I’ll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 8
"Selamat pagi.” Kataku dengan
senyum tipis di wajah.
Saat mereka mendengar sapaan
dariku, mereka menoleh menatapku. Penampilan mereka semua sangat menawan hingga
rasanya aku akan pingsan jika berada terlalu dekat dengan mereka. Dan parahnya,
mereka semua malah berjalan menghampiriku.
“Jadi gadis ini adalah adik
perempuan Al?"
“Dia sangat imut!”
“Kecilnya~~~.”
Mereka berbicara dalam waktu yang
sama dan menatapku dengan mata yang berbinar. Jujur saja aku tidak tahu apakah
mereka sedang memujiku atau tidak.
Bagaimana seorang wanita jahat
bersikap saat menghadapi situasi seperti ini.
Entah apa jawaban yang benar,
tapi kurasa sekarang bukan saatnya melakukan hal biasa. Coba lihat... salah
satu dari mereka menyebutku imut, jadi mungkin lebih baik jika aku setuju
dengan ucapannya.
.... Tunggu sebentar, sebelum aku
melakukannya aku harus memperkenalkan diriku terlebih dahulu.
Aku tidak ingin
mereka berpikir kalau aku adalah gadis tidak sopan yang tidak tahu bagaimana tata
krama dalam bersosialisasi.
“Aku Alicia. Senang bisa
berkenalan dengan anda semuanya.” Kataku sambil memegang ujung rok ku.
“Hei, Alan, Henry... apa ini adik
yang selalu kau ceritakan pada kami? Dia sama sekali berbeda dari ceritamu!?”
kudengar seseorang berbisik pada kakakku.
Hmm? Memangnya apa yang sudah
dikatakan oleh kakak kepada mereka selama ini?
Tapi rasanya aku bisa
membayangkannya. Kurasa mereka pasti mengeluhkan seberapa egoisnya aku dan
betapa manjanya kelakuanku.
“Alicia ada apa? kenapa kau ada
di sini?”
Apa yang kulakukan di sini?
Albert-oniisama... kau belum lupa kan?
Hari ini adalah hari kau sudah
berjanji untuk mengajariku cara berpedang. Itu adalah satu-satunya alasan
kenapa aku selalu berolah raga setiap hari demi bisa membentuk otot tubuhku.
.... Itu yang ingin kukatakan,
tapi aku berhasil menahan lidahku dan menenangkan diriku.
“Tolong ajari aku berpedang.”
Kataku. Dan aku mendapatkan reaksi yang sama seperti saat aku pertama kali
mengatakannya pada kakak-kakakku.
Dan kali ini reaksi itu tidak
datang dari kakakku saja, semua anak laki-laki yang bersama dengan mereka juga
menunjukkan reaksi yang sama.
Eric-sama, mulutmu terbuka lebar
tuh.
Apakah aku mengatakan sesuatu
yang sangat aneh sampai kalian semua bereaksi seperti ini?
Aku tahu jika kalian semua
memiliki mata yang indah, tapi kuyakinkan kalian kalau aku akan bisa lebih
menikmati mereka saat mereka terlihat normal.
“Ali, aku akan melakukannya kalau
kau bisa menyelesaikan latihan sit up dan push up mu selama seminggu ini...”
kata Albert-oniisama dengan senyum lembutnya.
.... Tapi aku benar-benar
melakukannya! Dan lagi aku melakukan 3 kali lebih banyak daripada yang kau
minta.
Kakakku ini memang benar-benar
meremehkanku.
Aku menjadi semakin frustasi
hingga aku merasa jika pipiku akan terus menggembung seperti ikan buntal.
Agh! Ini tidak benar! Wanita
jahat yang menawan tidak akan menunjukkan kemarahannya pada orang lain.
