnya saat dia melihat beberapa Hwarang
menggali sebuah lubang. “... Apa paman benar-benar sudah mati?”
Tidak ada yang menjawabnya. Alasan mereka semua
berbeda-beda. Jung Heewon, Lee Hyunsung, Lee Gilyoung, Shin Yoosung...
Mereka punya pemikiran sendiri-sendiri, tapi tidak ada yang
berbicara. Mungkin pikiran mereka salah. Mungkin... Mereka takut jika apa yang
mereka pikirkan adalah kenyataan.
“Tidak.... Benarkah?”
Tubuh Kim Dokja ditemukan sekitar 1 jam setelah skenario
kedelapan selesai.
“Paman! Bangun! Apa
ini lelucon!?”
Penyebab kematiannya adalah kehilangan darah dalam jumlah
banyak. Awalnya semua orang merasa bingung. Kim Dokja yang tidak terlihat di sepanjang
skenario tiba-tiba ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Tetap saja, semua anggota kelompok menunggu tanpa merasa
panik sedikitpun. Ini adalah situasi yang sudah terjadi beberapa kali. Pertama
kali saat mereka memburu naga api dan saat menghadapi Disaster of Floods. Kim
Dokja selalu berhasil selamat dari kematian.
Karena itu, kali ini mereka menunggu. Dia pasti akan bangkit
lagi seperti biasa dan akan memberi mereka semua senyum bodoh. Dia pasti akan
mengatakan guyonan tidak lucu pada mereka semua.
Tapi, Kim Dokja tidak bangkit dari kematiannya. Satu jam
berlalu, lalu dua jam. Akhirnya satu hari berlalu. Hal yang sama juga terjadi
di hari kedua.
Kim Dokja tidak bangkit dari kematiannya. Tubuhnya tetap
dingin.
Pada akhirnya Min Jiwon lah yang menyadarkan mereka dengan
cara membuat sebuah peti mati.
“.... Dia adalah
inkarnasi terkuat di Seoul.”
Min Jiwon mulai melakukan apa yang tidak bisa dilakukan
orang lain. Dia mengenal Kim Dokja, tapi dia bisa melakukan ini karena
hubungannya tidak terlalu dekat dengan laki-laki itu.
Min Jiwon membicarakan pengorbanan Kim Dokja. Dia
menyebarkan cerita tentang laki-laki yang mati dalam diam saat semua orang
melihat pertarungan antara 2 orang terkuat dengan sangat antusias.
Semua orang memanggil Kim Dokja dengan nama yang
berbeda-beda. Sama seperti para dokkaebi yang memberikan nama unik bagi 10
inkarnasi terkuat.
King of a Kingless World.
The lonely Messiah.
The Ugliest King…
Kata-katanya memang berbeda, tapi tujuan akhirnya sama.
Inkarnasi terkuat di dome Seoul adalah Kim Dokja, dan dia mati demi Seoul.
Seoul diselamatkan oleh Kim Dokja. Penyelamat mereka mati di
tempat yang tidak mereka ketahui.
Min Jiwon membuatkan peti mati untuk Kim Dokja. Orang-orang
menatap tubuh Kim Dokja yang dibaringkan di dalamnya sambil menahan tangis.
Beberapa orang merasa kebingungan dan beberapa lainnya hanya bisa menghela
nafas saat mendengar ceritanya.
Sementara itu Shin Yoosung sedang menangis. “Paman...”
“Yoosung-ah.” Jung
Heewon menarik Shin Yoosung menjauh dari peti mati. Lee Hyunsung masih memasang
wajah bingung sedangkan Lee Gilyoung masih berwajah kosong seakan dia sedang
melarikan diri dari kenyataan.
“Dokja-hyung belum
mati.”
Akhirnya Lee Jihye berteriak. “... Kemana Master pergi!?”
“…”
“Master bisa menyelamatkan
paman! Di mana Seolhwa-unnie?”
Tapi Yoo Joonghyuk tidak ada di sana untuk mendengar semua
keluhan itu dan Lee Jihye hanya bisa menangis. “Paman....”
Mereka harus mengakuinya meski tidak ingin. Kim Dokja sudah
mati dan dia tidak akan bangkit lagi.
[Skenario utama selanjutnya akan segera
dimulai.]
Sekarang mereka harus hidup di dunia tanpa Kim Dokja.
***
< Sekarang mereka harus hidup di dunia tanpa Kim Dokja. >
Jika ini adalah novel Cara Bertahan Hidup, maka kalimat itu
pasti akan tertulis.
“Kalian tidak perlu
berkabung untukku.”
Aku ingin berteriak tapi suaraku tidak keluar. Itu karena
aku ada dalam kondisi dimana pita suaraku belum terbentuk. Aku merasa nyaman
saat bisa mengamati situasi sebagai ‘pengamat’ kapanpun kekuatan mentalku
kembali.
Akan lebih bagus jika aku bisa menggunakan ‘sudut pandang
orang pertama’, tapi skill itu tidak bisa digunakan karena pikiranku masih
dipenuhi oleh Yoo Joonghyuk.
