I’ll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 9

Aku melihat ke tanah dan di sana ada sebuah apel yang terbagi menjadi 2 bagian.

Tidak mungkin... aku benar-benar berhasil melakukannya.

Aku menatap ke arah kakak-kakakku dan temannya, mereka semua terlihat terkejut. Mata mereka membelalak karena terkejut dan mereka semua berdiri kaku seperti boneka pajangan.

.... Tolong jangan begitu, oke? Apa yang harus kulakukan sekarang? Bagaimana caranya agar aku bisa menghilangkan kecanggungan ini?

Oh, tunggu. Mungkin ini saat yang tepat untuk menunjukkan kepada mereka jika aku adalah seorang wanita jahat, ya kan?

Aku mengambil nafas panjang, lalu aku meluruskan punggungku dan berdiri setegap yang kubisa, dan aku menatap mereka semua tepat di mata.

“Oniisama, aku pernah berkata jika jangan meremehkanku. Aku ingin bertambah kuat. Aku sudah memiliki tujuan dalam pikiranku. Dan untuk mencapai tujuan itu, aku akan menunjukkan kepadamu jika aku bisa melampaui semua ujian yang terbentang di hadapanku.”

Ooh... itu kedengaran sangat wanita jahat sekali. Bagus, bagus! Tapi aku tidak berbohong. Jika itu demi meraih tujuanku, aku akan melakukan apapun.

Dalam cerita yang kubaca baru-baru ini, ada seorang wanita jahat yang sangat cantik, dan ribuan laki-laki dari seluruh dunia berlomba untuk mendapatkan perhatiannya. Tapi, dari semua laki-laki itu, dia hanya mengizinkan beberapa laki-laki berada di sisinya. Dia menemui mereka semua dan memutuskan satu per satu siapa laki-laki yang bisa bersamanya.

Aku tidak bisa membayangkan berapa lama dia melakukan semua itu. Aku yakin itu pasti adalah tugas yang sangat sulit. Tapi dia bisa melakukan tugas sulit itu dengan sangat sempurna. Begitulah kehebatan seorang wanita jahat yang mencurahkan segala daya upayanya saat melakukan sesuatu.

“Hebat.” Kata Duke-sama sambil senyum diwajah. Matanya menatap lurus ke arahku.

Dia adalah orang pertama yang mengomentari pertunjukan pedang dadakanku.

Aku berharap dia tidak melihatku seserius itu. Jika dia mengerti betapa besar kekuatan dari wajah tampan yang dia miliki... rasanya aku sangat malu saat menerima tatapan setajam itu....! Tapi aku harus membiasakan diri. Ini bukan saatnya terlihat malu-malu. Aku akan menjadi wanita jahat! Dan wanita jahat tidak merasa malu-malu saat mengalami situasi seperti ini.

Albert-oniisama berjalan ke arahku dan menambil apel yang baru saja kupotong menjadi 2 bagian. Wajahnya tidak dihiasi sebuah senyuman dan terlihat sangat serius. Setelah beberapa saat, dia menoleh ke arahku dan bertanya dengan serius.

“Kau benar-benar ingin mempelajari ilmu berpedang?”

Itu yang kuinginkan selama seminggu ini! Sepertinya perasaanku berhasil tersampaikan kepada oniisama.

Aku mengangguk dengan penuh semangat.

Albert-oniisama memikirkan permintaanku dengan serius dan kemudian memberikan izinnya.

Huh? Barusan... barusan dia bilang kalau ini tidak apa-apa!?

Apa itu artinya aku akhirnya bisa belajar menggunakan pedang?

“Benarkah~~!?”

Whoa... aku terlalu bersemangat dan tidak sengaja mengutarakan apa yang ada di dalam pikiranku.

Sial! Hingga saat ini aku sudah berhasil memainkan peran sebagai wanita jahat dengan sempurna! Aku tidak percaya kalau aku merusaknya dengan kata terakhirku.

Hhh. Kupikir kesalahan kecil seperti itu masih tidak apa-apa. Sekarang aku merasa sangat senang. Jika aku diberitahu jika akhirnya aku bisa melatih ilmu berpedangku, tentu saja aku akan merasa sangat bahagia.

Dan karena akting wanita jahatku sudah sangat menakjubkan hingga titik ini, kupikir kesalahan kecil itu sama sekali tidak masalah.

Albert-oniisama tersenyum manis kepadaku.

“Benar.” Katanya lembut sambil mengusap kepalaku.

Meskipun aku merasa sebal saat Albert-oniisama mengelus kepalaku untuk yang pertama kalinya, untuk beberapa alasan aku merasa sangat bahagia sekarang.

Saat orang lain menghargai kerja keras dan determinasiku... rasanya sangat menyenangkan. Aku merasa sangat bahagia hingga rasanya aku ingin memeluk oniisama saking bahagianya.

“Terima kasih!!! Albert-oniisama memang yang paling hebat!”

Rasanya responku yang barusan hampir mirip dengan aku sebelum mendapatkan ingatan masa laluku.

Tidak, sepertinya sedikit berbeda. Aku merasa lebih bebas dari diriku yang dulu.

“Kau kelihatan senang Albert~.”

“Malu-malu ya?”

“Al-nii, enaknya~.”

Oh? Apakah Albert-oniisama kelihatan senang sekarang? Aku ingin lihat~~!

Tapi saat aku mengangkat wajahku untuk menatapnya, wajah kakak sudah kembali seperti semula.... aw... tidak adil.

Oh! Benar juga! Aku harus pergi ke perpustakaan sekarang!

“Oke, oniisama. Aku akan kembali lagi nanti!” kataku sambil berlari masuk ke dalam rumah.



Chapter 8     Daftar Isi     Chapter 10

Komentar

Postingan Populer