Seorang wanita jahat pro tidak
akan pernah tertangkap basah saat sedang cemberut. Kurasa aku memang benar-benar
masih kecil. Meskipun sebenarnya aku sudah bukan anak kecil lagi, tapi tubuh
ini masih kecil... sepertinya aku masih belum memahami dengan benar apa wanita
jahat yang sebenarnya. Tidak ada yang bisa kulakukan soal itu. Kali ini
perasaanku menang dari logikaku.
“Aww... bahkan wajah cemberutnya
terlihat sangat imut.”
Curtis-sama, bisakah kau menutup
mulutmu?
Aku sudah merasa kesulitan tanpa
dirimu yang menuangkan minyak seperti ini.
“Ali, pedang itu sangat
berbahaya, kau tahu. Mereka sama sekali tidak cocok untukmu.” Kata Albert-oniisama sambil menepuk kepalaku dengan pelan.
Kenapa aku yang dulu berpikir
kalau menepuk kepala anak kecil seperti ini terlihat imut?
Saat aku merasakannya sendiri,
ini sama sekali tidak imut! Ini menyebalkan!
Aku menepis tangan Albert-oniisama dengan pelan. Atmosfer yang menyenangkan di antara kami pun hancur
seketika.
Wajah oniisama mengeras. Tidak
hanya dia, tapi semua anak laki-laki yang bersama mereka juga menunjukkan wajah
yang sama.
Aku melakukannya... apa yang akan
dilakukan oleh wanita jahat setelah ini?
Kenapa aku tidak bisa memikirkan
apa-apa di saat penting sepeti ini?
Kurasa aku hanya bisa mempercayai
instingku saja.
Tanpa berpikir, aku memegang
pedang kecil yang berada di pinggang oniisama dan menariknya.
.... berat! Apa pedang memang
selalu seberat ini??
Ternyata latihan fisik memang
sangat diperlukan sebelum bisa berlatih pedang. Kerja kerasku di masa lalu
memang benar-benar bermanfaat sekarang.
Jika aku masih aku yang dulu, aku
pasti tidak akan bisa mengangkat pedang ini tanpa melatih ototku terlebih
dahulu.
Tapi sekarang, jangankan
mengangkatnya, mengayunkannya seperti ini... bukan sesuatu yang bisa kelakukan.
Aku mengatur nafasku,
mengkontrolnya, lalu aku menghadap ke arah pohon yang ada di samping kami. Aku
memfokuskan seluruh perhatianku agar bisa menggunakan kekuatan yang ada di
kakiku. Akhirnya aku bisa menjaga keseimbangan tubuhku dengan baik.
Aku melirik cabang pohon dan
melihat apel yang akan jatuh. Setelah melihatnya aku langsung menendang pohon sekuatku.
Pohon dan apel itu pun bergoyang
dengan kuat.
Kumohon jatuhlah. Kalau kau tidak
jatuh, aku akan merasa sangat malu. Jadi, tolong... jatuhlah! Jatuhlah!
Untuk waktu yang lumayan lama,
aku hanya bisa melihat apel yang ada di atas bergoyang ke kiri dan ke kanan...
dan kemudian tangkainya pun patah, dan aku tahu jika apel itu akan segera
jatuh.
Aku langsung mengkalkulasi jalur
jatuhnya buah apel itu dengan menggunakan rumus fisika yang sudah kupelajari
beberapa hari belakangan ini. Untunglah aku sudah membaca banyak buku selama
seminggu belakangan ini.
Apakah aku bisa melakukan ini
dengan benar? Aku memutuskan untuk percaya pada instingku... tapi ini adalah
kali pertamanya aku menggunakan pedang, dan aku sama sekali tidak tahu apakah
gerakanku sudah benar atau tidak.
Tidak! Aku tidak boleh pesimis
sekarang. Kalau aku bisa melakukan ini dengan benar, itu artinya aku berhasil
menapaki 1 tangga menuju wanita jahat yang terhormat.
Aku mengambil nafas dan kemudian
mengayunkan pedang yang ada di tanganku dari atas ke bawah sekuat yang kubisa.
Komentar
Posting Komentar