[Penyelaman yang terlalu dalam telah membatasi
‘sudut pandang orang pertama’.]
Peti mati itu ditutupi oleh tanah dan beberapa orang mulai
berteriak.
“Raja Terjelek!”
Sial. Apa dokkaebi menempelkan nama ‘Raja terjelek’ padaku?
Itu pasti perbuatan Bihyung sialan itu.
Aku merasa aneh saat melihat Shin Yoosung yang menangis dan
melempar bunga ke atas peti matiku. Sekarang semua companionku yakin jika aku
sudah mati. Aku hanya bisa melihat saat mereka menghadiri pemakamanku. Dan yang
merasa seperti ini mungkin hanya aku.
“Haaaaaah!”
Lee Gilyoung sedang menangis hingga ingusnya keluar.
Beberapa saat kemudian dia berlari ke arah peti yang mulai ditutupi tanah. Lee
Jihye juga melakukan hal yang sama.
“Pamaaaaan....!”
Biasanya dia selalu menunjukkan wajah marah padaku, jadi aku
merasa tersentuh sekarang. Situasi akan menjadi lebih lucu jika aku tiba-tiba
bangun dari dalam peti mati sekarang.
Tapi, aku tidak bisa melakukannya. Alasannya, sekarang aku
masih ada dalam fase yang dinamakan ‘cooldown’.
[Hak istimewa dari ‘Eight Lives’ telah
diaktifkan.]
Kebangkitan kembali bukanlah sesuatu yang harus
dikhawatirkan. Aku memiliki atribut Eight Lives yang kudapatkan dari Peace Land
setelah menyerahkan title King of No Killing. Atribut ini hanya bisa didapatkan
dengan meminum jiwa dan daging Yamata no Orochi—dengan kata lain minuman itu
memberikan 8 nyawa pada orang yang meminumnya.
[Kepala pertama ular telah dikorbankan.]
[Kekuatan dari kepala ini adalah Orang yang
Waspada.]
Kemampuan yang berbeda tertidur di setiap kepala Yamata no
Orochi, dan setelah kebangkitan kembali aku bisa mendapatkan berkah yang
berkaitan dengan kemampuan tersebut. Ini bukan hal yang buruk. Masalahnya tidak
seperti King of No Killing, waktu tunggunya cukup lama.
[Waktu tunggu selama 72 jam dibutuhkan untuk
kebangkitan kembali]
[Waktu yang tersisa: 24:07:12.]
Aku masih punya satu hari lagi dan skenario selanjutnya
sudah dimulai. Aku melihat pemakamanku selama beberapa saat sebelum mengganti
sudut pandangku. Aku tidak bisa bangkit kembali sekarang, jadi aku merasa
bersalah dan tidak bisa terus melihatnya.
[Mengubah subjek dari ‘sudut pandang orang
ketiga’.]
Layar baru muncul di depanku. Yang kulihat sekarang adalah
sebuah ruang bawah tanah dengan dekorasi antik. Ada seorang laki-laki dan
wanita di sana.
“... Yoo
Joonghyuk-ssi?” wanita itu sudah pasti Yoo Sangah. Tidak perlu dikatakan lagi,
Yoo Joonghyuk lah yang melepaskannya dari tempatnya diikat. Itu adalah
permintaan terakhir dariku sebelum aku meninggalkan tubuhnya.
Yoo Sangah bertanya, “Apa yang terjadi pada Dokja-ssi?”
“Dia sudah mati.”
Saat Yoo Sangah mendengarkan ucapan Yoo Joonghyuk, dia
merasa jika dunianya sudah hancur. Aku mengernyitkan alis ku saat melihat
ekspresi wajahnya. 28 tahun kehidupan Kim Dokja ternyata tidak terlalu buruk.
“Tapi dia akan kembali hidup.”
“... Kembali hidup?
Bagaimana caranya?”
“Aku tidak tahu. Yang
kutahu hanya dia tidak akan mati seperti itu.”
Yah, Yoo Joonghyuk pernah melihatku bangkit kembali di masa
lalu. Dia pasti percaya jika aku pasti akan kembali dari kematian sekali lagi.
“... Tidak. Dia pasti
masih hidup.”
Tapi... Kenapa dia mengepalkan tangannya hingga seerat itu?
Yoo Joonghyuk terdiam sesaat dan kemudian bertanya pada Yoo Sangah yang masih
shock.
“Dimana keluarga Kim
Dokja?”
Pertanyaan itu membuatku kaget. Bajingan ini.... Kenapa dia
bertanya tentang sesuatu yang tidak kuminta? Wajah Yoo Sangah berubah saat
mendengar kata ‘keluarga’. Sepertinya ada hal penting yang ingin dia sampaikan.
“Ibunya...”
Sayangnya, di detik yang sama, layar itu menghilang dan ada
sebuah pesan yang muncul di depanku.
[Kekuatan mental mu semakin menipis.]
[Skill eksklusif Omniscient Reader’s Viewpoint
stage 3 sudah dinonaktifkan.]
Ini adalah poin negatif soal tubuh jiwa. Recovery dari
kekuatan mental yang sudah habis bisa terbilang lambat. Itu hal yang biasa
karena tidak ada tubuh fisik. Sebuah jiwa tanpa tubuh sama seperti baterai yang
kehilangan satu elektrodanya. Semakin lama jiwa itu tidak bersama tubuhnya,
semakin lelah pikirannya. Itu adalah alasan kenapa para hantu menjadi gila.
‘Apa Nirvana membunuh ibuku?’
Aku terus mengulang pertanyaan ini di kepalaku agar tidak
gila.
‘Tidak mungkin.’
Ini ibuku, bukan orang lain. Nirvana sepertinya juga bukan
orang yang bisa membunuh atau menyiksa orang lain dengan mudah. Dia adalah
gentleman yang berperan sebagai pemimpin Salvation.
Tapi, aku teringat dengan kata-kata terakhir yang diucapkan
Nirvana. Dia bilang jika ibuku punya rahasia yang dia sembunyikan dariku.
Rahasia apa yang disembunyikan ibu dariku? Aku tidak tahu apa-apa, tidak peduli
seberapa keras aku mencoba untuk memikirkannya.
.... Aku tidak tahu. Tidak, mungkin lebih tepatnya aku tidak
ingin tahu.
Pesan tidak langsung muncul di depanku.
[Konstelasi ‘Master of Abydos’ memanggil
jiwamu.]
Aku tidak menerima pesan tidak langsung dari konstelasi,
karena itu aku merasa sedikit bingung.
.... Master of Abydos? Aku mencoba mengingat isi noval Cara
Bertahan Hidup. Jika tidak salah, Abydos adalah ibu kota di Mesir Kuno.
[Nebula ‘Papyrus’ ingin menawarkanmu ‘cerita
kebangkitan’.]
Oh, lihat ini? Papyrus adalah nebula dari para dewa mitologi
Mesir.
[Konstelasi Scribe of Heaven’ memanggil
jiwamu.]
Eh? Metatron? Saat pikiranku masih mencoba mencernanya,
sebuah pesan baru muncul.
[Nebula ‘Eden’ ingin membimbing dirimu melalui
Messiah’s Path.]
Cerita kebangkitan, Messiah...?
[Konstelasi ‘God of Wine and Ecstasy’ ingin
menarikmu menjauh dari konstelasi level rendah.]
[Nebula ‘Olympus’ ingin membuat panggung
untukmu.]
... Apa ini?
[Konstelasi ‘Master of December 25th’
memanggilmu.]
[Nebula “Vedas’ ingin memberikan cerita ‘hari
suci kebangkitan’.]
[Konstelasi ‘Flower Blossom of Seocheon Flower
Fields ‘ memanggil jiwamu.]
[Nebula ‘Tanma’ menginginkanmu.]
Dari mitos India hingga Korea? Ada banyak pesan tidak
langsung yang muncul di depanku. Dari nebula besar hingga kecil.... Mereka
semua mengirimiku surat cinta.
Aku bisa menebak apa yang dipikirkan konstelasi ini. Mereka
mencoba menyelimutiku dengan mitos mereka?
[Beberapa konstelasi saling berhadapan.]
[Beberapa konstelasi memberikan peringatan
agar tidak mencuri mitos orang lain.]
Dionysus, Mitra, Hallakgungi…
Para konstelasi yang memanggilku berhubungan dengan
kebangkitan kembali.
[Para konstelasi sedang bertarung untuk
memperebutkan kebangkitanmu.]
Dengan kata lain, mereka mencoba menelan narasiku. Sebuah
cerita akan menjadi lebih kuat jika terus disebarkan ke seluruh penjuru dunia.
Semakin banyak orang yang menceritakan cerita mereka, semakin kuat pengaruh
dari cerita itu.
Bagaimana jika suatu hari, orang yang bernama Kim Dokja
bangkit kembali setelah tig hari dan kemudian meneriakkan kata-kata ini.
“Namaku Kim Dokja!
Aku menerima berkah dari Yesus!”
Tidak masalah jika Yesus diganti dengan Dionysus, Mitra,
atau yang lainnya. Orang-orang masih tetap akan merasa takjub dan mitos baru
akan kembali muncul dengan otomatis.
Para inkarnasi yang merasa takjub akan menyebarkan berita
itu dan kekuatan ceritanya akan melebihi imajinasi. Sebagai hasilnya, nebula
yang berkaitan dengan cerita itu akan memiliki lebih banyak kekuatan untuk
mengintervensi probabilitas.
Dengan kata lain, para nebula sedang kalut karena masalah
ini. Aku memiliki kekuatan untuk mengontrol skenario.
[Konstelasi Semenanjung Korea sedang
menantikan jawabanmu.]
Chapter 145 Daftar Isi Chapter 147
Komentar
Posting Komentar